Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/1999/05/15 |
|
Sabtu, 15 Mei 1999 Bacaan : 2Tawarikh 32:1-8 Setahun : Mazmur 103-105 Nas : Yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita (2Tawarikh 32:8)
|
|
Di bawah kepemimpinan Raja Hizkia yang dinamis, Kerajaan Yehuda mengalami kebangunan rohani yang luar biasa. Berhala-berhala dihancurkan, Bait Allah dibangun kembali, dan bangsa Yehuda kembali beribadah kepada Tuhan (2Tawarikh 29-31). Hizkia "melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan TUHAN, Allahnya" (31:20). Tetapi meskipun selalu taat kepada Tuhan, tiba-tiba kerajaannya diserang oleh Sanherib, raja Asyur yang kejam (32:1). Sesungguhnya Hizkia patut marah atas peristiwa yang mengecilkan hati ini. Namun sebaliknya, ia tetap percaya kepada Allah. Ia mengumpulkan rakyatnya dan berkata, "Yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita" (32:8). Sungguh suatu pernyataan iman yang luar biasa! Saya rindu untuk belajar dari iman Hizkia ini. Dalam hati kecil ini, saya berharap bahwa Allah akan selalu memberkati kesetiaan saya dengan kemakmuran dan perlindungan. Tetapi, sesungguhnya Allah bekerja lebih dari apa yang dapat saya pahami dalam menjalankan segala rencana-Nya. Berbagai kesulitan yang saya hadapi saat ini tidak dapat dipakai untuk mengukur besarnya berkat dan kasih-Nya. Hizkia memberi teladan tentang kesetiaan sejati. Ia taat kepada Tuhan tanpa menuntut kehidupan yang bebas dari masalah. Seperti Hizkia, kita dapat meyakini kehadiran dan kuasa Allah, dan tetap percaya kepada-Nya, dalam masa-masa yang paling suram sekalipun -- DCM
RINTANGAN TAMPAK BESAR
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |