Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/169

e-Reformed edisi 169 (22-10-2015)

Persahabatan-Persahabatan Calvin

______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________

e-Reformed -- Persahabatan-Persahabatan Calvin
Edisi 169/Oktober 2015

DAFTAR ISI:
ARTIKEL: PERSAHABATAN-PERSAHABATAN CALVIN
STOP PRESS: PUBLIKASI BIO-KRISTI

Dear e-Reformed Netters,

Sehubungan dengan hari Reformasi Gereja, yang akan diperingati tanggal 
31 Oktober nanti, maka secara khusus edisi e-Reformed akan menyuguhkan 
sebuah artikel yang sedikit mengulik kehidupan sosial seorang tokoh 
besar reformasi, yaitu John Calvin. Di balik pribadinya yang begitu 
serius dan mungkin terkesan sangat kaku dalam prinsip-prinsip 
pemikiran Kristen, ternyata John Calvin memiliki sisi lain yang unik 
yang banyak tidak diketahui orang. Karena kesan sifat kakunya itu, 
banyak orang berpikir bahwa John Calvin tidak memiliki banyak rekan 
dan sahabat. Ternyata, pandangan itu salah besar. Jika kita mengenal 
John Calvin lebih dekat, sebagaimana dialami oleh rekan-rekan dekat 
John Calvin, kita akan mendapati dia ternyata seorang pribadi yang 
hangat, setia, dan sangat perhatian. Melalui artikel yang kami sajikan 
di bawah ini, kita akan lebih mengenal John Calvin, tidak hanya dalam 
intelektualitas teologinya, tetapi juga dalam hal berelasi dengan 
orang lain. Kiranya kita juga bisa belajar dari pribadi John Calvin 
yang tidak hanya serius dalam mengerjakan panggilannya, tetapi juga 
menjadi pribadi yang hangat dan setia pada sahabat-sahabatnya. Selamat 
membaca. Soli Deo Gloria.

Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Ayub
< ayub(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >


              ARTIKEL: PERSAHABATAN-PERSAHABATAN CALVIN

Seorang pembela Calvin mengatakan bahwa tidaklah mungkin bagi 
seseorang menjadi sangat dikasihi pada saat kematiannya apabila pada 
waktu hidupnya ia adalah seorang yang jahat. Bukan saja Calvin dipuji 
pada saat kematiannya, tetapi banyak temannya memiliki gagasan-gagasan 
yang sama dan terus melanjutkan usahanya.

Sebuah studi mengenai surat-surat Calvin menyingkapkan suatu pola 
persahabatan dan perekanan. Tentu saja Calvin tidak memandang dirinya 
sebagai satu-satunya individu yang terlibat dalam masalah-masalah 
reformasi ini. Satu studi semacam itu adalah "The Humanness of John 
Calvin" oleh Richard Stauffer. Untuk "sisi lain dari kisah itu", kita 
perlu melihat karya pendek ini. Dalam kata pembukaan kepada monograf 
itu, sarjana Calvin yang terkemuka, J.T. McNeill, mengkronologikan 
bagaimana ia sampai mempertanyakan "desas-desus" tentang Calvin. 
Ketika McNeill membaca surat-surat Calvin, berlawanan dengan banyak 
legenda urban yang telah ia dengar, ia menemukan bahwa Calvin itu 
jelas-jelas peramah, berkawan dengan orang kaya maupun orang miskin, 
dan menunjukkan kesetiaan yang kokoh kepada teman-temannya. McNeill 
menemukan bahwa Calvin sesungguhnya lemah lembut, hangat, murah hati, 
dan ramah. Richard Stauffer mendokumentasikan "fitnah" yang telah 
Calvin terima dari musuh-musuhnya dan juga bagaimana ia telah 
"disalahpahami dan disalahtafsirkan oleh buyut-buyutnya".

Sejarawan lain mencatat bahwa tidak ada Reformator lain yang melebihi 
Calvin dalam menunjukkan kesetiaan pribadi. Emile Doumergue berkata 
demikian, "Hanya segelintir orang saja yang dapat memiliki banyak 
sahabat seperti Calvin dan yang tahu bagaimana mempertahankan bukan 
hanya rasa kagum, tetapi juga afeksi pribadi dari teman-temannya." 
Abel Lefranc mengekspresikan perasaan yang sama demikian: 
"Persahabatan yang ia inspirasikan dengan guru-gurunya maupun rekan-
rekannya, merupakan kesaksian-kesaksian yang cukup kuat bagi fakta 
bahwa ia tahu bagaimana menggabungkan komitmennya yang sungguh-sungguh 
dan mendalam terhadap pekerjaan dengan keramahtamahan dan keluwesan 
yang mampu mengambil hati setiap orang terhadapnya."

Entah ia berada di lingkungan universitas atau mengambil pengalaman 
dari guru-gurunya untuk membantu dia, Calvin, tidak seperti dugaan 
tentang dirinya, lebih merupakan orang yang suka bergaul. Ia terbiasa 
menulis surat, berkoresponden dengan ahli-ahli hukum, gubernur-
gubernur, orang kebanyakan, dan banyak hamba Tuhan. Surat-surat ini 
memberikan pandangan-pandangan sekilas ke dalam diri Calvin yang 
sesungguhnya. Dalam surat-surat ini, ia dapat menunjukkan afeksi yang 
ia miliki terhadap gurunya, Melchior Wolmar, dan pada waktu yang sama 
dapat meratapi meninggalnya seorang teman sepelayanan yang begitu 
mengejutkan sehingga membuatnya berdukacita.

Karakter dan denyut Calvinisme memengaruhi dunia melalui suatu 
persaudaraan dari teman-temannya yang setia dan berkomitmen. Teolog 
Amerika, Douglas Kelly, menegaskan bahwa tradisi Calvinistik mempunyai 
pengaruh jauh melampaui Swiss dan Prancis. Barangkali warisan yang 
paling abadi dari tradisi ini adalah penekanannya pada kedaulatan 
rakyat dan hak untuk melawan tirani, suatu ajaran yang "akan 
diteruskan (baik secara tidak langsung dan digabung dengan ide-ide 
dari sumber lainnya) ke dalam teori-teori politik di Inggris pada 
akhir abad ketujuh belas mengenai hak-hak asasi manusia ... [dan] 
debat-debat serupa di bidang hukum dan pemerintahan di Amerika pada 
abad kedelapan belas". Satu orang saja tidak dapat menabur begitu 
banyak benih; kemenangan-kemenangan ini didapat oleh suatu tim rekan-
rekan.

Calvin adalah teoretikus Protestan yang utama, tetapi tentu saja bukan 
satu-satunya. Reformator-reformator lain yang ada dalam lingkungan 
persahabatannya mengartikulasikan secara tajam karya-karya politik 
yang sesungguhnya merupakan teologi-teologi tentang negara, dengan 
karya-karya seminar berikut yang muncul berturut-turut dengan cepatnya 
dalam waktu kurang dari tiga puluh tahun: buku "Martin Bucer De Regno 
Christi" (1551), buku "John Ponet A Short Treatise of Political Power" 
(1556), buku "How Superior Powers Ought to Be Obeyed By Their 
Subjects: and Where in They May Lawfully By God`s Word Be Disobeyed 
And Resisted" (1558), buku "Peter Viret The World and the Empire" 
(1561), buku "Francois Hotman Francogaltia" (1573), buku "Theodore 
Beza De Jure Magisterium" (1574), buku "George Buchanan De Jure Regni 
Apud Scotos" (1579), dan buku "Languet Vindiciae Contra Tyrannos" 
(1579). Masing-masing karya ini melegitimasi gagasan tentang penolakan 
warga negara terhadap perluasan pemerintahan yang melampaui batas-
batas semestinya. Menariknya, bagian terbesar dari pemikiran politis 
ini berasal dari lingkaran teman-teman yang erat, yang kebanyakan 
mempunyai kontak dengan Calvin. Sulit untuk mengatakan bahwa kesamaan 
pikiran yang sedemikian kokoh ini hanyalah kebetulan.

Persahabatan Calvin dengan Theodore Beza merupakan sebuah teladan 
dalam persahabatan. Di tengah-tengah semua masalah intelektual yang 
memusingkan kepala pada zaman itu dan tantangan-tantangan yang 
menyertainya, apa yang paling berkesan bagi Beza adalah dukungan 
pribadi dan persahabatan Calvin. Jadi, Beza (dan yang lain) menulis 
tentang persahabatan yang Calvin berikan kepada orang-orang di 
sekitarnya. Calvin merupakan contoh gagasan modern tentang perekanan, 
dan ia cukup bijaksana untuk menarik teman-teman yang brilian jika 
memungkinkan. Pernah, ketika Beza sakit, Calvin mengakui ketakutannya 
sendiri dan kesedihannya yang dalam setelah mengetahui penyakit 
rekannya. Ia menangis dan berduka, tampaknya karena terkejut akan 
kehilangan yang mungkin sekali terjadi pada gereja dan padanya secara 
pribadi. Untungnya, Beza sembuh.

Ada banyak teman yang lain di samping Beza. Jenis pemikiran yang sama 
yang mengalir melalui nadi-nadi literatur Bullinger, Bucer, Viret, dan 
Calvin -- segera ditambah oleh Knox, Beza, Hotman, dan Junius Brutus -
- membentuk suatu tradisi intelektual dengan Jenewa sebagai 
episenternya dan Calvin sebagai bapaknya. Persahabatannya dengan para 
cendekiawan ini ternyata merupakan petunjuk yang menyatukan gerakan 
itu dalam masa pertumbuhannya yang sulit. J. H. Merle D`Aubigne 
mencatat saling menukar gagasan-gagasan ini dalam kata-kata berikut:

"Kekatolikan Reformasi merupakan ciri yang mulia dalam karakternya. 
Orang-orang Jerman masuk ke Swiss; orang Prancis ke Jerman; dalam 
waktu-waktu belakangan orang-orang dari Inggris dan Skotlandia pergi 
ke Eropa Daratan, dan doktor-doktor dari Eropa Daratan ke Inggris 
Raya. Reformator-reformator di negara-negara yang berbeda bermunculan 
hampir tanpa ada kaitannya satu sama lain, tetapi begitu muncul, 
mereka mengulurkan tangan persekutuan....Merupakan suatu kesalahan, 
dalam pendapat kami, jika menulis sebagaimana yang masih terjadi 
sampai sekarang, tentang sejarah Reformasi untuk satu negeri karena 
Reformasi itu satu.

Teman-teman Calvin berfungsi untuk menstabilkan dan menstandarisasi 
suatu gerakan internasional.

Calvin, Farel, dan Peter Viret disebut "tripod" atau "tiga bapak", 
karena begitu terkenalnya persahabatan mereka. Dalam "Commentary on 
Titus", Calvin menulis bahwa ia "tidak percaya kalau pernah ada teman-
teman seperti itu yang hidup bersama-sama dalam persahabatan yang 
sedemikian erat dalam gaya hidup mereka sehari-hari di dunia ini 
seperti yang kami miliki dalam pelayanan kami". Bahkan, ketika ada 
ketidaksetujuan yang kuat, Calvin merupakan suatu paradigma 
persahabatan. Ketika Reformator-reformator ini mengalami pergumulan-
pergumulan atau sukacita keluarga, Calvin menceritakannya dalam surat-
suratnya. Surat-surat kepada berbagai Reformator ini penuh dengan 
simpati dan cepat menggambarkan kesetiaan yang sehat. Terlebih lagi, 
korespondensinya dengan pengungsi-pengungsi menunjukkan belas kasihnya 
yang besar. Bahkan, ia membangun jembatan-jembatan dengan murid-murid 
Luther setelah pemimpin Jerman itu mencelanya. Calvin menerjemahkan 
sebuah karya teologis Melanchthon, murid Luther yang terutama.

Apa yang dimulai di Jenewa dengan kader rekan-rekan multinasional, 
yang semuanya berusaha meluaskan "republik Kristus" bertumbuh menjadi 
suatu gerakan yang bercirikan teologi, gagasan-gagasan, dan pandangan 
unik tentang sejarah yang menyebar jauh melampaui kota Jenewa. Dengan 
keyakinan mereka kepada providensi Allah dan pemilihan ilahi, 
lingkaran teman-teman ini mendorong pemimpin-pemimpin sipil untuk 
mengadopsi pandangan-pandangan religius dan praktik-praktik politik 
mereka "yang menyatakan bahwa tidak ada perbatasan-perbatasan, batas-
batas, kekang-kekang yang boleh membatasi semangat pangeran-pangeran 
yang saleh dalam hal kemuliaan Allah dan pemerintahan Kristus". Bagi 
sejumlah pihak, teologi mereka tentang perlawanan secara politik 
tampak subversif.

Kadang-kadang, sebagaimana dalam era mana pun, juga ada gangguan-
gangguan persahabatan. Calvin harus membantu anggota-anggota gereja 
dalam hal hubungan-hubungan yang retak, dan ia harus menangani friksi 
di antara reformator-reformator Protestan. Tidak seorang pemimpin pun 
seharusnya mengharapkan bahwa segala sesuatu akan selalu berjalan 
lancar dalam bidang persahabatan. Meskipun demikian, Calvin belajar 
mendorong orang-orang di sekitarnya dan ia mendelegasikan beberapa 
tanggung jawab kepada teman-teman sejawatnya.

Richard Stauffer menyimpulkan bahwa Calvin jauh dari "pahlawan yang 
terisolasi atau jenius yang kesepian yang sering digambarkan tentang 
dirinya. Sepanjang kariernya, ia memiliki hubungan-hubungan dengan 
teman-teman yang menunjukkan afeksinya yang tidak ada habis-habisnya 
dan pengabdian yang tidak kenal lelah. Jika ia menunjukkan pesona 
seperti itu, hal itu pasti karena ia sendiri merupakan seorang teman 
yang tidak ada bandingannya. Untuk pengabdian yang orang tunjukkan 
kepadanya, ia membalas dengan kesetiaan yang tidak tergoyahkan." 
Setelah kematian Calvin, menjadi tugas rekan-rekannya yang ditunjukkan 
oleh patung Beza dalam pahatan terkenal pada dinding Reformasi di 
Jenewa -- untuk menyebarkan firman.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul asli buku: Legacy of John Calvin: His Influence on the Modern World
Judul buku terjemahan: Warisan John Calvin: Pengaruhnya di Dunia Modern
Judul bab: John Calvin: Suatu Kehidupan yang Patut Diketahui
Judul asli artikel: Persahabatan-persahabatan Calvin
Penulis: David W. Hall
Penerjemah: Lanna Wahyuni
Penerbit: Momentum, Surabaya 2010
Halaman: 69 -- 76


                   STOP PRESS: PUBLIKASI BIO-KRISTI

Sumber-sumber apa saja yang sudah Anda miliki untuk mengakses 
informasi mengenai tokoh-tokoh Alkitab maupun tokoh-tokoh Kristen di 
dunia? Apakah salah satunya adalah Publikasi Bio-Kristi?

Jika Anda belum memiliki Publikasi Bio-Kristi, mari, bergabunglah 
sekarang juga. Dengan berlangganan Publikasi Bio-Kristi, Anda akan 
menerima informasi berharga, khususnya tentang riwayat dan karya yang 
ditinggalkan oleh para tokoh yang berjasa di dunia Kristen dan di 
dunia pada umumnya. Bio-Kristi diterbitkan oleh Yayasan Lembaga SABDA 
< http://ylsa.org > setiap hari Rabu minggu kedua.

Apakah Anda berminat? Caranya sangat mudah dan GRATIS! Hanya dengan 
mengirimkan alamat email Anda ke < biografi(at)sabda.org >, maka Anda 
akan menerima Publikasi Bio-Kristi setiap satu bulan sekali di kotak 
masuk e-mail Anda. Tunggu apa lagi? Bergabunglah sekarang juga!

Informasi lebih lengkap: http://biokristi.sabda.org/


Kontak: reformed(at)sabda.org
Redaksi: Ayub, Yulia Oeniyati, dan N. Risanti
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org