SABDA.org / PUBLIKASI / e-Renungan Harian / Edisi 2010 No. 20100928 -- BIASA BERBOHONG

Profesor Bella DePaulo pernah mengadakan penelitian tentang kebohongan. Selama seminggu, ratusan orang diminta mencatat berapa kali mereka berbohong, kepada siapa saja, dan apa alasannya. Hasilnya mengejutkan. Tingkat kebohongan yang mereka lakukan rata-rata empat puluh persen. Alasan utama berbohong adalah untuk menjaga citra diri. Supaya di hadapan orang lain, mereka tampak lebih baik daripada kenyataan yang ada.

Orang yang bisa menerima diri tidak akan merasa perlu berbohong. Yohanes Pembaptis pernah tampil sebagai tokoh spiritual yang sangat berkharisma. Beberapa pejabat tinggi agama Yahudi datang kepadanya dan bertanya, "Siapakah engkau?" Ini kesempatan emas bagi Yohanes untuk berbohong dan membesarkan diri sendiri. Namun, dengan jujur ia menjawab: "Aku bukan Mesias." Ketika disetarakan dengan Nabi Elia-nabi yang dianggap paling hebat, ia pun berkata, "Bukan." Bahkan, ia menolak ketika dijuluki sebagai "nabi yang akan datang". Dengan rendah hati, Yohanes berkata bahwa dirinya hanyalah "suara". Corong. Seorang pelayan yang sedang mempersiapkan kedatangan Yesus, Mesias yang sesungguhnya.

Apakah Anda masih sering berbohong? Akar masalahnya bisa jadi karena Anda tidak bisa menerima diri apa adanya. Dan Anda ingin terlihat hebat di mata orang. Padahal, hidup dalam kebohongan itu sangat melelahkan. Penuh beban, karena Anda harus terus mengenakan topeng. Lebih baik belajar jujur seperti yang dilakukan oleh Yohanes. Niscaya Anda akan merasa bebas lepas; dan bersukacita menjadi diri sendiri -- JTI

KEBOHONGAN MENJERAT DAN MELELAHKAN JIWA
KEJUJURAN MEMBEBASKAN DAN MENYEGARKAN JIWA

M	S	S	R	K	J	S
			1	2	3	4
5	6	7	8	9	10	11
12	13	14	15	16	17	18
19	20	21	22	23	24	25
26	27	28	29	30

Follow Us:

CONTACT | GET INVOLVED! | DONASI