Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/186

e-Penulis edisi 186 (2-2-2017)

Sastra Kitab Puisi (II)

e-Penulis -- Edisi 186, 2 Februari 2017
 
Sastra Kitab Puisi (II)
e-Penulis -- Edisi 186, 2 Februari 2017
 
e-Penulis

DARI REDAKSI Mengenal Puisi di Alkitab

Puisi memang menjadi salah satu genre tulisan yang jarang diminati para pembaca karena diksi dan cara penyampaian yang terkesan tidak lugas. Meski demikian, puisi menjadi bagian penting dalam Alkitab. Sebab, hampir keseluruhan konten di Alkitab mengandung puisi.

Pernahkah Sahabat e-Penulis mengalami kesulitan membaca puisi di Alkitab, baik itu kitab Mazmur, Amsal, atau yang lainnya? Sajian e-Penulis kali ini akan menyajikan secara lengkap mengenai cara membaca puisi, baik itu puisi dalam kitab Mazmur maupun kitab-kitab puisi lain di Alkitab. Selamat membaca.

Santi T.

Pemimpin Redaksi e-Penulis,
Santi T.

 

TIP Cara Membaca Mazmur dan Kitab-Kitab Puisi Lain di Alkitab

Puisi adalah seni yang sedang sekarat. Sedikit orang yang menulis, membaca, atau bahkan tahu bagaimana membuat puisi jika mereka mencobanya. Pembuatan puisi membutuhkan hati, imajinasi, dan kemampuan untuk duduk dalam tekanan. Dalam budaya yang cenderung lebih memperhatikan satu baris kalimat dari pidato yang panjang saat ini, orang-orang telah kehilangan kemampuan penting untuk membaca dengan merenungkan dan membaca berulang kali seperti yang diperlukan untuk membaca puisi.

Ini adalah kebutaan budaya yang sangat tragis. Tidak mampu untuk menikmati puisi berarti Anda tidak dapat berdiam dalam dunia Alkitab karena begitu banyak bagian dari Alkitab yang merupakan puisi.

Gambar: Psalm

Jelas ada puisi-puisi yang membentuk kitab Mazmur, tetapi puisi juga tersebar di hampir keseluruhan tiap kitab dalam Alkitab dalam satu atau cara yang lain. Para nabi hampir seluruhnya menulis dalam bentuk puisi, dan beberapa teologi terdalam di dalam Perjanjian Baru dibuat dengan menggunakan bentuk paralelisme dalam teks Yunani yang berkutat pada warisan Puisi Ibrani yang kaya (lihat Filipi 2 misalnya). Yesus sendiri menggunakan puisi lebih daripada sumber lainnya untuk membingkai dan menjelaskan tindakan-Nya pada dunia Yahudi di mana Ia tinggal.

Memahami kitab puisi di Alkitab adalah penting untuk memahami Alkitab secara keseluruhan.

Saya mengalami kesulitan belajar membaca puisi dalam Alkitab. Selama bertahun-tahun saya berjuang. Kitab Puisi di alkitab tidak berbentuk sajak. Ia tidak memiliki irama. Bahkan, setelah saya mempelajari bahasa asli Alkitab, saya tetap mengalami kesulitan.

Hal yang membantu untuk memahami puisi Alkitab adalah dengan belajar tentang fitur puisi di Alkitab yang disebut paralelisme. Paralelisme pada dasarnya berarti bahwa satu baris puisi memiliki hubungan langsung dengan baris lain dalam puisi, dan harus dibaca dalam hubungan tersebut untuk dapat dipahami. Arti dalam bagian ini tidak hanya pada baris-barisnya sendiri, tetapi dalam rentang yang dibuat di antara dua baris. Ini seperti menciptakan sebuah persepsi kedalaman dengan melihat kebenaran melalui kedua mata.

Paralelisme dapat berfungsi dalam beberapa cara. Beberapa tahun yang lalu, seorang guru di seminari, Robert L. Hubbard, Jr., membantu saya untuk memahami hal tersebut dengan lebih baik dengan menggunakan simbol "=", "<", dan ">". Saya akan membaca sebuah puisi dan membuat salah satu dari ketiga tanda itu di samping setiap baris untuk membantu saya berpikir tentang hubungan di antara dua baris. Saya akan menjelaskan apa arti dari masing-masing simbol di bawah ini.

Jika sebuah baris puisi adalah = dengan baris yang mengikutinya maka bagian dari kedua baris tersebut dapat dipertukarkan. Baris kedua MENGGEMAKAN baris pertama.

Contoh puisi semacam ini dapat ditemukan dalam Amos 8:10.

Aku akan mengubah perayaan-perayaanmu menjadi perkabungan,
dan segala nyanyianmu menjadi ratapan.;

Gambar: Amos

Anda dapat menukar Perayaan dengan Nyanyian atau perkabungan dengan Ratapan dan maknanya tetap hampir sama.

Anda juga dapat melihat bentuk perbandingan semacam ini di mana baris kedua sebenarnya mencoba untuk MENGONTRASKAN baris pertama. Dalam situasi ini, bagian-bagiannya tidak begitu banyak dipertukarkan, tetapi berada dalam tegangan langsung antara satu sama lain secara semantik. Dalam kasus seperti ini, Anda mungkin dapat menggunakan tanda "≠".

Jika baris puisi adalah > dengan baris yang mengikutinya. Baris kedua digunakan untuk memenuhi syarat baris pertama, dan membantu membawa baris pertama dalam kejelasan atau kelengkapan yang lebih jauh. Hal ini dapat dilakukan dengan memenuhi syarat waktu pada baris pertama, alasan untuk baris pertama, atau sarana pada baris pertama. Dengan kata lain, baris kedua dapat menunjukkan bagaimana, mengapa, atau kapan baris pertama muncul.

Contoh ini diberikan dalam Amos 5:20.

Bukankah hari TUHAN itu kegelapan,
dan bukan terang, kelam kabut dan tidak bercahaya?

Baris kedua memperdalam pemahaman baris pertama.

Jika baris puisi adalah < dengan baris yang mengikutinya. Baris pertama digunakan untuk memperkenalkan baris kedua, dan baris kedua memperluas atau melengkapi baris pertama. Ini dapat digunakan untuk melanjutkan baris pertama, membandingkan sesuatu di baris pertama, mengintensifkan sesuatu di baris pertama, dan menentukan sesuatu di baris pertama (ini dapat bersifat spasial, bersifat penjelasan, untuk efek dramatis, atau memberikan tujuan dari baris pertama).

Contoh ini diberikan dalam Amos 7:11.

Yerobeam akan mati terbunuh oleh pedang
dan Israel pasti pergi dari tanahnya sebagai orang buangan.

Satu rangkaian dari ayat ini menjabarkan serangkaian peristiwa. Baris pertama terjadi dan kemudian baris kedua terjadi. (t/N. Risanti)

Diambil dari:
Nama situs : Patheos (Hosting the Conversation on Faith)
URL : http://www.patheos.com/blogs/billykangas/2015/01/how-to-read-the-psalms-and-other-biblical-poetry.html
Judul asli artikel : How to Read the Psalms and other Biblical poetry
Penulis artikel : Billy Kangas
Tanggal akses : 14 Desember 2016
 

TOKOH Anne Bradstreet (Penyair Pertama di Amerika)

I am obnoxious to each carping tongue Who says my hand a needle better fits, A Poet's pen all scorn I should thus wrong, For such despite they cast on Female wits.

(Saya terluka dengan setiap orang yang mengkritik dan mengatakan saya sebaiknya kembali menjahit saja [kembali ke dapur]. Semua orang berpikir saya akan merusak seni puisi karena mereka sangat menghina kecerdasan perempuan - Red.)

Hampir semua dari kita mengenal Anne Bradstreet dari meditasi dan puisinya. Sebagai penyair, ia menggabungkan kerinduan hati manusia dengan iman dan kesalehan yang sungguh, dan dia diakui sebagai Puritan sejati dan salah satu penyair terbesar Amerika.

Keturunan Mayflower

Gambar: Anne Bradstreet

Bradstreet lahir di sebuah kastil di Northampton, Inggris, di mana ayahnya adalah seorang pengurus untuk kaum bangsawan Earl of Lincoln (salah satu kaum bangsawan di Inggris yang berkuasa pada rentang tahun 1143 -- 1572 - Red.) yang Puritan. Dia menikmati hak istimewa dan kekayaan, pernah mencatat, "Ketika aku masih sekitar tujuh tahun ... aku punya delapan tutor sekaligus yang secara bergantian mengajar ... bahasa, musik, menari."

Pada usia 16 tahun, ia menikah dengan Simon Bradstreet, lulusan baru dari Cambridge dan juga pelayan di perkebunan Earl (Earl of Lincoln - Red.). Dua tahun kemudian, pada tahun 1630, ia datang ke Massachusetts dengan sekelompok kaum Puritan yang dipimpin oleh John Winthrop.

Perubahan mendadak ini tidak cocok untuknya: "Saya mengubah kondisi saya dan menikah, dan datang ke negara ini, di mana saya menemukan dunia baru dan sopan santun baru, di mana hati saya bangkit (dalam kemarahan)," tulisnya kepada anak-anaknya pada kemudian hari. "Tetapi setelah saya yakin itu adalah cara Allah, saya berserah dan bergabung ke gereja di Boston."

Ia menjalani kehidupan seorang ibu yang menuntut, tetapi relatif nyaman (akhirnya melahirkan delapan anak), dan istri dari suami yang berada di kalangan tertinggi dari masyarakat Massachusetts.

Di sela tugas-tugas rumah tangga, ia menemukan waktu untuk menulis puisi. Kakak iparnya berpikir itu sangat baik, beberapa puisinya berhasil dicetak di Inggris, dengan judul The Tenth Muse Lately Sprung up in America.

Meskipun saat ini ia dianggap penyair Amerika pertama, dan meskipun puisinya dikagumi oleh banyak orang pada zaman ini, ia dikritik oleh beberapa orang karena menulis puisi, sebagaimana yang pernah dicatatnya dalam sebuah puisi:

I am obnoxious to each carping tongue
Who says my hand a needle better fits,
A Poet's pen all scorn I should thus wrong,
For such despite they cast on Female wits.

(Saya terluka dengan setiap orang yang mengkritik dan mengatakan
bahwa saya sebaiknya kembali menjahit saja.
Semua orang berpikir saya akan merusak seni puisi
karena mereka sangat menghina kecerdasan perempuan - Red.)

Gairah Puritan

Tetap saja ia mengarang puisi: tentang alam, tentang pernikahan, tentang anak-anak, tentang iman -- kadang semuanya sekaligus. Sebagaimana salah satu sejarawan mengatakan, puisinya menunjukkan "seorang Puritan bisa ... menggabungkan gairah seksual, cinta anak-anak, dan humor yang dikemas dengan baik -- bahwa perempuan Puritan, singkatnya, bisa menjadi seorang Puritan dan seorang wanita dengan pesona yang besar."

Dalam To My Dear and Loving Husband, ia merayakan cinta dalam pernikahan sambil menunjuk kepada cinta yang lebih abadi:

(Berikut ini adalah transliterasi dari teks asli, oleh karena itu gaya bahasa yang digunakan mungkin tidak sesuai dengan penulis aslinya - Red.)

Jika pernah dua adalah satu, maka pasti itu kita.
Jika pernah seorang pria dicintai oleh istri, maka itu engkau.
Jika pernah istri bahagia oleh seorang pria,
Bandingkan dengan aku, hai wanita, jika engkau bisa.
Aku menghargai cintamu lebih dari seluruh tambang emas,
Dari semua kekayaan yang negeri Timur miliki.
Cintaku sedemikian hingga sungai tak bisa memuaskan,
Juga cinta darimu tak terbalaskan.
Cinta-Mu tak pernah bisa kubayar kembali;
Aku berharap surga membalas dengan berlipat-lipat kepadamu.
Maka, saat kita hidup, cinta kita begitu abadi,
Sehingga saat kita tidak lagi hidup kita akan hidup untuk selamanya.

Salah satu puisinya yang paling pedih ditulis pada tahun 1665 setelah kematian seorang cucu bayi:

(Berikut ini adalah transliterasi dari teks asli, oleh karena itu gaya bahasa yang digunakan mungkin tidak sesuai dengan penulis aslinya - Red.)

Selamat jalan sayang, hatiku menjadi terlalu puas,
Selamat jalan bayi manis, kesenangan mataku,
Selamat jalan bunga cantik yang dulu pernah hadir
Kemudian dibawa pergi kepada keabadian.
Sayang untuk apa aku menangisi nasibmu,
Atau mengeluhkan hari-hari yang begitu cepat berakhir
Engkau ada dalam keadaan Kekal.
Secara alami Pohon membusuk ketika mereka tumbuh.
Dan Plum dan Apel yang benar-benar matang jatuh,
Dan Jagung dan rumput pada musimnya dipotong,
Dan waktu merubuhkan apa yang kuat dan tinggi.
Tapi menanam yang baru harus memberantas/membasmi,
Dan tunas baru tertiup, waktunya begitu singkat,
Karena tangannya sendiri yang memandu alam dan nasib.

Tulisan-tulisannya menyangkal mitos tentang Puritan yang kolot dan sangat sopan, yang begitu lama menjadi bagian dari jiwa Amerika. (t/Jing-Jing)

Diambil dari:
Nama situs : Christianity Today
Alamat situs : http://www.christianitytoday.com/history/people/poets/anne-bradstreet.html
Judul asli artikel : Anne Bradstreet
Penulis artikel : Tim Christianity Today
Tanggal akses : 19 Mei 2016

Download Audio

 

RESENSI BUKU Berani Menggali Lebih Dalam

Gambar: Dare to Dig
Judul buku
:
Berani Menggali Lebih Dalam
Judul asli
:
Dare 2 Dig Deeper Series
Penulis/​Penyusun
:
Focus on The Family, Colorado Springs
Penerjemah
:
Tim Fokus Pada Keluarga, Jakarta
Editor
:
Yeri Ekomunajat
Penerbit
:
ANDI Offset
Desain sampul
:
Tri Widyatmaka
Ukuran buku
:
18 x 11 cm
Tebal
:
114 halaman
ISBN
:
979-763-290-3
Buku online
:
--
Download
:
--

Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Banyak pergolakan batin yang terjadi selama masa ini. Remaja kerap dihadapkan dengan pilihan dan masalah yang membuat bingung, di sisi lain ada beragam tawaran yang tampaknya menarik, tetapi sebenarnya hanya sesaat saja. Kerap remaja melampiaskan kegelisahan mereka dengan mencari solusi yang menurut mereka menarik, tetapi sebenarnya mereka hanya melarikan diri.

Buku ini membawa kita untuk berani menggali lebih dalam mengenai masalah-masalah yang dialami oleh para remaja. Buku ini cocok dijadikan referensi karena memuat kisah-kisah nyata remaja, beserta saran untuk mengatasi masalah tersebut, baik bagi remaja maupun pembimbing remaja. Buku ini memiliki empat bab, yang setiap babnya menyajikan fakta-fakta mengenai hal-hal yang sering dimanfaatkan remaja untuk melarikan diri dari masalah yang mereka alami, seperti musik, narkoba, homoseksual, dan seks. Setiap babnya berisi kisah nyata mengenai remaja, dilengkapi dengan ayat-ayat pendukung sehingga menolong pembaca mengetahui dasar Alkitab yang dipakai untuk mendasari tindakan yang disarankan.

Melalui buku ini, pembaca akan melihat bagaimana Allah begitu mengasihi manusia. Bagaimana Allah bekerja dengan cara-cara yang begitu ajaib dalam setiap pergumulan manusia. Pembaca diajak untuk semakin mengerti bahwa sebenarnya hanya Allah sajalah yang mampu memuaskan setiap kerinduan dan kehampaan yang kerap membuat orang mencari kepuasan duniawi. Buku ini cocok dibaca para remaja dan pembimbing remaja untuk menolong para remaja lebih bijaksana dalam mengatasi godaan yang ada di sekitar mereka.

Peresensi: Ayu

 
Stop Press! Bergabunglah dalam Diskusi Online di Facebook Grup e-Konsel Februari 2017!

Kami mengundang Anda untuk mengikuti kelas diskusi online di Facebook grup e-Konsel. Diskusi kali ini akan membahas sebuah topik menarik mengenai Konseling Tiga R. Dengan membaca artikel dan mendiskusikan topik tersebut, peserta dapat menambah wawasan tentang bagaimana mengatasi tekanan hidup. Diharapkan, peserta dapat menolong diri sendiri atau orang lain agar tidak terjebak dalam depresi yang berkepanjangan ketika menghadapi kesulitan-kesulitan yang Tuhan izinkan terjadi. Pastikan, Anda mendaftarkan diri untuk menjadi peserta grup diskusi e-Konsel ini, paling lambat tanggal 15 Februari 2017.

Gambar: Facebook Grup e-Konsel

Diskusi akan dimulai pada tanggal 20 Februari - 3 Maret 2017. Peserta dibatasi untuk 20 orang. Oleh karena itu, segera daftarkan diri Anda kepada Admin Facebook e-Konsel atau Admin Grup e-Konsel.

Kami tunggu partisipasi dari Anda semua ....

Komunitas e-Konsel:

Facebook    Twitter
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Penulis.
penulis@sabda.org
e-Penulis
@sabdapenulis
Redaksi: Santi T., N. Risanti, dan Odysius
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org