Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/147

e-Reformed edisi 147 (20-12-2013)

Mengapa Yesus Kristus Lahir Melalui Anak Dara?

______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________

e-Reformed -- Mengapa Yesus Kristus Lahir Melalui Anak Dara?
Edisi 147/Desember 2013

DAFTAR ISI:
ARTIKEL: MENGAPA YESUS KRISTUS LAHIR MELALUI ANAK DARA?
STOP PRESS: PUBLIKASI BIO-KRISTI

Dear e-Reformed Netters,

Bulan Desember telah tiba, waktunya kita merayakan Natal sekaligus mempersiapkan 
diri untuk menyongsong tahun yang baru. Bagaimana dengan persiapan Natal di 
tempat Anda melayani atau bersekutu? Saya harap persiapan tersebut bukan sekadar 
untuk mengadakan perayaan Natal yang meriah atau mewah, melainkan yang 
terpenting setiap anggota tubuh Kristus mengalami makna sejati kelahiran Bayi 
Yesus Kristus, dalam rangkaian rencana keselamatan Allah bagi orang percaya.

Pada edisi terakhir e-Reformed tahun 2013 ini, saya memilih sebuah artikel Natal 
yang diambil dari website GKA Gloria dan ditulis oleh Ev. Liem Sien Liong. 
Mengapa Kristus harus dilahirkan? Tidakkah Dia bisa langsung turun dari surga 
dan menyelamatkan umat-Nya? Dan, mengapa harus lahir dari perempuan yang belum 
menikah? Artikel ini menjelaskan tentang alasan Kristus memilih untuk lahir 
melalui anak dara, yang dibagi menjadi empat bagian: Penggenapan Janji Allah, 
Allah yang Kudus Berjumpa dengan Manusia Berdosa, Menjamin Kemanusiaan Yesus 
Tidak Berdosa, dan Makna Kelahiran Melalui Anak Dara bagi Iman Kita.

Saya harap artikel ini dapat membuka mata, pikiran, dan hati kita lebih dalam 
untuk menyambut Natal ini. Tidak lupa, segenap Redaksi e-Reformed mengucapkan, 
"Selamat memperingati Kelahiran Yesus Kristus dan selamat menyambut tahun baru 
2014. Soli Deo Gloria."

Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Teddy Wirawan
< teddy(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >


         ARTIKEL: MENGAPA YESUS KRISTUS LAHIR MELALUI ANAK DARA?

Pertanyaan yang sering diajukan berkaitan dengan kelahiran Yesus Kristus (Natal) 
adalah: Mengapa Yesus Kristus harus lahir melalui anak dara? Tidak cukupkah Ia 
lahir seperti manusia pada umumnya? Bagaimana mungkin seorang perempuan yang 
belum bersuami dapat melahirkan anak?

PENGGENAPAN JANJI ALLAH

Ketika kita menilai peristiwa kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara, yang 
perlu kita ketahui adalah Allah telah menggenapi janji-Nya. Pada saat manusia 
melanggar perintah Allah dan jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3), Allah berfirman 
(bernubuat) kepada manusia bahwa "keturunan perempuan" akan meremukkan kepala si 
ular (Iblis). Istilah "keturunan perempuan" sebenarnya bukanlah istilah yang 
wajar dalam tradisi Yahudi, mengingat garis keturunan selalu dihubungkan dengan 
laki-laki, bukan perempuan (bdk. Kejadian 5). Namun, faktanya Musa, sang penulis 
Kitab Kejadian, tidak menuliskannya "keturunan laki-laki", sebaliknya dituliskan 
"keturunan perempuan" (Kejadian 3:15). Apakah Musa telah melakukan suatu 
kekeliruan? Tentu saja tidak! Ia menulis apa yang Allah janjikan bagi 
keselamatan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, bahwa melalui "keturunan 
perempuan" akan lahir Juru Selamat manusia. Artinya, Sang Juru selamat manusia 
dilahirkan bukan dari hasil hubungan antara laki-laki dan perempuan, tetapi 
melalui "perempuan" saja.

Janji Allah ini kemudian diberitakan-Nya kembali pada zaman Nabi Yesaya, 
"Sesungguhnya, seorang perempuan muda (gadis) mengandung dan akan melahirkan 
seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel." (Yesaya 7:14) 
Nubuatan ini mengacu pada berita yang sama, bahwa Sang Imanuel, Juru Selamat 
manusia, akan lahir melalui seorang gadis muda. Maka, sesuai waktu dan rencana-
Nya (Galatia 4:4), Allah menggenapi janji tersebut melalui seorang gadis muda 
bernama Maria (Lukas 1:34-38). Bagaimana Allah melakukan-Nya? Sesuai janji-Nya, 
Ia melakukannya tanpa keterlibatan seorang laki-laki (Yusuf).

Dalam silsilah Yesus Kristus, Matius memberikan penjelasan yang menarik tentang 
hal ini. Dari Matius 1:2-15, ia menggunakan bentuk kata kerja aktif untuk kata 
"memperanakkan". Namun, ketika ia sampai pada kelahiran Yesus Kristus (ayat 16), 
ia mengatakannya dengan bentuk yang berbeda: (1) Yusuf tidak dikatakan 
memperanakkan Yesus Kristus secara langsung seperti silsilah sebelumnya. (2) 
Kelahiran Yesus dihubungkan dengan Maria, bukan Yusuf. Lembaga Alkitab Indonesia 
(LAI) tampaknya juga memahami hal ini dengan tepat melalui penggunaan kata yang 
berbeda. Untuk silsilah sebelumnya, seperti "Abraham memperanakkan Ishak", LAI 
memakai kata "memperanakkan" yang berarti keterlibatan secara aktif Abraham 
dalam menurunkan Ishak. Namun, ketika menerjemahkan kelahiran Yesus, LAI 
menggunakan kata: "melahirkan" yang menjelaskan bahwa kelahiran Yesus itu tidak 
ada keterlibatan Yusuf secara langsung dalam memperanakkan-Nya. (3) Kata 
"melahirkan" (ayat 16) berbentuk pasif sehingga hal ini menjelaskan bahwa, 
meskipun kelahiran Yesus Kristus melalui seorang gadis: Maria, namun kelahiran-
Nya adalah mutlak tindakan Allah sendiri, yakni bagaimana Allah (Putra) menjadi 
manusia (bdk. Yohanes 1:14; Matius 1:20; Lukas 1:35). Jadi, Yesus Kristus datang 
melalui seorang gadis bernama Maria adalah penggenapan janji Allah sehingga 
melalui Yesus Kristus, manusia berdosa dapat diselamatkan (bdk. Yohanes 3:16-21,
14:6).

ALLAH YANG KUDUS BERJUMPA DENGAN MANUSIA BERDOSA

Keberdosaan manusia telah membuat dirinya tidak layak berdiri di hadapan 
kekudusan Allah. Manusia yang mencoba berhadapan muka dengan Allah secara 
langsung pasti binasa. Kondisi ini sangat mengerikan karena kekudusan Allah 
tidak dapat berjumpa dengan keberdosaan manusia.

Ketika Musa ingin berhadapan muka dengan Allah secara langsung, apa yang 
terjadi? Allah harus melindungi Musa dengan tangan-Nya, menempatkannya di lekuk 
gunung, dan apa yang dapat dilihat Musa? Musa hanya melihat bagian belakang 
Allah, sebab tidak ada seorang pun yang dapat melihat Allah dapat hidup 
(Keluaran 33:18-23).

Namun, melalui kelahiran anak dara, Allah hadir di tengah-tengah umat-Nya. Allah 
memakai kelahiran melalui anak dara agar manusia dapat melihat-Nya secara 
langsung. Kelahiran anak dara merupakan sarana yang tepat, yang membuat 
keilahian Allah dapat bersatu dengan kemanusiaan, seperti perkataan Yohanes, 
"Firman itu telah menjadi manusia, ...." (Yohanes 1:14) Mengapa Allah harus 
menjadi manusia? Sebab, "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak 
Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya." (Yohanes 
1:18) Artinya, Allah harus menjadi manusia supaya manusia dapat berjumpa dengan-
Nya.

Hal ini menjelaskan dua hal: Pertama, kekristenan tidak pernah menempatkan 
manusia Yesus menjadi Allah, seolah-olah kekristenan mengakui bahwa manusia 
biasa dapat menjadi Allah. Sebaliknya, kekristenan mengakui Yesus adalah Allah 
yang menjadi manusia. Yesus adalah Allah sejati dan manusia sejati sehingga 
melalui-Nya, Allah yang kudus dapat berjumpa dengan manusia yang berdosa. 
Melalui-Nya pula, Allah yang kudus mendamaikan diri-Nya dengan manusia berdosa 
(2 Korintus 5:17-19). Jadi, Allah memakai kelahiran melalui anak dara agar diri-
Nya dapat berjumpa dengan manusia berdosa. Dengan jalan ini pula, yakni melalui 
Yesus Kristus (Allah dan Manusia sejati), Ia membuka jalan bagi keselamatan 
manusia (Yohanes 14:6).

Kedua, kekristenan tidak pernah mengakui bahwa Yesus berubah menjadi Allah pada 
saat Ia dibaptis di sungai Yordan (bdk. Matius 3:16-17), seperti pengakuan 
bidat-bidat Kristen. Sebaliknya, Alkitab menjelaskan bahwa kelahiran Yesus 
Kristus melalui anak dara membuktikan Dia adalah Allah yang menjadi manusia, 
bukan manusia yang diangkat menjadi Allah. Yohanes 1:1-3, 14-18, 8:42, 58; dan 
Wahyu 1:8, 17-18 membuktikan tentang praeksistensi Yesus, yang adalah Allah, dan 
dengan cara kelahiran melalui anak dara, Ia hadir di tengah-tengah manusia 
berdosa, agar barangsiapa percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh 
hidup kekal (Yohanes 3:16).

MENJAMIN KEMANUSIAAN YESUS TIDAK BERDOSA

Mungkin kita bertanya, "Kelahiran melalui manusia yang berdosa, sudah pasti 
berdosa; bagaimana kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara Maria dapat tidak 
berdosa? Bukankah Maria adalah seorang berdosa?"

Maria adalah manusia berdosa adalah benar. Sebab, kekristenan tidak pernah 
mengakui Maria sebagai seseorang yang dilahirkan kudus oleh Allah. Alkitab 
sendiri menjelaskan bahwa Maria memerlukan Allah sebagai Juru Selamatnya (Lukas 
1:47), dan ia juga mempersembahkan kurban persembahan sebagai penghapusan dosa 
(Lukas 2:22-24; bdk. Imamat 12:6-8). Ini berarti Maria adalah manusia berdosa. 
Namun, bagaimana kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara Maria dapat menjamin 
ketidakberdosaan-Nya?

Alkitab menjelaskan bahwa kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara tidak 
bergantung pada keberadaan Maria yang berdosa, tetapi "Kuasa Allah yang 
Mahatinggi", sehingga "anak yang akan dilahirkannya adalah kudus, Anak Allah" 
(Lukas 1:35). Perkataan Malaikat kepada Maria tersebut menjawab dua hal: (1) 
Peristiwa kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara adalah karena kuasa Allah; 
(2) Kuasa Allah sendiri yang menjamin kemanusiaan Yesus tidak berdosa (kudus). 
Hal ini sama seperti yang diungkapkan Matius ketika ia menjelaskan kelahiran 
Yesus melalui Maria. Matius menggunakan bentuk kata pasif untuk kata 
"melahirkan" meskipun Yesus lahir dari Maria. Penggunaan bentuk pasif tersebut 
menjelaskan bahwa Allah Roh Kuduslah yang menjamin kemanusiaan Yesus yang 
dikandung Maria adalah kudus. Dengan kata lain, kelahiran melalui anak dara 
Maria dapat menjamin kekudusan kemanusiaan Yesus Kristus dalam arti: (1) tidak 
ada keterlibatan manusia berdosa (laki-laki) di dalamnya; (2) Keterlibatan pasif 
Maria. Artinya, Yesus lahir dari rahim Maria, tetapi kekudusan Yesus bukan 
bergantung pada keberdosaan Maria, tetapi peran Roh Kudus di dalamnya. Malaikat 
berkata, "Sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus" (Matius 
1:20). Itulah sebabnya, di dalam pengakuan Iman rasuli dikatakan, "Aku percaya 
kepada Yesus Kristus, yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara 
Maria."

MAKNA KELAHIRAN MELALUI ANAK DARA BAGI IMAN KITA

Kelahiran Yesus Kristus melalui anak dara Maria memiliki implikasi yang 
signifikan bagi iman kita: Pertama, Allah tidak pernah berdusta terhadap janji-
Nya. Kedua, Allah selalu berinisiatif untuk mengasihi kita. Ketiga, kita 
memiliki jalan pendamaian melalui Yesus Kristus, yang adalah Allah sejati dan 
manusia sejati. Keempat, Yesus adalah satu-satunya jalan (perantara) bagi kita 
berjumpa dengan Allah (bukan melalui Maria, sebab kelahiran melalui anak dara 
menekankan siapa Yesus sebenarnya, bukan menekankan status Maria). Kelima, Yesus 
adalah satu-satunya Juru Selamat manusia, sebab di dalam-Nya kita mendapatkan 
pendamaian dengan Allah.

Kiranya dalam menyambut atau memperingati Natal tahun ini, iman kita semakin 
dikuatkan, berakar, bertumbuh, dan berbuah di dalam Dia. Kiranya Natal tidak 
membuat kita sibuk, tanpa memperoleh pengertian yang mendasar darinya. 
Sebaliknya, Natal menjadikan kita semakin mengenal Dia. Amin.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Gereja Kristen Abdiel Gloria
Alamat URL: http://gkagloria.or.id/artikel/an09.php
Penulis: Ev. Liem Sien Liong
Tanggal akses: 10 Desember 2013


                   STOP PRESS: PUBLIKASI BIO-KRISTI

Sumber-sumber apa saja yang sudah Anda miliki untuk mengakses informasi mengenai 
tokoh-tokoh Alkitab maupun tokoh-tokoh Kristen di dunia? Apakah salah satunya 
adalah Publikasi Bio-Kristi?

Jika Anda belum memiliki Publikasi Bio-Kristi, mari, bergabunglah sekarang juga. 
Dengan berlangganan Publikasi Bio-Kristi, Anda akan menerima informasi berharga, 
khususnya tentang riwayat dan karya yang ditinggalkan oleh para tokoh yang 
berjasa di dunia Kristen dan di dunia pada umumnya. Bio-Kristi diterbitkan oleh 
Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > setiap hari Kamis minggu kedua.

Apakah Anda berminat? Caranya sangat mudah dan GRATIS! Hanya dengan mengirimkan 
alamat email Anda ke < biografi(at)sabda.org >, maka Anda akan menerima 
Publikasi Bio-Kristi setiap satu bulan sekali di kotak masuk e-mail Anda. Tunggu 
apa lagi? Bergabunglah sekarang juga!

Informasi lebih lengkap: http://biokristi.sabda.org/


Kontak: reformed(at)sabda.org
Redaksi: Teddy Wirawan, Yulia Oeniyati, dan Ryan
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >


______________________________e-Reformed______________________________
Kontak Redaksi: < reformed(a t)sabda.org >
Untuk mendaftar: < subscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org >
Arsip e-Reformed: < http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed >
SOTeRI: < http://soteri.sabda.org/ >
Situs YLSA: < http://www.ylsa.org/ >
Situs SABDA Katalog: < http://katalog.sabda.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org