Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/130

e-Reformed edisi 130 (5-7-2012)

Diselamatkan dalam Pengharapan (3)

______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________

e-Reformed -- Diselamatkan dalam Pengharapan (3)
Edisi 130/Juli 2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: DISELAMATKAN DALAM PENGHARAPAN (3)

Dear e-Reformed Netters,

Berikut adalah bagian terakhir dari artikel bersambung tulisan Charles
Spurgeon yang saya kirimkan untuk e-Reformed. Saya sangat kagum dengan
kekayaan kata-kata Spurgeon yang menjelaskan tentang pengharapan akan
keselamatan yang kekal. Luar biasa! Bagi Anda yang mungkin saat ini
sedang memikirkan kematian yang menakutkan, saya sangat sarankan Anda
untuk membaca keseluruhan artikel ini dan mencernanya dengan perlahan-
lahan. Anda akan merasakan jiwa Anda perlahan-lahan mengalami kelegaan
dan sukacita akan merayapi pikiran dan hati Anda. Terpujilah Tuhan
Yesus Kristus, Allah yang kekal!

Selamat membaca dan jangan takut mati lagi.

Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Yulia Oeniyati
< yulia(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >

                 ARTIKEL: DISELAMATKAN DALAM PENGHARAPAN (3)

Menantikan Pengharapan Kita

Dalam kenyataannya, kita telah menerima keselamatan yang lebih besar,
yang tentangnya telah saya tuliskan. Ini terjadi ketika kita pertama
kali mengerti dan menerima pengharapan akan kehidupan kekal. Dengan
iman, kita telah memperoleh bagian pertama dari keselamatan, yaitu
pengampunan dari dosa dan pembenaran melalui Kristus. Dan oleh iman,
kita juga memiliki persekutuan dengan Allah, dan jalan masuk menuju
berkat-berkat-Nya yang tak terhingga. Beberapa dari kita menyadari hal
ini sama seperti kita makan dan minum. Tetapi, di samping semuanya
ini, melalui pengharapan kita, kita telah menerima uang muka dari
jangkauan keselamatan yang lebih penuh, yaitu pembebasan total dari
dosa dan penebusan sempurna tubuh kita dari rasa sakit dan kematian.
Kita memiliki keselamatan ini dalam pengharapan dan kita "bermegah
dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah." (Roma 5:2) Nah, apa
arti semuanya ini?

Dalam pengharapan kita, kita melihat bahwa keselamatan telah dijamin
bagi kita oleh janji kasih karunia. Segera saat kita percaya dalam
Kristus, iman kita menjamin pengampunan bagi kita dan kita berseru,
"Kami belum dibebaskan dari kecenderungan kami untuk berdosa, tapi
karena kami telah percaya di dalam Kristus untuk keselamatan, kami
pasti akan disempurnakan. Dia tentu saja tidak akan memberikan kepada
kami keselamatan yang sebagian saja dan tidak sempurna. Dia akan
menyempurnakan segala sesuatu yang menyangkut kami." Dalam
pengharapan, kita melihat banyak hal yang belum kita alami dalam janji
keselamatan. Mengetahui bahwa keseluruhan janji tersebut sama
pastinya, kita mengharapkan belas kasihan yang akan datang sama
pastinya seperti di dalam iman, kita menikmati berkat di masa kini.

Lebih lagi, dalam pengharapan, kita melihat janji tuaian penuh di
dalam hasil pertama. Dosa telah ditaklukkan oleh kasih karunia, tapi
kita berharap untuk melihatnya benar-benar dimusnahkan. Ketika Roh
Kudus datang untuk tinggal di dalam kita, pengharapan kita
menyimpulkan bahwa tubuh akan dibebaskan sepasti jiwa telah
dibebaskan. Saat iman memperkenalkan pengharapan ke dalam hati,
pengharapan berkata, "Aku telah menyelesaikan keselamatan bukan dalam
pengertian bahwa aku sedang mengalaminya sekarang, tapi Kristus Yesus
menyimpannya untukku."

Seperti imam dalam Perjanjian Lama melambaikan berkas hasil pertamanya
di hadapan Tuhan sebagai sebuah persembahan yang berkenan, kita, dalam
pengharapan, memberikan hasil pertama dari iman kita kepada Tuhan, dan
dengan demikian mengambil kepemilikan atas tuaian penuh keselamatan.
Ketika Allah memberikan kepada Anda dan saya kasih akan Yesus dan
pembebasan dari kuasa jahat, hasil pertama ini menandakan sebuah
keselamatan yang sempurna, yang masih harus disingkapkan di dalam
kita. Sukacita pertama kita dalam keselamatan adalah seperti menyetem
harpa kita untuk lagu abadi. Kedamaian pertama kita adalah seperti
cahaya fajar yang tak pernah berakhir. Ketika kita pertama kalinya
melihat Kristus dan menyembah Dia, kekaguman kita adalah tahap awal
penyembahan di hadapan takhta Allah dan Anak Domba. Karena itu di
dalam pengharapan, kita diselamatkan. Pengharapan membawakan bagi kita
sumber kesempurnaan, janji akan kekekalan, permulaan akan kemuliaan.

Lebih lagi, di dalam pengharapan, kita begitu yakin mengenai berkat
yang akan datang ini, sehingga kita menganggap bahwa itu sudah
diperoleh. Misalkan Anda mendapat konfirmasi dari seorang pedagang,
yang dengannya Anda telah mengadakan bisnis luar negeri. Dia berkata,
"Barang-barang yang Anda pesan sudah ada dan saya akan mengirimkannya
dengan kapal berikutnya, yang kemungkinan akan tiba hari ini."
Kemudian pedagang yang lainnya menghubungi dan bertanya kepada Anda,
apakah Anda ingin membeli jenis barang yang sama, maka Anda menjawab,
"Tidak, saya sudah memilikinya." Apakah Anda telah mengatakan yang
sebenarnya? Tentu saja, karena meskipun Anda belum memilikinya di
dalam gudang Anda, barang-barang itu telah dibuatkan fakturnya untuk
Anda. Anda tahu bahwa barang-barang itu sedang dalam perjalanan, dan
Anda begitu terbiasa memercayai pedagang asing Anda, sehingga Anda
menganggap barang-barang tersebut sebagai milik Anda. Perjanjian telah
dibuat bahwa barang-barang itu milik Anda.

Demikian juga halnya dengan surga, kesempurnaan, dan kekekalan.
Perbuatan yang telah dilakukan membuat hal-hal ini menjadi warisan
orang-orang percaya. Kita memiliki peneguhan dari Pribadi yang tidak
dapat kita ragukan, Tuhan kita Yesus, bahwa Dia telah pergi ke surga
untuk menyiapkan sebuah tempat bagi kita, dan bahwa Dia akan datang
kembali dan menerima kita sebagai kepunyaan-Nya. Dalam pengharapan,
kita begitu yakin terhadap fakta ini, sehingga kita menganggap bahwa
itu telah terlaksana. Kita juga bisa menarik kesimpulan-kesimpulan
praktis dari pengharapan kita.

Sebuah peribahasa lama mengatakan, "Jangan menghitung laba sebelum
berusaha." Namun dalam kasus ini, Anda boleh menghitung labanya
sementara berusaha, karena Rasul Paulus mengatakan, "Sebab aku yakin,
bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan
kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita." (Roma 8:18) Dia begitu
yakin terhadap pengharapan akan kehidupan kekal, sehingga dia
menuliskannya. Dia menuliskan penderitaan hidupnya di dalam kolom
pengeluaran, dan menempatkan kemuliaan yang akan dinyatakan di antara
aset-asetnya. Dia menyatakan bahwa aset-asetnya sangat banyak, tetapi
pengeluarannya begitu tidak penting sama sekali, sehingga mereka tidak
layak untuk diperhatikan.

Lebih lagi, Rasul Paulus begitu yakin bahwa dia akan menerima
warisannya, sehingga dia sangat merindukannya. Kita yang berada di
dalam tubuh ini mengerang untuk pengangkatan penuh kita sebagai
anak-anak Allah. Erangan kita tidak muncul dari keraguan tapi dari
keinginan yang kuat. Pengharapan kita yang pasti menyebabkan kita
memiliki keinginan yang kuat untuk menerima apa yang telah dijanjikan
kepada kita. Tidak ada gunanya menangisi apa yang tidak akan pernah
Anda miliki. Seorang anak yang menangis karena dia tidak dapat
memiliki bulan adalah kebodohan. Tetapi mengerang untuk sesuatu yang
saya yakin akan diterima adalah layak dan pantas dan menunjukkan
kekuatan iman saya.

Rasul Paulus begitu yakin bahwa dia menerima pengharapan
keselamatannya, sehingga dia berkemenangan di dalamnya. Dia mengatakan
bahwa kita "lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang
telah mengasihi kita." (Roma 8:37) Dengan kata lain, meskipun kita
belum sempurna, dan meskipun tubuh kita belum dibebaskan dari rasa
sakit, kita begitu yakin akan kesempurnaan dan pembebasan sepenuhnya,
sehingga kita dengan penuh sukacita menanggung segala sesuatu, menang
atas setiap kesukaran.

Saudara, Anda tidak akan miskin lebih lama lagi. Anda akan hidup di
mana jalan-jalannya terbuat dari emas. Kepala Anda tidak akan sakit
lebih lama lagi, karena kepala Anda akan mengenakan sebuah mahkota
kemuliaan dan kebahagiaan. Jangan izinkan rasa malu mengganggu Anda,
karena orang-orang tidak akan mampu menertawakan Anda lebih lama lagi.
Anda akan berada di sebelah kanan Allah Bapa, dan kemuliaan Kristus
akan melingkupi Anda selamanya. Merupakan suatu berkat yang tak
terhingga bahwa kita memiliki sebuah pengharapan yang demikian, dan
begitu yakin akannya, sehingga kita menanti-nantikan sukacita darinya
sebelum itu benar-benar datang kepada kita. Ya, kita diselamatkan
dalam pengharapan.

Ruang Lingkup Pengharapan Kita

Ruang lingkup pengharapan kita adalah "segala sesuatu yang tidak kita
lihat." (Ibrani 11:1) Seperti yang dikatakan ayat firman Tuhan,
"pengharapan yang dilihat bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana
orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?" Oleh karena itu, yang
menjadi milik orang Kristen yang sesungguhnya bukanlah apa yang dia
lihat. Itu dapat diumpamakan dengan Tuhan yang membuat seorang Kristen
menjadi makmur di dunia ini dan dia memiliki kekayaan. Menjadikan dia
bersyukur, tapi juga membuat dia mengakui bahwa ini semua bukanlah
hartanya. Satu jam bersama Tuhan Yesus Kristus akan memberi lebih
banyak kepuasan bagi orang percaya daripada sejumlah besar kekayaan.
Meskipun orang percaya mungkin makmur di dunia ini, dia akan
menertawakan gagasan untuk membuat dunia sebagai warisannya. Seribu
dunia, dengan seluruh sukacita yang dapat mereka berikan, tidak ada
artinya dibandingkan dengan warisan yang dijanjikan kepada kita.
Pengharapan kita bukanlah mengenai hal-hal yang tidak berarti.
Pengharapan kita membubung tinggi pada sayap rajawali, di mana
sukacita yang lebih mulia sedang menanti untuk diterima.

Melampaui, melampaui langit yang lebih rendah ini,
Di atas sana adalah tempat di mana zaman kekal berputar-putar;
Di mana kesenangan-kesenangan yang mendalam tidak pernah mati,
Dan buah-buah kekekalan menyenangkan jiwa.

Namun, jelas bahwa pada masa kini, kita tidak menikmati hal-hal mulia
yang kita harapkan ini. Orang-orang tidak percaya mengatakan, "Di mana
pengharapanmu?" Dan kita mengakui bahwa kita tidak melihat objek-objek
pengharapan kita. Contohnya, kita tidak dapat mengklaim bahwa kita
sudah sempurna. Ataupun kita berharap menjadi sempurna sewaktu kita
berada di dalam tubuh ini. Tetapi kita percaya bahwa kita akan
disempurnakan dalam gambar Kristus pada waktu yang ditentukan oleh
Bapa. Bukan berarti tubuh kita sama sekali terbebas dari penyakit saat
ini. Sakit-penyakit dan keletihan mengingatkan kita bahwa tubuh kita
berada di bawah kuasa kematian karena dosa. Namun, keyakinan teguh
kita adalah bahwa kita akan mengenakan rupa surgawi, sama seperti kita
sekarang mengenakan rupa duniawi.

Inilah subjek-subjek dari pengharapan, dan karena itu mereka melampaui
pengalaman kita saat ini. Biarlah kita tidak menjadi patah semangat
tentang hal ini. Pengharapan harus memiliki sesuatu untuk dimakan.
Kita tidak dapat memiliki seluruh surga namun tetap berada di bumi.
Saudara seiman yang terkasih, jika Anda merasa disiksa oleh dosa di
dalam Anda dan kekudusan Anda tampak terpukul dan ternoda, Anda dapat
sepenuhnya yakin bahwa Dia yang telah menjanjikan keselamatan yang
sempurna, sanggup untuk melakukannya.

Jangan lagi menilai diri Anda sendiri dengan apa yang Anda lakukan,
Anda lihat, Anda rasakan, atau siapa Anda. Bangkitlah menuju ruang
lingkup berbagai hal yang akan terjadi. Ketika tidak ada sukacita di
masa kini, Anda bisa tahu bahwa ada sukacita yang tak terbatas di masa
depan. Jangan katakan, "Oh, tapi itu masih lama waktunya." Itu tidak
benar. Banyak orang yang membaca buku ini mungkin berusia enam puluh,
tujuh puluh, atau bahkan delapan puluh tahun. Waktu Anda untuk bersama
Kristus tidak pernah terlampau jauh, karena benang kehidupan Anda
putus. Beberapa dari kita berusia paruh baya, tapi karena kita telah
mencapai usia kehidupan rata-rata, kita harus mengakui bahwa
kesempatan kita akan segera berakhir juga. Dan, karena begitu banyak
orang diambil pada usia terbaik mereka, kita mungkin dapat ditangkap
menuju negeri yang kita harapkan kapan saja.

Kita seharusnya tidak khawatir mengenai apa yang akan kita lakukan
sepuluh tahun dari sekarang, karena sangat besar kemungkinannya dari
waktu itu kita telah masuk menuju perhentian yang dijanjikan. Kita
akan melayani Tuhan siang dan malam di bait-Nya, dan akan memandang
wajah-Nya dengan sukacita yang tak terkatakan. Bahkan, jika beberapa
dari kita harus dihukum dan dibuang dari surga selama lima puluh
tahun, waktu tersebut akan segera berakhir.

Marilah kita bekerja sekuat-kuatnya bagi kemuliaan Tuhan selagi kita
masih berada di bumi ini, karena waktu-waktu itu akan berakhir. Apakah
Anda ingat waktu ini tahun lalu? Tampaknya itu baru saja terjadi
kemarin. Anak-anak perempuan dan laki-laki berpikir bahwa satu tahun
merupakan waktu yang panjang, tapi orang-orang yang lebih tua memiliki
opini yang berbeda. Tahun-tahun tidak lagi kelihatan panjang bagi
kita, karena kita sedang bertumbuh semakin tua. Bagi saya, waktu
bepergian begitu cepat, sehingga as rodanya panas karena kecepatannya.

Ketakutan berseru, "Oh, tinggal sedikit ruang untuk bernapas!" Tetapi
pengharapan menjawab, "Tidak, biarkan tahun-tahun berlalu, karena
dengan demikian kita akan lekas tiba di rumah."

Hanya ada selangkah antara kita dengan surga. Janganlah kita khawatir
tentang hal-hal yang ada di bawah. Kita sama seperti orang-orang yang
menaiki kereta api ekspres, yang melihat pemandangan yang tidak
menyenangkan dari jendela; pemandangan tersebut hilang sebelum mereka
memiliki waktu untuk memikirkannya. Dan, jika mereka mengalami
ketidaknyamanan di sepanjang perjalanan, jika mereka ditempatkan di
kelas tiga padahal mereka memiliki tiket kelas satu, mereka tidak
mengkhawatirkan hal itu jika itu adalah perjalanan yang singkat.
"Tidak apa-apa," kata mereka. "Kami baru saja melewati stasiun
terakhir dan tidak lama lagi akan tiba di terminal."

Mari kita memproyeksikan diri kita sendiri menuju masa depan. Kita
tidak memerlukan banyak dinamit imajinasi untuk mengirim kita ke sana.
Kita dapat melompati jarak yang pendek itu dengan pengharapan dan
mendudukkan diri kita di antara takhta-takhta di atas. Putuskan,
paling tidak untuk hari ini, bahwa Anda tidak akan tetap tinggal dalam
kerangka berpikir dunia yang tidak jelas, tapi akan naik menuju
kekekalan yang cemerlang dan jelas. Oh, tinggalkan aliran-aliran yang
berlumpur ini, dan berendamlah di dalam sungai pengharapan, di mana
airnya sejernih kristal mengalir dari air mancur sukacita ilahi yang
murni.

Efek dari Pengharapan Kita

Sekarang mari kita lihat efek dari pengharapan kita, yang digambarkan
ayat Alkitab demikian: "Kita dengan sabar menantikannya." Kita menanti
dan kita harus menanti, tapi tidak seperti penjahat yang menantikan
hukuman mati mereka. Kita menanti seperti seorang mempelai wanita yang
mengharapkan pernikahannya. Kita menanti dengan kesabaran,
kekonsistenan, kerinduan yang kuat, dan penundukan diri. Sukacita
pasti akan datang; kita tidak meragukannya. Karena itu, kita tidak
mengeluh dan menggerutu, seakan-akan Tuhan telah melalaikan janji-Nya
dan telah menunda kita dengan tidak semestinya. Tidak, waktu yang
telah Tuhan putuskan adalah yang terbaik, dan kita puas dengannya.

Kita seharusnya tidak menginginkan untuk tetap tinggal di sini ataupun
pergi dari dunia ini kapan saja, kecuali pada waktu yang ditetapkan
Tuhan. Rowland Hill, pembaru kartu pos Inggris, dikatakan harus
mencari seorang teman berusia lanjut yang sedang sekarat, supaya dia
dapat mengirimkan sebuah pesan kepada teman-temannya yang berada di
surga. Dengan kata-kata lucu, dia menambahkan sebuah kata pengharapan
agar sang Tuan tidak melupakan si tua Rowland, dan mau mengizinkan dia
kembali "ke rumah" pada waktunya. Namun, dia tidak pernah memimpikan
bahwa sesungguhnya dia bisa tertinggal. Di antara ucapan-ucapan
terakhir dari John Donne yang terkenal adalah berikut ini: "Saya sedih
bila saya mungkin tidak mati." Memang ini akan menjadi sebuah dunia
yang mengerikan jika kita dihukum untuk hidup di dalamnya selamanya.
Bayangkan kenyataan yang mengerikan seperti itu.

Saya bertemu dengan seorang pria beberapa waktu yang lalu, yang
memberi tahu saya bahwa dia tidak akan pernah mati, tapi pada jangka
waktu tertentu, akan menanggalkan efek-efek penuaan dan memulai fase
baru kehidupan. Dia dengan berbaik hati datang untuk memberi tahu saya
bagaimana saya dapat menikmati hal yang sama, tapi karena saya tidak
memiliki ambisi untuk kekekalan duniawi, tawaran seperti itu tidak
menggoda saya. Dia memberi tahu saya bahwa dia bisa memperbarui
keremajaan saya dan menjadi muda kembali selama beratus-ratus tahun,
tapi saya menolaknya. Saya tidak memiliki keinginan pada apa pun yang
berlangsung hanya sementara saja. Harapan yang paling menyenangkan
saya tentang kehidupan ini adalah bahwa itu akan beralih menjadi
kehidupan yang kekal.

Bagi saya, hal yang paling menggembirakan tentang kehidupan yang
paling penuh dengan sukacita di bumi ini adalah bahwa itu mengangkat
kita ke suatu keadaan yang berbeda dan lebih baik. Saya bukannya tidak
bahagia atau tidak puas, pengharapan yang baik bahwa jiwa dan tubuh
saya akan disempurnakan, dan sebuah harapan yang pasti bahwa saya akan
bersekutu muka ke muka dengan Allah, bagaimana mungkin saya bisa
mengucapkan sesuatu yang baik tentang hal apa pun yang memisahkan saya
dari sukacita saya itu?

Ya, kehidupan kekal pasti akan datang; karena itu, biarlah kita
bersabar menantikannya. Ketika setan menyerang kita, ketika godaan
mengancam untuk mengalahkan kita, ketika penderitaan melelahkan kita,
ketika keraguan menyiksa kita, biarlah kita berdiri teguh dan
menanggung pencobaan sementara itu, karena kita segera akan terbebas
dari semuanya itu. Penyempurnaan akan datang; itu harus datang, dan
ketika itu datang, kita tidak lagi akan mengingat penderitaan kita
lagi. Kita akan dipenuhi dengan sukacita, karena surga telah
dilahirkan bagi kita dan kita bagi surga.

Lalu sekarang, jika Anda tidak percaya kepada Tuhan, beri tahu saya
apa pengharapan Anda. Biarkan itu diketahui dan biarkan setiap orang
menilainya. Apakah pengharapan Anda? Hidup lebih lama? Ya, kemudian
apa? Membesarkan sebuah keluarga? Ya, kemudian apa? Melihat anak-anak
Anda hidup nyaman? Ya, kemudian apa? Menjadi kakek-nenek dari
cucu-cucu yang banyak? Ya, kemudian apa? Menghabiskan masa pensiun
penuh kedamaian pada usia yang sangat lanjut? Ya, kemudian apa? Waktu
berakhir. Kuburan. Takhta Allah. Roh Anda dihukum. Sangkakala
kebangkitan terdengar. Penghukuman terakhir. Tubuh dan roh di neraka
selamanya.

Tanpa Kristus, Anda tidak memiliki pengharapan yang lebih baik dari
pada itu. Saya memohon dengan sangat kepada Anda untuk membuka mata
Anda dan melihat apa yang harus dilihat. Kiranya Tuhan berbelas
kasihan kepada Anda, dan memberikan sebuah pengharapan yang lebih baik
kepada Anda. Bagi Anda yang memercayai Kristus, saya mendorong Anda
untuk mulai menyanyikan lagu-lagu kehidupan kekal. Ringankan kehidupan
ziarah Anda dengan lagu-lagu Pengharapan.

(selesai)

Diambil dari:
Judul asli buku: Finding Peace in Life`s Storms
Judul buku: Menemukan Kedamaian dalam Badai Kehidupan
Judul artikel: Diselamatkan dalam Pengharapan
Penulis: Charles Spurgeon
Penerjemah: Marlina Nadeak
Penerbit: Light Publishing, 2009
Halaman: 1 -- 27

Kontak Redaksi: < reformed(at)sabda.org >
Redaksi: Yulia Oeniyati, Novita Yuniarti, Yonathan Sigit,
         dan Desi Rianto
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/reformed >
Untuk mendaftar: < subscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org