Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-rh/2004/01/18

Minggu, 18 Januari 2004

Bacaan   : Maleakhi 2:13-17
Setahun : Kejadian 43-45; Matius 12:24-50
Nas       : Kamu menyangka: "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata Tuhan" (Maleakhi 2:17)

KENYATAAN ATAU ILUSI?

Saya mulai memundurkan mobil van saya dari tempat pemuatan barang. Melalui kaca spion, saya melihat dua truk yang parkir berdampingan. Saya masih mempunyai cukup ruang. Namun kemudian, salah satu truk itu tampaknya bergerak ke arah saya. Saya menghentikan mobil. Kemudian saya menyadari bahwa ternyata truk sebelahnyalah yang sebenarnya berjalan mundur, sehingga hal itu menciptakan ilusi bahwa truk yang sedang parkir tersebut seolah-olah bergerak maju.

Menurut kamus, ilusi adalah sebuah "persepsi yang salah tentang kenyataan". Para pesulap memanfaatkan ilusi untuk "melakukan hal yang tidak mungkin". Kebanyakan ilusi memang tidak berbahaya, tetapi beberapa di antaranya bisa berakibat fatal. Di padang pasir, mengejar fatamorgana yang tampak seperti air bisa mengakibatkan kematian.

Namun, ilusi-ilusi yang paling berbahaya adalah ilusi rohani dan moral yang cenderung dipercayai orang. Dalam Maleakhi 2, bangsa Israel telah melanggar janji nikah mereka (ayat 14-16). Mereka tahu Allah membenci perceraian (ayat 16), namun mereka berkata, "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata Tuhan" (ayat 17).

Bukankah hal itu mirip dengan budaya zaman sekarang? Karena alasan yang tidak alkitabiah, banyak orang percaya bahwa hal-hal seperti aborsi, seks di luar nikah, dan perceraian dapat dibenarkan secara moral. Bahkan sebagian orang kristiani memercayai ilusi-ilusi seperti itu.

Kita perlu menempatkan Alkitab sebagai standar agar dapat membedakan kenyataan dengan ilusi! Dennis De Haan

SALAH SATU ILUSI TERBESAR DALAM HIDUP
ADALAH BAHWA DOSA TIDAK MEMILIKI AKIBAT

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org