Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/109

e-Reformed edisi 109 (25-3-2009)

Penebusan yang Terbatas (Limited Atonement)

 
 Dear e-Reformed Netters,
 
 Tak lama lagi, kita akan merayakan Paskah. Saya berharap artikel yang 
 saya kirimkan ini dapat menolong kita semua untuk mempersiapkan hati 
 merenungkan kasih Allah yang luar biasa bagi kita, umat pilihan-Nya.
 
 Ada banyak orang Kristen yang mungkin merayakan Paskah sekadar sebagai 
 tradisi gereja saja. Kristus dipandang hanya sebagai "Pahlawan" 
 kemanusiaan, bahwa Ia rela mati untuk manusia secara umum. Kita ikut 
 senang karena kita adalah anggota dari manusia secara umum. Karena 
 itu, perayaan Paskah acap kali menjadi sangat "impersonal". Namun, 
 pernahkah Anda sungguh-sungguh merenungkan bahwa secara khusus Kristus 
 datang, menanggung sengsara, dan mati adalah untuk Anda secara 
 pribadi? Nah, artikel di bawah ini akan memaksa Anda untuk mengetahui 
 kebenaran ini.
 
 Selamat merayakan Paskah. Biarlah kebenaran bahwa Kristus telah 
 mengalahkan maut supaya kita dapat hidup, menjadi kekuatan kita untuk 
 terus hidup bagi Dia.
 
 "Hidup bagiku adalah Kristus." (Fil. 1:21)
 
 In Christ,
 Yulia Oeniyati
 < http://blog.sabda.org >
 < http://reformed.sabda.org/ >
 < yulia(at)in-christ.net >
 
======================================================================
 
                       PENEBUSAN YANG TERBATAS
                         (LIMITED ATONEMENT)
 
 Hal mendasar yang paling kontroversial dalam iman Reformed adalah 
 doktrin tentang penebusan yang terbatas (limited atonement). Istilah 
 itu sendiri kontroversial karena sepertinya menyiratkan gagasan bahwa 
 penebusan itu terbatas dalam kuasanya yang menyelamatkan. Tapi isi 
 doktrinnya mungkin lebih kontroversial daripada istilahnya. Karena 
 menurut doktrin iman Reformed -- bertentangan dengan sudut pandang 
 aliran teologi lain -- menyatakan bahwa Kristus mati hanya untuk 
 sejumlah orang saja.
 
 Seperti halnya banyak orang, saya dulu memercayai gagasan umum bahwa 
 Kristus mati untuk semua manusia. Awalnya saya berpikir bahwa itulah 
 kebenaran paling logis untuk dipercayai, apalagi saat Anda melihat 
 fakta Alkitab yang mengatakan, "Karena begitu besar kasih Allah akan 
 dunia ini" (Yohanes 3:16). Pemikiran saya yang sederhana mengatakan 
 bahwa sesuatu yang baik seperti anugerah keselamatan pasti 
 menguntungkan semua manusia. Jika anugerah ini sifatnya selektif, maka 
 Allah tidak adil.
 
 Namun, saat saya merenungkan isu penebusan dosa ini dengan lebih 
 dalam, saya menyadari bahwa pendapat saya tentang "Kristus mati untuk 
 semua manusia" sebenarnya tidak terlalu konsisten dengan apa yang 
 selama ini Alkitab ajarkan tentang natur dan desain penebusan dosa. 
 Pemahaman saya yang terbatas tentang penebusan dosa menghalangi saya 
 mengetahui kuasa dan tujuan kematian Kristus bagi para pendosa.
 
 Sebelum kita masuk lebih dalam kepada kontroversi itu, kita perlu 
 memahami lebih dahulu konsep-konsep yang ada dalam doktrin penebusan.
 
 ISTILAH PENEBUSAN (ATONEMENT)
 
 Di Alkitab, istilah "penebusan" digunakan dalam dua hal. Di Perjanjian 
 Lama (PL), istilah ini berarti "menutupi, atau menyembunyikan". 
 Istilah yang digunakan di konteks ibadah PL merujuk pada makna 
 menutupi dosa seseorang. Penebusan dosa ini melibatkan penyembelihan 
 anak domba yang tidak bercela. Pada saat anak domba ini disembelih, 
 darahnya dipercikkan ke selubung emas Tabut Perjanjian untuk menghapus 
 murka Allah. Darah itu juga dipercikkan kepada anak domba kedua yang 
 kemudian dibiarkan bebas. Kebebasan ini mengindikasikan kebebasan 
 pendosa. Dia dibebaskan dari dosa karena hidupnya sudah ditebus oleh 
 darah anak domba.
 
 Di Perjanjian Baru (PB), istilah "penebusan" digunakan di Roma 3:5 
 untuk kata "pendamaian". Pendamaian mencakup pemadaman murka Allah 
 sehingga seorang pendosa tidak perlu lagi mananggung penderitaan 
 akibat murka Allah terhadapnya. Hasil dari pendamaian ini adalah 
 anugerah pengampunan dan kebebasan. Pendosa dibebaskan dari dosa dan 
 diperdamaikan dengan Allah.
 
 PENEBUSAN KRISTUS: PELUNASAN KEADILAN TUHAN YANG SUNGGUH MENYELAMATKAN
 
 Alkitab mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Penebus kita. Dia adalah 
 Anak Domba yang tidak bercela yang digiring ke Kalvari untuk menutupi 
 dosa kita dengan darah-Nya. Kematian Yesus tidak terjadi karena Dia 
 melakukan tindak kriminal. Yesus mati sebagai penanggung dosa kita. 
 Dia mengambil dosa-dosa kita dan menjadi bersalah karena dosa-dosa 
 kita. Dan oleh karena hal ini, Dia menanggung murka Allah.
 
 Dengan kematian-Nya, Kristus juga menghapus murka Allah. Dia melakukan 
 ini untuk memenuhi semua persyaratan yang Allah tetapkan untuk seorang 
 pendosa kembali kepada-Nya. Allah itu adil. Keadilan-Nya menuntut dua 
 hal dari pendosa agar dapat diperdamaikan dengan Allah. Pertama, semua 
 pendosa harus mati untuk dosanya. Tuhan tidak main-main dengan dosa. 
 Dia menghukum semua pendosa dengan maut. Kedua, pendosa yang ingin 
 diselamatkan dari murka-Nya harus memenuhi semua perintah hukum Allah 
 yang benar. Dosa adalah suatu pelanggaran terhadap hukum Allah. Dan 
 untuk diperdamaikan dengan Allah, seseorang harus menaati semua 
 perintah-perintah Allah. Jika kita dapat memenuhi dua persyaratan 
 tersebut, Allah akan mencabut murka-Nya atas kita.
 
 Masalahnya sudah jelas. Semua orang telah berdosa. Tidak ada satu 
 orang pun yang dapat memenuhi persyaratan Allah yang sempurna. Manusia 
 harus menemukan penggantinya. Pengganti kita adalah Yesus Kristus.
 
 Yesus Kristus pergi ke Kalvari untuk memenuhi tuntutan kebenaran Allah 
 dan untuk menarik murka-Nya atas kita. Yesus Kristus sangat cocok 
 untuk melakukan penebusan ini karena Dia adalah Manusia yang sempurna, 
 Manusia tak berdosa. Pada saat Yesus Kristus menawarkan diri-Nya 
 sebagai Penebus kita, Dia melakukannya sebagai Seseorang yang 
 menanggung dosa-dosa kita. Jadi, Yesus menggantikan kita menanggung 
 maut. Selain itu, saat Dia memberikan diri-Nya sendiri kepada Allah 
 sebagai Penebus dosa-dosa kita, Dia menampilkan diri-Nya sendiri 
 sebagai Seseorang yang telah memenuhi tuntutan kebenaran Allah demi 
 kita.
 
 Allah dipuaskan dengan kematian Yesus. Di sepanjang hidup-Nya, Yesus 
 menaati mandat Bapa untuk menderita bagi umat-Nya dan menaati hukum 
 atas nama mereka. Dia tidak menyerah terhadap tekanan yang mendesak-
 Nya untuk meninggalkan tugas-Nya. Dia memenuhi misi-Nya, bahkan saat 
 Dia mengetahui bahwa misi tersebut mengharuskan-Nya untuk menanggung 
 murka Bapa. Yesus berhasil menuntaskan misi tersebut. Di kayu salib, 
 Dia berteriak, "Sudah selesai." Penebusan telah terpenuhi. Arti 
 sesungguhnya dari hal ini adalah bahwa Yesus sungguh dan secara 
 efektif menghapuskan murka Allah dan membawa perdamaian antara Allah 
 dan manusia. Di kematian-Nya, Dia telah mencurahkan darah-Nya untuk 
 menutupi dosa-dosa kita sehingga Allah tidak lagi menghukum kita 
 dengan maut. Dalam kematian Kristus, kita sungguh-sungguh dibebaskan. 
 Kita dapat mengatakan bahwa penebusan-Nya efektif; yakni, penebusan 
 ini sungguh menyelamatkan kita dari murka Allah, karena kalau tidak, 
 kita pasti sudah masuk neraka.
 
 Bahkan sebelum kita menjawab pertanyaan tentang arti luas penebusan, 
 yakni, "Untuk siapa Kristus mati?", kita harus yakin pada fakta bahwa 
 Kristus, dengan kematian-Nya, sesungguhnya memenuhi keadilan Allah 
 yang sempurna, dan akhirnya menebus kita dari kutuk maut. Bukti dari 
 hal ini adalah di Ibrani 9:12: "dan Ia telah masuk satu kali untuk 
 selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah 
 domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya 
 sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal."
 
 Ayat ini menunjukkan bahwa penebusan Kristus adalah tindakan 
 penyelamatan yang pasti. Ini adalah kematian yang sungguh 
 menyelamatkan. Ayat tersebut mengatakan bahwa Kristus telah "mendapat 
 kelepasan yang kekal". Kata "mendapatkan" berarti penebusan telah 
 tercapai dan terwujud. Salah satu versi terjemahan Alkitab menggunakan 
 kata "memperoleh".
 
 Bagi non-Calvinis, penebusan hanyalah sebuah syarat. Kristus mati 
 hanya untuk membuat keselamatan menjadi mungkin. Kematian Kristus, 
 kata mereka, telah menyingkirkan segala halangan yang mencegah pendosa 
 untuk datang kepada Kristus. Tidak ada apa pun yang berdiri di antara 
 dirinya dan Kristus, kecuali ketidakmauannya sendiri.
 
 Hal ini tidak benar. Nilai apa yang ada dalam penebusan semacam ini? 
 Jika penebusan hanya membentuk dasar dari keselamatan, namun tidak 
 memiliki kuasa untuk menyelamatkan, nilai apa yang terkandung di 
 dalamnya? Nilai apa yang didapat dari sebuah penebusan yang tidak 
 memberikan keselamatan?
 
 Lebih tepat untuk mengatakan bahwa Kristus mati demi menghapus dosa 
 kita. Kristus tidak mati hanya untuk membuka jalan yang memungkinkan 
 penghapusan dosa dan keselamatan dapat dialami oleh para pendosa. 
 Kematian-Nya sungguh merupakan suatu penebusan dosa, yaitu, Dia benar-
 benar mati untuk menghapus dosa-dosa kita. Meskipun kenyataan 
 pengampunan ini tidak dialami seorang pendosa hingga ia menerimanya 
 dengan iman, Kristus benar-benar menggantikan kita di kayu salib. Dosa 
 kita ditanggungkan pada Kristus, dan kebenaran-Nya diberikan kepada 
 kita. Perubahan pribadi tentu saja tidak terjadi hingga kita menaruh 
 iman kita pada Kristus. Namun, sebuah penggantian benar-benar terjadi 
 dalam alam spiritual saat Kristus berteriak, "Sudah selesai." Hal ini 
 terlihat abstrak. Saya akan menjelaskannya dengan sebuah contoh.
 
 Jimmy berusia 7 tahun. Ayahnya mengirim  juta ke rekening Jimmy. 
 Tapi karena dia masih terlalu muda untuk menggunakan uang sebanyak 
 itu, ayahnya mengatakan padanya bahwa dia hanya dapat menarik uangnya 
 pada saat ia berumur 25 tahun. Meskipun Jimmy hanya dapat memilikinya 
 di kehidupannya nanti, namun  juta yang telah didepositokan di bank 
 itu sungguh ada dan nyata. Buku tabungan atas namanya benar-benar 
 menunjukkan saldo  juta. Pada umur 7 tahun, Jimmy memiliki  juta. 
 Namun, dia belum benar-benar menjadi seorang miliuner hingga ia dewasa 
 nanti.
 
 Kematian Kristus sungguh-sungguh merupakan karya penyelamatan, di mana 
 benar-benar terjadi sebuah pertukaran. Murka Allah secara efektif 
 dihapuskan; dosa-dosa kita sungguh dilenyapkan, dan perdamaian 
 terjadi. Kematian-Nya bukanlah, saya katakan lagi, sebuah prasyarat, 
 di mana Dia hanya membuka jalan bagi para pendosa untuk kembali kepada 
 Allah. Iman Reformed mengajarkan bahwa di buku kehidupan Allah, 
 pertukaran terpenuhi saat Kristus mati di kayu salib. Pertukaran yang 
 sungguh terjadi ini menjamin perubahan sejati yang akan terjadi pada 
 saat pendosa secara sadar datang kepada Kristus untuk hidup yang baru.
 
 Sekarang kita yakin (saya harap), bahwa kematian Kristus benar-benar 
 merupakan karya keselamatan, dan kita siap untuk menghadapi 
 pertanyaan, "Untuk siapa Kristus mati?" Pertanyaan ini adalah 
 pertanyaan logis yang mengikuti kesimpulan kita sebelumnya. Jika 
 Kristus sungguh melakukan sebuah karya penyelamatan di kayu salib, 
 untuk siapakah Dia menyerahkan diri-Nya untuk membawa keselamatan?
 
 KEMATIAN KRISTUS ADALAH SEBUAH SUBSTITUSI
 
 Alkitab selalu menggunakan istilah penggantian (substitusi) untuk 
 istilah penebusan dosa. Teologi Kristen mengatakan bahwa kematian 
 Kristus adalah kematian yang menggantikan. Ini merupakan faktor dasar 
 dalam menganalisa doktrin penebusan dosa yang terbatas. Dalam 
 kematian-Nya, Ia menanggung dosa. Tapi dosa siapa? Dia dihukum demi 
 kita. Tapi "kita" itu siapa?
 
 Pertanyaan "untuk siapa Kristus mati?" adalah pertanyaan yang 
 menyinggung penebusan dalam arti luas. Kita harus menjawab pertanyaan 
 ini dengan terlebih dahulu menegaskan apa yang telah kita katakan 
 sebelumnya tentang natur penebusan dosa oleh Kristus. Anda ingat, 
 penebusan dosa merupakan karya nyata keselamatan yang membawa sebuah 
 transaksi yang benar-benar menyelamatkan antara Allah dan pendosa. 
 Kenyataan ini adalah kebenaran yang tidak dapat ditawar-tawar. Faktor 
 kedua yang harus dipertimbangkan adalah karakter penggantinya.
 
 Iman Reformed memandang penebusan dosa sebagai sebuah penggantian 
 (substitution). Ini berarti bahwa Kristus mati untuk menggantikan 
 kita.
 
 Kita semua tahu apa arti substitusi/penggantian itu. Dalam permainan 
 sepak bola, seorang pelatih kadang memanggil seorang pemain cadangan 
 untuk menggantikan pemain lain yang cedera atau permainannya buruk. 
 Pemain itu keluar dan pemain cadangan menggantikan tempatnya.
 
 Kristus adalah pengganti kita di kayu salib. Dia mati menggantikan 
 kita. Alih-alih memaku kita di salib, Allah menyediakan pengganti bagi 
 kita di kayu salib dan mencurahkan murka-Nya atas-Nya. Namun di kayu 
 salib, Allah juga memberikan kepada kita kebenaran (righteousness) 
 Kristus.
 
 Hal ini, seperti Rev. Carl Haak (seorang pendeta gereja Reformed 
 Protestan) katakan dalam salah satu pesannya melalui radio, adalah 
 sesuatu yang tidak biasa. Ketika seorang pemain cadangan dalam 
 olahraga menggantikan posisi pemain lain, skor yang diperolehnya tidak 
 diberikan pada orang yang dia gantikan. Namun, skor yang ia dapat 
 adalah untuk dirinya sendiri.
 
 Namun, penggantian yang Kristus lakukan di kayu salib berbeda. Ketika 
 Dia mati di kayu salib, Tuhan memberikan kebenaran-Nya pada kita! Apa 
 yang Pengganti kita dapatkan untuk kita, diberikan-Nya kepada kita.
 
 Dalam teologi Kristen, kita menyebut penebusan ini sebagai penebusan 
 yang dilakukan untuk orang lain. Alkitab menggunakan preposisi "untuk" 
 (dalam bahasa Yunani -- "atas nama") untuk menunjukkan natur penebusan 
 dosa yang substitusional dan dilakukan untuk orang lain ini.
 
   "Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah
   mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk (atas nama) semua
   orang, maka mereka semua sudah mati." (2 Korintus 5:14)
 
   "dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang
   mati untuk (atas nama) bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini
   binasa." (Yohanes 11:50)
 
   "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena
   Kristus telah mati untuk (atas nama) kita, ketika kita masih
   berdosa." (Roma 5:8)
 
   "yang sudah mati untuk (atas nama) kita, supaya entah kita
   berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia."
   (1 Tesalonika 5:10)
 
   "Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah
   menderita untuk (atas nama) kamu dan telah meninggalkan teladan
   bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya." (1 Petrus 2:21)
 
   "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah
   menyerahkan nyawa-Nya untuk (atas nama) kita; jadi kitapun wajib
   menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." (1 Yohanes 3:16)
 
 Pengertian penggantian ini bukanlah pengertian asing yang ada dalam 
 agama dan budaya Ibrani. Dalam budaya Ibrani, ada sebuah praktik yang 
 sangat menarik yang disebut penebus kerabat yang bisa menggambarkan 
 aspek penggantian dalam penebusan dosa yang dilakukan Kristus.
 
 Pada masa lalu, saat seorang wanita kehilangan suaminya, dia sangat 
 rawan sekali dirugikan dan berada dalam bahaya. Dalam masyarakat yang 
 menganut sistem patrilineal, di mana para pria yang berkuasa dan 
 bekerja, sulit bagi seorang janda mencari pekerjaan untuk memenuhi 
 kebutuhan rumah tangga. Dan lagi, dia juga menjadi mangsa yang empuk 
 bagi orang-orang jahat yang ingin mengambil keuntungan dari status 
 hidupnya yang inferior.
 
 Untuk melindungi seorang janda, hukum Musa mengizinkan seorang kerabat 
 dekat untuk menikahinya. Kerabat pria yang akan menikahinya untuk 
 menyelamatkannya dari situasi berbahaya ini disebut penebus kerabat.
 
 Kamus Alkitab Easton mencatat beberapa fakta mengenai penebus kerabat 
 dari Alkitab:
 
 1) Bahasa Ibrani untuk kerabat adalah "goel". Akar makna goel adalah 
 menebus. Ini menyiratkan bahwa dalam pola pikir Ibrani, penebusan 
 dilakukan untuk menyelamatkan orang-orang tertentu.
 
 2) "Goel" di antara kaum Ibrani, haruslah pria yang memiliki hubungan 
 darah terdekat.
 
 3) "Goel" ini dibutuhkan untuk menyelesaikan beberapa kewajiban 
 pentingnya. Bila seseorang dalam keadaan miskin dan tidak dapat 
 menebus hartanya, adalah tugas kerabat untuk menebusnya (Imamat 25:25, 
 28; Rut 3:9, 12). Dia juga harus menebus kerabatnya yang telah menjual 
 diri sebagai budak (Imamat 25:48, 49).
 
 4) "Goel" juga merupakan penuntut darah (Bilangan 35:21) bila 
 kerabatnya mati dibunuh.
 
 Yang paling mengesankan adalah fakta bahwa Allah adalah "Goel" umat-
 Nya, sebab Dia menebus mereka.
 
   "Sebab itu katakanlah kepada orang Israel: Akulah TUHAN, Aku akan
   membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir, melepaskan kamu dari
   perbudakan mereka dan menebus kamu dengan tangan yang teracung dan
   dengan hukuman-hukuman yang berat." (Keluaran 6:6)
 
   "Tetapi sekarang, beginilah firman TUHAN yang menciptakan engkau,
   hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: "Janganlah takut,
   sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan
   namamu, engkau ini kepunyaan-Ku." (Yesaya 43:1)
 
   "Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau
   dengan kasih setia dan rahmat," (Mazmur 103:4)
 
 Baca juga Yesaya 41:14, 44:6, 22, 48:20 dan Ayub 19:25.
 
 Kristus adalah Penebus kerabat, "Goel", yang menebus umat Allah dari 
 dosa. Penulis Perjanjian Baru menerapkan kebenaran ini dalam banyak 
 cara. Salah satu pasal tentang hal ini terdapat dalam Roma 5.
 
 Dalam Roma 5, Paulus membahas dua kepala umat manusia. Adam, katanya, 
 adalah kepala umat manusia yang telah jatuh dalam dosa. Kristus adalah 
 Kepala umat manusia yang sudah ditebus dan dibenarkan.
 
   "Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh
   penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang
   beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan
   satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula
   oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar."
   (Roma 5:8, 19)
 
 Ketidakpatuhan Adam telah membawa maut bagi semua yang berdosa. Ini 
 termasuk tiap-tiap manusia. Karena setiap manusia berdosa akibat dosa 
 asal yang diwariskan Adam.
 
 Ketaatan Kristus membawa kehidupan bagi manusia yang dibenarkan dalam 
 kehidupan. Namun tentu saja, hal ini bukan untuk setiap manusia, 
 karena tidak setiap manusia diselamatkan di dalam dan oleh Kristus.
 
 Alasan mengapa semua orang mati karena Adam adalah karena Adam 
 bertindak sebagai wakil kita di Taman Firdaus. Karena itu, dosa 
 pribadinya memiliki konsekuensi yang sangat luass. Dosanya itu 
 menghancurkan seluruh manusia. Dengan prinsip perwakilan yang sama, 
 ketaatan Kristus telah memberikan kehidupan bagi banyak orang. Alasan 
 mengapa tidak semua manusia dibenarkan dalam hidup adalah karena 
 Kristus bukan wakil dari setiap manusia. Dia datang dan mati sebagai 
 wakil dari umat pilihan Allah.
 
 Bagaimana dengan kata "semua" di ayat 19? Kata ini jelas tidak secara 
 serta-merta menunjuk kepada semua orang. Kata "semua" yang digunakan 
 dalam teks tersebut digunakan untuk menunjukkan fakta bahwa 
 konsekuensi dari dosa Adam berdampak pada lebih dari satu orang. 
 Demikian pula, ketaatan Kristus membawa kehidupan bagi lebih dari satu 
 orang. Ketaatan-Nya memberikan kehidupan bagi banyak orang.
 
 Prinsip perwakilan ini adalah sebuah prinsip umum yang berlaku dalam 
 banyak bidang kehidupan. Misalnya saja tragedi 11 September. Ketika 
 Presiden Bush mengumumkan perang terhadap terorisme, pengumuman ini 
 tidak hanya merupakan pernyataan pribadi. Meskipun keputusan itu 
 dibuat oleh presiden, pernyataan itu merupakan proklamasi nasional. 
 Suaranya mewakili suara seluruh rakyat Amerika.
 
 Penebusan adalah penggantian. Penebusan juga adalah sebuah pelunasan. 
 Apa yang diajarkan oleh dua kebenaran ini adalah bahwa penebusan 
 Kristus melalui kematian-Nya benar-benar menghapuskan murka Allah 
 terhadap mereka yang telah ditebus melalui kematian Kristus.
 
 TIGA KEMUNGKINAN
 
 Kita telah mengerti dua konsep dasar mengenai penebusan ini, sekarang 
 marilah kita membahas tiga kemungkinan yang berhubungan dengan arti 
 luas dari penebusan.
 
   1. Kristus mati untuk semua orang.
   2. Kristus mati bukan untuk siapa-siapa.
   3. Kristus mati untuk beberapa orang.
 
 Apakah Kristus mati untuk semua manusia? Pernyataan pertama yang 
 mengatakan, "Kristus mati untuk semua", saya katakan pada Anda, adalah 
 hal yang mustahil. Jika Kristus benar-benar mati untuk menghapus murka 
 Allah terhadap semua manusia di bumi, maka tidak ada seorang pun yang 
 akan masuk neraka. Dan jika Kristus benar-benar menanggung kesalahan 
 semua manusia di atas kayu salib, maka akibatnya pasti semua manusia 
 akan diampuni, dibenarkan, dan diselamatkan. Pernyataan ini tentu saja 
 tidak sesuai dengan apa yang kita lihat dalam kehidupan yang 
 sebenarnya. Bahkan orang-orang non-Kristen dapat melihat bahwa tidak 
 setiap orang masuk surga. Malahan, di dalam kehidupan nyata, banyak 
 orang yang tersesat tanpa Tuhan.
 
 Pandangan yang menyatakan bahwa Kristus mati untuk semua orang 
 disebut sebagai universalisme. Pandangan ini dianut oleh sedikit kaum 
 Kristen. Namun, kaum liberal sangat berpegang teguh memertahankan 
 pandangan bahwa semua manusia suatu hari nanti akan diselamatkan.
 
 Apakah Kristus mati bukan untuk siapa-siapa? Pernyataan bahwa Kristus 
 mati bukan untuk siapa-siapa menunjukkan bahwa kematian Kristus 
 semata-mata hanya sebagai suatu syarat. Dengan kata lain, Dia mati 
 untuk membukakan jalan bagi para pendosa untuk diperdamaikan dengan 
 Allah, dan mendapatkan pengampunan dan keselamatan.
 
 Jelas ada masalah dalam pernyataan ini. Karena untuk mengatakan bahwa 
 Kristus mati bukan untuk siapa-siapa benar-benar membuat penebusan itu 
 tidak ada artinya. Sekali lagi, kita harus menanamkan dalam pikiran 
 kita bahwa penebusan adalah suatu pelunasan dan penggantian yang 
 benar-benar terjadi. Penebusan ini benar-benar menghapuskan murka 
 Allah terhadap orang-orang yang ditebus melalui kematian Kristus. 
 Pernyataan yang pertama paling tidak mengatakan bahwa Kristus benar-
 benar mati untuk manusia. Dia mati untuk semua orang. Tetapi opini 
 yang kedua ini menghina seluruh doktrin penebusan. Karena opini yang 
 kedua ini mengatakan bahwa Kristus menghapus keadilan Allah, tetapi 
 bukan untuk siapa-siapa. Dan Kristus bukanlah penebus dosa bagi siapa 
 pun. Dia juga tidak menghapus kesalahan setiap pendosa. Dan jika 
 Kristus tidak menanggung dosa siapa pun, lalu untuk siapa Dia mati? 
 Pernyataan ini membuat pernyataan di Alkitab yang menyatakan bahwa 
 "Kristus mati bagi orang-orang yang berdosa" menjadi tidak berarti. 
 Apakah Dia mati untuk semua manusia? Atau apakah Dia mati bukan untuk 
 siapa-siapa? Kedua pernyataan itu tidak benar.
 
 Jika kematian Kristus bagi semua orang berarti bahwa semua manusia 
 akan masuk surga, maka Kristus mati bukan untuk siapa-siapa 
 menunjukkan bahwa tidak seorang pun akan masuk surga. Pernyataan 
 pertama tidaklah masuk akal, sedang pernyataan kedua adalah konyol. 
 Bagaimana mungkin seseorang bisa mengatakan bahwa Kristus mati untuk 
 pendosa bila pada saat yang sama dia menyatakan bahwa Dia mati bukan 
 untuk para pendosa? Hal ini seperti meminta seorang manajer bank 
 mengatakan bahwa Anda tidak punya uang di bank padahal sebenarnya Anda 
 sudah mendepositokan uang Anda seminggu yang lalu.
 
 Pernyataan kedua membuat penebusan menjadi benar-benar tidak 
 diperlukan. Bila Kristus mati bukan untuk siapa-siapa, maka Dia datang 
 tanpa tujuan yang spesifik untuk menyelamatkan manusia yang ini atau 
 yang itu. Keselamatan benar-benar merupakan pilihan manusia. Kristus 
 mati hanya untuk membuka jalan kepada Tuhan. Di kayu salib, Dia hanya 
 bisa berharap bahwa manusia akan berbalik kepada-Nya. Kristus menunggu 
 para pendosa kembali kepada-Nya. Karya-Nya telah selesai. Kini giliran 
 kita. Dan Kristus tidak bisa menyelamatkan kita bila kita tidak 
 melakukan sesuatu dengan kehendak dan kemampuan bebas kita.
 
 Apa yang saya lihat sangat kurang dalam pandangan Arminian tentang 
 penebusan ini adalah pandangan alkitabiah tentang penggantian 
 (substitution). Suatu penebusan pengganti yang tidak menggantikan, 
 menurut saya bukanlah suatu penebusan. Seorang yang tidak menebus 
 tidak bisa disebut sebagai penebus.
 
 KRISTUS MATI UNTUK MEREKA YANG TERPILIH
 
 Pernyataan terakhir yang menyatakan bahwa Kristus mati hanya untuk 
 beberapa orang adalah satu-satunya doktrin yang benar. Pernyataan 
 tersebut benar bukan karena kita telah menolak kedua pernyataan 
 sebelumnya, sehingga kita tinggal memiliki satu pilihan. Pernyataan 
 tersebut benar karena doktrin ini sesuai dengan natur alkitabiah dalam 
 doktrin penebusan. Kristus disalib untuk membayar lunas dosa orang-
 orang pilihan-Nya.
 
 Mari kita lihat beberapa bukti alkitabiah yang menyiratkan bahwa 
 Kristus mati untuk orang-orang tertentu.
 
 Kristus mati untuk "umat-Nya":
 
   "Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia
   Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa
   mereka." (Matius 1:21)
 
 Kristus mati untuk domba-domba-Nya:
 
   "Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya
   bagi domba-dombanya;" (Yohanes 10:11)
 
 Kristus mati untuk gereja-Nya:
 
   "Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi
   jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya" (Efesus 5:25)
 
 Kristus mati untuk orang-orang pilihan:
 
   "Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang
   membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus
   Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang
   juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi
   kita?" (Roma 8:33-34)
 
 Dari semua ayat di Alkitab yang membuktikan penebusan yang terbatas 
 (ada banyak lagi ayat selain yang disebutkan di atas), saya paling 
 suka menggunakan ayat dalam Roma 8. Di ayat 33, Paulus menguatkan 
 pembacanya dengan mengatakan kepada mereka bahwa tidak seorang pun 
 bisa menggugat orang-orang pilihan Allah dan menghukum mereka. Paulus 
 menjelaskan alasannya di ayat 34, bahwa Kristus adalah Pribadi yang 
 mati bagi mereka.
 
 Kristus mati hanya untuk orang-orang pilihan. Ini adalah doktrin 
 Alkitab yang jelas dan menyakinkan. (t/dian)
 
======================================================================
 
 Diterjemahkan dari:
 Judul buku: The Readable Tulip: Understanding the Doctrines of Grace
 Judul asli artikel: Limited Atonement
 Penulis: Cheah Fook Meng
 Penerbit: Genesis Book, Singapore 2003
 Halaman: 29 -- 42

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org