Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/195

e-Reformed edisi 195 (22-12-2017)

Inkarnasi Yesus

Inkarnasi Yesus -- Edisi 195/Desember 2017
 
e-Reformed Edisi 195/Desember 2017

Publikasi Elektronik Teologi Reformed
Inkarnasi Yesus

Edisi 195/Desember 2017
 

Dear e-Reformed Netters,

Terdapat suatu perbandingan yang menarik dalam Ibrani pasal 1 dan pasal 2 yang perlu kita telaah bersama. Dalam Ibrani pasal 1, dikatakan bahwa Kristus lebih tinggi dari para malaikat, sementara dalam pasal 2 dikatakan bahwa dalam sekejap waktu, Allah Bapa menjadikan Kristus sedikit lebih rendah daripada malaikat. Apa arti dan tujuan penulis kitab Ibrani menuliskan hal ini? Inilah makna mendalam dari "Inkarnasi Kristus". Melalui artikel sajian e-Reformed Desember 2017, Pdt. Stephen Tong menjelaskan arti "Inkarnasi Kristus" dengan sangat baik untuk kita semua. Allah rela menjadi manusia, inilah inti Natal. Suatu momentum untuk kembali mengingat dan mengucap syukur bahwa Allah yang berkuasa dan tidak terbatas rela memberikan diri-Nya dengan sukarela untuk turun ke dunia menjadi manusia yang terbatas.

Jika selama ini kita memaknai Natal dengan pesta pora dan hadiah-hadiah, marilah kita bertobat dan melihat dengan cara pandang Alkitab. Sebab, hal sebaliknya yang terjadi dengan Kristus, Natal adalah permulaan dari penderitaan Kristus. Kehadiran-Nya di dunia disambut dengan kehinaan. Namun, Ia rela menjalani kehinaan supaya bisa hidup dengan manusia dan menyertai manusia (Imanuel). Inilah bukti nyata cinta kasih Allah, inilah Natal.

Selamat menyambut dan merayakan Natal kepada seluruh pembaca setia publikasi e-Reformed. Biarlah kita selalu merasakan penyertaan dan cinta kasih Allah dalam hidup kita, dan kita terus didorong untuk mengasihi sesama dan mengabarkan Injil Kristus Yesus kepada mereka yang belum mendengar-Nya. Imanuel - Soli Deo Gloria! Semoga Natal tahun ini menolong kita untuk semakin dekat kepada-Nya.

Amidya

Staf Redaksi e-Reformed,
Amidya

 

ARTIKEL Inkarnasi Yesus

Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" (Ibrani 1:5)

"Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya, Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takut-Nya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani." (Ibrani 2:14-16)

Ibrani merupakan kitab yang memberikan pengertian mengenai Kristologi yang mendalam kepada kita. Dalam pasal pertama, kitab Ibrani memberikan perbandingan Kristus dengan malaikat dengan cara kualitatif, bukan kuantitatif. Karena tidak pernah ada seorang malaikat pun yang menerima perkataan dari Allah Bapa seperti ini, "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.” Perkataan "hari ini" berarti everlasting present. Suatu keberadaan yang kekal, yang tidak pernah berubah, yang terus-menerus. Kristus dilahirkan dalam kekekalan. Ia menerima kelahiran kekekalan sebagai Anak Allah Yang Tunggal. Dia satu-satunya yang disebut Anak, Kristus Anak Tunggal Allah. Akan tetapi, Anak Tunggal Allah ini pernah diberikan ke dalam dunia dengan cara dilahirkan sebagai manusia dan berada di tengah-tengah manusia.

Kristus lahir

Itu sebabnya, pada Ibrani pasal 2, dikatakan bahwa Dia berlainan dari semua malaikat, bahkan pernah menjadi lebih rendah sedikit daripada malaikat, untuk sekejap waktu.

Bukankah kedua pasal yang membandingkan Kristus dengan malaikat menarik perhatian kita secara luar biasa? Di dalam Ibrani pasal 1 dikatakan, "Kristus jauh lebih tinggi daripada semua malaikat." Ibrani pasal 2 mengatakan, "Dia lebih rendah sedikit daripada malaikat." Apakah artinya?

Dalam Ibrani pasal pertama dikatakan bahwa Kristus adalah Allah, dan dalam pasal dua dikatakan bahwa Kristus adalah manusia. Jikalau Kristus adalah Allah, tetapi bukan manusia, tidak ada pengharapan bagi manusia yang sudah berdosa untuk diselamatkan. Jikalau Kristus adalah manusia, tetapi bukan Allah, tidak ada pengharapan bagi Dia yang begitu agung dan baik, tetapi mati dan akhirnya tidak mungkin bangkit. Justru Kristus lebih tinggi daripada malaikat menyatakan bahwa Dia adalah Allah, maka Dia mempunyai kuasa penyelamatan yang tidak terbatas. Sebaliknya, karena Kristus adalah manusia, maka Dia mempunyai kemungkinan untuk mewakili kita masing-masing, menerima hukuman dari Allah yang adil dan suci di tempat yang Mahatinggi, serta menanggung dosa kita dalam tubuh-Nya sebagai manusia. Ini merupakan suatu rahasia dari kemenangan sifat manusia sebagai wakil manusia yang kedua (Roma 5; 1 Korintus 15).

Dua macam eksistensi manusia menurut pandangan Allah adalah:

1. Eksistensi manusia di dalam Adam

2. Eksistensi manusia di dalam Kristus

Di dalam Adam, seluruh manusia dianggap sebagai kaum pemberontak oleh Allah. Anak-anak durhaka yang tidak taat kepada perintah Allah. Akan tetapi, semua orang yang ada di dalam Kristus diterima-Nya sebagai kaum yang taat. Karena Kristus menyatakan ketaatan yang mutlak mewakili manusia, maka setiap manusia, yang taat kepada Kristus, menunjukkan ketaatannya dalam ketaatan Kristus yang diterima oleh Allah. Oleh karena itu, Kristus boleh dijadikan sebagai Sumber Keselamatan Yang Kekal (Ibrani 5:9-10).

Kristus pernah untuk sementara lebih rendah sedikit dari malaikat. Sebuah kutipan dari Perjanjian Lama. Mazmur 8 merupakan suatu penilaian atas identitas manusia di dalam alam semesta. "Allah telah menciptakan manusia lebih rendah sedikit daripada Allah." Terjemahan lain yang lebih tepat ialah, "Lebih rendah sedikit daripada malaikat". Manusia bukan Allah, manusia juga bukan binatang. Manusia bukan malaikat, bukan makhluk yang lain. Manusia adalah manusia. Manusia memiliki identitas yang khas dan tidak ada bandingannya dalam urutan rencana penciptaan alam semesta dan keselamatan. Hewan mempunyai seks, tetapi tidak ada kasih; malaikat memiliki kasih, tetapi tidak ada seks. Pada manusia, ada kasih dan seks. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang menggunakan kasih untuk mengendalikan seks, dapat mempersembahkan seks menjadi suatu pengutaraan kasih yang luar biasa untuk menikmati hidup yang diciptakan Tuhan. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mewakili Allah untuk menguasai alam. Dan, manusia adalah satu-satunya makhluk yang mewakili alam untuk bersembah sujud kepada Allah. Keunikan dan kekhasan dari sifat manusia ini dikarenakan manusia diciptakan menurut peta dan teladan Allah. Manusia adalah wakil alam semesta, yang diwakili oleh Adam. Di dalam Adamlah, manusia diciptakan dan mewarisi ciptaan; menurut peta dan teladan Allah. Ketika Adam gagal, semua manusia keturunan Adam dipandang gagal oleh Tuhan Allah. Karena Adam memberontak, maka semua manusia dipandang sebagai pemberontak. Ketika Adam tidak taat, maka semua manusia dipandang tidak taat. Akibat dari kegagalan itu adalah kebinasaan. Namun, Tuhan Allah yang tidak ingin melihat kebinasaan dari ciptaan yang berdasarkan peta dan teladan-Nya ini, maka Ia harus memberikan wakil kedua, yaitu Yesus Kristus.

Allah tidak memilih dari antara malaikat atau dari kalangan orang suci yang terbaik. Bukankah Tiongkok memiliki Konfusius, Lao Tze, Muti? Bukankah India sudah mempunyai Tagore, Ratna Khrisnan? Bukankah Yunani mempunyai Socrates, Empedokles, dan Seneca? Bukankah Roma mempunyai orang-orang yang hebat seperti Epikurus? Bukankah India mempunyai Budha, menghasilkan Upanisad, buku agung dalam bidang agama? Bukankah Jepang mempunyai Sintoisme, sementara Persia dengan Zoroaterismenya? Mengapa semua itu tidak cukup? Mengapa Kristus masih perlu dikirim ke dalam dunia ini? Karena seorang Juru Selamat tidak dipilih dari seorang manusia dan bukan pula dari malaikat. Allah memilih Juru Selamat melalui Oknum Kedua dari Allah Tritunggal sendiri. Tidak ada malaikat yang cukup memenuhi syarat untuk menjadi Juru Selamat, demikian juga dari kalangan manusia. Malaikat seperti Uriel, Mikhael, Gabriel yang berkuasa luar biasa, tetapi mereka tetap ciptaan yang terbatas, created and limited. Karena mereka ciptaan, maka mereka terbatas. Karena keterbatasan itu, tidak mungkin mereka dapat menyelamatkan manusia. Sekalipun bermoral sangat tinggi, tetapi di hadapan Allah, mereka sendiri menunjukkan diri tetap sebagai orang berdosa yang saleh, orang baik yang bercacat cela.

Konfusius mengatakan, "Berilah tambahan umur kepadaku 5-10 tahun untuk mempelajari buku kitab perubahan, maka aku akan menghindarkan diri dari perbuatan dosa yang besar." Mengapa Muhammad perlu minta kepada pengikutnya, orang-orang yang paling dekat dengannya, "Doakan saya, supaya memperoleh tempat baik di sisi Tuhan?" Dia perlu pengantara yang berdoa syafaat baginya. Perlu ada orang lain yang menolongnya.

Akan tetapi, hal ini tidak pernah terjadi pada Kristus. Ia tidak memerlukan penolong, melainkan Dialah sendiri Penolong itu. Terlalu agung kalimat ini, "Allah menjadi manusia." Mungkinkah ini? Apakah ini fakta? Inkarnasi tidak mustahil dan merupakan fakta sehingga dunia mengalami perubahan yang besar. Di mana Injil dikabarkan, di sana ada perubahan moral. Ada orang-orang saleh yang sungguh-sungguh bertobat, meninggalkan dosa dan kembali kepada Yesus. Imanuel, Allah beserta kita, Allah menjadi manusia. Berarti Allah mencintai manusia sehingga Ia sendiri datang menjadi manusia dan berpartisipasi dalam umat manusia. Menjadi seorang bayi dalam rahim ibu, berdarah dan berdaging.

Kristus lahir

Maukah engkau menyamakan diri dengan orang-orang yang dipenjara karena berdosa yang mengakibatkan hukuman mati? Kalaupun engkau mau, engkau belum dapat mengerti cinta Yesus yang rela menjadi manusia. Di antara kita dengan pencuri dan perampok ada kesamaan sifat manusia. Bagaimanapun, kita tidak dapat mengerti dengan otak yang adalah ciptaan dan terbatas ini bahwa Allah rela menjadi manusia. Itulah Imanuel. Itulah cinta Tuhan. Inilah arti Natal. Puji Tuhan!

Yesus rela menjadi lebih rendah sedikit dari malaikat. Ia dilahirkan dalam rumah bapa pemelihara-Nya, bukan bapa asli-Nya, yang adalah seorang tukang kayu. Dia tinggal dengan kondisi ekonomi tingkat rendah. Ia memulai karya teragung dengan suatu permulaan yang kecil. Orang mengumpat Dia haram. Kehinaan menjadi titik permulaan kekristenan dan keselamatan umat manusia.

Di dalam Ibrani 2 dikatakan, bukan seluruh umat manusia masuk surga, tetapi anak-anak Abraham saja. Maksudnya mereka yang beriman seperti bapak beriman Abraham, yaitu kaum pilihan. Kaum ini beriman kepada Yesus Kristus. Dalam ketaatan Kristus, ketaatan kita diresmikan dan diterima Allah. Yesus datang menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia, bukan malaikat.

Semangat inkarnasi ini adalah semangat rela merendahkan diri, menyamakan diri dengan mereka yang menerima pelayanan kita. Manusia berdarah daging, maka Yesus mengambil bagian dalam darah daging tersebut. Kita bisa menangis dan mengeluh, merasa dibuang, dikecewakan, dan dipojokkan. Dia pun ikut mengalami hal seperti itu. Yesus melayani dalam semangat inkarnasi. Biarlah setiap orang yang berjiwa melayani mengambil partisipasi dan menerima kesulitan bersama-sama dengan orang yang kau layani. Lebih banyak mengerti dan tidak lebih banyak mengkritik. Lebih banyak memikul beban bersama-sama, bukan lebih banyak memerintah dan menghakimi.

Audio Inkarnasi Yesus

Diambil dari:
Nama majalah : Momentum edisi Desember 1989
Judul artikel : Inkarnasi Yesus
Penulis artikel : Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit : LRII, Jakarta 1989
Halaman : 4 -- 5
 
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Reformed.
reformed@sabda.org
e-Reformed
@sabdareformed
Redaksi: Amidya, Joy, dan Yulia Oeniyati
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org