Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/05/17

Minggu, 17 Mei 2009

Bacaan   : Hagai 1:1-11
Setahun : Mazmur 109-111
Nas       : Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri (Hagai 1:9)

EH, DIKACANGIN!

Dikacangin bukanlah berarti diberi kacang atau dilempari kacang. Dikacangin adalah istilah anak-anak muda yang berarti tidak dianggap atau tidak dipedulikan. Sebagai contoh jika kita menyapa seseorang lalu orang tersebut tidak menjawab, menoleh pun tidak. Ia tidak memedulikan kehadiran kita dan terus asyik dengan dirinya sendiri. Dalam kondisi begitulah kita sedang dikacangin olehnya. Tentu tidak enak jika kita berada di posisi "sedang dikacangin".

Demikian juga dengan Allah. Allah merasa "dikacangin" oleh bangsa Israel. Bangsa Israel sangat asyik dengan diri mereka sendiri, sehingga tidak lagi peduli dengan kehadiran Allah yang dilambangkan dengan keberadaan Bait Suci. Bait Suci diabaikan. Dibiarkan saja sebagai reruntuhan. Allah mau mereka bertobat bukan semata-mata karena Allah ingin diperhatikan. Akan tetapi karena Allah rindu bersekutu dekat dengan umat-Nya. Lebih lagi, Allah juga mau bangsa Israel sadar bahwa Tuhanlah sumber kehidupan mereka, sumber kemakmuran mereka. Bukankah jika Tuhan menahan berkat-Nya, mereka tidak akan memperoleh kelimpahan hidup (ayat 10,11)?

Allah kita adalah Allah yang mau dekat dengan umat-Nya. Allah yang mau mengungkapkan isi hati dan kehendak-Nya kepada manusia yang dicintai-Nya. Akan tetapi, bagaimana mungkin hal itu terjadi jika kita tidak memedulikan kehadiran-Nya? Jadi, mari kita mulai belajar memedulikan kehadiran Allah. Mulailah dengan cara yang sederhana yaitu dengan menyediakan waktu untuk mendengarkan dan memperhatikan suara Allah; melalui saat teduh pribadi setiap hari -- RY

ALLAH PEDULI DENGAN KITA
APAKAH KITA JUGA PEDULI DENGAN-NYA?

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org