Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2009/04/26

Minggu, 26 April 2009

Bacaan   : 1 Raja-raja 17:7-16
Setahun : Mazmur 46-48
Nas       : Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut ... buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. (1 Raja-raja 17:13)

TETAP BERKECUKUPAN

Berilah persembahan jika Anda ingin gereja ini tetap berdiri." Kalimat ini ditulis dekat kotak persembahan, di sebuah gereja tua di Eropa. Memprihatinkan! Gereja bersejarah ini kekurangan uang karena anggotanya terus berkurang. Hanya segelintir orang tua yang masih setia berbakti di sana. Generasi mudanya telah pergi. Kesulitan makin terasa di tengah krisis keuangan global ini. Saat penghasilan orang pas-pasan, siapa rela memberi persembahan?

Pada masa keuangan seret, wajar jika orang membuat skala prioritas. Yang dianggap terpenting didahulukan, yang lain terpaksa diabaikan. Begitulah juga sikap janda di Sarfat ketika Nabi Elia datang minta dibuatkan roti. Mulanya ia menolak karena tepung miliknya tinggal segenggam lagi. Hanya cukup untuk dimakan berdua bersama anaknya. Ini prioritas pertama! Namun, Elia memberinya janji ilahi. Jika sang janda berani membalik prioritasnya -- mendahulukan pemberian untuk sang hamba Tuhan, tepung itu tak akan habis. Janji ini tampaknya tak masuk akal, tetapi sang janda mengimani. Mukjizat pun terjadi. Ia bisa memberi, tetapi tetap berkecukupan!

Kisah ini bicara tentang pemeliharaan Allah. Hidup matinya kita tidak melulu bergantung pada apa yang kita miliki, tetapi pada apa yang Tuhan beri. "Carilah dahulu kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33). Jika Tuhan ditempatkan sebagai prioritas pertama, masakan Dia menempatkan kita sebagai prioritas terakhir-Nya? Jadi, meski zaman ini tampak begitu sulit, jangan sampai kehilangan kemurahan hati! -- JTI

JIKA TUHAN DIDAHULUKAN

JANGAN KHAWATIR AKAN APA YANG KITA PERLUKAN

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org