Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/129

e-Reformed edisi 129 (30-6-2012)

Diselamatkan dalam Pengharapan (2)

______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________

e-Reformed -- Diselamatkan dalam Pengharapan (2)
Edisi 129/Juni 2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: DISELAMATKAN DALAM PENGHARAPAN (2)

Dear e-Reformed Netters,

Berikut adalah lanjutan artikel e-Reformed edisi 128. Doa saya,
kiranya artikel yang kita baca ini semakin memberanikan kita untuk
menyongsong hari kematian jasmani, karena tubuh sempurna sudah menanti
bagi kita, dimana kita tidak lagi akan mengalami sakit penyakit dan
kelemahan badan. Dan kita akan hidup bersama DIA yang memberikan
keselamatan sempurna. Soli Deo gloria!

Selamat menyimak.

Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Yulia Oeniyati
< yulia(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >

               ARTIKEL: DISELAMATKAN DALAM PENGHARAPAN (2)

Penebusan Tubuh Kita

Tujuan lainnya adalah penebusan tubuh kita. Bacalah ayat ini di mana
Paulus mengajarkan kebenaran itu: "Tetapi jika Kristus ada di dalam
kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan
oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan
Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah
membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan
juga tubuhmu yang fana itu oleh roh-Nya, yang diam di dalam kamu."
(Roma 8:10-11)

Waktu kita mati, kita akan meninggalkan tubuh kita untuk sementara.
Oleh karena itu, berkenaan dengan seluruh tubuh kita, kita tidak akan
menjadi sempurna sampai kebangkitan. Secara moral kita akan menjadi
sempurna, tapi karena seorang pribadi yang sempurna terbuat dari tubuh
dan jiwa, secara fisik kita tidak akan menjadi sempurna jika satu
bagian dari kita tetap tinggal di dalam kubur. Saat sangkakala
kebangkitan berbunyi, tubuh kita akan bangkit, tapi mereka akan
bangkit dalam keadaan ditebus. Roh kita yang diperbarui sangat berbeda
dari roh kita sebelumnya, di mana mereka berada di bawah perbudakan
dosa. Dengan cara yang sama, saat tubuh kita dibangkitkan, mereka akan
menjadi sangat berbeda dari yang sekarang ini.

Berbagai penyakit yang disebabkan oleh penyakit dan usia akan tidak
dikenal di antara orang-orang percaya yang dimuliakan, karena mereka
akan menjadi seperti malaikat-malaikat Tuhan. Tidak seorang pun akan
masuk ke dalam kemuliaan dalam keadaan timpang, buntung, lemah, atau
cacat. Tidak seorang pun akan menjadi buta atau tuli. Tidak akan ada
kelumpuhan atau TBC. Kita akan memiliki kemudaan yang berlangsung
selamanya. Tubuh yang ditabur dalam kelemahan, akan dibangkitkan dalam
kuasa dan akan segera menaati perintah Tuhannya. Paulus mengatakan,
"yang ditaburkan adalah tubuh alamiah" (1 Korintus 15:44), pantas
untuk jiwa, dan "yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah" (ayat 44),
pantas untuk roh, sifat alamiah manusia yang tertinggi. Saya menduga
kita akan mendiami jenis tubuh yang digunakan kerubim saat mereka
terbang, "Ia mengendarai kerub, lalu terbang" (2 Samuel 22:11), atau
jenis tubuh yang didiami serafim ketika seperti "nyala api" (Ibrani
1:7), 
mereka tergesa-gesa untuk menaati perintah-perintah Yehova. Akan
menjadi apa pun mereka, tubuh kita yang buruk akan menjadi sangat
berbeda dari keadaan mereka yang sekarang. Sekarang ini mereka adalah
bola lampu-bola lampu redup, yang akan ditempatkan ke dalam dunia.
Tapi, mereka akan bangkit seperti bunga-bungaan yang mulia,
cangkir-cangkir emas untuk menampung pancaran wajah Tuhan yang
bagaikan cahaya matahari.

Kita belum mengetahui kebesaran dari kemuliaan mereka, kecuali bahwa
mereka akan dibentuk seperti tubuh kemuliaan Tuhan Yesus. Karena itu,
ini adalah tujuan kedua dari pengharapan kita, bahwa kita akan
menerima tubuh kemuliaan yang akan mampu untuk menyatu dengan roh kita
yang dimurnikan.

Warisan Rohani Kita

Dipandang dari terang lainnya, tujuan dari pengharapan kita adalah
bahwa kita akan masuk ke dalam warisan rohani kita. Paulus berkata,
"Dan jika kita adalah anak maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya
orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan
menerimanya bersama-sama dengan Kristus." (Roma 8:17) Entah kita hanya
memiliki sedikit atau banyak di dalam hidup ini, kekayaan kita tidak
ada artinya bila dibandingkan dengan apa yang Tuhan simpan untuk kita,
apa yang telah Dia janjikan bahwa kita akan menerimanya pada hari di
mana kita mengalami akil balik. Kepenuhan Allah adalah warisan
orang-orang percaya. Semua yang dapat membuat seseorang diberkati,
mulia, dan sempurna disediakan bagi kita. Ukurlah, jika Anda bisa,
warisan dari Kristus, yang merupakan ahli waris dari segala sesuatu!
Apa yang seharusnya menjadi bagian dari Anak yang terkasih dari Allah
yang Mahatinggi? Apa pun itu, warisan tersebut adalah milik kita,
karena kita adalah ahli waris bersama dengan Kristus. Kita akan
bersama Dia dan melihat kemuliaan-Nya; kita akan mengenakan
gambaran-Nya; kita akan duduk di takhta-Nya. Saya tidak dapat
mengatakan lebih banyak kepada Anda, karena kata-kata saya sangat
terbatas. Saya berharap agar kita semua, mau merenungkan apa yang
dinyatakan Alkitab tentang hal ini, sampai kita mengetahui segala
sesuatu yang dapat diketahui tentang hal tersebut. Pengharapan kita
mencari banyak hal; pengharapan kita mencari segala sesuatu. Sungai
kebahagiaan, kebahagiaan untuk selamanya, sedang mengalir untuk kita
dari tangan kanan Allah.

Paulus menulis tentang "kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita"
(Roma 8:18). Dia mengatakan bahwa itu merupakan "kemuliaan kekal yang
melebihi segala-galanya" (2 Korintus 4:17). Kemuliaan -- sungguh
sebuah kata yang luar biasa! Kemuliaan akan menjadi milik kita,
meskipun kita adalah orang-orang berdosa yang malang. Kasih karunia
sungguh indah, tetapi betapa lebih lagi kemuliaan itu? Dan kemuliaan
ini akan dinyatakan di dalam kita, di sekeliling kita, atas kita, dan
melalui kita, untuk kekekalan.

Paulus juga menulis tentang "kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah"
(Roma 8:21). Kemerdekaan merupakan sebuah kata yang menyukakan! Kita
menyukai gagasan tentang kemerdekaan, terutama ketika kita mendengar
suara kemerdekaan yang datang dari terompet perak milik mereka yang
berperang melawan para pemimpin yang lalim. Tetapi, betapa lebih
menyukakan lagi ketika sangkakala surga memproklamasikan kemerdekaan
kekal bagi setiap budak rohani! Tidak ada bandingannya antara
kemerdekaan manusia dengan kemerdekaan surgawi, kemerdekaan dari
anak-anak Allah. Kita akan memiliki kemerdekaan itu untuk masuk ke
dalam Ruang Mahakudus, untuk tinggal dalam hadirat Allah, dan untuk
memandang wajah-Nya selama-lamanya.

Rasul Paulus juga berbicara tentang "saat anak-anak Allah dinyatakan"
(ayat 19). Di bumi ini, kita disembunyikan di dalam Kristus sebagai
mutiara-mutiara dalam sebuah kotak perhiasan. Nantinya, kita akan
dinyatakan sebagai perhiasan-perhiasan dalam sebuah mahkota. Kristus
dinyatakan kepada orang-orang non Yahudi, setelah Dia disembunyikan
untuk sementara waktu. Dengan cara yang sama, kita yang saat ini tidak
dikenal akan dinyatakan di hadapan manusia dan para malaikat. "Pada
waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam
kerajaan Bapa mereka." (Matius 13:43) Saya tidak dapat mengatakan
kepada Anda akan seperti apa manifestasi ini. "Apa yang tidak pernah
dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang
tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah
untuk mereka yang mengasihi Dia." (1 Korintus 2:9) Dan, meskipun
kepada kita "Allah telah menyatakannya oleh Roh" (ayat 10), roh kita
hanya mampu menerima sebagian kecil dari pewahyuan ini.

Saya menduga, bahwa hanya seseorang yang telah memiliki hak istimewa
untuk melihat rumah kekal milik mereka yang telah disempurnakan di
dalam Kristuslah yang dapat memberi tahu kita seperti apa itu
kelihatannya. Dan saya membayangkan, kalau dia bahkan tidak dapat
melakukannya karena kata-kata tidak dapat menggambarkannya. Ketika
Paulus berada di firdaus, dia mendengar perkataan, tetapi dia tidak
memberi tahu kita apa perkataan itu, karena dia mengatakan bahwa itu
tidak boleh diucapkan manusia. Itu terlalu kudus untuk diucapkan oleh
lidah yang fana.

Objek pengharapan kita belum dinyatakan kepada kita, tapi nantinya itu
akan dinyatakan. Jangan lengah untuk memikirkan tentang hal itu karena
itu akan tiba di masa mendatang, karena jarak waktu tidak bertalian.
Apakah itu berbulan-bulan atau bertahun-tahun? Bagaimana jika
beratus-ratus tahun berselang sebelum kita dibangkitkan? Mereka
dengan cepat akan terlewatkan oleh kita, seperti sayap dari seekor
burung, dan kemudian! Oh, kemudian! Apa yang tak kelihatan akan
menjadi kelihatan; apa yang tak dapat diucapkan akan didengar;
kehidupan kekal akan menjadi milik kita selama-lamanya. Ini adalah
pengharapan kita.

Sifat Pengharapan Kita

Sekarang, pengharapan ini yang di dalamnya kita diselamatkan, terdiri
dari tiga hal: kepercayaan, kerinduan, dan pengharapan.

Pengharapan kita untuk benar-benar dibebaskan dari dosa di dalam roh
kita dan untuk diselamatkan dari semua penyakit di dalam tubuh kita,
muncul dari suatu kepastian yang sungguh-sungguh akan keselamatan
kita. Pewahyuan tentang Dia yang telah membawa kehidupan dan kekekalan
disingkapkan, memberi kesaksian kepada kita bahwa kita juga akan
memperoleh kemuliaan dan kekekalan. Kita akan dibangkitkan dalam
gambaran Kristus dan akan berbagi dalam kemuliaan-Nya. Ini adalah
kepercayaan kita, karena kita tahu bahwa Kristus telah dibangkitkan
dan dimuliakan, dan bahwa kita satu dengan Dia.

Kita tidak hanya memercayai ini, tapi kita sungguh merindukannya. Kita
sangat merindukannya sehingga, terkadang, kita ingin mati supaya kita
boleh masuk ke dalamnya. Sepanjang waktu, khususnya ketika kita
mendapatkan sebuah kilasan tentang Kristus, jiwa kita rindu untuk
bersama-sama dengan Dia.

Kerinduan ini disertai dengan pengharapan yang penuh keyakinan. Kita
berharap melihat kemuliaan Kristus dan berbagi di dalamnya, sebesar
kita mengharapkan datangnya fajar. Sesungguhnya, kita mungkin saja
tidak hidup untuk melihat matahari esok, tapi kita pasti akan melihat
Raja dalam keindahan-Nya di negeri yang sangat jauh.

Kita memercayainya, merindukannya, dan mengharapkannya. Itulah sifat
dasar dari pengharapan kita. Itu bukanlah pengharapan yang tak tentu,
tak jelas, dan tak berdasar bahwa segalanya akan baik-baik saja,
seperti ketika orang-orang berkata, "Saya harap segalanya akan
berjalan dengan baik dalam hidup saya," meskipun mereka hidup dengan
ceroboh dan tidak mencari Allah. Tetapi pengharapan yang dimaksud
lebih kepada pengharapan yang terbentuk dari pengetahuan yang akurat,
kepercayaan yang teguh, kerinduan rohani, dan sebuah pengharapan yang
sepenuhnya terjamin.

Pengharapan ini didasarkan pada firman Allah. Tuhan telah menjanjikan
kepada kita keselamatan yang sempurna; oleh karena itu, kita
memercayainya, merindukannya, dan mengharapkannya. Yesus telah
berkata, "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan." (Markus
16:16) 
Arti yang paling luas, yang dapat kita berikan kepada kata
diselamatkan, haruslah sesuai dengan apa yang Allah maksudkan dengan
kata itu, karena pemikiran-Nya selalu di atas pemikiran kita. Kita
mengharapkan Tuhan untuk melakukan apa yang telah Dia katakan, dengan
segala janji yang Dia berikan, karena Dia tidak akan pernah mundur
dari firman-Nya atau gagal untuk menepati komitmen-Nya. Kita telah
memberikan jiwa kita ke dalam pemeliharaan Juru Selamat, yang telah
menyatakan bahwa Dia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa
mereka. Kita percaya kepada Penebus kita.

"Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di
atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun
aku akan melihat Allah." (Ayub 19:25-26)

Tubuh kita akan dibangkitkan dengan keadaan tidak dapat dibinasakan.
Firman Tuhan berisi banyak kata berharga yang memiliki maksud yang
sama, dan kita berpegang padanya, yakin bahwa Allah sanggup
melaksanakan apa yang telah Dia janjikan. Kita akan mati tanpa
keraguan apa pun bahwa kita akan bangkit kembali, bahkan saat kita
telah bergabung bersama debu dari orang-orang yang kita kasihi dalam
pengharapan yang kuat dan pasti akan kebangkitan mereka pada kehidupan
kekal. Petani menaburkan benihnya ke tanah dan tidak ragu bahwa dia
akan melihat benih itu muncul kembali. Demikian juga kita menguburkan
tubuh orang-orang percaya, dan pada akhirnya akan menyerahkan tubuh
kita sendiri ke dalam kubur dalam pengharapan yang pasti bahwa mereka
akan hidup kembali sepasti mereka telah hidup. Ini adalah sebuah
pengharapan yang layak dimiliki, karena itu didasarkan pada firman
Tuhan, kesetiaan Allah, dan kuasa-Nya untuk melaksanakan janji-Nya
sendiri. Oleh karena itu, kita memiliki sebuah pengharapan yang pasti
dan tetap, dan orang yang memilikinya tidak akan dipermalukan.

Pengharapan ini dikobarkan di dalam kita oleh Roh Allah. Kita tidak
akan pernah mengetahui pengharapan ini jika Roh Kudus tidak
membangkitkannya di dalam hati kita. Orang-orang yang tidak mengenal
Tuhan tidak memiliki pengharapan seperti itu, dan mereka tidak akan
pernah memilikinya. Hanya ketika orang-orang diperbarui barulah
pengharapan ini memasuki mereka, karena sejak saat itu Roh Kudus
tinggal di dalam mereka. Dan, karena hal ini, saya bergirang dengan
sukacita yang tak terkatakan. Jika pengharapan saya akan kesempurnaan
dan keabadian telah ditanam di dalam saya oleh Tuhan, maka itu harus
digenapi, karena Tuhan tidak akan pernah menginspirasikan sebuah
pengharapan yang akan mempermalukan umat-Nya. Allah yang benar tidak
akan pernah memberikan sebuah pengharapan palsu kepada umat manusia.
Itu tidak akan pernah bisa terjadi. Allah pengharapan, yang telah
mengajar Anda untuk mengharapkan keselamatan dari dosa dan semua
dampaknya, akan melakukan bagi Anda menurut pengharapan yang telah
diinspirasikan oleh diri-Nya sendiri. Oleh karena itu, jadilah orang
yang yakin dan dengan sabar menantikan hari yang penuh sukacita di
mana Tuhan akan muncul.

Pengharapan ini bekerja di dalam kita dengan cara yang kudus, seperti
yang harus dilakukan setiap hal yang baik dan kudus yang berasal dari
Allah. Itu menyucikan kita, sebagaimana Yohanes mengatakan: "Setiap
orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama
seperti Dia yang adalah suci." (1 Yohanes 3:3) Kita begitu yakin akan
warisan ini, sehingga kita bersiap sedia untuknya, dengan menanggalkan
semua hal yang bertentangan dengannya dan mengenakan semua hal yang
cocok dengannya. Kita berusaha untuk hidup dalam pengharapan akan
kemuliaan.

Berapa sering terjadi pada saya (dan saya membayangkan itu terjadi
pada Anda juga), di mana saya mengatakan mengenai sesuatu, "Bagaimana
ini akan terlihat pada Hari Penghakiman?" Kita telah bertindak dengan
murah hati atau menyucikan diri kita, bukan karena kita peduli dengan
apa pun yang akan dipikirkan orang mengenainya, tetapi karena kita
memandangnya dalam terang kemuliaan yang akan datang. Motivasi
terbesar kita adalah bahwa ada sebuah mahkota kehidupan yang tidak
akan pernah pudar tersedia bagi kita.

Pengharapan yang diberkati ini membuat kita merasa bahwa adalah
memalukan bagi kita untuk berbuat dosa, memalukan kalau putra dan
putri kerajaan harus bermain di dalam lumpur seperti anak-anak
gelandangan. Sebaliknya, kita dengan rela hidup seperti mereka yang
ditakdirkan untuk hidup selamanya dalam terang yang tak terkatakan.
Kita tidak dapat berjalan dalam kegelapan, karena kita akan hidup
dalam sebuah kemegahan yang membuat matahari tampak pucat. Kita harus
tenggelam dalam persekutuan dengan Tritunggal. Oleh karenanya,
haruskah kita menjadi budak setan atau hamba dosa? Sekali-kali tidak!
Pengharapan yang diberkati ini menarik kita mendekat kepada Allah dan
mengangkat kita keluar dari lubang dosa.

(bersambung ke Edisi e-Reformed 130)

Diambil dari:
Judul asli buku: Finding Peace in Life`s Storms
Judul buku: Menemukan Kedamaian dalam Badai Kehidupan
Judul artikel: Diselamatkan dalam Pengharapan
Penulis: Charles Spurgeon
Penerjemah: Marlina Nadeak
Penerbit: Light Publishing, 2009
Halaman: 1 -- 27

Kontak Redaksi: < reformed(at)sabda.org >
Redaksi: Yulia Oeniyati, Novita Yuniarti, Yonathan Sigit,
         dan Desi Rianto
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/reformed >
Untuk mendaftar: < subscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org