Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/25

e-Reformed edisi 25 (12-2-2002)

Engkau Tak Lagi Memberi Bunga Padaku

INTRODUKSI

Berbicara tentang cinta, kita sering percaya pada mitos yang
mengatakan bahwa kalau cinta kita untuk pasangan (suami atau istri)
kita benar-benar "sejati" dan murni maka cinta itu tidak akan pernah
pudar tapi akan abadi selamanya. Mitos yang sama beredar di antara
orang Kristen yang mengatakan bahwa "perkawinan orang Kristen tidak
mungkin berakhir dengan perceraian" dengan dasar dari ayat Matius 19:6
"apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Ayat ini sering ditafsirkan bahwa tidak mungkin terjadi perceraian di
antara orang Kristen, karena Allah yang telah mempersatukannya.

Memang ada sebagian kebenaran dari mitos-mitos tsb., tapi tidak benar
sepenuhnya. Karena sebagai orang percaya kita tahu bahwa meskipun
cinta kita dikatakan "sejati", manusia pada dasarnya adalah berdosa.
Keberdosaan manusia ini mudah sekali merusakkan cinta "sejati" itu.
Cinta "sejati" pada suami atau istri kita tidak selamanya bertahan
kuat kalau tidak kita pelihara baik-baik. Apalagi kalau tidak
dikondisikan, maka lama-lama cinta "sejati" itu menjadi pudar. Logika
kita mengakui bahwa cinta tidak datang dengan sendirinya, namun
anehnya, tidak banyak pasangan Kristen yang memikirkan hal ini sampai
keadaan sudah menjadi terlambat, yaitu ketika "tiba-tiba" mereka
merasa bahwa hubungan pernikahannya tidak lagi harmonis, dan merasa
bahwa mereka telah kehilangan cinta "mula-mula"nya.

Ada pepatah yang mengatakan, "Kota Roma tidak dibangun dalam semalam."
Saya kira pepatah ini kalau dibalik juga masih berlaku, "Kota Roma
tidak hancur dalam semalam" (tetapi saya harus mengakui itu lebih
cepat untuk menghancurkan dari pada membagun). Demikian juga dengan
perkawinan. Perkawinan yang tidak dipelihara hari demi hari akan
berakhir dengan perceraian, sekalipun Tuhan yang telah
mempersatukannya.

Di dalam Alkitab Tuhan Allah kita yang Mahakasih berulang-ulang
memberikan contoh kepada kita bagaimana Ia memelihara kasih-Nya pada
umat-Nya. Berkali-kali manusia mengkianati kasih Allah, namun Allah
berkali-kali memperbaharuinya. Kalau bukan Allah yang terus menerus
memelihara kasih-Nya pada kita, tidak mungkin kita saat ini masih bisa
berkata bahwa kita mengasihi-Nya.

Nah, marilah kita mencontoh apa yang Allah telah lakukan bagi kita...
Peliharalah perkawinan kita... sebelum terlambat. Beberapa petunjuk
praktis dalam artikel di bawah ini mudah-mudahan dapat menolong kita
semua untuk mengecek keadaan perkawinan kita masing-masing.

Eh.. satu lagi..... bagi suami-suami yang biasa memberi bunga untuk
istri anda yang terkasih pada hari Valentine, jangan lupa beli bunga
untuknya, ya. ... Bagi suami-suami yang tidak biasa memberi bunga
untuk istri anda, tidak ada salahnya untuk memulainya sekarang ....
(sedikit boros nggak apa-apa untuk membahagiakan kekasih kita....).
Tapi kalau isteri anda alergi bunga, coklat juga masih enak ;-)

Selamat hari Valentine!

INTERMEZO


                              ROSE


  Mawar merah adalah kecintaannya, ... namanya sendiri juga Rose
  (artinya mawar). Dan setiap tahun suaminya selalu mengirimkan mawar-
  mawar itu, diikat dengan pita indah.

  Pada tahun suaminya meninggal, ... dia mendapat kiriman mawar lagi.
  Kartunya tertulis "Be My Valentine like all the years before".
  Sebelumnya, setiap tahun suaminya mengirimkan mawar, dan kartunya
  selalu tertulis, "Aku mencintaimu lebih lagi tahun ini, ... Kasihku
  selalu bertumbuh untukmu seturut waktu yang berlalu ..."

  Dia tahu ini adalah terakhir kali suaminya mengirimkan mawar-mawar
  itu. Dia tahu suaminya memesan semua itu dengan bayar di muka
  sebelum hari pengiriman. Suaminya tentu tidak tahu kalau dia akan
  meninggal. Dia selalu suka melakukan segala sesuatu sebelum
  waktunya. Sehingga ketika suaminya sangat sibuk sekalipun, segala
  sesuatunya dapat berjalan dengan baik.

  Lalu Rose memotong batang mawar-mawar itu dan menempatkan semuanya
  dalam satu vas bunga yang sangat indah. Dan meletakkan vas cantik
  itu di sebelah potret suaminya tercinta. Kemudian dia akan betah
  duduk berjam-jam di kursi kesayangan suaminya sambil memandangi
  potret suaminya dan bunga-bunga mawar itu.

  Setahun telah lewat, dan itu adalah saat yang sangat sulit baginya.
  Dengan kesendiriannya dijalaninya semua. Sampai hari ini, hari
  Valentine .. Beberapa saat kemudian, bel pintu rumahnya berbunyi,
  ... seperti hari-hari Valentine sebelumnya ... Ketika dibukanya,
  dilihatnya buket mawar di depan pintunya. Dibawanya masuk, dan tiba-
  tiba seakan terkejut melihatnya. Kemudian dia langsung menelpon toko
  bunga itu ... Ditanyakannya kenapa ada seseorang yang begitu kejam
  melakukan semua itu padanya, ... membuat dia teringat kepada
  suaminya ... dan itu sangat menyakitkan ... Lalu pemilik toko itu
  menjawabnya, ... "Saya tahu kalau suami Nyonya telah meninggal lebih
  dari setahun yang lalu ... Saya tahu anda akan menelpon dan ingin
  tahu mengapa semua ini terjadi ... Begini Nyonya, ... bunga yang
  anda terima hari ini sudah di bayar di muka oleh suami anda, ...
  Suami anda selalu merencanakannya dulu dan rencana itu tidak akan
  berubah. Ada standing order di file saya, dan dia telah membayar
  semua ... maka anda akan menerima bunga-bunga itu setiap tahun. Ada
  lagi yang harus anda ketahui, ... Dia menulis surat special untuk
  anda ... ditulisnya bertahun-tahun yang lalu ... dimana harus saya
  kirimkan kepada anda satu tahun kemudian jika dia tidak muncul lagi
  di sini memesan bunga mawar untuk anda ... Lalu, tahun kemarin, saya
  tidak temukan dia di sini, ... maka surat itu harus saya kirimkan
  tahun berikutnya ... yaitu tahun ini, ... surat yang ada bersama
  dengan bunga itu sekarang ... di hadapan Nyonya saat ini."

  Rose mengucapkan terima kasih dan menutup telepon, ... dia langsung
  menuju ke buket bunga mawar itu, ... Sedangkan air matanya terus
  menetes. Dengan tangan gemetar diambilnya surat itu ... Di dalam
  surat itu dilihatnya tulisan tangan suaminya menulis,

  "Dear kekasihku, ... Aku tahu ini sudah setahun semenjak aku pergi.
  Aku harap tidak sulit bagimu untuk menghadapi semua ini. Kau tahu,
  semua cinta yang pernah kita jalani membuat segalanya indah bagiku,
  Kau adalah istri yang sempurna bagiku. Kau juga adalah seorang teman
  dan kekasihku yang memberikan semua kebutuhanku. Aku tahu ini baru
  setahun, ... Tapi tolong jangan bersedih ... Aku ingin kau selalu
  bahagia, ... walaupun saat ini kau sedang hapus air matamu ...
  Itulah mengapa mawar-mawar itu akan selalu dikirimkan kepadamu.
  Ketika kau terima mawar itu, ingatlah semua kebahagiaan kita, dan
  betapa kita begitu diberkati ... Aku selalu mengasihimu ... dan aku
  tahu akan selalu mengasihimu ... Tapi, ... istriku, kau harus tetap
  berjalan ... kau punya kehidupan ... Cobalah untuk mencari
  kebahagiaan untuk dirimu. Aku tahu tidak akan mudah ... tapi pasti
  ada jalan ... Bunga mawar itu akan selalu datang setiap tahun, ...
  dan hanya akan berhenti ketika pintu rumahmu tidak ada yang menjawab
  dan pengantar bunga berhenti mengetuk pintu rumahmu ... Tapi
  kemudian dia akan datang 5 kali hari itu, ... Takut kalau engkau
  sedang pergi ... Tapi jika pada kedatangannya yang terakhir dia
  tetap tidak menemukanmu ... Dia akan meletakkan bunga itu ke tempat
  yang ku suruh ... meletakkan bunga-bunga mawar itu ditempat dimana
  kita berdua dibaringkan .. untuk selamanya ...
                       I LOVE YOU MORE THAN LAST YEAR, ... HONEY ..."


[Diedit dari sumber: dari milis diskusi www.gerejakatolik.net]

ARTIKEL


                ENGKAU TAK LAGI MEMBERI BUNGA PADAKU


  Tujuh tanda yang menunjukkan adanya jarak dalam suatu kehidupan
  pernikahan.

  Menurut Alkitab, suatu pernikahan yang ideal membuat kita "menjadi
  satu daging" dengan pasangan kita. Jika rasa kesatuan dan kepenuhan
  mulai terkikis, hal itu tidak terjadi secara mendadak seperti suatu
  bencana alam. Tanda-tanda pengikisan mestinya menyadarkan kita
  tentang adanya suatu bahaya.

 Anda mendapati diri Anda mencari alternatif lain untuk
     menggantikan pasangan Anda.
     Untuk memperkokoh persatuan memerlukan waktu, namun jika hubungan
     pernikahan tergelincir tidak menjadi prioritas, maka keadaan itu
     makin lama akan makin parah. Mereka mungkin akan mengenakan
     topeng hanya sekadar memenuhi tuntutan formal -- bekerja,
     aktivitas kegerejaan dan kemasyarakatan, atau kepentingan anak-
     anak. Biasanya kita melakukan hal-hal tersebut dan mendapat
     pujian. Jika pernikahan tidak menghasilkan pujian atau
     penghargaan-penghargaan, hal itu akan ditolak.

 Anda merasa makin jengkel saja dengan tingkah laku pasangan Anda.
     Setiap pasangan dapat saling membuat daftar yang berisi
     kejengkelan-kejengkelan terhadap pasangannya. Istri saya,
     Mellisa, dapat, dan saya pun bisa melakukannya. Kita biasanya
     mengatasi atau menyesuaikan dengan hal-hal ini. Ketika ada
     sesuatu yang tidak mengenakkan, bagaimanapun hal itu menjadi
     demikian jelas dalam persepsi kita. Hasil dari perasaan frustasi
     nampak dalam kecaman, ejekan, maupun penolakan.

 Anda tidak menanyakan pada pasangan Anda untuk melakukan sesuatu
     bagi Anda seperti biasanya.
     Suatu pernikahan yang sehat memiliki kesaling-tergantungan
     seimbang yang dapat dinikmati pasangan itu (bukan "co-
     dependency", suatu dinamika tidak sehat yang menghasilkan sifat
     individualistik). Manakala salah satu atau kedua orang dari
     pasangan tersebut tidak menikmati kesatuan, ketergantungan itu
     akan muncul dalam bentuk rasa bersalah atau cemas. Ini akan
     memudahkan pasangan Anda mengalami kemunduran tingkat
     ketergantungannya pada Anda daripada pengertiannya atas
     kebutuhan-kebutuhan Anda.

 Anda berhenti berbagi rasa secara detail tentang kehidupan Anda.
     Dalam kehidupan rutin pada umumnya, informasi selalu berubah.
     Ketika hubungan antar pribadi macet, pengalaman berbagi rasa
     sangat berkurang dan rencana duniawi terasa mengancam.

 Minat Anda terhadap seks berkurang.
     Meski dengan dorongan seks yang tinggi dari seorang laki-laki dan
     kebutuhan yang kuat untuk dekat dari seorang wanita, jika daya
     tarik telah meninggalkan percintaan, demikian juga dengan hasrat
     seksual. Dengan sendirinya hal ini mungkin akan tampak dalam
     perasaan enggan, atau sedikit demi sedikit memberikan keluhan-
     keluhan fisik, alasan untuk pergi tidur, atau pola kebiasaan
     tidur yang berubah lebih awal.

 Anda mulai menginginkan menjadi pribadi yang berlawanan dengan
     diri Anda.
     Ingat tanda yang Anda rasakan saat pasangan Anda pertama kali
     hadir? Apa pun itu -- hormon-hormon, kebutuhan bawah sadar,
     keinginan bertanding, atau sentuhan surgawi -- para pecinta akan
     bergairah saat yang dicintai muncul. "The very thought of you,
     and I forget to do ..." ("Ingatan tentang kamu, dan aku lupa
     melakukan ...) tergambar melalui salah satu lagu lama kesukaan
     saya. Ketika Anda mendapati diri ingin menjadi orang lain, hati-
     hatilah!

 Anda menyembunyikan sumber keuangan.
     Semua pasangan mempunyai tanggung jawab yang sama dalam hal
     pemenuhan kebutuhan keuangan keluarganya. Ini mungkin tampak
     setelah sekian lama kesatuan itu pergi. Ketika pernikahan mulai
     gagal, masing-masing mulai mencari sesuatu di luar bagi dirinya
     sendiri. Penggunaan uang secara berterus terang mulai berkurang.
     Pembukaan rekening baru mungkin mereka lakukan, kadang-kadang
     secara sembunyi-sembunyi. Uang dan seks, merupakan barometer
     bagi sehatnya pernikahan, dan melaluinya dapat mengisyaratkan
     adanya masalah-masalah


Sumber:
Judul Buku   : Kepemimpinan (Pengharapan) Vol. 38/Tahun X
Judul Artikel: Engkau Tak Lagi Memberi Bunga Padaku
Penulis      : Lois Mc. Burney 
               (Psikiater dan pendiri Marble Retreat di Marble, Colorado)
Penerbit     : Yayasan ANDI, Yogyakarta
Halaman      : 31 - 32

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org