Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/146 |
|
e-Reformed edisi 146 (12-12-2013)
|
|
______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________ e-Reformed -- Siap Atau Tidak? Edisi 146/November 2013 DAFTAR ISI: ARTIKEL: SIAP ATAU TIDAK? STOP PRESS: APLIKASI ANDROID E-RENUNGAN PSM (PAGI, SIANG, MALAM) Dear e-Reformed Netters, Tidak terasa sebentar lagi kita akan segera merayakan Natal. Tentu sebagian besar dari kita sudah mulai sibuk mempersiapkan acara Natal di gereja atau di tempat pelayanan kita masing-masing. Sebagai artikel untuk mengawali kita dalam menantikan dan mempersiapkan natal, redaksi sengaja memilih artikel tentang Adven. Redaksi mendapatkan artikel ini dari majalah momentum tahun 2003. Memang sudah cukup lama, tetapi bukan berarti kedaluwarsa. Artikel ini diterjemahkan dari buku "The Advent of Justice: A Book of Meditation (1993)" karya Brian Walsh, Richard Middleton, Mark Vander Vennen, dan Sylvia Keesmaat yang diterbitkan CJL Toronto, Canada. Artikel ini secara singkat berbicara tentang bagaimana kita mempersiapkan diri di dalam masa Adven untuk menantikan Natal, terlebih lagi dengan melihat konteks pelayanan Yesaya. Orang-orang pada zaman itu tidak menyadari bahwa mereka berada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, namun TUHAN, dengan perantaraan Yesaya, memperingatkan mereka dengan keras. Dibandingkan dengan artikel e-Reformed yang lain, artikel ini relatif pendek karena bersifat perenungan. Biarlah perenungan ini membantu kita dalam mempersiapkan diri menantikan Natal. Selamat menyimak. Soli Deo Gloria! Pemimpin Redaksi e-Reformed, Teddy Wirawan < teddy(at)in-christ.net > < http://reformed.sabda.org > ARTIKEL: SIAP ATAU TIDAK? Nas: Yesaya 1:1-9; Matius 25:1-13 "Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya." (Yesaya 1:3) Adven adalah tentang menunggu. Menunggu Seseorang Yang Akan Datang. Menunggu Mesias. Menunggu dalam Adven tidaklah pasif, melainkan aktif. Mesias datang, dan dengan kedatangan-Nya damai sejahtera dan keadilan memerintah. Oleh karena itu, kita harus rajin bersiap-siap. Sedikitnya, ada dua hal yang dapat menyebabkan kita gagal dalam bersiap, dua cara yang dapat membuat kita "kehilangan" Adven. Yang pertama digambarkan dalam perumpamaan sepuluh gadis. Ada sebuah pernikahan dan sebagaimana lazimnya, gadis-gadis sahabat mempelai perempuan menunggu mempelai laki-laki untuk mengiringinya ke pesta dan perayaan pernikahan. Tetapi, mempelai laki-laki terlambat. Pernikahan-pernikahan Timur Tengah agaknya memang tak pernah tepat waktu. Lima gadis mengantisipasi masalah ini dan bersiap-siap dengan minyak tambahan agar pelita mereka tetap menyala. Akan tetapi, lima gadis lainnya tidak begitu siap. Mereka tidak mengantisipasi kedatangan mempelai laki-laki sebagaimana mestinya dan tidak mempersiapkan diri dalam penantian untuk kemungkinan terjadinya penundaan. Lima menunggu dengan kesiapan, lima lainnya tidak. Mereka yang siap memasuki pesta, mereka yang tidak siap tertinggal di luar. Inilah hal pertama yang dapat menyebabkan kita kehilangan Adven. Kita dapat kehilangan Adven hanya dengan tidak siap, karena tidak menjalani hidup kita dengan cara terus-menerus mempersiapkan diri bagi kedatangan Kerajaan sukacita, damai sejahtera, dan keadilan. Namun, ada cara lain yang dapat membuat kita kehilangan Adven. Kita dapat kehilangan Adven dengan tidak menunggu sama sekali. Anda lihat, bila kita puas dengan hidup kita sendiri, bila kita berpikir bahwa: "Apa yang kau lihat itulah yang kau peroleh," bila kita memiliki suatu pendirian bahwa kita telah "tiba" dan tak perlu melanjutkan perjalanan, maka tak ada lagi yang perlu kita tunggu. Inilah kenyataan yang Nabi Yesaya hadapi delapan abad sebelum Kristus. Kita akan mencoba melihat konteks dari zaman Nabi Yesaya. Pelayanan Yesaya dimulai sejak pemerintahan Raja Uzia yang makmur di Yerusalem. Fakta menunjukkan bahwa sejak Raja Uzia berkuasa, kekuatan dan kemakmuran Yehuda hanya berada di kelas dua bila dibandingkan dengan era Raja Daud dan Salomo. Meskipun peta politis berada dalam proses perubahan terus-menerus (kerajaan utara, yaitu Israel, menjadi tawanan Assyrian pada 722 sM; sementara kerajaan selatan, yaitu Yehuda, sibuk mengikatkan diri pada berbagai aliansi dengan Mesir dan Syria (Aram) demi menjaga keamanannya dari ancaman Assyrian), suasana hati di Yerusalem tetap tenang. Bagaimanapun, Yerusalem adalah kota Daud! Dengan raja keturunan Daud di atas takhta dan Allah di Bait Suci, kejahatan apa yang dapat menimpa kita? Apa yang perlu kita tunggu lagi? Segala yang kita inginkan sudah di sini. Karena kita memiliki perjanjian yang aman dengan Allah Israel, kita telah tiba, dan buktinya ialah kemakmuran kita. Siapa yang butuh Adven bila janji telah digenapi? Maka, masuklah Yesaya dengan pembacaan yang amat berbeda. Yehuda telah datang? Baik, bila sakit parah adalah gagasan Anda tentang kedatangan, maka ya, Yehuda memang telah datang. Dalam nubuat pembukaan, Yesaya menembus rasa puas diri Yehuda terhadap harta kekayaan dan percaya berlebihan pada perjanjian. Ia menggambarkan Yehuda sebagai tubuh yang memar, terluka, dan berdarah-darah. Pada saat Yehuda melihat dirinya aman dalam perbatasan-perbatasannya, Yesaya melukiskan potret orang-orang asing yang melahap hasil tanah dan sebuah kota yang terkepung. Mengapa? Mengapa Yesaya melihat kehancuran dan keambrukan, sementara yang lain melihat kota yang makmur dan aman? Sebab, Yesaya tahu benar bahwa kehidupan kultural dan pribadi Yehuda yang tidak lagi menunggu pemerintahan Allah karena berpikir bahwa pemerintahan itu telah direalisasikan, sesungguh-sungguhnya berada di jalur kematian. Ketika kehidupan perjanjian sudah begitu terstruktur untuk melayani kepentingan si kaya dengan jalan mengorbankan si miskin, maka ini sebenarnya perjanjian dengan kematian. Mempelai laki-laki berkata pada gadis-gadis itu, "Sesungguhnya aku tidak mengenal kamu." Yesaya berkata: Israel tidak mengenal pemiliknya -- "Umat-Ku tidak memahaminya". Marilah kita memasuki masa Adven ini dengan pengenalan dan pemahaman. Marilah kita menunggu dengan penuh harap. Diterjemahkan dari The Advent of Justice: A Book of Meditation (1993). Brian Walsh, Richard Middleton, Mark Vander Vennen, Sylvia Keesmaat. Penerbit CJL Toronto, Canada. Diambil dan disunting dari : Judul buletin: Momentum, Volume 53 (September 2003) Penulis: Agus Barlianto Sadewa Halaman: 33 -- 34 STOP PRESS: APLIKASI ANDROID E-RENUNGAN PSM (PAGI, SIANG, MALAM) Telah hadir! Aplikasi "e-Renungan PSM (Harian)" dari Yayasan Lembaga SABDA bagi para pengguna "handphone" Android. Aplikasi "e-Renungan PSM (Harian)" menyediakan tiga bacaan renungan Kristen setiap hari (untuk renungan pagi, siang, dan malam) sehingga setiap waktu Anda dapat selalu diisi dengan kebenaran firman Tuhan. "e-Renungan PSM (Harian)" dilengkapi juga dengan fitur notifikasi yang dapat diatur sendiri, yang akan mengingatkan Anda untuk menikmati firman Tuhan melalui renungan pagi, siang, dan malam! Segera "download" aplikasi ini melalui "Play Store" secara gratis! Selamat bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus melalui "e-Renungan PSM (Harian)"! --> https://play.google.com/store/apps/details?id=org.sabda.renunganpsm Kontak: reformed(at)sabda.org Redaksi: Teddy Wirawan, Yulia Oeniyati, dan Ryan (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > ______________________________e-Reformed______________________________ Untuk mendaftar: < subscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org > Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(a t)hub.xc.org > Arsip e-Reformed: < http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed > SOTeRI: < http://soteri.sabda.org/ > Situs YLSA: < http://www.ylsa.org/ > Situs SABDA Katalog: < http://katalog.sabda.org/ > Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |