Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2008/02/23

Sabtu, 23 Februari 2008

Bacaan   : 2Timotius 3:1-9
Setahun : Ulangan 6-8
Nas       : Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, (2Timotius 3:2)

SIBUK=KEMATIAN HATI

Sibuk adalah kata yang akrab menemani perjaanan hidup manusia di abad ini. Banyak orang terjebak dalam kesibukan yang menggunung. Pekerjaan kantor yang terus menumpuk dan tanggung jawab yang semakin besar menjadi dalih pembenaran.

Di banyak tempat, hampir setiap hari orang "berkelahi" dengan waktu. Akibatnya, orang tidak lagi memiliki waktu untuk diri sendiri, keluarga, apalagi untuk Tuhan. Waktunya telah habis dalam perjalanan. Konsekuensinya, dalam keluarga pun anak memberontak kepada orangtua yang sudah sekian lama kurang memerhatikan mereka.

Sibuk menjadi kata yang semakin populer di tengah masyarakat. Dalam aksara Tionghoa, kata "sibuk" berarti "kematian hati" atau "hati yang mati". Ya, kesibukan cenderung membuat orang "mati rasa". Ia mencuri dan merampas hal yang berharga dalam hidup kita, yakni kepekaan. Orang yang sibuk bisa kehilangan kepekaan terhadap Tuhan dan sesama. Lebih parah lagi, orang yang sibuk lama-kelamaan bisa menjadi egois -- tidak lagi peduli pada manusia di luar dirinya.

Rasul Paulus mengingatkan anak didiknya, Timotius yang masih muda. Paulus membukakan tentang kondisi manusia akhir zaman kepada Timotius. Kondisi di mana manusia akan "mencintai dirinya sendiri [egois], menjadi hamba uang, membual, menyombongkan diri, menjadi pemfitnah, berontak terhadap orangtua, tidak tahu berterima kasih, dan tidak memedulikan agama" (2Timotius 3:2). Sebagai anak Tuhan, mari kita latih kepekaan rohani dalam mencermati tanda zaman, agar tidak terjebak dalam kematian hati -- MZ

BERHATI-HATILAH SAAT KITA MULAI MENGKLAIM DIRI SIBUK
DALAM KESIBUKAN-NYA, YESUS MASIH BISA BERDOA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org