Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/24

e-Reformed edisi 24 (31-1-2002)

Lagu Tentang Kehendak Tuhan

Syair lagu "Have Thine Own Way, Lord" dalam bahasa Inggris:


                   HAVE THINE OWN WAY, LORD

Have thine own way, Lord, have thine own way!
Thou art the Potter; I am the clay,
Mould me and make me, After thy will,
While I am waiting, Yielded and still.

           Have thine own way, Lord, have thine own way!
           Search me and try me, Master, today!
           Whiter than snow, Lord, Wash me just now,
           As in thy presence Humbly I bow.

                       Have thine own way, Lord, have thine own way!
                       Wounded and weary, Help me I pray!
                       Power, all power, Surely is thine!
                       Touch me and heal me, Saviour divine!

 [[Syair: Have Thine Own Way, Lord
   Oleh : Adelaide A. Pollard, 1907, Yesaya 64:8
   Lagu : ADELAIDE, George C. Stebbins, 1907 ]]


  Adelaide A. Pollard adalah seorang wanita yang lain daripada yang
  lain. Banyak pendapat dan perbuatannya yang bertentangan dengan cara
  berpikir dan bertindak yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang
  Kristen.

  Namun Nona Pollard persis sama dengan saudara-saudara seimannya
  dalam satu hal, yaitu: Ia sungguh ingin supaya kehendak Tuhanlah
  yang terjadi. Keinginannya itu pernah dicetuskannya dalam sebuah
  nyanyian rohani, yang kini telah menjadi lagu pilihan umat Kristen
  di seluruh dunia.

  MENGIKUTI JALANNYA SENDIRI

  Sejak kecil pengarang wanita itu rupa-rupanya tidak begitu
  menghiraukan nasihat orang lain: Ia lebih suka mengikuti jalannya
  sendiri. Bahkan nama yang diberikan oleh orangtuanya itu tidak
  berkenan di hatinya. Maka ia sendiri kemudian mengganti nama itu
  sehingga "Sarah A. Pollard" menjadi "Adelaide A. Pollard."

  Nona Pollard yang keras kepala itu memperoleh pendidikan yang baik.
  Ia lahir pada tahun 1862 di Iowa, dan bersekolah di negara bagian
  itu. Ia pun bersekolah di daerah-daerah Amerika Serikat yang lain,
  yaitu: Indiana dan Massachussets. Kemudian ia menjadi seorang guru
  di kota Chicago, Illinois.

  Baik Adelaide maupun seluruh keluarga Pollard adalah orang-orang
  Kristen yang saleh. Namun setelah ia dewasa, Adelaide Pollard jarang
  bertemu lagi dengan sanak saudaranya. Mungkin salah satu sebabnya
  ialah, karena ia selalu tertarik pada aliran-aliran Kristen yang
  oleh orang lain dianggap "sekte yang aneh-aneh."

  Selama beberapa waktu Nona Pollard menyokong usaha seorang penginjil
  yang mengutamakan penyembuhan ilahi. Menurut kesaksiannya sendiri,
  Adelaide Pollard disembuhkan dari penyakit kencing manis (walau pada
  hakekatnya kesehatan itu tetap kurang stabil). Kemudian ia beralih
  kepada seorang penginjil lainnya, yang mengutamakan kedatangan Tuhan
  Yesus yang kedua kalinya.

  Nona Pollard bekerja sama dengan penginjil itu untuk mengumpulkan
  dana agar dapat ikut serta dengan suatu rombongan utusan Injil ke
  benua Afrika. Tetapi usaha itu gagal. Lalu Adelaide Pollard mulai
  mengajar di sebuah sekolah tinggi tempat latihan untuk para calon
  utusan Injil.

  Pada waktu ia sudah setengah umur, Nona Pollard akhirnya jadi juga
  pergi ke Afrika. Tetapi ia hanya sempat melayani di sana selama
  beberapa bulan saja. Pecahnya Perang Dunia I, memaksanya mengungsi
  ke negeri Skotlandia. Empat tahun kemudian, barulah ia dapat pulang
  ke negeri asalnya.

  Sepanjang hidupnya, bahkan pada waktu ia sudah mulai berusia lanjut,
  Nona Pollard terus mengembara sambil mengabarkan Injil dan
  mengajarkan isi Alkitab. Sewaktu-waktu badannya menjadi lemah; hanya
  pada saat-saat itulah ia pulang ke keluarganya, sampai kesehatannya
  agak pulih kembali.

  Menjelang Hari Natal tahun 1934, ketika umurnya sudah 72 tahun,
  Adelaide Pollard pergi ke stasiun besar di kota New York. Ia membeli
  sehelai karcis kereta api, karena hendak pergi ke kota Philadelphia
  untuk berperan serta dalam suatu kebaktian gereja di sana.

  Tetapi Tuhan menghendaki agar Nona Pollard pergi ke suatu tempat
  tujuan yang lain daripada Philadelphia. Wanita yang sudah tua itu
  jatuh sakit sementara menunggu kereta api. Dalam waktu yang singkat
  ia sudah berpulang ke "Stasiun Surgawi"

  MENGIKUTI JALAN TUHAN

  Mungkin cara hidup Adelaide A. Pollard itu boleh dianggap agak aneh.
  Namun demikian, cukup jelaslah bahwa ia seorang wanita Kristen yang
  melayani Tuhan dengan rajin dan setia. Dalam beberapa hal ia memang
  bersikeras mengikuti jalannya sendiri. Tetapi dalam hal-hal yang
  sungguh berarti, ia selalu berusaha mengikuti jalan Tuhan.

  Nona Pollard, sama seperti ibunya dulu, suka mengarang syair-syair
  rohani. Tidaklah diketahui beberapa banyak jumlah karangannya, oleh
  karena ia tidak suka membubuhi namanya pada semua hasil karyanya.
  Tetapi paling sedikit satu di antara sajak-sajak rohani buah penanya
  itu sudah ketahuan rahasia asal-usulnya, yakni: lagu pilihan yang
  diceritakan dalam artikel ini.

  Pada suatu masa hampir satu abad yang lalu, Adelaide Pollard rindu
  sekali untuk pergi ke Afrika sebagai seorang pengabar Injil. Tetapi
  rupa-rupanya jalan menuju ke sana itu tertutup. Pada waktu hatinya
  diliputi rasa kecewa, ia menghadiri suatu pertemuan doa. Hadir juga
  pada saat itu seorang wanita Kristen yang sudah lanjut usianya.
  Dalam doanya, orang yang tua itu tidak memohon berkat-berkat Tuhan,
  seperti yang biasa dilakukan oleh umat Kristen. Sebaliknya, doanya
  berbunyi sebagai berikut:

  "Tidaklah menjadi soal, apa saja yang Tuhan berikan dalam kehidupan
  kita, hanya saja, semoga kehendak Tuhanlah yang jadi!"

  Permohonan yang sederhana itu sangat berkesan dalam hati Adelaide
  Pollard. Ia merasa terdorong untuk memperbarui penyerahan dirinya
  kepada Tuhan. Kalau memang bukan kehendak Tuhan supaya ia pergi ke
  Afrika, maka hal itu tidaklah menjadi soal.

  Sepulangnya dari pertemuan doa itu, Nona Pollard merenungkan dua
  ayat dari Kitab Nabi Yeremia: "Pergilah aku ke rumah tukang periuk,
  dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila bejana,
  yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka
  tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut
  apa yang baik pada pemandangannya" (Yeremia 18:3-4).

  Jalan pikiran Adelaide Pollard pada malam itu kira-kira sebagai
  berikut: Rupa-rupanya hingga kini Tuhan telah membentuk hidupku,
  seperti tanah liat di dalam tangan-Nya. Tetapi mungkin kemauan keras
  hendak pergi ke Afrika itu telah membuat hidupku rusak, sehingga
  Tuhan harus membentuknya kembali 'menjadi bejana lain menurut apa
  yang baik pada pemandangan-Nya'.

  Rasa damai menenangkan jiwanya. Dan pada malam itu juga ia menulis
  sebuah "Lagu Tentang Kehendak Tuhan", yang sekarang dinyanyikan di
  seluruh dunia.

  PANJANG SEKALI UMURNYA

  Doa berupa syair karangan Adelaide A. Pollard itu dilengkapi dengan
  musik oleh George C. Stebbins. Ia dilahirkan pada tahun 1846, di
  negara bagian New York, Amerika Serikat. Pada umur tiga belas tahun
  ia sempat mengikuti suatu kursus musik. Sejak waktu itu, musiklah
  yang menjadi bidang kegiatannya sebagai seorang pengikut Kristus,
  bahkan sampai ia meninggal pada tahun 1945; umurnya 99 tahun!

  Sebagai seorang pemuda, George Stebbins pindah ke kota besar
  Chicago. Di sana pekerjaannya merangkap: sebagai anggota staf
  penerbit musik rohani, dan sebagai pemimpin musik di gereja. Setelah
  beberapa tahun ia mulai mencurahkan sepenuh waktunya menjadi
  pemimpin musik di sebuah gereja yang besar. Kemudian ia pun menjadi
  pemimpin musik dalam kampanye-kampanye kebangunan rohani besar-
  besaran. Di samping itu semua, ia juga mengarang beratus-ratus lagu
  rohani.

  Kampanye-kampanye penginjilan massal itu diadakan bukan hanya di
  Amerika, melainkan juga di Eropa dan di Asia. Salah satu nyanyian
  pujian yang paling disayangi hingga kini, pernah dikarang oleh
  George Stebbins pada saat ia sedang melayani Tuhan di negeri India.
  Dan dua di antara lagu-lagu karangannya yang terdapat dalam buku Dua
  Sahabat Lama, dengan aransemen-aransemen khusus untuk solo, duet,
  atau kwartet.

  Pada tahun 1907 George C. Stebbins menerbitkan salah satu dari
  beberapa buku kumpulan nyanyian pujian yang pernah disusunnya. Untuk
  koleksi yang baru itu, ia mengarang sebuah melodi yang
  digabungkannya dengan sebuah syair karangan Adelaide A. Pollard.
  Maka terbentuklah "Lagu Tentang Kehendak Tuhan", yang telah menjadi
  sebuah lagu pilihan umat Kristen, baik di Indonesia maupun di mana-
  mana.

  Inilah syair lagu "Biarlah KehendakMu Jadi, ya Tuhan" dalam bahasa
  Indonesia:


               BIARLAH KEHENDAKMU JADI, YA TUHAN

  Kehendak Tuhan laksanakan! Ku tanah liat, Kau Penjunan;
  Bentuklah aku sesukaMu; Aku menunggu di kakiMu

    Kehendak Tuhan laksanakan! Tiliklah hatiku dan sucikan;
    dihadiratMu ku berserah; Yesus Tuhanku, O t'rimalah!

      Kehendak Tuhan laksanakan! Tolonglah aku yang berbeban;
      Sembuhkan, Tuhan, hatiku resah; Yesus Penghibur Mahakuasa

        Kehendak Tuhan laksanakan! Jiwa ragaku kendalikan, Isilah aku
        oleh RohMu; Hiduplah, Yesus, di hatiku! Amin.



Sumber:
Judul Buku: Riwayat Lagu Pilihan dari Nyanyian Pujian, Jilid 3
Pengarang : H.L. Cermat
Penerbit  : LLB, Bandung
Halaman   : 78 - 83

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org