Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2025/04/19 |
|
![]() |
|
Sabtu, 19 April 2025 Bacaan : 2 KORINTUS 5:11-21 Setahun : 1 Raja-raja 18-20 Nas : Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. (2 Korintus 5:21)
|
|
Saya menemukan gambar kartun dengan tulisan, "Kehidupan ini tidak pernah terlalu buruk, selalu ada kemungkinan bahwa keadaan akan menjadi lebih buruk." Saya tertegun. Suram amat cara pandangnya, pikir saya. Namun, pernyataan itu memancing saya untuk merenung lebih jauh. Benarkah kehidupan ini sesuram itu? Beberapa waktu kemudian, muncul semacam jawaban: Benar. Kehidupan memang sesuram itu-seandainya keadaan memang berhenti di situ. Nyatanya tidak demikian, bukan? Keadaan bisa saja memburuk, tetapi tidak akan pernah mencapai titik paling buruk. Mengapa? Karena keadaan yang paling buruk sudah ditebus dan ditanggung oleh Tuhan Yesus. Pernyataan suram di atas akhirnya menolong saya mengapresiasi nas hari ini secara lebih mendalam. Di atas kayu salib, Yesus menanggung skenario terburuk akibat dosa dan pelanggaran umat manusia. Namun, dengan itu pula Dia menghapuskan kemungkinan terburuk dalam hidup kita: alih-alih manusia yang terlaknat dalam dosa, kini kita dibenarkan oleh Allah. Kita dapat hidup dalam hidup yang sepenuhnya baru: merayakan skenario terbaik yang Allah anugerahkan bagi umat tebusan-Nya. Mungkin kita menghadapi jalan buntu, dan keadaan akan terus buntu jika kita hanya mengandalkan kekuatan sendiri. Namun, ketika memandang pada salib Kristus, kita akan menemukan terang pengharapan. Mungkin kita putus asa, merasa telah melakukan dosa yang seburuk-buruknya. Namun, di hadapan salib Kristus, tidak ada dosa yang terlalu buruk dan tidak dapat ditebus oleh pencurahan darah-Nya. --ARS/www.renunganharian.net DI HADAPAN SALIB KRISTUS, KESURAMAN DAN KEBURUKAN BERLALU,
Dilarang mengutip atau memperbanyak materi Renungan Harian® tanpa seizin penerbit (Yayasan Pelayanan Gloria) Anda diberkati melalui Renungan Harian®?
|
|
![]() |
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |