Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1998/06/10 |
|
Rabu, 10 Juni 1998 Bacaan : 1Petrus 1:13-25 Setahun : Mazmur 49-51 Nas : Maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini (Petrus 1:17)
|
|
Saya pernah mendengar tentang seorang hakim yang menggunakan stiker bemper untuk mendorong seseorang agar mengendarai mobil dengan baik. Dalam sidang ia menawarkan dua pilihan hukuman pada orang yang bersalah karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Pilihan pertama adalah dengan menempelkan pesan berikut di bemper kendaraan mereka: "Mobil ini milik seorang pemabuk yang sedang dihukum." Hampir semua pelanggar lebih senang dengan pilihan kedua: Mengikuti program pengobatan pecandu alkohol. Kebanyakan orang lebih memikirkan apa yang dipikirkan orang lain tentang mereka dan ingin menjaga kesan yang baik. Untuk perilaku-perilaku tertentu, orang juga tidak mau menanggung malu. Sebagai contoh, sedikit dari kita yang mau berjalan berkeliling dengan tulisan pada punggung yang berbunyi: "Bahaya: saya orang Kristen yang tidak pernah meluangkan waktu untuk berdoa atau membaca Alkitab." Kita pun tidak akan mau memakai tulisan yang berbunyi: "Peringatan: saya anak Allah yang terlalu banyak bergosip" atau "Berhati-hatilah: saya dikuasai oleh nafsu dan bukan kasih." Jika Allah menghendaki kita memakai tanda-tanda seperti itu, apakah keinginan kita untuk dihormati orang lain membuat kita takut menyatakan kondisi rohani kita yang sesungguhnya? Cara kita menjawab pertanyaan tersebut akan berbicara banyak tentang rasa malu kita di hadapan Tuhan, yang selalu menilai kita dengan tepat (1Petrus 1:17). Apakah mungkin kita lebih takut pada pendapat orang lain daripada pendapat-Nya? [MRD II]
HIDUPLAH DEMI PERKENAN ALLAH
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |