Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/32

e-Reformed edisi 32 (3-9-2002)

Surat-surat Terbuka kepada Pendeta

Dear Reformed Netters,

Howard F. Sugden dalam bukunya yang ditulis bersama-sama dengan Warren
W. Wiersbe dan Paul R. Van Gorder, yang berjudul "Prioritas Seorang
Pendeta" menuliskan:

    "Ketika tiba saatnya untuk membicarakan tugas-tugas pelayanan
    pendeta, saya menyarankan agar digunakan kata 'gembala' sebagai
    salah satu istilah untuk menggambarkan pekerjaan yang harus
    dikerjakan oleh seorang hamba Tuhan dalam hubungan dengan
    jemaatnya (sebab istilah ini sesuai dengan Kitab Suci). Tetapi ada
    seseorang yang mengajukan sanggahan, 'Dewasa ini tidak seorang pun
    yang mengetahui apa gembala itu dan apa yang diperbuatnya dalam
    dunia kita sekarang ini.' Nampaknya ada pemikiran untuk
    memperbaharui anggaran dasar sekarang ini dan jangan kembali
    kepada jaman gembala dahulu.

    Saya hampir tak sabar untuk kembali ke ruang belajar, membuka
    konkordansi dan kamus 'Theological Dictionary of the New
    Testament' karangan Kittel untuk menyegarkan kembali hati saya
    dengan kata 'gembala' yang dipakai untuk menyebut Tuhan kita dan
    hamba-Nya sepanjang jaman. Saya menemukan bahwa kata 'gembala'
    atau 'domba' itu digunakan lebih dari empat puluh kali dalam kitab
    Perjanjian Baru, dan Kittel menjelaskan pokok itu sebanyak tujuh
    belas halaman.

    Tapi betul juga teman saya yang membuat sanggahan itu. Siapakah
    orang yang hidup pada jaman ini; jaman dimana ada kota-kota besar
    dan ramai, jalan-jalan lintas cepat, dengan berbagai transportasi
    modern serta banyak tempat rekreasi, yang masih tahu memikirkan
    tentang 'domba' dan 'gembala'?"


Jika Anda adalah seorang "gembala" (pemimpin jemaat), ketika membaca
kutipan di atas mungkin Anda merasa tersanjung mendapat sebutan
sebagai seorang "gembala" karena Yesus sendiri menyebut diri sebagai
"Gembala" dan tugas yang diemban oleh "gembala" sangatlah dihargai
oleh Tuhan. Menjadi "gembala" merupakan panggilan yang mulia,
melakukan tugas sebagai seorang "gembala" merupakan suatu "hak
istimewa" yang tidak Tuhan berikan kepada setiap orang, tapi hanya
kepada orang-orang tertentu saja.

Tapi jika Anda seorang "domba" (jemaat), maka kutipan di atas membuat
anda merasa tersanjung, karena bagi "domba" memiliki "gembala" artinya
seperti mendapatkan "hak istimewa" untuk dilayani. Maka tidak heran
jika Anda menginginkan seorang "gembala" yang selalu siap sedia
melayani dan melindungi 'domba-domba-Nya, kalau perlu 24 jam. Anda
akan jengkel kalau mendengar "gembala" yang mengeluh atau mengharapkan
pujian dari apa yang dilakukannya, karena sebagai seorang "gembala"
sudah sepantasnya kalau ia menderita dan berkorban bagi domba-domba-
Nya.

Melihat kontras dua pemikiran di atas, saya tertarik untuk mengutipkan
beberapa surat-surat terbuka yang ditulis oleh 'domba-domba" yang
ditujukan kepada "gembala-gembala"nya. Sangat menarik mengetahui apa
yang dipikirkan oleh "domba-domba" tentang "gembala-gembala"nya. Namun
sambil anda membaca kutipan surat-surat tsb., saya mengajak anda untuk
merenungkan dan menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini:

A. Jika anda seorang "gembala" jemaat:
   1. Pernahkah anda memahami tugas berat yang harus diemban seorang
      "gembala"?
   2. Apa reaksi anda bila anda menerima surat-surat seperti itu?
   3. Inginkah anda menerima surat-surat seperti itu dari "domba-
      domba" anda?
   4. Dalam hal bagaimana anda pantas menerima pujian-pujian dari
      "domba-domba" anda?
   5. Dalam hal bagaimana anda pantas menerima kritikan-kritikan dari
      "domba-domba" anda?

B. Jika anda seorang "domba" jemaat:
   1. Pernahkan anda memahami beratnya tugas seorang "gembala" jemaat?
   2. Pernahkah anda mensyukuri apa yang "gembala" anda lakukan bagi
      "domba-domba" jemaatnya?
   3. Bagaimana reaksi "gembala" anda jika anda menulis surat-surat
      seperti itu kepadanya?
   4. Pernahkah anda menyatakan penghargaan kepada 'gembala" anda
      secara terbuka?
   5. Apa pentingnya bagi "gembala" anda untuk mengetahui apa yang
      anda pikirkan tentang dia dan tugasnya?

Selamat merenungkan. Kiranya kiriman saya ini dapat menjadi berkat
bagi ke dua belah pihak; "gembala" dan "domba".

In Christ,
Yulia


---------------------------------------------------------------------

                  SURAT-SURAT TERBUKA KEPADA PENDETA

---------------------------------------------------------------------
*********
Surat (1)
*********

  Bapak Pendeta yang baik!

  Mungkin Bapak Pendeta merasa luar biasa mendengarkan kabar dari
  saya. Sebelumnya saya tidak pernah berbicara kepada Bapak Pendeta
  dan Bapak juga tidak pernah bertanya kepada saya. Saya malu untuk
  menyebutkan hal-hal ini, tetapi bagi saya itu penting dan saya ingin
  Bapak mengetahuinya.

  Pertama, saya ingin mengucapkan banyak terima kasih atas pengabdian
  Bapak untuk melayani dan memimpin kami, sampai-sampai Bapak pernah
  tidak dapat hadir pada perayaan hari ulang tahun anak perempuan
  Bapak. Berapa kali istri Bapak menunggu untuk makan malam, atau
  Bapak harus makan makanan yang sudah dingin, bahkan makan sendirian.
  Pasti, Bapak ingat kesedihan putra Bapak yang berumur 10 tahun
  karena Bapak tidak dapat menyaksikan dia waktu pertama kali main
  dalam pertandingan sepak bola.

  Setelah saya berterima kasih kepada Bapak, saya ingin menyarankan
  agar Bapak memberi perhatian yang selayaknya kepada keluarga Bapak.
  Bersenang-senanglah dengan mereka dan cintailah mereka, sebab hal
  itu termasuk melayani-Nya. Doronglah para pendeta muda untuk
  menyediakan waktu bagi keluarga mereka.

  Kedua, saya ingin menyarankan kepada Bapak untuk menarik pelajaran
  dari kebungkaman saya selama bertahun-tahun, sehingga Bapak mulai
  bercakap-cakap dengan anggota-anggota jemaat. Tanyalah apa yang
  terjadi dalam kehidupan kami. Beberapa dari kami ingin sekali
  mengeluarkan apa yang ada dalam hati kami, sedangkan yang lain perlu
  didorong. Tanyalah bagaimana caranya meningkatkan pelayanan Bapak,
  dan bagaimana gereja kita bisa lebih maju. Percayalah dan mintalah
  kepada Tuhan kebijaksanaan, belas kasihan, dan kekuatan untuk
  mencapai umat-Nya dan memenuhi kebutuhan mereka.

  Ketiga, izinkan saya mendorong Bapak agar tetap dalam keyakinan yang
  dinyatakan oleh Roh Kudus kepada Bapak. Saya tahu bahwa lebih mudah
  untuk kompromi atau mengabaikan dosa dan ketidakadilan, namun
  akibatnya ialah Kristus yang dicela dan pelayanan gereja akan kurang
  efektif. Sudah sering kami tidak mengatakan apa-apa, karena takut
  orang yang mendengar akan merasa tersinggung. Tempatkan pria dan
  wanita yang rohani dalam posisi pimpinan. Dengan demikian gereja
  akan lebih bertambah maju dan kuat.

  Akhirnya, yang paling penting menyerahkan diri kepada Yesus Kristus.
  Biasanya, manusia merasa bangga dapat menemukan sesuatu sendiri.
  Memang, dengan kekuatan sendiri kita dapat berbuat kebajikan dan
  bisa melayani dengan baik dalam jabatan kita. Tetapi ini bukanlah
  cara Tuhan. Tuhan hanya senang kalau kita mengesampingkan keakuan
  kita dan mengizinkan Tuhan bekerja melalui kita. Maka, kekuatan-Nya,
  hikmat-Nya, dan belas kasihan-Nya itulah yang akan menjangkau dan
  melayani umat-Nya. Dengan demikian kebutuhan umat-Nya dicukupi, dan
  segala hormat kemuliaan diberikan kepada Tuhan.

  Terima kasih atas kesediaan Bapak Pendeta untuk mendengarkan saran
  saya. Saya puji Tuhan karena kasih dan untuk semua yang Tuhan sudah
  lakukan bagi kami melalui Bapak Pendeta.

  Hormat saya di dalam kasih-Nya.


*********
Surat (2)
*********

  Bapak Pendeta yang kekasih,

  Pada hari-hari belakangan ini di mana banyak pendeta terus-menerus
  dikritik oleh jemaat yang tidak tahu berterima kasih, maka saya
  sungguh-sungguh berterima kasih kepada Bapak atas semua pekerjaan
  yang Bapak laksanakan demi gereja kita. Bapak tetap bersama-sama
  kami ketika.....

  .....ada orang-orang Kristen yang belum dewasa meskipun dengan
  maksud baik hampir-hampir membuat perpecahan di gereja pada waktu
  rapat anggota gereja.

  .....anggota-anggota gereja lama tetap berpegang pada pandangan yang
  kolot sehingga menghambat kemajuan.

  .....seorang gadis remaja dari keluarga terpandang kedapatan hamil
  sebelum menikah.

  ....pasangan suami istri muda yang terancam perceraian datang kepada
  Bapak untuk konsultasi.

  Bapak setia memberitakan Firman Allah. Karena demikian, maka kami
  melihat hal-hal ini terjadi......

  ......seorang suami yang belum selamat yang telah kita doakan selama
  bertahun-tahun, akhirnya diselamatkan.

  ......banyak kaum muda kini telah menikah dan membangun rumah tangga
  Kristen serta aktif dalam gereja.

  .....majelis gereja telah mengambil alih lebih banyak tanggung jawab
  dalam gereja.

  .....jemaat kita sangat lapar akan Firman Allah dan dengan penuh
  perhatian mendengarkan ajaran Firman Allah yang Bapak berikan.

  Maka dari itu jangan menyerah! Tuhan memberkati gereja kita.
  Walaupun tidak sering saya mengatakan hal ini, tetapi sebetulnya
  Bapak adalah orang yang paling saya hormati dalam hidup ini. Saya
  mendoakan Bapak beserta keluarga Bapak setiap hari. Tuhan pasti
  menyediakan pahala yang istimewa karena pelayanan Bapak.

  Terima kasih karena saya merasa diberkati oleh pelayanan Bapak.

  Salam dari seorang anggota Bapak.


*********
Surat (3)
*********

  Bapak pendeta yang terkasih,

  Saya hanya ingin minta waktu Bapak Pendeta beberapa menit untuk
  mengucapkan terima kasih atas pelayanan Bapak yang setia kepada
  kami.

  Sebab gereja kita ini besar, saya kira akan mudah diperlakukan
  secara umum saja, yaitu sebagai satu jemaat. Tetapi Bapak benar-
  benar memperhatikan setiap individu. Bapak banyak meluangkan waktu
  untuk mengenal orang yang memerlukan pelayanan. Saya sering melihat
  Bapak menolong orang yang baru menerima Kristus, mengajar dan
  membimbing mereka dalam hidup mereka yang baru. Bapak telah
  menunjukkan mereka bagaimana mereka harus hidup dengan iman. Bapak
  mengajar kelas khusus di gereja bagi petobat-petobat baru dan
  menunjukkan mereka bagaimana mempelajari Alkitab.

  Saya sangat menghargai cara Bapak mempraktekkan cara hidup orang
  Kristen dalam hidup sehari-hari. Hal itu nyata bagi kami sekalian
  karena Bapak menaruh perhatian kepada orang lain. Sekian.

  Hormat dari seorang anggota yang sangat berterima kasih.


*********
Surat (4)
*********

  Bapak Pendeta yang terkasih,

  Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih dan sangat menghargai
  teladan yang Bapak berikan kepada kami.

  Ketika Bapak menjadi pendeta gereja kami, Bapak mengatakan kepada
  jemaat bahwa setiap hari Bapak akan melihat daftar anggota dan
  berdoa untuk lima keluarga. Hari berikutnya Bapak akan mendoakan
  lima keluarga yang lain, dan begitu seterusnya.

  Bapak juga berkata bahwa bila staf berkumpul setiap pagi untuk saat
  teduh, Bapak akan mendoakan satu orang atau satu keluarga. Kemudian
  Bapak mengirim kartu kepada orang atau keluarga tersebut untuk
  mengatakan bahwa Bapak mencintai mereka dan banyak memikirkan
  mereka.

  Berkali-kali kami mendengarkan orang berkata, "Jangan lupa berdoa
  untuk pendeta saudara." Saya sebagai anggota sangat berterima kasih,
  karena saya tidak perlu ragu-ragu apakah Bapak Pendeta berdoa buat
  saya ataukah tidak. Selama bertahun-tahun ini, kartu-kartu yang
  Bapak kirimkan sangat berarti bagi saya.

  Terima kasih atas doa Bapak Pendeta untuk saya.


*********
Surat (5)
*********

  Bapak Pendeta yang terkasih,

  Pertama, saya ingin mengucapkan syukur kepada Tuhan karena telah
  mengirim Bapak Pendeta ke gereja kami. Kami sangat menghargai cinta
  Bapak kepada Tuhan dan semangat untuk membawa jiwa-jiwa kepada
  Tuhan.

  Akan tetapi, saya harus mengakui bahwa saya agak bosan untuk terus-
  menerus mendengar khotbah evangelisasi sebagai makanan rohani.
  Memang, penting sekali untuk membawa jiwa-jiwa kepada keselamatan,
  dan kami sangat menghargai keinginan Bapak untuk mengisi bangku-
  bangku kosong yang mengganggu Bapak setiap hari Minggu.

  Tetapi saya yakin bahwa perasaan ini terdapat pada banyak saudara
  yang telah lama menjadi orang Kristen. Bukan hanya susu yang kami
  perlukan. Kami memerlukan khotbah dan uraian yang lebih luas dan
  mendalam dari Firman Allah, ibarat daging keras yang perlu dikunyah.
  Penting juga bagi kami mengetahui sabda Tuhan dan bagaimana
  menggunakannya dalam hidup kami sekarang ini. Makin lama dunia makin
  mendesak kami untuk mengikuti modenya. Jika kami tidak berakar dalam
  Firman Allah, kami tidak dapat bertahan terhadap serangan si jahat
  itu.

  Saya tahu Bapak pasti sibuk sekali dan banyak waktu Bapak disita
  oleh anggota-anggota jemaat. Namun jagalah, jangan sampai ada yang
  mengganggu pelajaran Bapak, sebab jam-jam Bapak untuk mempelajari
  Alkitab adalah sangat bermanfaat bagi Bapak dan kami.

  Saya tidak marah atau kurang puas, tetapi ingin agar Bapak
  mengetahui perasaan saya. Saya mendoakan Bapak setiap hari.

  Saudaramu di dalam Kristus.


*********
Surat (7)
*********

  Bapak Pendeta yang terkasih,

  Saya menulis surat ini atas dorongan cinta kasih Kristus dan saya
  tidak bermaksud akan menyakiti hati Bapak Pendeta.

  Bapak adalah seorang guru dan pengkhotbah yang baik sekali. Saya
  yakin tak ada seorang pun yang mencela pelayanan Bapak. Namun, dalam
  panggilan untuk tugas penggembalaan termasuk menggembalakan kawanan
  domba seluruhnya, inilah kekurangan yang banyak kami rasakan dalam
  pelayanan Bapak.

  Memang baik membangun jemaat dengan pasangan suami istri yang muda,
  sebab mereka adalah sokoguru gereja di masa mendatang. Tetapi pada
  waktu yang bersamaan, domba-domba tua juga memerlukan seorang
  gembala. Ada baiknya jika Bapak Pendeta menyadari keperluan mereka.
  Bila mereka sakit, beritahukan melalui pengumuman di gereja sehingga
  orang lain dapat berdoa untuk mereka. Bila mereka menghadapi suatu
  masalah, tunjukkan perhatian agar mereka tahu bahwa Bapak juga ikut
  merasakan dan prihatin. Janganlah Bapak Pendeta menyerahkan semua
  itu kepada majelis gereja atau kepada pendeta pembantu.

  Seorang gembala yang sejati memperhatikan semua domba, dan tidak
  hanya domba-domba muda dan anak domba. Kita semua juga ingin merasa
  dibutuhkan dan diperhatikan.

  Saudaramu di dalam Kristus.


*********
Surat (8)
*********

  Bapak Pendeta yang terkasih,

  Sebagai seorang anggota setia di jemaat Bapak, dan sebagai
  penyumbang dan pekerja di gereja, saya menghargai pengabdian Bapak
  Pendeta dan cita-cita Bapak dalam melayani Tuhan.

  Baru-baru ini saya mendengar bahwa Bapak Pendeta menawarkan diri
  sebagai seorang calon untuk menggembalakan gereja yang lain. Saya
  tidak perlu mengetahui apakah betul atau tidak, tetapi hal ini
  menimbulkan beberapa pertanyaan dalam pikiran saya tentang lamanya
  dan mutu pelayanan beberapa hamba Tuhan yang diberikan kepada jemaat
  mereka. Namun saya juga menyadari bahwa Bapak Pendeta ingin sekali
  mengetahui dan menuruti kehendak Tuhan.

  Inilah beberapa masalah yang saya lihat:

  1. Bapak Pendeta baru bertugas selama 3 tahun di gereja kami.
     Rupanya Bapak pendeta lebih banyak memikirkan kesejahteraan Bapak
     sendiri daripada kesejahteraan kami.

  2. Apakah ada semacam promosi yang diharapkan para pendeta sesudah
     memberikan pelayanan di gereja-gereja yang kecil?

  3. Ketika gereja selalu mengalami pergantian pendeta yang hanya
     melayani 3 tahun, bagaimana anggotanya bisa belajar untuk saling
     mencintai dan saling menghormati?

  4. Saya harap Bapak Pendeta tidak salah paham. Saya adalah anggota
     lama di gereja ini. Namun sukar sekali untuk sering-sering
     menyesuaikan diri kembali setelah terjadi pergantian pendeta.
     Apakah kesejahteraan jemaat tidak begitu penting dibandingkan
     dengan "kehendak Tuhan" bagi pendeta?

  Saya harap Bapak pendeta tidak merasa bahwa saya ini suka
  menggerutu. Saya hanya menginginkan informasi dan perhatian.

  Dari seorang anggota yang merasa terganggu.


**********
Surat (10)
**********

  Bapak Pendeta yang terkasih,

  Sungguh sukar bagi saya untuk menulis surat ini, karena cinta saya
  kepada gereja, dan keinginan saya agar Tuhan memakai Bapak Pendeta,
  oleh karena itu saya merasa perlu mengungkapkan isi hati saya.

  Saya mengetahui kesukaran yang Bapak hadapi dapat melemahkan
  pelayanan Bapak. Jika Bapak Pendeta jujur, pasti akan mengakui bahwa
  Bapak tidak mempelajari Alkitab sebagaimana mestinya dan juga tidak
  pernah mengkhotbahkan Firman Allah. Agaknya, Bapak kurang
  memperhatikan kesejahteraan jemaat Bapak. Sebagai seorang gembala
  hal ini seharusnya merupakan tanggung jawab Bapak yang penting.

  Saya tidak merasa kurang senang terhadap Bapak, bahkan saya selalu
  berdoa bagi Bapak Pendeta.

  Bapak Pendeta yang baik, demi kebaikan Bapak dan gereja saya harap
  Bapak memperbaharui penyerahan Bapak kepada Tuhan. Setialah terhadap
  panggilan Tuhan bagi Bapak untuk menyampaikan sabda Allah dan
  memberi santapan rohani bagi kawanan domba itu. "Karena itu jagalah
  dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan
  Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang
  diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri" (Kisah Para Rasul
  20:28).

  Salam kasih hangat seorang dari kawanan domba Bapak.


**********
Surat (11)
**********

  Bapak Pendeta yang terkasih,

  Sebagai seorang jemaat Bapak, saya mengindahkan Bapak sebagai orang
  yang ditunjuk oleh Tuhan untuk menjadi gembala. Mengutip suatu
  bagian dari ucapan perpisahan rasul Paulus yang ditujukan kepada
  para penatua jemaat di Efesus, saya mohon demi diri sendiri dan
  seluruh jemaat agar Bapak menjaga diri sendiri dan menjaga seluruh
  jemaat. Bapak Pendeta telah dipimpin oleh Roh Kudus, dan dipanggil
  oleh Tuhan untuk melayani kami (Kisah Para Rasul 20:28). Berilah
  kami susu yang murni dan daging yang keras dari Firman Allah agar
  kami dapat bertumbuh dan menjadi orang-orang percaya yang dewasa.

  Saya harap Bapak Pendeta akan mencintai dan memperhatikan domba yang
  hilang - mereka yang tidak pernah masuk gereja dan domba-domba lain
  yang terlepas dari kawanan dombanya.

  Sebagai gembala yang baik, Bapak harus ulet. Mudah-mudahan Bapak
  selalu memiliki kekuatan di balik perisai iman untuk menangkis
  lawan, serta bijaksana dan mempunyai visi. Bapak harus waspada
  terhadap orang-orang yang menyelundup masuk untuk merusakkan kita,
  dan dengan tongkat kebenaran Bapak harus membela kawanan domba dari
  infiltrasi licik dan pengaruh mereka yang memecah-belahkan kita.

  Di samping itu Bapak juga harus lemah lembut. Bapak harus memenuhi
  kebutuhan orang-orang yang menderita, orang lanjut usia, yang sakit
  dan yang hampir mati.

  Saya rasa bahwa sebenarnya yang saya minta adalah agar Bapak
  mempunyai hati seorang gembala, yaitu berbelas kasihan, melindungi,
  dan penuh pengertian.

  Dengan anugerah Tuhan saya akan membantu Bapak dengan doa dan
  kesetiaan saya. Saya berjanji bahwa hanya bila sangat perlu baru
  saya menelpon Bapak agar tidak mengganggu jam-jam belajar serta
  persekutuan Bapak dengan Tuhan. Tugas yang suci yaitu menyampaikan
  firman Allah harus didahulukan.

  Sekali lagi, terima kasih!

---------------------------------------------------------------------

Bahan di atas diambil dari sumber:
Judul Buku : Prioritas Seorang Pendeta
Penulis    : Warren W.Wiersbe, Paul R.Van Gorder, Howard F. Sugden
Judul Bab  : Surat-surat Terbuka kepada Pendeta
Halaman    : 69 - 85
Penerbit   : Gandum Mas, 1982

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org