Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2011/06/29

Rabu, 29 Juni 2011

Bacaan   : Yakobus 4:1-3
Setahun : Mazmur 68-70
Nas       : Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu (Yakobus 4:3)

DOA BUNTU

Tahukah Anda dead letter office (kantor surat buntu)? Sejak 1825 Kantor Pos Amerika Serikat menyediakan kantor surat buntu untuk menampung surat yang tidak dapat dikirimkan. Surat buntu biasanya karena alamat tujuan dan alamat pengirim tidak jelas, seperti surat kepada Sinterklas. Pada 2006 saja jumlah surat buntu mencapai 90 juta. Untuk melindungi privasi konsumen, surat tanpa identitas jelas itu dihancurkan, kecuali lampiran berharganya yang diambil untuk dilelang.

Kalau ada surat buntu, apakah ada doa buntu? Apabila yang dimaksudkan adalah doa-doa yang tidak terjawab, firman Tuhan menjawabnya secara tegas: Ada. Rasul Yakobus menyebutkan salah satu penyebabnya. Kita berdoa, bisa jadi dengan tekun dan bersungguh-sungguh, namun kita salah arah. Bisa salah permintaan, bisa juga salah motivasi. Doa kita egois, hanya berfokus pada kepentingan diri. Kita meminta sesuatu untuk memuaskan kesenangan pribadi. Atau, tanpa meminta petunjuk Allah, kita sudah menyusun rencana tertentu, dan dengan berdoa kita berharap Dia akan menerakan cap persetujuan-Nya tanpa campur tangan lebih jauh. Seperti surat buntu yang dihancurkan, doa buntu berujung pada kesia-siaan.

Doa bukanlah sarana untuk memelintir tangan Allah agar mengikuti apa saja keinginan kita. Sebaliknya, doa adalah kesempatan untuk menyelaraskan langkah kita agar seiring dengan langkah Tuhan. Kita berdoa dengan meneladani Anak Allah di Getsemani, penuh kerelaan untuk merendahkan diri dan berserah, "Bukan kehendakku, tetapi kehendak-Mulah yang terjadi." Bagaimana Allah dapat menolak doa yang seperti itu? -- ARS

DOA BUKAN UNTUK MENGENDALIKAN KEHENDAK TUHAN
MELAINKAN UNTUK MENGENDALIKAN KEHENDAK KITA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org