Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/127

e-Reformed edisi 127 (30-4-2012)

Perspikuitas dan Holoskopositas Alkitab

______________________Milis Publikasi e-Reformed______________________

e-Reformed -- Perspikuitas dan Holoskopositas Alkitab
Edisi 127/April 2012

DAFTAR ISI
ARTIKEL: PERSPIKUITAS DAN HOLOSKOPOSITAS ALKITAB
STOP PRESS: DVD LIBRARY SABDA ANAK 1.2

Dear e-Reformed Netters,

Edisi e-Reformed April akan mengajak Anda memikirkan tentang kekhasan
doktrin Reformed mengenai Alkitab, khususnya seputar inspirasi.
Tulisan yang kami sajikan ini diambil dari buku yang berisi kumpulan
transkrip artikel oleh Pdt. Dr. Joseph Tong, yang diterbitkan oleh
Sekolah Tinggi Teologia Bandung.

Kiranya melalui pemikiran yang dibagikan oleh Dr. Joseph Tong ini kita
semakin mengerti pentingnya menerima Alkitab sebagai firman Allah,
dalam keseutuhannya, sehingga tidak ada celah yang membuat kita
meragukan Alkitab dari sisi/sudut pandang apapun. Dengan demikian,
kita dimungkinkan menikmati kebenaran Alkitab yang membawa kepada
pengenalan kepada Allah dengan sepuas-puasnya.

Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi e-Reformed,
Yulia Oeniyati
< yulia(at)in-christ.net >
< http://reformed.sabda.org >

          ARTIKEL: PERSPIKUITAS DAN HOLOSKOPOSITAS ALKITAB

Banyak literatur yang berbicara tentang pengertian teori inspirasi
Kristen. Sebagian besar dari literatur tersebut menekankan pada
penggambaran Doktrin Inspirasi dalam konteks pewahyuan Allah.
Inspirasi pada dasarnya adalah sebuah bentuk khusus dari wahyu ilahi,
di mana Allah melakukan sebuah tindakan pengakomodasian, dengan
membiarkan kebenaran-Nya yang absolut dan tidak terbatas, menjadi
sebuah bentuk yang terbatas dan relatif dalam ekspresi bahasa manusia.
Di dalam pengertian semacam itu, Roh Kudus bekerja secara misterius di
dalam hati para hamba—Nya yang terpilih, mengangkat individualitas dan
kemampuan khusus mereka, untuk merekam wahyu Allah. Sedangkan Roh
Kudus "menghidupi" tulisan tersebut, sehingga tulisan tersebut membawa
tanda inspirasi. Roh Kudus juga bekerja di dalam hati orang-orang
percaya dan gereja dalam bentuk sebuah kesaksian internal (testimonium
intern), yang menuntun gereja dan umat-Nya dalam proses kanonisasi,
untuk menerima tulisan-tulisan yang telah diinspirasikan sebagai
firman Allah dalam bahasa manusia. Pendapat ini dapat disimpulkan dan
disingkat dalam hal-hal berikut ini.

1. Inspirasi Alkitab adalah organik, bukan mekanik atau sesederhana
inspirasi literal, seperti penulis-penulis literatur secara umum.

2. Inspirasi Alkitab bersifat mandat penuh, bukan sebagian. Dengan
kata lain, inspirasi melingkupi totalitas keseluruhan Alkitab. Semua
dan setiap bagian dari Alkitab merupakan karya Allah melalui pekerjaan
Roh Kudus, yang diselesaikan pada saat, tempat, serta latar belakang
budaya yang berbeda. Roh Kudus bergerak dan menuntun hamba-hamba Allah
untuk menyelesaikan semua tulisan dengan satu tema, dalam
keharmonisan, tanpa konflik atau kontradiksi.

3. Inspirasi Alkitab dilakukan secara verbal. Kepercayaan ini
meneguhkan bahwa inspirasi Allah adalah dalam bentuk bahasa manusia,
dan itu merupakan bahasa Alkitab. Sekalipun muncul dalam banyak budaya
dan sejarah yang berbeda, akan tetapi saling terikat dan terhubung
satu dengan yang lainnya di dalam pekerjaan Roh Kudus.

4. Inspirasi Alkitab adalah "inerrant" (tidak dapat bersalah) dan
sempurna. Itu merupakan catatan manusia tentang kebenaran Allah sampai
keselamatan, kebenaran, kepastian, ketidakberubahan, serta nilai yang
paling tinggi. Alkitab tidak pernah menggagalkan umat-Nya.

Singkatnya, inspirasi dari Alkitab bukan merupakan bentuk pendiktean,
atau melihat para penulis sebagai sebuah pena dalam tangan Allah.
Mereka adalah para hamba Allah yang sederhana dan jujur, yang
dipanggil dan dipilih dalam anugerah Allah, di mana Roh Allah datang
kepada mereka, menggunakan kecerdasan, kemampuan, dan kepribadian,
untuk menuliskan wahyu Allah yang telah diberikan kepada mereka.
Mereka menuliskannya dalam bentuk kata-kata bagi umat-Nya di sepanjang
generasi. Alkitab merekam apa yang dinyatakan serta meneguhkannya di
bawah pemeliharaan yang ilahi, untuk menjadi warisan gereja.

Berdasarkan asumsi semacam itulah kita melihat Alkitab secara serius.
Sekalipun kita tidak mengambil Alkitab sebagai dasar yang absolut bagi
iman, namun kita tetap dengan serius harus menegaskan bahwa tanpa
Alkitab, tidak mungkin ada kebenaran dan pengetahuan yang komprehensif
tentang Allah dan wahyu Allah. Hal ini berada dalam konteks wahyu
Allah yang khusus; Allah memberi kita Kristus dan Alkitab. Karena
alasan inilah, gereja tidak hanya percaya bahwa Alkitab adalah firman
yang menyaksikan Kristus serta membawa manusia kepada Kristus, tetapi
benar-benar adalah firman Allah -- firman Allah yang hidup dari Allah
yang hidup!

Berdasarkan penekanan iman kita yang semacam itulah, kita melihat ada
dua karakteristik unik dari Alkitab yang tidak dimiliki oleh kanon
atau kitab iman yang lainnya, yaitu "perspicuity" (sifat Alkitab yang
jelas dan menjelaskan diri sendiri) dan "holoscopicity" (sifat Alkitab
yang utuh).

Kejelasan Alkitab

Sekalipun Alkitab bukan merupakan keseluruhan dari wahyu Allah,
Alkitab merupakan penyataan diri Allah dalam bentuk yang tertulis,
yang diselesaikan melalui karya inspirasi. Alkitab merupakan wahyu
yang berisi kebenaran yang jelas (conspicuity) dan tajam
(perspicuity). "Conspicuity" artinya wahyu yang sangat jelas, yang
merupakan sebuah penyataan yang didampingi oleh wahyu umum dalam
ciptaan, yang menyaksikan kuasa yang mulia, kemurahan yang absolut,
serta ketuhanan Allah. "Perspicuity" berarti bahwa wahyu bertujuan
untuk memberi manusia hikmat dan pengetahuan yang cukup tentang Allah
untuk keselamatan. Dalam konteks "perspicuity" dari Alkitab, manusia
berseru dalam ketaatan bahwa, "Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi
TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan
bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan
segala perkataan hukum Taurat ini." (Ulangan 29:29)

Berdasarkan keyakinan terhadap "perspicuity" Allah, kita percaya bahwa
manusia yang tidak berpendidikan, atau buta huruf sekalipun, akan
dapat mengerti dengan baik wahyu Alkitab dan mendapatkan pengetahuan
tentang Allah ke arah kebenaran dan keselamatan. Sebaliknya, orang
yang berpendidikan baik, tidak akan menghabiskan pengetahuan tentang
Allah dengan membaca Alkitab bagi dirinya sendiri. Bagi mereka yang
merindukan Allah di dalam Roh, mereka akan menemukan kepuasan di dalam
firman Allah dalam Alkitab, sehingga tidak ada kebutuhan untuk wahyu
khusus di luar Alkitab.

"Perspicuity" Alkitab menggambarkan kesenangan Allah untuk mengundang
anak-anak-Nya, agar dapat menerima pernyataan diri-Nya dalam Alkitab,
sehingga mereka dapat menikmati keindahan yang tidak pernah berakhir
dari kebenaran dan kuasa firman-Nya, dan menjadi puas di dalam Alkitab
dan semua yang ada di dalamnya. Gagasan "perspicuity" ini
disempurnakan dalam pengertian "holoscopicity" dari Alkitab, yang
dijelaskan sebagai berikut:

Kesatuan Alkitab

Kata "holoscopicity" berasal dari pelajaran fisika, biologi, dan
fotografi. Kata ini secara umum disebut dengan "holography". Kata ini
mengacu pada kenyataan bahwa bagian-bagian tubuh mewakili seluruh
tubuh. Seperti sebuah gambar holographic, bahkan bagian yang paling
kecil sekalipun mengandung gambar secara keseluruhan, ketika observasi
dipresentasikan. Hal ini juga berlaku dalam ilmu fisika, biologi,
arkeologi, dan astronomi. Seorang peneliti mendapat pengetahuan
biologi secara keseluruhan melalui memelajari sel-sel, bahkan melalui
satu gen di dalam sel; atau spesialis pohon dapat mengetahui kondisi
pohon hanya dengan memelajari daunnya; seorang arkeologis dapat
menarik kesimpulan tentang kehidupan manusia kuno dengan hanya
memiliki satu buah gigi, sebatang tulang atau fosil; seorang
astronomologis dapat memiliki pengetahuan tentang alam semesta dengan
mengobservasi mikrosom dalam hubungannya dengan makrosom, dan
seterusnya. Bisa dikatakan bahwa "holoscpicity" merupakan salah satu
asumsi dasar bagi semua peneliti ilmu pengetahuan.

Alkitab adalah Firman Allah yang Jelas

Kita percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah, bukan merupakan sebuah
kumpulan dari `kata-kata` Allah. Dengan kata lain, seluruh pesan
Alkitab dapat dilihat dari bagian-bagiannya, sebaliknya totalitas dari
bagian-bagian tersebut adalah firman Allah. Dengan kerangka pengertian
semacam ini, kita mengambil posisi sebagai berikut:

1. Teks Alkitab Tidak Dapat Dimengerti di Luar Konteksnya

Mengambil pesan Alkitab keluar dari konteks merupakan sebuah tindakan
egois dari ketidakpercayaan, serta pemberontakan terhadap kebenaran.
Konsekuensinya adalah penghancuran diri sendiri. Seseorang yang
melakukan hal tersebut, secara langsung akan menemukan bahwa dia
memiliki pola pikir yang kontradiktif tanpa penyelesaian. Jalannya
buntu dan menjadi lebih sempit serta ke arah penghancuran diri
sendiri. Ini merupakan peringatan yang jelas bagi para ekstremis dan
bidat dalam kekristenan.

2. Jaminan Pengetahuan yang Cukup akan Kebenaran

Menjawab pertanyaan tentang sejauh mana pengetahuan seseorang tentang
Alkitab dan kebenaran alkitabiah akan menjamin keselamatannya? Kita
harus menjawab pertanyaan ini dalam terang "holoscopicity" Alkitab.
Pertanyaan tersebut pada dasarnya tidak mengarah pada hal yang
sifatnya kuantitatif dari pengetahuan tentang kebenaran, akan tetapi
kualitatif tentang kepastian dari kebenaran. Ketika kita mengetahui
bahwa Alkitab adalah firman Allah, sehingga bagian yang paling kecil,
bahkan satu kata dari Alkitab, adalah firman Allah secara keseluruhan.
Dengan kata lain, "holoscopicity" dari Alkitab meyakinkan bahwa kapan
pun seseorang mendengarkan firman Allah, apabila Roh Kudus membuka
hati dan pikirannya, dia dimampukan untuk percaya dan diselamatkan di
dalam Kristus, menuju kehidupan yang kekal (Kisah Para Rasul 16:13-
15). "Holoscopicity" Alkitab meyakinkan kita akan pengetahuan tentang
kebenaran yang mengarah pada keselamatan, bahkan dengan menguraikan
hanya satu kata dalam Alkitab.

3. Kerinduan Umat Allah dan Kepuasan Mereka

"Holoscopicity" Alkitab meyakinkan bahwa sekali kita membaca, maka
kita akan selalu merasa haus akan kebenaran. Alkitab menuntun kita
untuk mencari kebenaran, untuk meninggalkan doktrin yang dangkal dan
masuk ke dalam kesempurnaan (Ibrani 6:1). Ini adalah alasan mengapa
ketika seseorang mulai membaca Alkitab, dia akan menemukan kesukaan
dalam pembacaannya, dan terdorong ke dalam usaha yang tidak pernah
berakhir untuk mengejar dan mencari kehendak Allah, sampai akhirnya
dia menjadi puas di dalam Kristus (Filipi 3:12).

4. Keharusan Prinsip-Prinsip Hermeneutika

Arus utama teologi ortodoks mengasumsikan bahwa prinsip dasar
hermeunetika diekspresikan dalam formula "Scriptura Scripturae
interpres". Prinsip ini telah dimengerti secara luas dan diterapkan
oleh orang-orang injili ketika mereka mengutip ayat Alkitab. Akan
tetapi, apabila kita memahami makna dari "holoscopicity" Alkitab, maka
prinsip "Scriptura Scripturae interpres" harus dimengerti dalam
prinsip Alkitab menafsirkan dirinya sendiri. Di atas penekanan semacam
itulah, kita dapat melihat koherensi dan saling keterkaitan dari
setiap bagian Alkitab, dan melihat bagaimana semua bagian bertemu
menjadi sebuah tema sentral. Berdasarkan asumsi kesatuan organik dari
Alkitab yang semacam itulah, Allah telah memelihara kontinuitas,
kesatuan, dan kelengkapan Alkitab. Kemudian kita memiliki keberanian
untuk bersaksi tentang kesetiaan Allah yang pasti dengan mengatakan,
"...dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku
itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum?
demikianlah firman TUHAN" (Yeremia 23:28).

5. Wahyu yang Sempurna dan Keseluruhan Inspirasi Allah

Seperti yang telah kita katakan, sekalipun Alkitab bukan merupakan
wahyu Allah secara keseluruhan, akan tetapi itu merupakan penyataan
Allah yang lengkap, yang diberikan kepada kita melalui inspirasi. Ini
merupakan pengakuan iman gereja bagi semua generasi, untuk menerima
Alkitab sebagai sebuah kanon yang tertutup. Berdasarkan pengakuan
semacam itulah, gereja menolak segala macam tulisan di luar Alkitab
sebagai kanon yang memiliki otoritas atau yang dapat digunakan sebagai
fondasi bagi iman dan praktik kristiani.

Menurut pendapat Agustinus, kita menyadari bahwa gereja memerlukan
iluminasi untuk mengerti kebenaran Alkitab, sekalipun wahyu atau karya
iluminasi serta inspirasi lainnya dapat dipertimbangkan, khususnya
bagi pemupukan rohani pribadi dan instruksi di dalam gereja. Akan
tetapi, mereka tidak pernah diberlakukan sebagai fondasi atau arah
iman gereja. Konsep ini merupakan konsekuensi dari penekanan sifat
yang lengkap dari "perspicuity" dan "holoscopicity" Alkitab. Alkitab
sebagai kanon yang tertutup sangat jelas. Oleh karena itu, kita tidak
memerlukan wahyu lainnya, baik itu personal maupun komunal, untuk
melengkapi iman berdasarkan sifat "holographic" dari setiap bagiannya.
Seseorang yang gagal untuk menghargai "holoscopicity" Alkitab, pasti
mengalami kegagalan untuk membuka pintu bagi kebenaran itu sendiri.

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, teologi dalam pendekatan Reformed menyatakan bahwa
Alkitab merupakan wahyu khusus yang diberikan Allah bagi gereja dalam
bentuk inspirasi, di mana Allah menyatakan diri-Nya sendiri dan
mengizinkan pernyataan diri-Nya direkam dalam bahasa manusia dalam
bentuk tulisan. Alkitab merupakan wahyu khusus, firman Allah yang
dikomunikasikan kepada kita dalam bahasa manusia, yang telah melewati
proses kanonisasi, dan meliputi juga pemeliharaan melalui kesaksian
internal dari Roh Kudus. Gereja menerima Alkitab sebagai kanon
tertutup bagi semua gereja, di mana saja dan kapan saja. Alkitab juga
merupakan satu bentuk wahyu Allah yang umum, yang merupakan hikmat
yang terbaik dan literatur yang paling indah di seluruh dunia dan
tidak ada duanya.

Di samping itu, konteks dari pengertian wahyu khusus dalam keselamatan
adalah meneguhkan bahwa Alkitab merupakan anugerah Allah yang khusus.
Alkitab merupakan buku yang kudus, yang diberikan Allah bagi umat-Nya.
Di bawah karya dari Roh Kudus dan dalam bentuk kesaksian internal,
gereja dituntun untuk mengonfirmasikan keotentikannya, serta
menyatakan bahwa ia merupakan kanon yang tertutup, untuk dibaca dan
dinikmati bagi anak-anak-Nya. Untuk itu Alkitab merupakan sesuatu yang
diterima sebagai doktrin, teguran, koreksi, serta instruksi dalam
kebenaran, bahwa umat Allah harus menerima lengkap sepenuhnya bagi
setiap pekerjaan baik (2 Timotius 3:16), ... untuk menjadi pelajaran
bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan
dan penghiburan dari Kitab Suci (Roma 15:4), ... sampai fajar
menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu (2
Petrus 1:19). Untuk alasan semacam inilah, di bawah jaminan penuh dari
"perspicuity" dan "holoscopicity" Alkitab, kita harus seperti orang
Berea, menerima firman dengan segenap kesiapan, serta menyelidiki
Kitab Suci setiap hari (Kisah Para Rasul 17:11).

Tulisan ini telah dimuat dalam Jurnal Teologi STULOS 2/1, STT Bandung,
Mei 2003, Hal. 113-120

Diambil dari:
Judul buku: Keunggulan Anugerah Mutlak: Kumpulan
Refleksi Teologis Tentang Iman Kristen
Judul artikel: Perspikuitas dan Holoskopositas Alkitab
Penyusun: Dr. Joseph Tong
Penerbit: Sekolah Tinggi Teologia Bandung, 2006
Halaman: 85 -- 93

                STOP PRESS: DVD LIBRARY SABDA ANAK 1.2

Telah hadir produk terbaru Yayasan Lembaga SABDA berupa DVD "Library
SABDA Anak 1.2", yang memuat 10.000+ bahan pelayanan anak.

DVD "Library SABDA Anak 1.2" adalah sebuah perpustakaan digital, yang
berisi: cerita-cerita Alkitab dalam format video, audio, gambar, komik
dan animasi; dan bahan-bahan lain seperti Software Alkitab SABDA,
Alkitab mobile (HP), ribuan artikel pelayanan Anak dan ratusan e-Buku
Kristen. Semua bahan ini tersedia untuk melengkapi pelayanan hamba
Tuhan, guru sekolah, sekolah minggu, dan juga para orangtua. Selain
bermanfaat untuk dipakai sebagai alat peraga, bahan-bahan ini juga
menjadi sumber inspirasi untuk mengembangkan pelayanan anak di manapun
Anda berada. Harapan kami DVD ini juga dapat tersebar dengan mudah,
karena gratis dan dapat dicopy atau diberikan kepada rekan-rekan
pelayan lain yang membutuhkan. Tetapi DVD ini dilarang digandakan
untuk tujuan komersial.

Jika Anda tertarik untuk mendapatkan DVD di atas, silakan kontak:
< ylsa@sabda.org >. Apabila Anda rindu mendukung pelayanan YLSA dengan
dana, agar YLSA bisa membagikan DVD "Library SABDA Anak 1.2" secara
gratis kepada lebih banyak orang, silakan kirim ke:

YAYASAN LEMBAGA SABDA
a.n. Yulia Oeniyati
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo
No. Rekening: 0790266579

Kontak Redaksi: < reformed(at)sabda.org >
Redaksi: Yulia Oeniyati, Novita Yuniarti, Yonathan Sigit, dan Desi Rianto
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/reformed >
Untuk mendaftar: < subscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-untuk-Reformed(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org