Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/151

e-Reformed edisi 151 (22-4-2014)

Pikullah Salibmu dan Ikutlah Aku

______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________
e-Reformed -- Pikullah Salibmu dan Ikutlah Aku
Edisi 151/April 2014

DAFTAR ISI:
ARTIKEL: PIKULLAH SALIBMU DAN IKUTLAH AKU

Dear e-Reformed Netters,

Pertama-tama, kami segenap redaksi e-Reformed mengucapkan SELAMAT 
PASKAH! Semoga Paskah tahun ini mempunyai makna rohani yang berkesan 
bagi kita masing-masing.

Artikel e-Reformed untuk bulan April ini diambil dari buku karya John 
Piper berjudul "Apa yang Yesus Tuntut dari Dunia". Salah satu tuntutan 
orang Kristen adalah memikul salib. Memikul salib berarti rela 
menanggung segala penderitaan sebagai konsekuensi dari mengikut 
Kristus. Memikul salib berarti rela putus hubungan dengan hal-hal yang 
kita cintai demi mengikut Kristus. Sebagaimana yang dikatakan Paulus 
bahwa penderitaan adalah sebuah anugerah, seharusnya kita boleh 
berbangga dan bersukacita jika suatu saat kita menghadapi penderitaan 
karena Kristus. Memang hal ini tidak mudah, tetapi itulah yang menjadi 
identitas seorang pengikut Kristus, seperti yang telah dialami para 
pendahulu kita yang telah berhasil memperjuangkan dan mempertahankan 
iman sampai akhir.

Biarlah mengikut Kristus dengan segala konsekuensinya menjadi 
kerinduan bagi setiap kita. Kiranya Allah Roh Kudus dengan segala 
kasih karunia-Nya terus menyertai dan memampukan kita untuk menjadi 
pengikut Kristus yang sejati. Soli Deo Gloria!

Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Teddy Wirawan
< teddy(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >


             ARTIKEL: PIKULLAH SALIBMU DAN IKUTLAH AKU

"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, 
memikul salibnya dan mengikut aku. Karena barangsiapa mau 
menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi 
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." 
(Matius 16:24-25)

"Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Markus 1:17)

"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan 
dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yohanes 
8:12)

"Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati 
mereka." (Matius 8:22)

"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan 
berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh 
harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." (Matius 
19:21)

Yesus sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah (Yohanes 1:1, 14). Ia 
bukan Allah dalam bungkus manusia, seperti kostum. Ia nyata, manusia 
dengan darah daging, seorang anak tukang kayu (Markus 6:3). Karena 
itu, ketika Ia berkata kepada para penangkap ikan dan pemungut cukai, 
"Ikutlah Aku," ketaatan mereka adalah konkret, perbuatan fisik yang 
menjejakkan kaki mereka ke tanah dan berjalan di belakang Yesus dan 
menjadi bagian dari tim perjalanan Yesus.

MENGIKUT YESUS KETIKA IA TIDAK LAGI DI SINI

Yesus tahu bahwa Ia tidak akan selalu berada di bumi bersama pengikut-
pengikut-Nya dalam pengertian fisik. "... tetapi sekarang Aku pergi 
kepada Dia yang telah mengutus Aku, ... Namun benar yang Kukatakan ini 
kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab 
jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, 
tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu." 
(Yohanes 16:5,7) Yesus sadar sepenuhnya bahwa gerakan yang telah dimulai-Nya 
akan berlanjut setelah ia kembali kepada Bapa-Nya di surga. Ini adalah 
rencana-Nya.

Oleh sebab itu, tuntutan-Nya supaya kita mengikut Dia adalah relevan, 
bukan hanya pada masa Ia hidup secara fisik di dunia, melainkan juga 
sepanjang waktu. Ia dengan jelas menyatakan ini pada akhir pelayanan-
Nya di bumi. Ia telah bangkit dari kematian dan akan kembali kepada 
Bapa-Nya. Ia mengatakan kepada Petrus bahwa suatu hari, ia akan 
mengalami mati syahid setelah Yesus naik ke surga. Petrus bertanya-
tanya apakah ia orang satu-satunya sehingga ia bertanya kepada Yesus 
apa yang akan terjadi dengan rekan rasul yang lain, yaitu Yohanes. 
Yesus menjawab, "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tinggal hidup 
sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Tetapi engkau: Ikutlah Aku." 
(Yohanes 21:22)

Implikasi tentang mengikut Yesus ini terjadi setelah Yesus naik ke 
surga. Sampai Yesus datang kembali, Ia berharap murid-murid-Nya di 
dunia tetap mengikut Dia. Jadi, mengikut Yesus tidak dibatasi dengan 
berjalan secara fisik di sekitar Palestina di belakang Yesus. Yesus 
menuntut hal ini pada setiap orang, di setiap negara, di setiap zaman.

MENGIKUT YESUS BERARTI MELAKUKAN SEPERTI YANG YESUS LAKUKAN

Ketika Yesus berkata kepada Petrus dan Andreas, yang pekerjaannya 
adalah menangkap ikan, "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan 
penjala manusia" (Markus 1:17), Ia menggunakan perumpamaan yang 
berhubungan langsung dengan mereka, untuk sesuatu yang dapat 
diaplikasikan kepada setiap orang yang mengikut Yesus. Tuntutan untuk 
mengikut Yesus berarti bahwa setiap orang harus bersama Dia, melakukan 
apa yang Ia lakukan. Dan, berkali-kali Ia mengatakan apa yang Ia 
maksudkan. "Anak Manusia datang ... untuk memberikan nyawa-Nya menjadi 
tebusan bagi banyak orang." (Markus 10:45) "Anak Manusia datang untuk 
mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10) "Aku datang 
bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka 
bertobat." (Lukas 5:32) "Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan 
mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10) "Apakah yang 
akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab 
untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini. Bapa, muliakanlah nama-Mu!" 
(Yohanes 12:27-28)

Kesimpulannya, Ia datang untuk "mati bagi bangsa (Israel), dan bukan 
hanya untuk bangsa Israel, namun juga untuk menyatukan anak-anak Allah 
yang tercerai-berai di luar (Yohanes 11:51-52). Ia datang untuk 
mengumpulkan suatu umat, khususnya untuk mengumpulkan suatu umat yang 
setia kepada-Nya untuk kemuliaan Bapa-Nya, dengan mati untuk 
menyelamatkan mereka dari dosa dan memberi mereka hidup kekal dan 
suatu etika kasih yang baru seperti diri-Nya (Yohanes 13:34-35). Oleh 
sebab itu, ketika Ia menuntut agar kita mengikut Dia, yang Ia 
maksudkan ialah kita ikut bersama-Nya dalam tugas mengumpulkan. "Siapa 
tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan." (Lukas 11:23) 
Tidak ada pengikut netral; kalau kita tidak mengumpulkan, kita 
mencerai-beraikan. Mengikut Yesus berarti melanjutkan pekerjaan-Nya, 
yang untuk itulah Ia datang -- mengumpulkan umat yang setia kepada-Nya 
untuk kemuliaan Bapa-Nya.

MENGIKUT YESUS DALAM PENDERITAAN

Mengajak kita untuk turut melanjutkan pekerjaan-Nya, termasuk 
menderita bersama-Nya, merupakan tujuan kedatangan Yesus. Mengikut 
Yesus berarti kita ikut dalam penderitaan-Nya. Ketika Yesus memanggil 
kita untuk mengikut Dia, dalam hal inilah Ia menekankan, Ia tahu bahwa 
Ia menuju ke salib dan Ia menuntut kita melakukan hal yang sama. Ia 
menata seluruh kehidupan dan pelayanan-Nya untuk pergi ke Yerusalem 
dan dibunuh. "Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan 
perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau 
tidak di Yerusalem." (Lukas 13:33)

Maka, "Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem." 
(Lukas 9:51) Dan, Ia tahu secara tepat apa yang akan terjadi di sana. 
Semuanya itu telah direncanakan Bapa-Nya ketika Bapa mengutus-Nya ke 
dalam dunia. "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan 
diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka 
akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia 
kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan diolok-
olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan 
bangkit." (Markus 10:33-34) Itulah rencana-Nya-sampai detail-detail 
ketika Ia diludahi.

Itulah rancangan kehidupan-Nya. Dan, Ia tahu bahwa penderitaan-Nya 
juga akan menimpa mereka yang mengikuti Dia. "Jikalau mereka telah 
menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu." (Yohanes 15:20) 
Maka, fokus yang pantang mundur dari tuntutan-Nya ialah bahwa kita 
mengikut Dia dalam penderitaan. "Setiap orang yang mau mengikut Aku, 
ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." 
(Matius 16:24) Yesus menekankan pada kata menyangkal diri dan memikul 
salib.

MENDERITA DEMI YESUS DENGAN SUKACITA MENUNJUKKAN NILAI TERTINGGI YESUS

Yesus tidak mati untuk menjadikan kehidupan kita mudah dan makmur. Ia 
mati untuk menyingkirkan setiap halangan yang merintangi sukacita 
kekal yang akan kita peroleh dari-Nya. Dan, Ia memanggil kita untuk 
mengikut Dia dalam penderitaan-Nya karena penderitaan dan sukacita ini 
adalah demi Yesus (Matius 5:12). Ini menunjukkan bahwa Ia lebih 
berharga daripada segala pahala yang ditawarkan dunia (Matius 13:44,
6:19-20). Jika Anda mengikut Yesus hanya karena Ia membuat kehidupan 
Anda mudah saat ini, itu akan memperlihatkan kepada dunia bahwa Anda 
mencintai apa yang mereka cintai, dan Yesus kebetulan menyediakan itu 
bagi Anda. Akan tetapi, jika Anda menderita bersama Yesus di jalan 
kasih karena Ia adalah harta yang tak ternilai bagi Anda, akan menjadi 
nyata kepada dunia bahwa hati Anda diarahkan kepada harta yang berbeda 
dari mereka. Itulah sebabnya, Yesus menuntut agar kita menyangkal diri 
dan memikul salib kita dan mengikut Dia.

MENDERITA SEMENTARA UNTUK YESUS; BERSUKACITA DI DALAM YESUS ITU KEKAL

Tentu saja, penderitaan itu sementara. Tuhan tidak memanggil kita 
untuk penderitaan yang kekal. Ia menyelamatkan kita dari penderitaan. 
"Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi 
barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan 
memeliharanya untuk hidup yang kekal." (Yohanes 12:25) "Barangsiapa 
kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, Ia akan 
menyelamatkannya." (Markus 8:35) Menderita bagi Yesus adalah 
sementara. Sukacita di dalam Yesus adalah kekal. Ketika Petrus berkata 
(mungkin dengan sedikit nada mengasihani diri), "Kami ini telah 
meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau, ...." Yesus menjawab 
tanpa memanjakan rasa mengasihani diri Petrus, "Dan setiap orang yang 
karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau 
saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan 
menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang 
kekal." (Matius 19:27,29) Dengan kata lain, tidak ada pengorbanan yang 
paling tinggi dalam mengikut Yesus. "... engkau akan mendapat 
balasannya pada hari kebangkitan orang-orang benar." (Lukas 14:14) 
"... upahmu besar di sorga ..." (Matius 5:12)

Bahkan, sebelum surga, sukacita sudah berkelimpahan di sepanjang jalan 
yang keras dan memimpin kita melalui kematian menuju kebangkitan. 
Tidak ada yang dapat dibandingkan dengan sukacita berjalan di dalam 
terang bersama Yesus, sebagai lawan dari berjalan di dalam kegelapan 
tanpa Dia. Yesus berkata, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut 
Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan 
mempunyai terang hidup." (Yohanes 8:12). Mengikut Yesus memang dapat 
membawa kita mengalami penderitaan dan kematian. Namun, jalan-Nya 
menuju kepada terang, kehidupan, dan kebenaran. Yesus berjanji, "Aku 
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:20) 
Dan, di mana Yesus hadir, di situ ada sukacita, sukacita di dalam 
penderitaan sekarang, namun tetap adalah sukacita. "Semuanya itu 
Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan 
sukacitamu menjadi penuh." (Yohanes 15:11)

TERPUTUSNYA RELASI DENGAN SESAMA

Inilah sebabnya, terputusnya relasi sebagai konsekuensi dari mengikut 
Yesus tidak menghancurkan hidup kita, meskipun sangat mungkin terjadi 
putus relasi dengan orang lain, harta milik, atau dengan pekerjaan. 
Yesus mempunyai cara yang mengejutkan untuk menjelaskan harga mengikut 
Dia di dalam relasi dengan orang. "Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang 
mati menguburkan orang-orang mati mereka." (Matius 8:22) "Jikalau 
seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, 
isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, 
bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku." 
(Lukas 14:26) Dengan kata lain, mengikut Yesus begitu pentingnya sehingga Ia 
menuntut perilaku yang terkadang terlihat seperti membenci dunia. Saya 
melihat pilihan yang menyakitkan ini telah dihayati oleh para 
misionaris ketika mereka membawa anak-anak mereka yang masih kecil ke 
tempat-tempat yang berbahaya dan meninggalkan orang tua mereka yang 
telah lanjut usia, tak memelihara mereka, dan mungkin tidak akan 
melihat mereka lagi di dunia. Sebagian orang menyebutnya "tanpa 
kasih". Namun, Yesus melihat pada bangsa-bangsa dan apa yang dituntut 
oleh kasih demi bangsa-bangsa tersebut.

PUTUS RELASI DENGAN HARTA MILIK

Mengikut Yesus juga membuat kita putus relasi dengan harta milik. 
Suatu kali, ada seorang pemuda kaya yang sangat mencintai harta 
miliknya. Maka, Yesus memutus berhala dalam hatinya dengan tuntutan, 
"Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan 
berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh 
harta di sorga, kemudian datanglah kemari, dan ikutlah Aku." 
(Matius 19:21) Jikalau ada sesuatu yang menghalangi jalan kita untuk mengikut 
Yesus, kita harus menyingkirkannya.

Hal ini bukan khusus untuk orang kaya tersebut, namun berlaku untuk 
kita semua. "Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang 
tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi 
murid-Ku." (Lukas 14:33) Melepaskan diri dari apa yang Anda miliki 
tidak selalu berarti menjual semua milik Anda. Yesus memuji Zakheus 
yang memberikan separuh dari harta miliknya untuk orang-orang miskin 
(Lukas 19:8-9). Akan tetapi, menjual semua berarti semua yang kita 
miliki tersedia sepenuhnya bagi Yesus untuk tujuan-tujuan yang 
menyenangkan Dia, dan bahwa harta itu tidak menghalangi ketaatan yang 
radikal terhadap perintah untuk mengasihi.

PUTUS RELASI DENGAN PEKERJAAN

Juga ada putus relasi saat kita mengikut Yesus, yang berkenaan dengan 
pekerjaan kita. Ketika Yesus memanggil kedua belas murid untuk 
mengikut Dia, tidak seorang pun yang secara penuh menjadi pengikut 
Yesus. Mereka adalah penangkap-penangkap ikan, pemungut cukai, dan 
sebagainya. Mereka mempunyai pekerjaan. Yang luar biasa adalah terjadi 
hal seperti ini: "Kemudian ketika Ia (Yesus) lewat di situ, Ia melihat 
Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: 
`Ikutlah Aku!` Maka berdirilah Lewi lalu mengikut Dia." (Markus 2:14) 
Itu yang terjadi (sejauh yang kita ketahui). Bagi kebanyakan kita, 
tentu tidak sesederhana itu. Namun, bisa terjadi demikian.

Mungkin hal ini terjadi pada Anda. Tidak setiap orang harus 
meninggalkan pekerjaannya dan mengikut Yesus. Ketika seseorang mau 
meninggalkan kampung halamannya dan mengikut Yesus, Yesus berkata, 
"Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan 
beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh 
Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau." (Markus.5:19) 
Kebanyakan dari kita tetap tinggal pada posisi dan relasi sekarang. 
Namun, tidak semuanya. Untuk sebagian orang, mungkin Anda (ketika Anda 
membaca ini), mengikut Yesus bisa berarti putus relasi yang riskan 
dengan pekerjaan Anda. Janganlah takut untuk mengikut Dia dan menjauh 
dari keadaan yang tidak asing bagi Anda.

MENGIKUT YESUS ITU MAHAL DAN BERHARGA

Yesus tidak ingin menjebak Anda dengan semacam umpan atau tombol untuk 
mengikut Dia. Ia sangat jelas tentang harga yang harus dibayar. 
Sebenarnya, Ia mendesak Anda untuk menghitung harganya. "Sebab 
siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak 
duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya 
untuk menyelesaikan pekerjaan itu? ... Atau, raja manakah yang kalau 
mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk 
mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup 
menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?" 
(Lukas 14:28,31) Biarlah panggilan untuk mengikut Yesus menjadi jelas 
dan tulus. "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah 
hatimu, Aku telah mengalahkan dunia." (Yohanes 16:33) Sangat mahal dan 
sangat berharga.

Diambil dan disunting dari:
Judul asli buku: What Jesus Demands From The Lord
Judul buku terjemahan: Apa yang Yesus Tuntut dari Dunia
Judul bab: Pikullah Salibmu dan Ikutlah Aku
Penulis: John Piper
Penerjemah: Miriam Santoso
Penyunting: Chilianha Jusuf
Penerbit: SAAT, Malang 2012
Halaman: 69 - 75


Kontak: reformed(at)sabda.org
Redaksi: Teddy Wirawan, Yulia Oeniyati, dan Ryan
Berlangganan: subscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-reformed/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2014 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org