ARTIKEL
Misteri Inkarnasi
Ada banyak hal dalam hidup yang membuat kita terheran-heran; dunia kita penuh dengan misteri yang dalam, tetapi misteri terbesar dari semua itu adalah misteri inkarnasi. Salah satu pernyataan paling mendalam dari misteri ini terdapat dalam 1 Timotius 3:16: “Kita mengakui betapa besarnya rahasia kesalehan itu: ‘Ia, dinyatakan dalam daging, dibenarkan oleh Roh, dilihat oleh malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa, dipercaya dalam dunia, diangkat kepada kemuliaan.’” (1) Ayat ini merangkum sebuah bagian yang di dalamnya Paulus membahas gereja dan majelis jemaatnya. Karena gereja adalah pilar dan penopang kebenaran, maka fokus dari hidup dan pesan gereja adalah Tuhan Yesus Kristus.
Paulus memulai dengan sebuah pernyataan tentang misteri kesalehan: “Kita mengakui betapa besarnya rahasia kesalehan itu.” Dengan frasa “kita mengakui”, dia mengatakan bahwa misteri ini harusnya menjadi fondasi kesaksian gereja. Dengan frasa ini, dia mengajarkan bahwa hal itu adalah tanpa kontroversi; sesuatu yang telah diakui benar. Dia tidak mengacu kepada pengakuan gereja, tetapi kepada sebuah keyakinan inti yang tidak perlu diperdebatkan. Dengan perkataan lain, jika seseorang adalah Kristen, dia harus berkomitmen terhadap kebenaran yang dinyatakan dalam kalimat ini.
Paulus menyebut kebenaran yang tidak dapat disangkal ini dengan “rahasia kesalehan”. Dalam Roma 16:25-26, Paulus menjelaskan apa yang dia maksudkan dengan misteri: “Bagi Dia yang sanggup meneguhkan kamu sesuai Injil yang kubawa dan pemberitaanku tentang Yesus Kristus, dan yang sesuai dengan penyingkapan rahasia yang telah disembunyikan selama berabad-abad, tetapi yang sekarang telah dinyatakan melalui kitab-kitab para nabi, sesuai dengan perintah Allah yang kekal yang telah diberitahukan kepada segala bangsa untuk memimpin menuju ketaatan iman”. Rahasia ilahi bukanlah fenomena yang hanya diketahui dan dipahami oleh beberapa orang tertentu, melainkan kebenaran yang disabdakan sejak kekekalan dan dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, tetapi hanya benar-benar digenapi melalui wahyu kerasulan.
Misteri tertentu yang dibukakan secara samar dalam Perjanjian Lama ini adalah kerendahan dan kemuliaan Allah berinkarnasi, yang dengan itu orang-orang bukan Yahudi pun masuk ke dalam gereja. Pikiran kita meragukan misteri inkarnasi dan implikasinya ini; itu ada di luar batas kemampuan pemahaman kita. Injil adalah sebuah misteri, tetapi misteri yang dibukakan secara jelas dalam Perjanjian Baru.
Perhatikan juga tujuan dari pesan ini. Sebelumnya, Paulus menulis, “Namun, tujuan dari perintah itu adalah kasih yang berasal dari hati yang murni, nurani yang baik, serta iman yang tulus” (1 Timotius 1:5). Oleh karena itu, dia menyebut kebenaran ini “rahasia kesalehan”. Ini bukanlah misteri yang menggelitik otak orang pintar atau sekelompok orang saja; ini bukanlah misteri yang menimbulkan diskusi abstrak meski pikiran kita direntangkan dengan kebenaran-kebenaran Kitab Suci dan kita suka memikirkan tentang doktrin-doktrin firman Allah yang indah. Kebenaran ini, seperti semua kebenaran Allah, mendatangkan kesalehan. Di sini, kita mendapati esensi dari apa yang kita sebut Calvinisme praktis. Semua kebenaran Alkitab harus diterima sedemikian rupa sehingga menghasilkan kesalehan dan penyembahan. Maka dari itu, perenungan akan misteri ini seharusnya mengubahkan.
Paulus menyingkapkan misteri itu dalam paruh kedua dari ayatnya: “Ia, dinyatakan dalam daging, dibenarkan oleh Roh, dilihat oleh malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa, dipercaya dalam dunia, diangkat kepada kemuliaan.” Format kalimat ini sendiri menarik karena tampak seperti kalimat liturgis -- entah itu sebuah pengakuan atau himne. Barangkali, itu merupakan potongan puisi yang paling menggugah rasa ingin tahu dalam Perjanjian Baru. Kita melihat rancangan artistik paling teliti di ayat ini dalam penyusunan tata bahasanya, 3 bait dalam 6 baris, dengan masing-masing baris memiliki susunan tata bahasa yang sama. Bait pertama berkenaan dengan karya Kristus yang diselesaikan; bait kedua, diberitakan; dan bait ketiga, diakui.
Lagi pula, masing-masing bait menyatakan kontras antara bumi dan surga: “dinyatakan dalam daging” -- duniawi, “dibenarkan oleh Roh” -- surgawi; “dilihat oleh malaikat-malaikat” -- surgawi, “diberitakan di antara bangsa-bangsa” -- duniawi; “dipercaya dalam dunia” -- duniawi, “diangkat kepada kemuliaan” -- surgawi. Yang terakhir, kalimat ini dimulai dengan kerendahan Kristus dan diakhiri dengan kemuliaan-Nya. Lebih dari semua itu, struktur yang disesuaikan ini menjadi pernyataan yang mengesankan tentang inkarnasi.
Apakah pernyataan dan pengakuan gereja yang terbesar? Seperti yang ditulis di atas, bait pertama berkenaan dengan kerendahan dan kemuliaan Juru Selamat yang berinkarnasi: Ia, dinyatakan dalam daging, dibenarkan oleh Roh. Di sini, terdapat perbedaan secara teks antara teks di New King James Version dan NASB atau ESV. Dua yang disebutkan terakhir menulis “yang dinyatakan (dimanifestasikan) dalam daging”. NKJ menulis “Allah dimanifestasikan (dinyatakan) dalam daging”. Sebenarnya, tidak ada perbedaan secara doktrin. Istilah “Ia” menunjuk kepada Kristus; Dia adalah Allah yang telah menjadi daging. NKJ membuat implikasinya lebih jelas dengan menyatakan bahwa Allah telah datang dalam daging.
Banyak di antara kita yang sudah lama mengetahui kebenaran ini dan cenderung cepat-cepat melewatkannya; meski demikian, ini benar-benar sebuah misteri yang dalam. Kata dinyatakan (dimanifestasikan) menandakan keberadaan tertinggi Yesus Kristus. Paulus lebih jauh menyatakan keberadaan-Nya yang tertinggi dalam Galatia 4:4: “Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan lahir di bawah Hukum Taurat”. Dengan kata-kata sederhana ini, Paulus menyatakan keilahian Juru Selamat kita. Sebab, anak kalimat “Allah mengutus Anak-Nya”, menyatakan secara tidak langsung ketuhanan dan kekekalan Sang Anak. Ketika kita memberitahukan kelahiran seorang bayi, kita tidak berkata, “Kami dengan bahagia memberitahukan bahwa Allah telah mengutus Jacob Belden ke dalam dunia.” Paulus memakai kalimat yang menuntut kita mengerti bahwa Dia yang lahir dari seorang wanita sudah ada. Sang Anak ada bersama dengan Bapa, dan Bapa mengutus Dia ke dalam dunia. Sang Anak bukanlah seseorang yang baru ada setelah Dia lahir. Allah mengutus Anak-Nya ke bumi (bandingkan Yohanes 3:16).
Dia datang ke bumi dengan lahir melalui seorang wanita. Dalam hal ini, Paulus menekankan catatan yang mulia tentang kehamilan perawan, yang dinyatakan di Lukas 1:26-38. Dua frasa sederhana ini -- “diutus” dan “lahir dari wanita” -- merangkum misteri inkarnasi. Anak Allah yang kekal diutus ke dalam dunia melalui proses yang memakai natur manusia di dalam rahim Perawan Maria. Maka dari itu, Dia adalah pribadi yang memiliki dua natur yang sangat berbeda. Luther menyatakan pemahamannya tentang ini dalam himne adven yang dia buat, “Semua memuji Engkau, Tuhan yang kekal”.
Dulu langit bersujud di hadapan-Mu;
Sekarang lengan seorang perawan menggendong-Mu;
Para malaikat yang dulu bergirang di dalam-Mu;
Sekarang mendengar suara-Mu sebagai seorang bayi.
Kita menyatakan kebenaran ini dengan istilah inkarnasi. Sebagaimana yang ditulis oleh Rasul Yohanes dalam Yohanes 1:14, “Firman itu telah menjadi daging dan tinggal di antara kita. Kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan Anak Tunggal Bapa, penuh dengan anugerah dan kebenaran.”
Katekismus Kecil Westminster merangkum peristiwa tersebut demikian: “Bagaimana Kristus, yang adalah Anak Allah, menjadi manusia? Kristus, Anak Allah, menjadi manusia dengan cara mengenakan tubuh yang sejati, dan jiwa yang berakal. Dia dikandung oleh kuasa Roh Kudus, dalam kandungan anak dara Maria, dan lahir dari dia, kendati tanpa dosa.” (S.C. 22)
Yang tersirat dalam pernyataan di dalam daging ini adalah kerendahan-Nya. Allah merendahkan diri untuk mengenakan natur manusia, daging. Paulus menyatakan hal yang sama dalam kalimat sederhana di Galatia 4:4, “Dia lahir di bawah Hukum Taurat.” Meski Yesus adalah pewaris atas segala sesuatu, Dia lahir di bawah Kovenan Musa (Inggris: Mosaic Covenants) dengan semua kewajibannya. Dia merendahkan diri-Nya sendiri dan tunduk pada aturan-aturan ketentuan Musa. Dia menggenapi semua nubuat dan tanda-tandanya. Dia adalah nabi, imam, dan raja yang sempurna. Dia memberikan nyawa-Nya sebagai korban persembahan yang sempurna. Sekali lagi, Katekismus Kecil Westminster menjelaskan hal-hal ini sebagai kerendahan atas diri-Nya, “Apa yang tercakup dalam kerendahan Kristus? Apa yang tercakup dalam kerendahan Kristus ialah yang ini. Dia lahir, bahkan dalam kedudukan yang hina, dibuat takluk pada Hukum Taurat, mengalami kemalangan kehidupan ini, murka Allah, dan kematian di kayu salib, yang terkutuk. Dia dikuburkan, dan selama beberapa waktu, Dia berada di bawah kuasa maut.” (S.C. 27)
Dengan tunduk pada hukum sebagai Kovenan Karya (Inggris: Covenant of Works), Kristus ada dalam perjanjian untuk menaati hukum Allah yang sempurna dan menanggung kutukan setiap pelanggaran hukum. Khususnya, Dia menaati perintah moral dengan sempurna (ketaatan-Nya yang aktif) dan Dia memenuhi kutukan penghakiman Allah (ketaatan-Nya yang pasif).
Dalam kapasitasnya, sebagai seseorang yang dilahirkan di bawah hukum, Yesus menebus umat-Nya. Galatia 4:5 mengandung dua tujuan anak kalimat, “untuk menebus mereka yang ada di bawah Hukum Taurat supaya kita dapat menerima pengangkatan sebagai anak-anak-Nya”. Kata Bahasa Yunani yang sama yang dipakai untuk kata “untuk” dan kata “supaya”.
Kalimat tujuan pertama menjelaskan karya Kristus: Dia datang untuk menebus. Anda tidak boleh memisahkan kebenaran inkarnasi dari penebusan. Ada dua aspek utama yang ada dalam penebusan kita: penghapusan kutukan dan pemulihan warisan. Paulus menjelaskan aspek pertama tentang karya penebusan Kristus dalam Galatia 3:13, “Kristus menebus kita dari kutuk Hukum Taurat dengan menjadi kutuk bagi kita, sebab ada tertulis, ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!’” Juru Selamat kita menggenapi murka dan kutuk Allah terhadap orang berdosa untuk menyelamatkan kita dari hukuman kekal akibat dosa. Berdasarkan karya ini, Allah membenarkan umat-Nya. Katekismus Kecil 33 mendefinisikan pembenaran dengan baik: “Pembenaran adalah tindakan rahmat Allah yang bebas. Dengannya, Dia mengampuni segala dosa kita dan menerima kita sebagai orang yang benar dalam pandangan-Nya, hanya karena kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada kita dan yang diterima hanya oleh iman.” Kita tahu bahwa Allah melakukan dua hal ini dalam pembenaran kita: Dia mengampuni dosa-dosa kita dan mengangkat kita menjadi orang yang benar secara sah.
Dalam Galatia 4:5, rasul mengacu ke aspek kedua dari karya penebusan Kristus, yaitu pemulihan warisan yang hilang. Aspek kedua ini dinyatakan dalam Imamat 25:25, “Jika seseorang di negerimu menjadi miskin dan terpaksa menjual sebagian tanahnya, keluarga terdekatnya harus datang dan menebus tanah itu kembali.” Allah menggambarkan transaksi ini dengan indah dalam kisah Rut dan Boas. Naomi telah kehilangan warisannya akibat kematian suaminya, Elimelekh. Keluarga terdekatnya, Boas, membayar utang (tebusan) itu dan memulihkan warisan itu.
Ketika Adam jatuh ke dalam dosa, kita semua kehilangan warisan kita. Dia memiliki kesempatan untuk diadopsi menjadi anak Allah, tetapi pemberontakan-Nya menjadikan dia anak Setan, anggota kerajaan kegelapan. Sebagai akibatnya, tidak ada seorang pun di antara kita yang berdasarkan kelahiran adalah para pewaris Allah, tetapi kita semua adalah anak Setan. Agar warisan dipulihkan, pembayaran penuh harus ditebus. Pembayaran ini adalah ketaatan Kristus yang aktif dan pasif. Kristus menaati Hukum Taurat dengan sempurna dan membebaskan kita dari kutuk; Dia membayar utang itu. Karena karya penebusan-Nya, kita memperoleh warisan itu.
Paulus mengembangkan kebenaran ini dalam anak kalimat tujuan kedua: supaya kita diterima menjadi anak. Dengan pengangkatan sebagai anak, Paulus menjelaskan relasi unik yang Allah berikan kepada semua orang yang dibenarkan dalam Kristus.
Katekismus Kecil 34 mendefinisikan pengangkatan sebagai anak demikian: “Pengangkatan sebagai anak adalah tindakan rahmat Allah yang bebas. Dengannya, kita terhisab anak-anak Allah dan berhak menerima semua hak yang mereka miliki”. Kita bukan saja dimasukkan sebagai anggota keluarga, tetapi kita juga memiliki semua hak istimewa sebagai anak Allah. Hak-hak istimewa ini adalah warisan kita.
Namun, jika Kristus tetap mati, perkiraan musuh-musuh-Nya akan terbukti benar, tetapi bagian kedua bait itu berbunyi, “Dia dibenarkan oleh Roh”. Istilah dibenarkan (Inggris: vindicated) adalah kata yang biasanya diterjemahkan sebagai 'dibenarkan' (Inggris: justified). Pembenaran Kristus adalah pernyataan Allah bahwa Dia menerima korban yang dipersembahkan. Dia dibenarkan, dinyatakan sebagai Anak Allah yang kudus. Dalam pembenaran-Nya terdapat pembenaran kita: “Yaitu, Yesus yang telah diserahkan untuk mati karena dosa kita, dan yang telah dibangkitkan demi pembenaran kita” (Roma 4:25).
Dengan istilah Roh, Paulus menunjuk kepada Roh Kudus, menyejajarkannya dengan apa yang dia tulis dalam Roma 1:4, “dan yang dinyatakan sebagai Anak Allah yang berkuasa melalui kebangkitan dari antara orang mati menurut Roh Kekudusan, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita”. Kebangkitan terjadi oleh kuasa Roh. Karena itu, di bait pertama, Paulus mengajarkan bahwa Juru Selamat yang berinkarnasi menuntaskan penebusan dengan sempurna. Perhatikan, Dia haruslah seorang manusia supaya bisa menebus manusia yang cemar, penuh dosa (Ibrani 2:14, 15); Dia haruslah Allah supaya bisa memberikan keampuhan yang tak terbatas dan kekal pada karya-Nya (Kisah Para Rasul 20:28).
Bait kedua berkenaan dengan pemberitaan karya Kristus: “dilihat oleh malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa”. Bait ini diawali di surga; kebangkitan Kristus disaksikan oleh para malaikat. Tentu saja, sepanjang hidup-Nya, Dia dilihat oleh para malaikat. Mereka memberitakan berita tentang kelahiran-Nya sebelum itu terjadi kepada Maria dan Zakharia (Lukas 1:18-21, 26-38) dan pada hari kelahiran-Nya, mereka mengabarkan kepada para gembala (Lukas 2:8-14). Mereka melayani Dia di padang gurun (Matius 4:11) dan mereka adalah saksi bisu atas kematian-Nya (Matius 26:53). Namun, para malaikat juga adalah saksi atas kemuliaan-Nya: mereka adalah yang pertama mengabarkan kebangkitan-Nya (Matius 28:2-7); mereka melihat Dia penuh kemenangan masuk ke istana surga pada hari kenaikan-Nya (Mazmur 68:17, 18; Efesus 4:8-10); saat ini, mereka terus-menerus berkumpul di depan takhta-Nya, memuji-muji Dia (Wahyu 5:11-14).
Bersama dengan proklamasi surgawi ini adalah: “diberitakan di antara bangsa-bangsa” yang duniawi. Kristus kita yang mulia harus dikabarkan sampai ke ujung bumi. Di sini, kita memperhatikan kaitan kalimat ini dengan tujuan gereja di ayat 15. Gereja telah menerima misteri yang mulia ini sehingga gereja bisa memproklamasikan keunggulan Kristus. Bagi Paulus, bagian dari misteri ilahi adalah dimasukkannya orang bukan Yahudi ke dalam gereja. Separuh kedua di bait kedua adalah mandat Gereja; kita mengabarkan Kristus yang mulia sampai ke ujung bumi sampai Dia datang kembali. Karena itu, inkarnasi mencakup misi mandat gereja (Matius 28:18-20).
Bait ketiga berkenaan dengan diterimanya karya Kristus: “Dipercaya di dunia, diangkat kepada kemuliaan.” Tugas kita bukan tidak pasti; Dia dipercaya di dunia. Gereja, pada dekade-dekade pertamanya, bisa mengakui bahwa Kristus telah dipercaya di dunia (Kolose 1:6, 23). Keyakinan ini didasarkan pada bagian surgawi-Nya: “diangkat kepada kemuliaan.” Dia dimuliakan di surga di sebelah kanan Allah Bapa (Mazmur 110:1; Efesus 1:20; Kolose 3:1). Segala otoritas telah diberikan kepada-Nya (Mazmur 2:8, 9; Matius 28:18); oleh karena itu, gereja dengan yakin memproklamasikan Injil kepada bangsa-bangsa, mengetahui bahwa berdasarkan karya inkarnasi Juru Selamat, Allah akan menyelamatkan semua umat pilihan-Nya.
Terlebih lagi, karena Kristus ada di surga, Dia adalah penjamin kemuliaan kita. Karena Dia telah naik ke surga dan disambut dalam kemuliaan, kita akan bersama dengan Dia. Suatu hari kelak, kita akan melihat Dia dan menjadi serupa dengan Dia (1 Yohanes 3:2). Sungguh, ini adalah rahasia kesalehan! Pada akhir zaman, Juru Selamat yang berinkarnasi dan mulia itu akan menyempurnakan kita dalam kemuliaan.
Ketika kita merenungkan kemuliaan inkarnasi Kristus, kita berseru bersama Yohanes, “Bagi Dia, yang mengasihi kita dan melepaskan kita dari dosa-dosa kita dengan darah-Nya -- dan telah menjadikan kita satu kerajaan, imam-imam bagi Allah dan Bapa-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kekuasaan sampai selama-lamanya! Amin” (Wahyu 1:5, 6)! (t/Jing-Jing)
NOTES:
Semua kutipan ayat diambil dari versi Alkitab Yang Terbuka (2018).
Misteri Inkarnasi
|