Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/11

e-Reformed edisi 11 (30-11-2000)

Natal: Nubuat yang Digenapkan

		
David Martyn Llyod-Jones (1899-1981) adalah pengkotbah eksposisi sistematis 
di Westminster Chapel, London. Kotbah Eksposisinya tentang Efesus (8 vol.), 
Roma 3-8 (6 vol) telah diterbitkan. Artikel ini disadur dari bukunya 2 
Peter terbitan The Banner of Truth Trust.
		

         Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah 
disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya 
sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap 
sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. 
2 Petrus 1:19.


         Di sini rasul Petrus sedang memberikan apologetikanya. Ia sedang 
menghibur umat yang dalam kesusahan dan banyak kesukaran. Rasul Petrus 
mengingatkan mereka tentang ajaran-ajaran inti dan paling penting dari iman 
Kristen. Ia sedang melawan suatu pertanyaan. Pertanyaan ini ditanyakan oleh 
orang-orang pada abad pertama dan hingga kini masih tetap ditanyakan. 
Pertanyaan itu adalah: "Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kedatangan 
Tuhan Yesus Kristus sebagai raja adalah benar? Apa dasar atau alasan yang 
kita miliki sehingga membuat kita bisa yakin, mempercayai dan menerima 
hal-hal ini?"


         Rasul Petrus memberikan serangkaian jawaban terhadap pertanyaan 
tersebut dalam ayat 2 Ptr 1:16-18. Pertama adalah bahwa kami tidak 
mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, tetapi bukti dan kesaksian 
rasuli. Rasul Petrus berkata, "Apa yang telah kami lihat dan dengar... 
ketika kami bersama-sama dengan-Nya di atas gunung yang kudus." Ada bukti 
dan kesaksian rasuli terhadap kehidupan dan mujizat Kristus, dan khususnya 
apa yang terjadi di Gunung di mana Tuhan Yesus dimuliakan. Kedua, unsur 
penting lain dalam keyakinan kita, yakni, fakta pewahyuan, penginspirasian 
Alkitab (2Ptr 1:20-21). Petrus secara khusus mengingatkan orang-orang ini 
tentang natur umum nubuat dan Alkitab, yakni, Allah berbicara. Alkitab 
bukanlah gagasan dari pikiran dan imajinasi manusia, tetapi semuanya adalah 
hasil dari intervensi Allah, di mana Allah yang penuh kemurahan menyatakan 
dan memanifestasi kan Diri-Nya kepada kita.


         Tetapi itu belum semua; karena perlu mempertimbangkan: "kami makin 
diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi." atau "kita 
juga memiliki suatu kata nubuat membuat kita lebih yakin". Ini menjadi 
suatu sumber dari penghiburan. Jika rasul Petrus hanya berkata bahwa nubuat 
itu lebih meyakinkan daripada dongeng-dongeng yang licik, ia tidak akan 
menegakkan sesuatu. Karena untuk menunjukkan bahwa sesuatu itu lebih baik 
daripada yang tidak ada, sesungguhnya sama sekali tidak perlu dipuji. Hal 
itu hanyalah seharusnya saja.


         Selanjutnya, apakah rasul Petrus berkata bahwa kata nubuatan 
adalah lebih meyakinkan daripada kesaksian dan bukti rasuli? Meskipun 
banyak ekspositor yang setuju, tetapi bagi saya ini bukanlah penjelasan 
yang benar dari kata-kata ini, karena ada suatu pengertian bahwa tidak ada 
yang lebih besar dan penuh daripada yang mereka telah lihat di gunung, di 
mana Tuhan Yesus dimuliakan. Di sana mereka melihat Anak Allah itu berubah 
bentuk, sungguh-sungguh mendengar langsung suara dari surga yang merupakan 
sesuatu yang tidak bisa dibandingkan bahkan dengan suara yang sama yang 
berbicara melalui para nabi, yang diinspirasikan. Tetapi bagi saya yang 
membuat semua pendapat itu tidak dapat diterima adalah kalimat yang Petrus 
katakan "kami juga memiliki". Dengan perkataan lain, rasul Petrus tidak 
hanya-menunjuk kepada orang-orang lain, tetapi termasuk dirinya sendiri, 
dan ia berkata "kami", "para rasul" memiliki satu kata nubuatan yang lebih 
meyakinkan. Hanya ada satu dan satu-satunya penjelasan yang memadai dari 
kata-kata ini. Rasul Petrus tidak sedang membandingkan perkataan nubuat ini 
dengan apa yang telah ia jelaskan. Sebenamya ia sedang membandingkan 
perkataan nubuat yang diberikan pada zaman dulu kepada umat yang hidup pada 
waktu itu, dengan perkataan nubuat yang sama pada zamannya di mana banyak 
nubuat yang telah terjadi. Hal ini membuat perkataan nubuat itu makin 
diyakini. Ini berarti bahwa perkataan nubuat itu lebih meyakinkan 
dibandingkan yang lain karena penggenapannya dan karena fakta-faktanya. 
Dengan demikian rasul Petrus berkata bahwa ada fondasi-fondasi di mana kita 
berdiri dan mendasarkan segala sesuatu yang lain. Para nabi berbicara 
tentang hal-hal yang pasti akan terjadi. Bagi para nabi dan segenap umat 
yang kepadanya para nabi itu berbicara adalah suatu hal yang sangat 
menakjubkan dan ajaib. Tetapi ketika kami memperhatikan dan merenungkan 
segala hal-hal itu jelas tetap akan lebih menakjubkan. Itulah argumentasi 
yang sering digunakan dalam Perjanjian Baru (bandingkan Ibrani 11). Tidak 
ada cara yang lebih menguntungkan selain cara yang diberikan Petrus di sini 
yaitu ketika kita merenungkan kelahiran Anak Allah dan kedatangan-Nya di 
dalam dunia, dengan cara kita merenungkannya dalam terang penggenapan dari 
nubuatannya. Rasul Petrus berpendapat ini cara yang paling menguatkan iman. 
Sesungguhnya ketika kita mempertimbangkan bukti dan kesaksian rasul, kita 
tidak lagi ragu-ragu. Tetapi lebih itu di dalam pengertian Perjanjian Baru 
segala sesuatu yang berhubungan dengan Natal dihubungkan langsung dengan 
penggenapan, yang sempurna tentang nubatan-nubuatan. Sebab inilah yang akan 
memberikan kita keyakinan yang tidak dapat digoyahkan ketika kita berada di 
dalam hari gelap dan sukar.


         Saya akan menyatakan ini dalam bentuk beberapa proposisi. Pertama, 
Kristus dan kelahiran-Nya itu menggenapkan nubuat Perjanjian Lama. "Dengan 
demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para 
nabi." Dengan perkataan lain, kita mempunyai hak untuk mengatakan bahwa 
Perjanjian Lama dapat dimengerti sungguh-sungguh hanya di dalam Yesus 
Kristus. Inilah cara yang benar untuk membaca Perjanjian Lama; dengan 
sedapat mungkin memahaminya sebagai suatu kitab janji, sebuah kitab 
bayang-bayang, sebuah kitab contoh/type. Tetapi kejadian-kejadian yang 
dicatat di dalam Perjanjian Lama merupakan tindakan-tindakan yang tidak 
diragukan di dalam diri mereka sendiri dan mempunyai kepentingan serta 
signifikansi mereka sendiri.


         Seluruh Perjanjian Lama merupakan buku bayangan dan pengharapan, 
mencari, menunggu dan memperhatikan sesuatu. Sekarang kalimat agung yang 
diucapkan oleh rasul Petrus, yakni, kedatangan Kristus ke dalam dunia 
adalah menggenapkan segala sesuatu dan setiap hal yang telah dikatakan di 
Perjanjian Lama. Saudara tentu ingat bagaimana rasul Paulus meletakkan hal 
yang sama di dalam bahasa dan caranya sendiri ketika ia berkata, "Sebab 
Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita 
mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah." Ada janji- janji di Perjanjian 
Lama, di dalam Kristus ada jawaban "ya" , "amin" membenarkan penggenapan 
segala sesuatu yang Allah telah katakan melalui para nabi-Nya di dalam 
Perjanjian Lama itu. Ini merupakan salah satu kunci utama untuk mengerti 
Alkitab yang sekali lagi mendemonstrasikan kesatuan yang menakjubkan dan 
ajaib dari Alkitab.


         Kristus adalah pusat dari Alkitab; setiap bagian dari Perjanjian 
Lama melihat ke depan kepada-Nya, segala sesuatu di dalam Perjanjian Baru 
melihat ke belakang kepada-Nya. Kristus adalah pusat dari sejarah. Kristus 
adalah titik api dari seluruh pergerakan umat manusia mulai dari penciptaan 
hingga akhir zaman. Saudara dapat mengumpulkan semua janji Allah sekaligus 
di dalam Kristus, di dalam Pribadi-Nya. Tetapi perhatikan momen penggenapan 
itu secara terperinci; karena ini sekali lagi merupakan suatu yang 
sungguh-sungguh sangat mengherankan dan ajaib. Kita juga tidak dapat 
melakukan suatu lebih baik selain mendekati Natal dengan mengingatkan diri 
kita sendiri akan natur penggenapan au secara sangat detail. Bahkan jika 
hanya satu kalimat umum saja yang berkorespondensi dengan Perjanjian Baru 
itu akan menjadi sangat mengagumkan. Tetapi di sini ada penggenapan secara 
detail yang hanya dapat dijelaskan dengan dipandang dari fakta bahwa orang 
yang menulis nubuatan-nubuatan ini menulis dengan diinspirasikan oleh Allah.


         Ini merupakan bukti lebih lanjut dari pernyataan bahwa 
nubuat-nubuat Kitab Suci itu tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak 
sendiri, karena nubuat-nubuat masa lalu itu bukan datang dari kehendak 
manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama 
Allah. Sekarang marilah kita secara cepat dan sepintas meninjau penggenapan 
detail ini. Detail-detail penggenapan ini adalah nilai yang agung. 
Perhatikan! Bayi yang dilahirkan di Betlehem itu termasuk suku apa? 
Jawabannya adalah dari suku Yehuda. Dari keturunan siapa di dalam suku 
Yehuda itu? Dari keturunan Daud. Kita berbalik ke belakang ke seribu tahun 
sebelum Natal pertama, bahkan sebelum itu, janji itu telah diberikan bahwa 
Kristus akan dari suku Yehuda dan dari keturunan Daud. Ketika Bayi itu 
lahir di Betlehem merupakan verifikasi dari janji itu.


         Kapan kedatangan-Nya yang pertama itu terjadi? Ini adalah suatu 
hal yang sangat menarik dan penting jika Saudara mendekati kelahiran 
Kristus itu hanya melalui sudut pandang filsafat sejarah. Ketika Anak 
Allah, Sang Mesias, itu datang secara umum disetujui bahwa itu merupakan 
kemungkinan paling kecil untuk Ia datang. Sebab sesungguhnya waktu itu 
adalah waktu tampaknya tongkat kerajaan akan pindah dari suku Yehuda. 
Tetapi tepat apa yang telah dinubuatkan ratusan tahun sebelumnya, ketika 
tongkat kerajaan tampaknya lepas dari tangan suku Yehuda pada hari-hari 
yang akan datang, maka saat itu Raja dan Pemerintah yang sesungguhnya 
datang. Jika membaca sejarah kontemporer Saudara akan menemukan bahwa ini 
merupakan pandangan orang-orang Israel ketika Tuhan kita lahir.


         Dipandang dari segi nubuat nabi Daniel (Daniel 9) dengan nubuatan 
tentang 70 minggu, maka di sana. Saudara akan menemukan kembali secara 
terperinci sekali, keadaan sebelum waktu kedatanganNya secara tepat. Proses 
yang luar biasa ini, ketepatan ini, dan nubuat yang disampaikan oleh nabi 
yang terperinci sekah ini merupakan suatu yang sangat mengherankan.


         Kemudian mengenai ibu-Nya. Saudara akan ingat nubuat yang 
mengatakan bahwa seorang perempuan muda akan melahirkan seorang anak. Saya 
tahu bahwa nubuat ini segera dan paling langsung berhubungan dengan suatu 
peristiwa yang terjadi dalam sejarah pada saat itu. Namun tidak dapat 
membatasi hanya dalam hal itu saja. Ada suatu elemen ganda, fakta yang 
segera dan suatu penggenapan tersendiri "seorang anak dara akan melahirkan 
seorang anak". Juga mengenai tempat kelahiran-Nya. Saudara ingat bagaimana 
tempat itu telah diberikan oleh nabi Mikha; bahwa Ia harus dilahirkan di 
Betlehem. Saudara akan ingat kunjungan orang majus kepada Herodes ketika 
sudah genap waktunya Tuhan kita lahir. Karena Herodes tidak mengerti apa 
yang mereka laporkan maka ia berkonsultasi dengan para imam kepala dan ahli 
Taurat. Mereka memberikan jawaban bahwa Kristus harus lahir di Betlehem, 
tanah Yehuda, karena demikianlah ada tertulis kitab nabi.


         Sekarang ketika melihat Perjanjian Lama, kita melihat secara 
konstan dibentangkan kepada kita hal-hal yang luar ini - bagaimana Allah 
memberikan kepada seseorang suatu fakta, kepada orang fakta yang lain. 
Hanya Mikha yang menyebutkan Betlehem. Allah memberikan kepada Mikha untuk 
menubuatkan fakta dan detail khusus yaitu tempat kelahiran-Nya.


	Sekarang marilah kita memikirkan tentang perkataan-perkataan Tuhan Yesus 
sendiri. Jika Saudara membaca Yesaya 61, Saudara akan menemukan di sana 
bahwa nabi Yesaya menubuatkan bahwa Mesias akan mengucapkan kata-kata dan 
melakukan hal-hal tertentu. Pikirkanlah bahwa kejadian di rumah ibadat di 
Nazaret ketika Tuhan kita masuk ke rumah ibadat menurut kebiasaan­- Nya. 
Kepada-Nya diberikan kitab suci untuk dibaca. Ia membaca dari Yesaya 61, 
dan setelah membaca, Ia berkata, "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu 
kamu mendengarnya."


         Setiap perkataan-Nya, metode berbicara-Nya, cara mengajar-Nya, 
semua tindakannya ini telah dinubuatkan secara detail. Sekarang kita juga 
berpikir tentang karya-karya dan mujizat-mujizat-Nya. Kita membaca dalam 
Yesaya 35, bagaimana Ia mencelikkan mata orang-orang buta dan membuka 
telinga-telinga orang tuli, dan orang lumpuh akan melompat seperti rusa, 
dan orang bisu akan bersorak-sorai. Kemudian kita sampai ke Perjanjian Baru 
dan kita membaca laporan tentang hal-hal yang dikerjakan-Nya. Ingatlah! 
Yohanes Pembaptis di masa kesukarannya di penjara mengirim dua orang 
muridnya kepada Yesus untuk bertanya, "Engkaukah yang akan datang itu?". 
Tuhan Yesus berkata kedua orang ini, "Pergilah dan katakanlah kepada 
Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat; orang buta melihat, orang 
lumpuh berjalan, orang tuli mendengar," dst. Di sini Yohanes diingatkan 
kembali kepada Yesaya 35. Tidak hanya itu, Saudara ingat Yesaya 53 tentang 
nubuat Hamba Tuhan yang memikul sakit-penyakit kita, dan ingat bagaimana 
Matius di dalam melukiskan mujizat penyembuhan yang dilakukan Tuhan kita 
dengan mengacu kepada nubuat itu, bahwa Ia akan memikul sakit-penyakit kita.


         Ia memasuki Yerusalem dengan cara yang bagaimanapun telah 
dinubuatkan oleh nabi Zakharia, yaitu, mengendarai seekor keledai, seekor 
keledai beban yang muda. Ini terjadi ketika ia memasuki Yerusalem dengan 
kemenangan. Ia akan dijual karena 30 keping perak pun telah dinubuatkan. 
Penderitaan-Nya dideskripsikan secara detail, tidak hanya di dalam Yesaya 
53 tetapi jugs khususnya pada Mazmur 22 - bagaimana fakta bahwa tangan dan 
kaki-Nya ditusuk telah dinubuatkan -bagaimana setiap hal telah dinubuatkan 
secara detail. Semua nubuat ini telah dinubuatkan ratusan tahun sebelum 
semua nubuat itu terjadi. Fakta bahwa Ia akan dikubur di tempat khusus, 
kuburan milik orang kaya telah dinubuatkan. Memang ketika wafat, Ia 
dikuburkan dalam kuburan Yusuf Arimatea. Baik kebangkitan maupun hari 
Pentakosta telah dinubuatkan juga. Saudara ingat bagaimana setelah 
kenaikan-Nya Ia mengirim Roh Kudus sesuai dengan janji-Nya, dan ketika 
orang-orang bingung dan mulai bertanya, apakah artinya ini? Rasul Petrus 
menjawab, "Itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel." 
Segala contoh ini, dan masih banyak contoh lain, menunjukkan bagaimana, 
secara detail, Tuhan Yesus melalui kedatangan-Nya, dan melalui segala yang 
dikerjakan dan dikatakan, telah membuat segala nubuat itu lebih meyakinkan. 
Semua penggenapan ini menakjubkan di dalam detailnya, tetapi juga 
memperlihatkan kemuliaan secara utuh. Saat kedatangan Kristus, 
kelahiran-Nya, Hidup-Nya dan segala tindakan-Nya di bumi menunjukkan Allah 
memelihara firman telah disampaikan-Nya kepada orang-orang dalam masa 
Perjanjian Lama. Orang yang membaca Alkitab matanya akan terbuka melihat 
kemuliaan kitab suci yang unik


         Beberapa dari umat itu berteriak di masa kesesakan mereka, "Berapa 
lama lagi Tuhan Engkau lupa untuk bermurah hati?" Kami membaca janji-janji 
yang diberikan, tetapi melihat situasi demikian berlawanan. Apakah Allah 
lupa, apakah Ia lupa bermurah hati dan lupa akan janji-janji- Nya itu? 
Ketika bayi itu lahir di kandang di Betlehem, keputusan agung yang dibuat 
sini- Allah telah memelihara firman-Nya. Allah telah membuktikan bahwa 
janji-Nya adalah benar. Segala sesuatu yang Allah pernah janjikan digenapi 
di sini. Ini adalah deklarasi yang agung tentang ketidakberubahan Allah 
dalam rencana-Nya. Firman Allah itu pasti, mutlak dan kekal.


         Saya akan coba menunjukkan kemuliaan semuanya ini dengan cara ini. 
Kita melihat bahwa Allah telah menggenapi semua janji-janji yang pernah Ia 
berikan kepada manusia yang berkenaan dengan keselamatan manusia. Alkitab 
adalah sejarah manusia di dalam hubungannya dengan Allah, sehingga kita 
dapat mendeskripsikan Alkitab sebagai sejarah keselamatan. Ini adalah 
sejarah dari seluruh umat manusia dari awal hingga akhir. Allah menciptakan 
manusia itu sempurna, sehing­ga manusia memiliki persekutuan yang sempurna 
dengan Allah. Tetapi dosa masuk sehingga persekutuan itu hancur. Manusia 
membuat dirinya sendiri ada di bawah murka Allah dan menderita. Apa yang 
akan terjadi pada manusia?


         Di sini Alkitab datang dengan beritanya yang agung. Segera sesudah 
kejatuhan itu Allah mulai membuat janji-janji dan semua janji itu berkenaan 
dengan manusia dan keselamatannya. Sekarang mulai dari kelahiran Kristus 
segala janji-janji itu terlaksana dan tergenapi. Jadi sejak semula ketika 
manusia itu jatuh, Allah menerangi kegelapan itu dengan memberikan suatu 
janji yang sangat berharga.


         Manusia jatuh karena ditipu oleh ular, tetapi suatu saat Allah di 
dalam anugerah-Nya yang tidak terbatas itu memberikan suatu janji, bahwa 
"keturunan perempuan ini akan meremukkan kepala dari ular." Hal ini 
dikatakan sekitar 4000 tahun sebelum kelahiran Kristus. Janji ini merupakan 
janji Allah yang pertama, janji yang orisinil. Ketika Bayi itu lahir di 
Betlehem janji itu dilaksanakan - benih perempuan itu telah datang dan Ia 
telah bertindak menghancurkan kepala dari ular itu.


         Salah satu janji agung yang lain adalah ketika kita ingat di dalam 
Kis.3, bagaimana Musa berkata, "Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu 
seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku." Orang-orang 
pada masa Perjanjian Lama menyebutnya sebagai "kedatangan Nabi". Inilah 
yang dimaksud Yohanes Pembaptis ketika ia bertanya, "Engkaukah yang akan 
datang itu?" Mereka sedang menunggu Nabi itu, Pemimpin itu, mereka menunggu 
seseorang yang lebih besar daripada Musa yang melepaskan mereka dari Mesir, 
yang akan memimpin mereka lepas dari perbudakan dosa dan perhambaan 
kesalahan. Di dalam Bayi Betlehem itulah kalian mendapatkan Seorang yang 
dirindukan dan diharapkan yang juga adalah Nabi, Guru dan Pemimpin umat.


         Dengan cara yang sama diberikan janji bahwa korban persembahan 
suatu hari akan cukup untuk menutup segala dosa. Di dalam periode 
Perjanjian Lama banyak tertulis tentang persembahan-persembahan dan 
korban-korban, mengenai darah lembu jantan dan domba jantan, mengenai 
korban anak domba dsb. Namun itu semuanya bersifat sementara. Seperti yang 
dikatakan penulis surat Ibrani, "Sebab tidak mungkin darah lembu jantan 
atau darah domba jantan menghapuskan dosa." Diperlukan korban yang agung, 
yang sungguh-sungguh berhasil dan yang memuaskan hati Allah. Hal ini terus 
berlangsung dalam Perjanjian Lama. "Orang ini" telah mempersembahkan 
Diri-Nya sendiri satu kali untuk selamanya dan yang sempurna. Perjanjian 
Lama juga menubuatkan bahwa seorang Imam Besar yang agung akan datang untuk 
mewakili kita dan memuliakan kita di hadapan Allah. Saudara ingat bahwa 
Harun diizinkan masuk ke ruangan "mahakudus" satu kali setahun, dan ia 
masuk dalam keadaan takut dan gentar. Tetapi Dia adalah merupakan Imam 
Besar yang sempurna, yang mengerti kelemahan kita, namun tidak berdosa.


         Dia telah masuk ke dalam ruang yang mahakudus dengan suatu 
persembahan dan korban, yakni darah-Nya sendiri. Ia mewakili kita 
selama-lamanya dan terus menerus melayani, sehingga Ia dapat menyelamatkan 
semua orang yang datang kepada Allah melalui Dia. Ada suatu janji tentang 
Perjanjian baru. Allah membuat suatu perjanjian dengan manusia melalui 
Musa. Ini adalah suatu perjanjian hukum yang tidak dapat diperlihara oleh 
siapapun. Tetapi Allah juga berkata melalui nabi Yeremia, "Aku akan membuat 
perjanjian yang baru dengan kamu", bukan seperti perjanjian yang lama, yang 
menggunakan hukum-hukum yang di luar, tetapi Aku akan menulis hukum itu 
dalam hati dan batinmu, yakni suatu perjanjian yang baru. Nabi mana yang 
dapat menjadi pengantara perjanjian yang demikian? Tidak ada satu 
manusiapun yang layak; bahkan malaikatpun tidak memadai. Tetapi di sini, 
Bayi Betlehem itu adalah pengantara dari Perjanjian yang baru, seseorang 
yang dapat memberikan Roh Kudus dan yang akan meletakkan hukum Allah itu ke 
dalam batin dan hati serta memberikan hidup kepada kita. Ia akan mengangkat 
hati yang membatu dan memberikan kita hati yang baru yang dengan hati itu 
kita dapat mengasihi Dia.


         Tetapi di atas itu semua, ada suatu janji tentang datangnya suatu 
kerajaan. Melalui Perjanjian Lama gagasan tentang seorang raja yang akan 
datang dan memerintah, yang akan menaklukan semua musuh dari umat serta 
menegakkan suatu kerajaan kebenaran dan damai sejahtera. Di mana Oknum yang 
demikian dapat ditemukan? Ia hanya dapat ditemukan di satu tempat. Ia 
adalah Bayi yang ada di palungan di Betlehem, yang adalah Raja segala raja 
dan Tuhan segala tuan. Karena itu orang Majus datang dan bersembah sujud 
serta memberikan persembahan mereka. Ia telah menaklukkan semua musuh, 
Setan, kematian dan neraka. Segala hal yang jahat telah dikalahkan - Ia 
adalah Raja universal, Yang Mahakuasa, dan Ia akan memerintah dari kutub ke 
kutub dan kerajaan-Nya tidak akan berakhir. Anak Allah, Raja yang kekal. 
Dengan demikian Saudara lihat bahwa Allah telah menggenapi, telah 
menyelesaikan segala janji-Nya. Akhir kata, apa yang saya simpulkan dari 
kata nubuat yang makin meneguhkan kita ini? Ada beberapa kesimpulan yang 
jelas dan tidak dapat ditolak. Keselamatan jelas hanya ada di dalam Kristus 
dan hanya di dalam Kristus. Kristus telah menggenapi semua janji itu. Di 
dalam Dialah Allah menyelamatkan umat manusia. Allah berjanji untuk 
menyelamatkan manusia. Kristus adalah penggenap segala janji.


         Tidak ada juruselamat yang lain, dan tidak ada jalan yang lain 
seperti yang dikatakan rasul Petrus (Kis 4:12). Bayi Betlehem itu 
menggenapkan segala janji itu. Ia satu-satunya Juruselamat, satu-satunya 
jalan kepada Allah, satu-satu pengharapan akan pelepasan. Ia adalah Nabi, 
Ia adalah Imam, dan Ia adalah Raja. Kedua kita menyimpulkan bahwa seperti 
halnya kedatangan-Nya dan segala yang. telah dilakukan dan dikatakan-Nya 
merupakan penggenapan dari semua yang telah dijanjikan oleh Allah, sehingga 
fakta itu sendiri telah memberikan suatu jaminan yang pasti bahwa segala 
sesuatu yang lain yang telah dijanjikan akan digenapi-Nya juga. Segala 
sesuatu yang telah dinubuatkan, diberitahukan lebih dulu, dijanjikan 
berkenaan dengan kedatangan-Nya yang pertama telah dilaksanakan secara 
tepat. Tetapi yang akan datang ada sesuatu yang lebih. Petrus sedang 
berbicara mengenai kedatangan-Nya yang kedua; dan meskipun kedatangan-Nya 
yang kedua aneh bagi kita saat ini sama seperti kedatangan-Nya yang pertama 
bagi orang-orang Perjanjian Lama, mari kita mengerjakan logika yang tidak 
dapat ditolak ini. Meskipun mereka tidak mengharapkan Dia, Ia tetap datang; 
meskipun banyak menertawakan gagasan itu, tidak menyiapkan Kedatangan-Nya; 
dan meskipun hal-hal ini tampak sebagai hal yang tidak mungkin bagi kita, 
apa yang telah terjadi merupakan bukti bahwa semua janji itu akan tiba juga.


         Terakhir, mengenai penghiburan, kemuliaan dan sukacita. Karena 
inkarnasi Kristus dan segala sesuatu yang mengikuti meneguhkan nubuat. Ini 
memberitahukan saya bahwa Allah memelihara Firman-Nya dan melaksanakan 
rencana, janji dan maksud-Nya sendiri secara penuh di atas bumi. Maka saya 
mengambil kesimpulan bahwa, Firman Allah merupakan sesuatu yang terus dapat 
saya percaya. Firman Allah merupakan "janji-janji yang berharga dan yang 
sangat besar". Janji-janji yang diberikan kepadamu tatkala sakit, 
kehilangan, menjadi janda, yatim-piatu, menghadapi masalah, berduka-cita 
atau setiap kondisi yang mungkin terjadi dalam hidup anda dan saya itu 
dapat diselesaikan dengan janji-janji tersebut. Saudara, percayalah kepada 
janji­-janji-Nya, simpanlah janji janji itu dalam hatimu, buktikan bahwa 
Allah selalu setia kepada janji-janji-Nya. Ia tidak pernah gagal untuk 
memelihara Firman-Nya; setiap janji yang Ia berikan kepadamu adalah suatu 
janji yang bisa dipercaya dan turuti. Karena itu ketika saya membaca 
Firman-Nya lagi dan saya melihat janji janji yang demikian seperti "Aku 
sekali-kali tidak pernah meninggallkanmu", "Aku akan menyertai kamu 
senantiasa", saya akan mempercayai janji janji itu, Saya akan menerimanya. 
Saya menyatakan bahwa kedatangan Kristus membenarkan segala janji-Nya dan 
membuktikan segala bahwa segala janji-Nya itu benar. Ia. telah memberikan 
Firman-Nya, dan Firman-Nya dapat disandari; karena itu saya menerima-Nya 
berdasarkan pada Firman-Nya. Puji Tuhan! "Bersyukurlah kepada Tuhan atas 
karunia-karunia yang tak terkatakan itu" Bersyukurlah kepada Allah karena 
Kristus di mana di dalam Dia segala janji Allah adalah ya dan amin tanpa 
suatu keraguan dan ketidaktentuan.


Sumber:
Reformed Movement,
http://www.geocities.com/reformed_movement/artikel/natal02.html

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org