Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-reformed/104

e-Reformed edisi 104 (31-10-2008)

Sekilas Hidup Reformator John Calvin di Jenewa dan di Strasburg

 
Dear e-Reformed Netters,

 Dari sejarah gereja, kita mengenal beberapa tokoh yang selalu 
 berjuang   mereformasi ajaran-ajaran gereja yang tidak sesuai dengan 
 Alkitab dan berusaha mengembalikan ajaran kekristenan pada otoritas 
 yang benar, yaitu Alkitab yang adalah firman Allah, dan kedaulatan 
 Allah atas segala sesuatu. Salah satu tokoh yang kita kenal sebagai 
 reformator yang paling berpengaruh adalah John Calvin.

 Teolog asal Perancis ini menjadi tokoh sentral dalam pengembangan dan 
 penyebaran Calvinisme, sebuah sistem teologi yang menekankan pada 
 otoritas Alkitab dan kedaulatan Allah atas segala sesuatu. "Oleh 
 pertobatan yang tiba-tiba terjadi, Allah menaklukkan jiwaku kepada 
 kemauan (untuk menurut)," kata-kata yang beliau ucapkan inilah 
 yang mungkin menjadi titik awal perannya yang sangat besar dalam 
 gerakan reformasi gereja. Calvinlah yang membangun fondasi ajaran 
 Reformed secara sistematis dan paling lengkap. Bagaimana semua itu 
 terjadi? Tentunya semua ini tak lepas dari perjuangan hidup dan 
 pelayanan beliau yang tak kenal lelah itu. 

 Menyambut Hari Reformasi tanggal 31 Oktober ini, mari kita simak 
 edisi   e-Reformed yang menyajikan riwayat hidup dan pelayanan John 
 Calvin. Kiranya perjuangan dan semangat yang Calvin tunjukkan, dapat 
 memberi inspirasi bagi kehidupan Kristen kita saat ini, khususnya 
 semangat untuk mereformasi gereja kita masing-masing. 

 Untuk melengkapi artikel ini, kami ajak Anda pula untuk menyimak 
 referensi seputar Reformasi, teologi Reformed, dan tokoh Reformasi 
 yang kami tambahkan di bagian bawah artikel ini. Kiranya menjadi 
 berkat.

 Redaksi Tamu e-Reformed, Dian Pradana http://www.soteri.sabda.org/

=====================================================================

    SEKILAS HIDUP REFORMATOR JOHN CALVIN DI JENEWA DAN DI STRASBURG

 Pendahuluan

 Calvin dilahirkan pada tahun 1509 di Noyon, Perancis Utara. Tahun 
 1523, ia memulai studinya di sekolah menengah di Paris. Di 
 sekolahnya, ia diarahkan kepada humanisme dan tradisi Abad 
 Pertengahan. Sesuai dengan kemauan ayahnya, ia kemudian melanjutkan 
 studinya di bidang ilmu hukum di Orleans dan di Bourges. Ketika itu, 
 pengaruh humanisme di Perancis sangat besar. Di situ, Erasmus, 
 humanis Belanda, sangat dihormati dan dijunjung tinggi.

 Sejak akhir Abad Pertengahan, hubungan antara gereja dan negara erat 
 sekali. Karena itu, orang-orang Perancis sangat memusuhi reformasi. 
 Mungkin dari kawan-kawannya, ia memeroleh bacaan yang 
 memperkenalkannya pada reformasi. Mula-mula, ia tidak merasa tertarik 
 pada "ajaran baru" itu. Tetapi pada akhir tahun 1533, tiba-
 tiba terjadi perubahan di dalam hidupnya. Calvin sendiri tidak banyak 
 berbicara tentang hal ini. Hanya beberapa kali saja ia menulis 
 tentang pertobatannya. Ia katakan: "Oleh pertobatan yang tiba-
 tiba terjadi, Allah menaklukkan jiwaku kepada kemauan (untuk 
 menurut)."

 Secara teologis, hal ini berarti bahwa sejak saat itu, pengaruh 
 Lutherlah yang memimpin, bukan lagi Erasmus. Ia mau menggunakan 
 ilmunya untuk pelayanan Injil yang ia temukan kembali. Tidak lama 
 sesudah pertobatannya, "penyiksaan" terhadap orang-orang 
 Kristen Perancis yang mengikuti "ajaran baru" itu 
 memaksanya untuk meninggalkan tanah airnya. Mula-mula, Calvin pergi 
 ke Strasburg. Namun tidak lama kemudian, ia melanjutkan perjalanannya 
 ke Basel. Di sini, ia berharap dapat melanjutkan studinya dengan 
 tenang. Di sinilah ia menyelesaikan karyanya, "Institutio" 
 (edisi pertama). Tahun 1536, karyanya ini diterbitkan dalam bentuk 
 buku. Edisi pertama dari karyanya ini hanya berfungsi sebagai semacam 
 "katekismus" bagi orang- orang Perancis yang mengikuti 
 gereja reformasi.

 Pada tahun 1536, Calvin pergi ke Italia. Beberapa waktu lamanya, ia 
 tinggal di istana seorang bangsawan wanita. Dari situ, ia pergi lagi 
 ke sebelah utara dan berencana tinggal di Strasburg atau di Basel. 
 Dalam perjalanannya itu, ia singgah dan bermalam di Jenewa. Pendeta 
 Farel dari Jenewa mendengar bahwa orang muda Perancis -- yang telah 
 ia dengar namanya sebagai seorang anak muda yang pandai -- sedang 
 berada di kotanya. Ia segera pergi mengunjungi Calvin dan meminta 
 dengan sangat agar ia tinggal di Jenewa, supaya keduanya bekerja sama 
 untuk memajukan reformasi di kota itu. Mula-mula, Calvin menolak 
 karena ia ingin belajar dengan tenang. Namun, Farel mendesaknya 
 dengan kata-kata yang keras, bahkan dengan ancaman kutuk. Hal itu 
 melunakkan hatinya, dan Calvin mengambil keputusan untuk memenuhi 
 permintaan Farel.

 I

 Dalam pelayanannya yang pertama di Jenewa, Calvin bekerja dua tahun 
 lamanya (1536 -- 1538) bersama-sama dengan Farel. Ia mula-mula 
 diangkat oleh Dewan Kota sebagai lektor dan ditugaskan untuk mengajar 
 pengetahuan Kitab Suci di St. Pierre (gedung gereja St. Petrus). 
 Kemudian, Calvin diangkat menjadi pendeta. Tugas mengajar yang 
 dipercayakan kepadanya, ia tunaikan dengan membahas surat-surat Rasul 
 Paulus.

 Pada bulan Oktober 1536, Calvin diundang menghadiri diskusi di 
 Lausanne, tempat Farel membela ajarannya tentang "pembenaran 
 oleh iman" serta penolakannya terhadap ajaran Gereja Katolik 
 Roma tentang transsubstansiasi dan seremoni-seremoni gereja itu serta 
 beberapa pokok yang lain.

 Calvin juga mengambil bagian dalam diskusi itu. Banyak orang yang 
 hadir, kagum terhadap pengetahuannya akan ajaran bapa-bapa gereja, 
 seperti Tertulianus, Chrysostomus, dan Augustinus, mengenai pokok-
 pokok yang dibicarakan. Oleh pengetahuannya yang mengagumkan itu, 
 banyak orang dimenangkan untuk reformasi. Nama Calvin segera tersebar 
 ke mana-mana hingga pada tahun 1537, ia dan Farel dapat memulai 
 pekerjaan reformasi mereka di Jenewa.

 Pada tahun itu juga, Dewan Kota mengesahkan "Peraturan tentang 
 Pemerintahan (Pimpinan) Gereja". Dalam peraturan itu, antara 
 lain diatur perayaan Perjamuan Malam. Calvin berpendapat bahwa 
 Perjamuan Malam harus dirayakan tiap-tiap minggu. Sungguhpun 
 demikian, ia dapat menerima bahwa perayaan itu hanya diselenggarakan 
 sekali sebulan, yaitu di dalam salah satu dari tiga gedung gereja 
 besar di Jenewa. Untuk itu, perlu diadakan disiplin gerejawi yang 
 dilakukan oleh gereja, dan bukan oleh pemerintah, sama seperti yang 
 terjadi di mana- mana, karena orang mengikuti kebiasaan Luther dan 
 Zwingli. Kita harus ingat -- katanya -- bahwa Kristus adalah Tuhan 
 gereja. Karena itu, pemerintah tidak memunyai hak untuk mencampuri 
 pelayanan -- soal-soal -- intern gereja. Dengan jalan ini, Calvin 
 menegaskan bahwa Kristuslah yang memerintah gereja, juga hidup 
 lahiriahnya. Dalam ibadah harus dinyanyikan mazmur-mazmur.

 Di dalam jemaat, timbul keberatan terhadap pandangan-pandangan di 
 atas. Calvin dituduh sebagai pengikut Arminianisme. Dewan Kota setuju 
 dengan keberatan itu karena Dewan Kota sendiri mau menjalankan 
 disiplin. Dengan demikian, Dewan Kota merendahkan disiplin gerejawi 
 menjadi semacam "pengawasan-polisi". Ketegangan ini 
 mencapai puncaknya pada tahun 1538. Ketika itu diadakan pemilihan 
 Dewan Kota. Dalam pemilihan itu nyata bahwa jumlah terbesar dari 
 anggota-anggota Dewan Kota yang baru memihak kepada orang-orang yang 
 menentang Calvin. Dewan Kota menuntut supaya Jenewa hidup menurut 
 seremoni-seremoni Bern, supaya bejana-bejana baptisan yang dibuat 
 dari batu digunakan lagi, dan supaya dalam Perjamuan Kudus digunakan 
 roti yang tidak beragi.

 II

 Calvin dan Farel melawan tuntutan pemerintah tersebut. Mereka tidak 
 setuju karena menurut mereka pemerintah sudah bertindak melampaui 
 batas wewenangnya dan mencampuri hal-hal yang hanya boleh diatur oleh 
 gereja. Mereka berjuang memertahankan kebebasan gereja. Sebagai 
 jawaban atas sikap tersebut, pemerintah melarang mereka untuk 
 memberitakan firman dalam ibadah. Namun, mereka tidak menghiraukan 
 larangan itu. Akhirnya, pada bulan April 1538, pemerintah memecat 
 Calvin dan Farel dan menyuruh mereka meninggalkan Jenewa.

 Farel pergi ke Neuchatel. Dari situ, ia mengikuti perkembangan-
 perkembangan yang berlangsung di Jenewa. Calvin merasa tersinggung, 
 tetapi juga senang, sebab kini ia dapat melanjutkan studinya dengan 
 tenang.

 Ia mula-mula pergi ke Bern dan sesudah itu ke Basel. Di kota ini, 
 Bucer mengirim surat kepadanya dan memintanya datang ke Strasburg 
 untuk memimpin jemaat Perancis yang terdiri dari orang-orang Perancis 
 yang melarikan diri dan mencari perlindungan di Strasburg. Mula-mula, 
 ia agak ragu. Namun, karena Bucer terus mendesaknya melalui surat-
 suratnya, akhirnya ia memenuhi permintaan Bucer dan berangkat ke 
 Strasburg.

 III

 Di kota ini, Calvin bekerja tiga tahun lamanya (1538 -- 1541) sebagai 
 pendeta dari jemaat orang-orang pelarian yang tinggal di Strasburg. 
 Atas permintaan Capito, ia juga segera memulai suatu kursus teologi. 
 Sama seperti di Jenewa, ia juga bekerja keras di Strasburg. Ia 
 berkhotbah empat kali seminggu. Liturgi untuk ibadah, sebagian besar 
 ia ambil alih dari liturgi Jerman yang banyak digunakan di Strasburg. 
 Ciri khas liturgi ini ialah pengakuan dosa, pembacaan kesepuluh 
 firman, penggunaan mazmur-mazmur sebagai nyanyian jemaat dalam ibadah 
 Minggu pagi, dan berlutut ketika berdoa.

 Di dalam gedung-gedung besar, Perjamuan Kudus dilayani setiap minggu, 
 tetapi dalam jemaat Perancis dilakukan sekali sebulan. Calvin 
 berpendapat bahwa dalam Gereja Katolik Roma, tugas jemaat di bidang 
 puji-pujian (nyanyian) telah diambil alih oleh paduan suara dan 
 organ. Karena itu, ia hendak mengembalikan tugas itu kepada jemaat. 
 Tahun 1539, ia menerbitkan Kitab Nyanyian Mazmur yang memuat delapan 
 belas mazmur dalam bentuk sajak, tujuh mazmur berasal dari dia 
 sendiri, dan delapan mazmur dari Marot. Di samping itu, ditambahkan 
 juga "sepuluh firman", "nyanyian puji-pujian dari 
 Simeon", dan "Pengakuan Iman Rasuli (Apostolicum)". 
 Kemudian, di Jenewa, ia menugaskan Marot dan Beza untuk menerjemahkan 
 dan menuangkan seluruh kitab Mazmur dalam bentuk sajak, supaya dapat 
 dinyanyikan oleh jemaat. Sebagai melodi untuk mazmur-mazmur ini, 
 digunakan melodi-melodi dari Matthias Greiter, Louis Bourgeois, dan 
 Maitre Pierre. Mazmur-mazmur tersebut dinyanyikan tanpa iringan 
 organ.

 Selain Kitab Nyanyian Mazmur, Calvin juga menyusun suatu formulir 
 baptisan untuk memelihara jemaat dari ajaran kaum pembaptis ulang. 
 Tahun 1539, ia menerbitkan edisi kedua dari karyanya, Institutio, 
 yang tiga kali lebih tebal daripada edisi pertama. Dalam edisi kedua 
 ini, ia juga membahas pengetahuan tentang Allah dan manusia, 
 inspirasi Kitab Suci, kesaksian Roh Kudus, dan predestinasi kembar. 
 Di samping itu, ia juga menerbitkan suatu tafsiran tentang surat 
 Rasul Paulus kepada jemaat di Roma. Banyak ahli menganggap tafsiran 
 ini sebagai suatu contoh dari karya ilmiah dan praktis.

 Tahun 1540, ia menikah dengan Idelette de Bure, janda Jean Stordeur 
 dari Luik, yang ia tobatkan dan mengikuti reformasi. Idelette membawa 
 dua anak dari perkawinannya yang pertama. Dari perkawinannya dengan 
 Calvin, ia memeroleh seorang anak laki-laki, tetapi anak itu 
 meninggal dalam usia muda.

 Seperti kita ketahui, Calvin adalah seseorang yang mencintai kesatuan 
 gereja. Untuk mencapai kesatuan ini, diadakan diskusi antara teolog-
 teolog Katolik Roma dan teolog-teolog Protestan. Upaya itu dilakukan 
 berturut-turut di Frankfurt (1539), di Hanegau (1540), di Worms (1540 
 --1541), dan di Regensburg (1541). Di Frankfurt, ia bertemu dengan 
 Melanchton dan menjalin persahabatan dengannya. Di Regensburg, ia 
 tidak puas dengan formulir-formulir "perdamaian" (antara 
 Gereja Katolik Roma dan gereja-gereja Protestan) yang dirumuskan oleh 
 Melanchton dan Bucer tentang ajaran Gereja Katolik Roma mengenai 
 transsubstansiasi. Menurut Calvin, formulir-formulir itu agak jauh 
 menyimpang dari ajaran reformasi.

 IV

 Sementara itu, pelayanan dalam jemaat di Jenewa tidak berjalan 
 lancar.   Pelayanan itu menemui banyak kesulitan. Pendeta-pendeta 
 baru yang menggantikan Calvin dan Farel tidak memenuhi harapan Dewan 
 Kota. Mereka juga tidak sepandai Calvin dan Farel. Hal itu antara 
 lain terbukti dari surat Sadoletus, Uskup Carpentras. Ia menulis 
 surat kepada jemaat di Jenewa dengan isi yang menarik. Ia mengatakan 
 bahwa ia menolak perpecahan gereja -- maksudnya antara Gereja Katolik 
 Roma dan gereja-gereja Protestan -- dan menyetujui, malahan memuji, 
 firman Allah dan ajaran tentang pembenaran oleh iman. Karena itu, ia 
 membujuk jemaat di Jenewa untuk kembali ke Gereja Katolik Roma. Dewan 
 Kota berusaha untuk memeroleh bantuan dari berbagai pihak. Namun, 
 usaha itu tidak berhasil. Tidak ada orang yang dapat membantu. Karena 
 itu, sebagai usaha yang terakhir, Dewan Kota menulis surat kepada 
 Calvin untuk meminta bantuannya. Calvin setuju. Dalam waktu enam 
 hari, ia mengirim "jawaban" yang diminta oleh Dewan Kota di 
 Jenewa (1539). Jawaban itu begitu baik, sehingga Uskup Sadoletus 
 menghentikan bujukannya kepada jemaat di Jenewa.

 Dewan Kota sangat berterima kasih atas surat itu. Karena itu, dalam 
 suatu rapat, mereka mengambil keputusan untuk meminta Calvin kembali 
 ke Jenewa, terutama karena timbulnya ketegangan-ketegangan politik di 
 kota itu. Ketegangan-ketegangan politik itu makin lama makin 
 bertambah besar. Mula-mula, permintaan Dewan Kota itu ditolak Calvin. 
 Ia tidak mau melibatkan dirinya dalam kekacauan politik di Jenewa. 
 Tetapi, pada tahun 1541, Farel menulis surat kepadanya dan meminta 
 dengan sangat supaya permintaan Dewan Kota Jenewa itu diterima. 
 Menurut Farel, Calvin harus melihat permintaan itu sebagai suatu 
 panggilan Allah. Surat Farel itu dapat melunakkan hati Calvin. Ia 
 menulis surat kepada Farel antara lain dengan kata-kata berikut: 
 "Aku memersembahkan hatiku kepada Allah sebagai kurban." 
 Kata-kata ini kemudian ia gunakan sebagai "semboyan" 
 hidupnya.

 V

 Calvin kembali lagi ke Jenewa pada bulan September 1541 setelah 
 hampir   3,5 tahun lamanya ia meninggalkan kota itu. Masa pelayanan 
 Calvin yang kedua kali di Jenewa ini lamanya 23 tahun. Masa 14 tahun 
 yang pertama (1541 -- 1555) penuh dengan perjuangan. Ia segera mulai 
 dengan "peratuan-peraturan gerejanya". Di situ -- seperti 
 yang telah kita dengar -- tercipta empat macam jabatan: pendeta 
 (untuk pemberitaan firman), pengajar (untuk katekisasi dan pengajaran 
 teologis), penatua (untuk penggembalaan dan disiplin), dan diaken 
 (untuk pelayanan orang miskin dan orang sakit).

 Pendeta-pendeta dan penatua-penatua merupakan "konsistori" 
 yang memimpin jemaat dan melayani penggembalaan dan menyelenggarakan 
 disiplin. Untuk pertama kalinya, gereja di Jenewa menjalankan 
 pimpinannya sendiri. Maksud Calvin lebih jauh daripada itu. Ia mau 
 supaya Kristus saja yang memunyai kuasa mutlak di dalam gereja. 
 Dengan kata lain, "kristokrasi" ia jalankan dengan 
 perantaraan pejabat- pejabat-Nya yang tunduk kepada firman-Nya. 
 Dengan jalan itu, terhindarlah setiap campur tangan dari luar. 
 Disiplin diselenggarakan dengan hukuman. Tiap-tiap penatua memunyai 
 wilayahnya sendiri dan berhak mengunjungi tiap-tiap rumah tangga. Ia 
 menciptakan berbagai alat disiplin: nasihat, pengakuan dosa, larangan 
 untuk menghadiri perayaan Perjamuan, dan ekskomunikasi. Kalau 
 semuanya ini tidak membantu, orang-orang yang bersangkutan diserahkan 
 kepada pemerintah.

 Pemerintah menghendaki perayaan Perjamuan Malam hanya dilayani empat 
 kali setahun, juga bahwa dalam beberapa hal pemerintah lebih banyak 
 memunyai hak daripada yang dikehendaki Calvin. Tetapi Calvin tidak 
 setuju, juga waktu pemerintah berusaha untuk menguasai dan 
 menyelenggarakan disiplin.

 Calvin tidak berkata-kata lagi tentang keharusan untuk menandatangani 
 pengakuan iman. Sebagai gantinya, ia meletakkan dasar yang kuat untuk 
 pengajaran katekisasi dengan jalan menulis sendiri Katekismus Jenewa. 
 Di situ dibahas tentang iman, perintah, doa, dan sakramen. Buku ini 
 kemudian ditiru oleh gereja-gereja lain dan besar sekali pengaruhnya 
 atas Katekismus Heidelberg. Bukan saja pengajaran katekisasi, ia juga 
 menyusun liturgi-liturgi untuk ibadah jemaat. Dalam pekerjaan 
 penyusunannya, ia menggunakan liturgi- liturgi yang ada pada waktu 
 itu sebagai bahan. Namun, ia mengubahnya sesuai dengan liturgi yang 
 digunakan di Strasburg. Dapat kita katakan bahwa Strasburg adalah 
 tempat lahirnya bentuk "liturgi Reformed". Tetapi bentuk 
 itu mula-mula jauh lebih kaya daripada bentuk yang digunakan pada 
 saat ini.

 Tadi kita telah mendengar tentang nyanyian jemaat (mazmur-mazmur) 
 yang   diusahakan oleh Calvin dan kawan-kawannya, yakni penyair 
 mazmur Perancis, Clement Marot, dan Theodorus Beza (yang melanjutkan 
 pekerjaan Marot). Melodi-melodi untuk nyanyian jemaat itu mula-mula 
 diambil alih Calvin dari melodi-melodi yang digubah oleh Matthias 
 Greiter dari Strasburg. Salah satu di antaranya ialah Mazmur 68 yang 
 kita miliki sampai sekarang. Kemudian, di Jenewa, Calvin menugaskan 
 Louis Bourgeois untuk melengkapi melodi-melodi yang telah ada. Ada 
 104 melodi yang berasal darinya. Kadang-kadang, ia mengubah lagu 
 rakyat menjadi melodi gerejawi. Ketika Louis Bourgeois berselisih 
 dengan Calvin dan meninggalkan Jenewa, tugasnya diambil alih oleh 
 Maistre Pierre. Strasburg bukan saja tempat lahirnya bentuk 
 "liturgi Reformed", melainkan juga tempat lahirnya 
 "nyanyian Reformed". Nyanyian-nyanyian yang mereka susun 
 memunyai nilai yang sangat besar bagi jemaat, bahkan hingga saat ini. 
 Calvin juga menyuruh agar segala sesuatu yang dapat mengingatkan 
 jemaat kepada gereja Katolik Roma -- seperti mazbah-mazbah, patung-
 patung, salib-salib, dan organ -- dikeluarkan dari gedung gereja.

 Setelah waktu-waktu perjuangan, kini tibalah saatnya Calvin dapat 
 bekerja dengan tenang (1555 -- 1564). Pengaruhnya saat itu makin 
 bertambah besar, juga di bidang politik. Terhadap Bern dan lawan-
 lawannya, Calvin mengambil sikap bijaksana dan penuh perdamaian.

 Sebagian besar pengaruh Calvin diperoleh dari karya-karyanya, 
 terutama   dari bukunya, Institutio, juga dari tafsiran-tafsirannya 
 yang mencakup hampir seluruh Kitab Suci, dan kuliah-kuliahnya. Di 
 samping itu, kita juga harus menyebut korespondensinya dengan 
 pemimpin-pemimpin reformasi di hampir seluruh Eropa, terutama dengan 
 orang-orang Perancis yang seiman dengannya. Buku-bukunya ia 
 persembahkan kepada raja-raja dan orang-orang yang ternama di 
 Inggris, Polandia, Swedia, Denmark, dan di tempat-tempat lain. Dengan 
 jalan itu, ia sering menjalin hubungan baik dengan mereka.

 Satu hal lagi yang menyebarkan pengaruh Calvin ke mana-mana, yakni 
 Akademi Teologi yang ia dirikan di Jenewa. Mula-mula, akademi itu 
 dipimpin oleh Castellio. Ia tidak bisa diangkat menjadi pendeta 
 karena tidak mengakui Kidung Agung sebagai bagian dari Kitab Suci dan 
 tidak mau menerima pengakuan mengenai "turunnya Yesus ke dalam 
 kerajaan maut". Ketika ia ditegur oleh Dewan Kota, ia tidak 
 terima. Ia lalu meninggalkan Jenewa. Hal itu menyebabkan mutu 
 pendidikan di akademi itu makin lama makin merosot.

 Pada tahun 1559, Dewan Kota di Bern mengusir pengajar-pengajar 
 calvinis yang bertugas di Akademi Lausanne. Mereka pergi ke Jenewa, 
 tempat akademi teologi baru dibuka. Yang menjabat sebagai rektor dari 
 akademi itu ialah Theodorus Beza, teman Calvin, yang juga datang dari 
 Lausanne. Akademi itu -- menurut rencana Calvin -- berfungsi sebagai 
 alat untuk mendidik suatu generasi yang baru, yang saleh, dan yang 
 berani berjuang. Bentuk humanitas di sini diisi dengan suatu esensi 
 teokratis yang ketat. Akademi ini merupakan suatu pusat 
 internasional. Banyak tokoh reformasi terkenal pernah belajar di 
 akademi ini, antara lain John Knox (dari Skotlandia), Marnix St. 
 Aldegonde (dari Belanda), dan Caspar Olevianus (salah satu dari 
 penyusun Katekismus Heidelberg yang terkenal juga di Indonesia). 
 Murid-murid ini kemudian menyebarkan reformasi -- sesuai dengan 
 ajaran Calvin -- ke seluruh Eropa.

 Calvin menghendaki agar seluruh rakyat di Jenewa ditempatkan di bawah 
 hukum Allah. Untuk itu, bagi tiap-tiap golongan ditetapkan 
 "kemewahannya". Bahkan, orang tidak bebas dalam pemilihan 
 makanan dan pakaian. Maksud Calvin ialah untuk mendidik rakyat agar 
 hidup hemat dan rajin bekerja. Untuk mencapai hal itu, pengaturan 
 disiplin diterapkan secara ketat. Juga perselisihan dalam keluarga, 
 kekerasan dalam pendidikan anak-anak, penipuan dalam perdagangan, dan 
 sebagainya, dikenakan disiplin gerejawi. Dalam hal ini, tidak ada 
 orang yang dikecualikan, juga keluarga Calvin sendiri. Demikianlah 
 gaya hidup yang diciptakan Calvin di Jenewa. Melalui gaya hidup ini, 
 lahirlah suatu generasi baru yang rajin bekerja. Hal itu menambah 
 kesejahteraan hidup di Jenewa. Di mana-mana di Eropa, orang berusaha 
 untuk mengikuti gaya hidup ini.

 Dalam hidup dan pekerjaannya, Calvin -- di sana-sini -- dipengaruhi 
 oleh reformator-reformator yang lain, juga oleh Bucer, terutama saat 
 mereka bekerja sama di Strasburg. Ia menghargai Bucer. Bucer juga 
 menghargainya. Bukan hanya Bucer, juga pendeta-pendeta di Strasburg. 
 Hal itu mereka ungkapkan dalam "surat kesaksian" yang 
 mereka berikan kepadanya ketika ia berpisah dengan mereka dan akan 
 kembali ke Jenewa. Dalam "surat kesaksian" itu, mereka 
 antara lain mengatakan bahwa Calvin adalah "suatu alat yang 
 sangat berharga dari Kristus, suatu alat ... yang tidak ada 
 bandingannya, kalau ditinjau dari sudut kerajinannya yang luar biasa 
 untuk membangun jemaat dan dari kemampuannya untuk membela dan 
 menguatkannya melalui tulisan- tulisannya".

=====================================================================

 Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Bucer & 
 Calvin: Suatu Perbandingan Singkat Penulis: Dr. J.L.Ch. Abineno 
 Penerbit: PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 2006 Halaman: 1 -- 5

===================================================================== 
Referensi

        SEPUTAR REFORMASI, TEOLOGI REFORMED DAN TOKOH REFORMASI

 TEOLOGIA REFORMED

 1. Reformasi http://reformed.sabda.org/reformasi

 2. Semangat Reformasi http://reformed.sabda.org/semangat_reformasi

 3. Perubahan-perubahan Radikal, Sebagai Akibat Reformasi 
 http://reformed.sabda.org/perubahan_perubahan_radikal_sebagai_akibat 
 _ reformasi

 4. Permulaan Pembaharuan Gereja (Reformasi) 
 http://reformed.sabda.org/permulaaan_pembaharuan_gereja_reformasi

 5. Calvin dan Tuduhan Skisma dari Katolik Roma Terhadap Para 
 Reformator: Sebuah Studi Tentang Kesatuan Gereja (Bag. 1 &, 2) 
 http://reformed.sabda.org/calvin_dan_tuduhan_skisma_dari_katolik_rom 
 a_terhadap_para_reformator_sebuah_studi_tentang_kesatuan_gereja_bag_1 

 http://reformed.sabda.org/calvin_dan_tuduhan_skisma_dari_katolik_rom 
 a_terhadap_para_reformator_sebuah_studi_tentang_kesatuan_gereja_bag_2

 6. Alkitab dan Reformasi 
 http://reformed.sabda.org/alkitab_dan_reformasi

 7. Doktrin Sola Scriptura 
 http://reformed.sabda.org/doktrin_sola_scriptura

 8. Tak Ada Kebangunan Rohani Tanpa Reformasi 
 http://reformed.sabda.org/tak_ada_kebangunan_rohani_tanpa_reformasi

 9. Esensi dan Relevansi Teologi Reformasi 
 http://reformed.sabda.org/esensi_dan_relevansi_teologi_reformasi

 10. Gereja Beraliran Teologi Reformed 
 http://reformed.sabda.org/gereja_beraliran_teologi_reformed

 11. Teologia Reformed dan Relevansinya bagi Gereja Masa Kini 
 http://reformed.sabda.org/teologia_reformed_dan_relevansinya_bagi_ge 
 re ja_masa_kini

 12. Bagaimana Theolog Reformed Bertheologi pada Masa Kini (I & 
 II) 
 http://reformed.sabda.org/bagaimana_theolog_reformed_bertheologi_pad 
 a_ masa_kini_i 

 http://reformed.sabda.org/bagaimana_theolog_reformed_bertheologi_pad 
 a_   masa_kini_ii


 TOKOH REFORMASI

 1. Martin Luther (1483--1546) 
 http://biokristi.sabda.org/martin_luther_1483_1546

 2. Johanes Calvin: Pelopor Gerakan Reformasi Gereja 
 http://biokristi.sabda.org/johanes_calvin

 3. Philip Melanchthon http://reformed.sabda.org/philip_melanchthon

 4. John Wycliffe dan John Hus 
 http://reformed.sabda.org/john_wycliffe_dan_john_hus

=====================================================================


 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org