Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/95

e-Reformed edisi 95 (17-1-2008)

Bagi Joel Osteen, Teologi Bukan Suatu Keharusan


Dear e-Reformed Netters,

Tahukah Anda bahwa sekarang ini buku-buku tentang pengembangan diri 
adalah buku yang paling laris manis di pasaran? Para penerbit, 
termasuk para penulis tentunya dapat membaca dengan jeli kebutuhan 
pasar, yaitu kehausan akan apa yang dinamakan "penggembungan identitas 
diri".

Apakah orang-orang Kristen termasuk dalam pasar ini? Sayang sekali 
karena jawabannya adalah "ya". Banyak orang Kristen yang sangat giat 
mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan seperti ini, karena 
penyelenggaranya adalah juga notabene orang Kristen. Bahkan banyak 
pembicara Kristen yang dengan sengaja menerjunkan diri dalam bisnis 
pengembangan diri ini. Apakah salah? Ya, apabila usaha-usaha ini 
didasari oleh:

1. Rasa "kurang percaya diri pada Kristus", atau lebih buruk lagi    
   "tidak percaya diri pada Kristus". Jadi, kehidupan Kristennya tidak 
   dimulai dengan mati dan bangkit dalam Kristus, bahwa sesudah itu 
   kita menjadi ciptaan baru di dalam Kristus, yang lama sudah berlalu 
   dan yang baru sekarang adalah Kristus yang hidup di dalamku. 
   Mengapa ini menjadi awal yang penting? Karena tanpa keselamatan di 
   dalam Kristus, pengembangan diri hanyalah usaha untuk memperbaiki 
   "manusia lama" kita. Orang yang demikian tidak akan pernah bisa 
   percaya penuh pada Kristus, karena ia sebenarnya belum menerima 
   anugerah keselamatan, di mana hanya Kristuslah yang dapat 
   memberikannya.

2. Rasa "kekurangan di dalam Kristus". Bahwa percaya pada Kristus    
   harus ditunjang dengan usaha pribadi yang dapat memenuhi kehausan 
   akan kenikmatan dan kefanaan duniawi. Hidup yang kelihatan dan yang 
   sementara di dunia ini menjadi fokus utama yang diharapkan dapat 
   memberi bukti bahwa Kristus ada di dalam kita. Karena itu, bagi 
   orang- orang seperti ini, tanpa keberhasilan materi dan tanpa 
   kesuksesan hidup duniawi, maka kehidupan Kristennya dirasa hanyalah 
   omong kosong. Orang yang selalu merasa kekurangan di dalam Kristus 
   adalah orang yang sebenarnya belum mengalami kekayaan anugerah 
   keselamatan Kristus.

Salah satu contoh pembicara Kristen yang terkenal, bahkan ia adalah 
seorang pendeta yang sukses dalam bisnis memotivasi orang adalah Joel 
Osteen. Berangkat dari motivasi yang mulia, yaitu menolong orang lain 
agar berhasil dan mengalami hidup yang lebih baik, Joel Osteen lupa 
bahwa panggilan sebagai seorang Kristen bukanlah membawa dan 
menjadikan "manusia lama" kita menjadi lebih baik, tapi membawa 
"manusia lama" kita kepada Kristus untuk mati sehingga bisa 
dibangkitkan dan hidup sebagai "manusia baru" yang hidup dalam 
kepenuhan kekayaan anugerah-Nya. Silakan mengikuti laporan tanyangan 
wawancara dengan Joel Osteen di bawah ini.

Pimpinan Redaksi e-Reformed,
Yulia Oeniyati
< yulia(at)in-christ.net >

----------------------------------------------------------------------

            BAGI JOEL OSTEEN, TEOLOGI BUKAN SUATU KEHARUSAN
            ===============================================
                          Oleh: Paul Edward

"Saya berusaha membuat mereka lebih berhasil daripada sebelumnya," 
begitulah Joel Esteen mengungkapkan apa yang menjadi tujuan akhir 
organisasi pelayanan pengembangan diri miliknya yang bernilai jutaan 
dolar dalam sebuah tayangan TV berdurasi dua belas menit di program 
CBN ",60 Minutes" yang berjudul "Joel Osteen Answers His Critics (Joel 
Osteen Menjawab Kritik-kritik yang Ditujukan Kepadanya)". Tapi jauh 
dari yang diharapkan, bukannya menjawab kritik, tayangan tersebut 
kemungkinan justru membuatnya semakin dihujani kritik.

Dalam tayangan pendek berdurasi dua belas menit itu, Osteen berhasil 
mengakui bahwa pelayanannya lebih kepada tentang menunjukkan daripada 
mengajarkan sesuatu yang berisi substansi, bahwa ia segan untuk 
berdoktrin dan berteologi, bahwa ia tidak bertalenta menjadi pengajar 
firman Tuhan, bahwa ia lebih memilih untuk memberi inspirasi dan 
motivasi daripada memenuhi mandat biblika yang diberikan kepada 
pendeta untuk menegur dan mengajar, dan bahwa apa yang dia ajarkan 
lebih dekat seperti Dr. Phil dan Oprah daripada Yesus atau Rasul 
Paulus. Dengan kata lain yang lebih terang-terangan, Joel Osteen, dari 
apa yang kita lihat, lebih cocok dikualifikasikan sebagai pembicara 
motivator, dan kurang berkualifikasi untuk dianggap sebagai gembala 
dan pendeta jemaat Tuhan.

Byron Pitts, reporter CBN News yang mewawancarai Osteen dalam tayangan 
itu, terus menekankan bagian di mana pengajaran Osteen telah melenceng 
dari Alkitab dan ortodoksi historis. Pada satu saat, Pitts membacakan 
sebuah potongan singkat dari buku Osteen yang baru saja dirilis, 
"Become a Better You", dan kemudian Pitts memberikan sanggahan, "Sama 
sekali tidak ada kata Allah dalam tulisan Anda. Sama sekali juga tidak 
disebutkan tentang Yesus Kristus." Dan Osteen pun menjawab, "Ada 
Alkitab di sana yang mendukung semua tulisan saya itu," sebuah jawaban 
yang kelihatannya tegas, tapi menunjukkan betapa bahayanya cara Osteen 
memperlakukan Kitab Suci selama ini.

Osteen tidak memahami bahwa kita tidak membawa kesimpulan tentang 
hidup dan kehidupan ke Alkitab dan mencari ayat-ayat Alkitab yang 
mendukung kesimpulan kita itu. Kita seharusnya mengawalinya dengan 
Alkitab, memelajari ayat-ayatnya dengan saksama, membiarkan Roh Kudus 
-- penulis ayat-ayat itu -- memberikan kepada kita kesimpulan-Nya 
mengenai hidup dan kehidupan. Alkitab bukanlah tulisan pendukung untuk 
prinsip-prinsip yang Anda impikan untuk menghasilkan "kehidupan yang 
terbaik" untuk saat ini.

Dengan enteng, Osteen mengakui bahwa ia tidak mampu memperlakukan 
Alkitab secara tepat, katanya kepada Pitts, "... ada banyak orang yang 
lebih memenuhi syarat untuk berkata, `Ini ada buku yang akan 
menjelaskan kepadamu tentang Alkitab.` Saya pikir itu bukanlah 
talentaku." Ia menghabiskan hari Rabu sampai Sabtu untuk belajar di 
rumah menyiapkan khotbah mingguannya. Orang bisa bayangkan bahwa ia 
dengan rajinnya memelajari Alkitab. Ternyata tidak juga. Ia berkata 
kepada Byron Pitts, "... aku memikirkannya dalam beberapa hari dan aku 
kembali ke sini memberi makan jemaat, dan melakukan yang terbaik, 
menginspirasi mereka dan memberikan cerita-cerita yang bagus, dan 
membuat mereka terus mendengarkanku ...."

Tidak ada di mana pun di Alkitab yang mengatakan bahwa pelayan Tuhan 
diperintahkan untuk "menjadi yang terbaik" dan "menginspirasi orang 
lain" dan "menceritakan kisah-kisah yang bagus" atau bahkan "membuat 
mereka terus mendengarkannya". Sebaliknya, firman Tuhan jelas 
mengatakan bahwa kita dari dalam diri kita tidak mampu untuk 
memproklamirkan firman Tuhan (2 Kor. 3:5,6); bukanlah tujuan kita 
untuk menginspirasi, tujuan kita adalah untuk "menegur, mengajar, dan 
mendorong"; dan kita mencapai tujuan itu tidak dengan "kisah-kisah 
yang bagus", namun dengan "segala kesabaran dan pengajaran" (2 Tim. 
4:1-6).

Pengajaran atau doktrin bukanlah pusat perhatian Osteen. Osteen 
berkata kepada Pitts bahwa panggilannya bukanlah untuk membuat orang-
orang terkesan dengan "kata-kata Yunani dan doktrin". Namun, ia 
memandang panggilannya sebagai membantu orang untuk "memiliki pikiran 
yang benar pada zaman ini". Sementara Osteen mungkin menganggap bahwa 
mengajar firman Tuhan bukanlah talentanya, namun bagaimanapun Tuhan 
menuntut para pemimpin gereja Tuhan untuk memiliki kemampuan mengajar 
firman-Nya (1 Tim. 3:2; 2 Tim. 2:24). Dalam hal ini, Osteen telah 
mendiskualifikasi diri sendiri.

Osteen mengukur kesuksesan pelayanannya bukan dari pertumbuhan 
spiritual jemaatnya, namun dari "ratusan orang yang berkata kepadanya, 
`Anda telah mengubahkan hidupku.`" Tragisnya, pesan yang seharusnya 
mengubah begitu banyak orang itu adalah kebohongan (placebo). Osteen 
menggambarkan substansi pesannya sebagai sesuatu yang mendorong orang-
orang untuk "berpikir positif dalam situasi yang buruk, dan itu akan 
membantu Anda untuk terus memiliki harapan". Pitts menunjukkan pada 
Osteen bahwa ada banyak teolog yang menganggap apa yang dikatakannya 
itu berbahaya, yang kemudian dijawab Osteen, "Aku tidak tahu mengapa 
memberi orang harapan dianggap sebagai sesuatu hal yang berbahaya."

Harapan menjadi berbahaya jika harapan itu adalah harapan palsu. 
Memiliki sikap berpikir positif saat rumah sekeliling saya terbakar 
mungkin akan memberi saya harapan, namun satu-satunya hal yang dapat 
menyelamatkan saya adalah keluar dari rumah yang terbakar itu. Harapan 
memang dapat membuat orang bertahan, namun tak akan memberikan 
keselamatan. Osteen lebih menunjukkan pada orang bahwa harapan akan 
menyelamatkan mereka, bukan Yesus Kristus yang adalah satu-satunya 
Orang yang dapat membebaskan kita dari dosa (yang diistilahkan Osteen 
sebagai "situasi buruk"). Jaminan yang sejati di tengah tragedi hidup 
dan pencobaan tidak datang dengan percaya pada diri sendiri, melainkan 
dengan percaya pada Sosok yang membangkitkan Kristus dari kematian, 
dan menyadari bahwa kita telah dibangkitkan bersama Kristus melalui 
iman dalam karya Allah yang penuh kuasa, bahwa Allah telah menghapus 
dosa yang membelenggu kita dan memakukannya pada salib Anak-Nya yang 
tunggal (Kol. 2:8-15), yang membuat tak seorang pun mampu untuk 
menghukum dan memisahkan kita dari kasih Allah kepada kita melalui 
Kristus (Rm. 8:31-39). Dalam segala situasi buruk dalam hidup kita, 
kita lebih dari pemenang -- bukan karena kita melibas kesadaran kita 
dengan terus berpikir positif, namun karena Tuhan selalu membawa kita 
kepada kemenangan melalui pengorbanan-Nya yang sempurna bagi kita.

Semua pengajaran dan pelayanan Osteen yang salah itu berangkat dari 
fakta bahwa ia memandang teologi yang serius sebagai sesuatu yang 
tidak harus ada (optional). Jika kita tahu bahwa cara Joel Osteen 
mendekati dan menangani firman Tuhan adalah dengan cara yang tidak 
serius (casual), kita akan cukup tahu untuk menjauhkan diri dari 
pelayanannya, sebuah pelayanan yang mengaku menyiapkan orang untuk 
memiliki kehidupan yang terbaik, namun ternyata belum dapat melakukan 
apa-apa untuk menyiapkan mereka pada sebuah keabadian di luar 
kehidupan ini karena yang Osteen tahu hanyalah kehidupan di dunia ini 
saja. Ia belum meluangkan waktu untuk memahami Alkitab pada tingkat 
yang cukup dalam untuk menyadari bahwa "jikalau kita hanya dalam hidup 
ini saja menaruh harapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang 
yang paling malang dari segala manusia".                                                              
                                                              (t/Dian)
Catatan:
--------
Paul Edward adalah seorang pendeta dan pemandu acara Paul Edward 
Program yang disiarkan setiap hari di WLQV di Detroit dan 
godandculture.com

=====================================================================

Diterjemahkan dari:
Nama situs   : AM 1500 WLQV
Judul artikel: For Joel Osteen, Theology is Optional
Penulis      : Paul Edward
Alamat URL   : http://www.am1500wlqv.com/blogs/pedwards/11557377/

------------------------- ><> e-Reformed <>< -------------------------
Anda terdaftar dengan alamat: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Kontak Redaksi  : < reformed(a t)sabda.org >
Untuk mendaftar : < subscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Untuk berhenti  : < unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Arsip e-Reformed: < http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed >
SOTeRI          : < http://reformed.sabda.org/ >
><>  e-Reformed -------------------------------------- e-Reformed  <><

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org