Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/75

e-Penulis edisi 75 (9-12-2010)

Makna Menulis

__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
                      Edisi: 075/Desember/2010
                        Tema: Makna Menulis

DAFTAR ISI____________________________________________________________

  - Dari Redaksi: Mengikat Kisah Pribadi
  - Artikel: Mengikat Makna
  - Tips: Lima Kiat Kaya Kata
  - Artikel Natal: Renungan Natal

DARI REDAKSI__________________________________________________________

                         MENGIKAT KISAH PRIBADI

  Kerlap-kerlip pohon Natal di berbagai penjuru kota mengingatkan kita
  pada narasi yang dituliskan sekitar 2000 tahun yang lalu. Dalamnya
  makna kisah palungan masih terasa sampai detik ini. Betapa hebatnya
  Allah yang menciptakan dan memakai tulisan sebagai alat
  komunikasinya dengan manusia. Kita sendiri tentunya memunyai kisah
  pribadi yang menarik sebelum mengakhiri tahun 2011. Bagaimana jika
  kita menuliskannya? Bisa jadi makna yang terkandung di dalamnya
  bermanfaat bagi kita, bahkan bagi orang lain.

  Edisi e-Penulis kali ini akan menyajikan ringkasan artikel Herwono
  yang berjudul "Mengikat Makna". Artikel ini mengajak Sahabat Penulis
  untuk menyimak beraneka ragam manfaat menulis. Untuk memudahkan Anda
  mengikat makna, silakan nikmati tips untuk memperkaya perbendaharaan
  kata Anda dalam artikel "Lima Kiat Kaya Kata". Pada edisi Natal ini,
  e-Penulis juga memuat "Renungan Natal" untuk melengkapi Natal Anda.

  Selamat Natal, selamat mengikat makna!

  Pimpinan Redaksi e-Penulis,
  Truly Almendo Pasaribu
  < uly(at)in-christ.net >
  http://pelitaku.sabda.org
  http://fb.sabda.org/penulis
______________________________________________________________________

    Hasil-hasil awal dari menulis yang banyak mendatangkan kekecewaan
       seharusnya merupakan pecutan untuk mencapai yang terbaik.
                         -- Wilson Nadeak --

ARTIKEL ______________________________________________________________

                             MENGIKAT MAKNA

  Apabila kita dapat merasakan secara langsung manfaat membaca dan
  menulis, saya yakin beban membaca ataupun menulis tidak lagi
  menghantui diri kita. Apalagi jika manfaat yang kita peroleh sangat
  banyak. Akan tetapi, tentu saja perubahan dari berat ke ringan tidak
  berlangsung sangat cepat. Perubahan itu bagaikan naiknya balon udara
  ke angkasa secara perlahan-lahan. Perubahan itu dapat kita nikmati
  hari demi hari.

  Aneka Ragam Manfaat Membaca dan Menulis

   1. Menata Pikiran

      Pikiran saya jadi tertata ketika saya membiasakan membaca dan
      menulis. Setiap hari ada banyak hal yang masuk ke dalam pikiran
      saya. Setiap hari pula, informasi yang masuk tersebut harus saya
      olah dan cerna. Lewat membaca, saya dibantu untuk merumuskan apa
      yang masuk ke dalam pikiran saya. Lewat menulis, saya jadi lebih
      mudah mengelompokkan, memilih yang bermakna, dan menyusun
      informasi yang masuk.

   2. Merumuskan Keadaan Diri

      Saya yakin sekali bahwa setiap detik diri saya berubah. Mengapa
      demikian? Informasi. Informasi telah memengaruhi susunan kimiawi
      otak saya sehingga jaringan saraf-saraf saya pun berubah. Agar
      saya dapat mengenali perubahan yang terjadi, saya perlu tekun
      membaca keadaan diri saya. Pembacaan diri saya ini menjadi
      sangat efektif apabila saya menulis. Rumusan tentang keadaan
      diri saya sangat membantu saya untuk mengenali perubahan diri
      saya.

   3. Mengikat dan Mengonstruksi Gagasan

      Seringkali ide muncul dengan mendadak dan mampir sebentar saja.
      Apabila ide ini tidak segera dipedulikan, ide itu akan
      menghilang. Apabila sudah menghilang, agak sulit meminta ide itu
      untuk datang kembali. Oleh karena itu, ketika saya mendapatkan
      ide, saya lantas menuliskannya. Tidak hanya itu, saya biasa
      mengeksplorasi ide itu secara habis-habisan.

   4. Mengefektifkan Sugesti Positif

      Sugesti adalah sebuah keadaan yang membuat diri saya terpengaruh
      untuk melakukan sesuatu. Sugesti positif adalah pengaruh baik
      terhadap diri untuk perkembangan diri saya. Saya terbiasa
      menyugesti positif diri saya dengan poster berukuran besar yang
      berisi susunan kata-kata yang mampu memotivasi. Kata-kata yang
      saya tulis dalam poster itu menjadi salah satu daya gugah untuk
      melakukan sesuatu yang bermanfaat.

   5. Menajamkan Pemahaman

      Saya berharap kita benar-benar memahami apa yang kita baca. Untuk
      menemukan hiburan dalam teks, kita perlu mencerna dan mengolah
      teks tersebut. Saya tidak ingin berhenti pada buku-buku yang
      menghibur diri. Saya ingin Anda juga merasakan betapa pentingnya
      membaca buku yang berwawasan luas. Proses pemahaman akan sebuah
      teks akan sangat efektif apabila pemahaman itu kita tuliskan.
      Betapa sia-sia kita membaca apabila kita lalai menuliskan atau
      "mengikat" hal-hal yang kita pahami.

   6. Mengasah Daya Ingat

      Ada banyak cara untuk melejitkan daya ingat kita, salah satunya
      adalah dengan menuliskannya. Dengan menuliskan apa yang kita
      pahami, kita tidak mungkin lupa atas apa yang kita pahami
      tersebut. Jika tetap lupa, kita dapat membacanya kembali dalam
      catatan kita. Nah, bayangkan apabila Anda membiasakan diri untuk
      menuliskan segala hal yang akan Anda ingat. Kegiatan merekam
      secara tertulis itu adalah salah satu proses yang membuat
      kemampuan mengingat kita terasah secara tajam.

   7. Mengenali Detail Diri

      Saya biasa menulis dengan gaya "esai personal". Gaya menulis ini
      melibatkan diri pribadi saya sehingga kata ganti orang pertama
      "aku" atau "saya" menjadi objek sentralnya. Kekurangannya, gaya
      "esai personal" memunyai kesubjektifan yang kental. Akan tetapi,
      saya juga merasakan banyak manfaat dari gaya ini. Saya jadi bebas
      mengalirkan apa saja yang saya pikirkan. Saya lantas dapat
      menjadikan tulisan saya sebagai tulisan yang mencerminkan diri
      saya.

   8. Mengurai dan Mengalirkan Diri

      Bagi saya, menulis dapat dilakukan siapa saja untuk membantu
      mengekspresikan dirinya. Saya biasanya mendorong orang menulis
      catatan harian. Bagi saya, catatan harian adalah wadah yang
      sangat lentur dan bisa dianggap sebagai "keranjang sampah". Jika
      kita ingin menuangkan apa saja di situ, bahkan kekesalan kita
      sekalipun, tidak ada yang bisa melarangnya. Dengan demikian, saya
      dapat mengurai diri dan mengalirkan diri saya.

   9. Membuang "Kotoran" Diri

      Cara paling nyaman untuk menerima diri kita adalah dengan
      menuliskan sang diri itu. Apa yang bisa kita tuliskan? Dalam
      konteks "kotoran" diri, saya biasa menyebut trauma-trauma yang
      pernah dialami sang diri. Kita juga bisa menuliskan
      kekesalan-kekesalan kita. Buanglah diri kita yang memang tidak
      kita sukai ke layar monitor atau selembar kertas putih. Saya
      yakin jika hal itu dapat kita biasakan setiap hari, diri kita
      akan tampak bersih dan jernih.

  10. Merekam Momen-Momen Mengesankan

      Tulislah kehidupan Anda sehari-hari. Menulis akan membantu Anda
      menyibak belantara kehidupan Anda. Menulis akan mempermudah Anda
      menemukan mutiara kehidupan Anda. Saya yakin benar bahwa menulis
      akan mendorong diri kita untuk mengabadikan momen-momen
      kehidupan kita yang sangat berharga.

  11. Meninggalkan "Jejak" Pikiran yang Sangat Jelas

      Silakan Anda menulis saat ini. Dan gunakan teknik Rowling,
      "Tulis apa saja yang ada di pikiran dan perasaan Anda ketika
      mengawali menulis." Jika Anda dapat mencobanya saat ini, dan
      kemudian Anda merasakan benar bahwa yang Anda tulis adalah
      pikiran dan perasaan Anda, ihwal keberadaan "jejak" itu tidak
      mungkin Anda tolak.

  12. Menyembuhkan Diri

      Manfaat kedua belas ini mungkin manfaat yang tidak mudah untuk
      dirasakan secara konkret. Manfaat membaca dan menulis dalam
      kaitannya dengan penyembuhan diri ini saya temukan dari
      hasil-hasil penelitian psikologis dan neurologis. Misalnya,
      lewat membaca yang kaya dan beragam, diri saya yang gagap bicara
      ternyata dapat disembuhkan. Lewat menulis secara bebas, saya
      disembuhkan dari keruwetan mengomunikasikan gagasan saya.

  13. Memfasihkan Komunikasi Intra dan Interpersonal

      Masih berkaitan dengan manfaat nomor keduabelas, menulis
      mendorong saya untuk berdialog secara intensif dengan diri saya
      yang paling dalam atau untuk berkomunikasi intrapersonal.
      Ajaibnya, setelah saya memfasihkan diri dalam berkomunikasi
      dengan diri saya sendiri, saya kemudian dapat memfasihkan diri
      dalam berkomunikasi dengan orang lain  atau berkomunikasi
      interpersonal.

  14. Memperkaya Diri dengan Lautan Kata

      Ini adalah manfaat yang sangat sering saya tonjol-tonjolkan.
      Biasanya, jika seseorang ditanya ihwal manfaat membaca,
      jawabannya adalah dapat memasok ilmu atau memperluas wawasan.
      Ini memang benar. Namun yang saya rasakan lebih dari itu. Saya
      sungguh diperkaya oleh kegiatan membaca. Diri saya seperti
      mendapatkan serbuan kata-kata bermakna ketika membaca.

  15. Menunjukkan Dengan Kukuh Bahwa Diri Manusia Itu Unik.

      Tidaklah mudah membuktikan bahwa diri saya memang unik. Selama
      hampir empat puluh tahun saya merasa bahwa saya, Hernowo, tidak
      unik. Saya baru menyadari bahwa diri saya unik ketika menuliskan
      apa saja yang ada di dalam diri saya. Saya menuliskan pengalaman
      sehari-hari saya di dalam catatan harian. Awalnya, saya tetap
      tidak dapat melihat keunikan diri saya. Namun perlahan-lahan,
      saya dikukuhkan oleh tulisan-tulisan saya sendiri bahwa saya
      memang unik.

  16. Membagikan Pengalaman Batin

      Menulis memampukan diri saya untuk masuk ke dalam relung-relung
      batin saya. Setiap kali saya berhasil mengungkapkan keadaan diri
      saya dalam tulisan, yang tampil di setiap huruf yang saya
      ciptakan itu sebenarnya adalah batin saya. Saya mungkin dapat
      menunjukkan keadaan bahagia saya lewat bahasa tubuh. Namun,
      ketika kebahagiaan itu saya lukiskan dengan kata-kata,
      rasa-rasanya diri saya seluruhnya ikut mengalir bersama
      kata-kata itu.

  17. Menggali Diri Paling Dalam

      Merenungkan keadaan batin diri saja tidaklah cukup. Saya harus
      menampakkannya ke luar sehingga dapat dibaca oleh mata lahiriah
      saya. Untuk keperluan itu, tidak ada cara lain kecuali menulis.
      Menulis sangat bermanfaat untuk memetakan keadaan batin saya.
      Bahkan jika proses memetakan batin itu berlangsung secara rutin,
      saya yakin sekali bahwa kegiatan menulis dapat menjadi semacam
      "alat" penggali yang dapat saya gunakan untuk mengeduk batin
      saya.

  18. Memotivasi Diri dengan Alasan yang Kukuh dan Jelas

      Saya hanya ingin menekankan pentingnya mengetahui alasan kita
      motivasi diri dengan jelas. Misalnya, untuk apa berhenti merokok
      dan kenapa berhenti merokok penting? Saya baru lancar menuliskan
      alasan-alasan tersebut secara jelas setelah kegiatan menulis
      itu berlangsung cukup lama. Menulis dapat membantu saya untuk
      mempertahankan motivasi diri. Kadang bahkan saya didorong untuk
      segera bangkit jika kemalasan melanda.

  19. Membantu Bekerjanya Imajinasi

      Membaca dan menulis yang baik itu berarti mempekerjakan dua
      belahan otak. Di belahan otak kananlah terdapat kemampuan
      berimajinasi. Semua orang memiliki kemampuan ini asal di bagian
      belahan otak kanan tidak cacat. Membaca dan menulis dapat
      membantu seseorang melatih imajinasinya. Menurut Stephen D.
      Krashen, aktivitas menulis melibatkan hampir seluruh komponen
      otak Anda. Imajinasi dipicu oleh kegiatan menulis untuk bekerja
      secara maksimal. Jangan sia-siakan kemampuan menulis Anda.
      Aktifkan daya imajinasi Anda ketika menulis.

  20. Memetakan Pikiran

      Manfaat kedua puluh ini harus saya kaitkan dengan temuan Tony
      Buzan, metode "mind mapping". Manfaat ini juga baru dapat Anda
      rasakan apabila Anda dapat mempekerjakan kedua belahan otak
      Anda. Ingat, otak kiri menyukai teks dan otak kanan menyukai
      gambar. Lewat menulis, seolah-olah isi kepala Anda dipindahkan
      sekaligus dibuatkan "peta"-nya di atas kertas atas kertas. Jika
      Anda baca "peta" yang Anda buat itu, Anda akan mengenali diri
      Anda.

  21. Melatih Diri Menepati Janji

      Saya senantiasa mencatat (menuliskan secara cermat) janji saya
      di telepon genggam saya dan memberikan alarm agar saya
      benar-benar tidak mengabaikan janji yang sudah saya buat. Alarm
      ini kadang saya bikin dobel. Artinya, jika alarm pertama lolos,
      alarm kedua dapat membuat diri saya lebih memerhatikan secara
      saksama. Hal inilah yang ingin saya tekankan dalam merasakan
      manfaat membaca dan menulis dalam konteks berjanji baik kepada
      diri sendiri maupun orang lain.

  22. Mendidik Diri dalam Kejujuran

      Pertama, membaca dan menulis itu merupakan kegiatan yang bisa
      dikatakan sangat pribadi. Kadang orang lain tidak bisa
      mencampuri orang yang sedang membaca dan menulis. Kedua, dengan
      membaca atau menulis, para pembaca buku dan para penulis
      terkadang berhubungan dengan dirinya sendiri. Di sinilah saya
      ingin memasuki medan kejujuran. Kejujuran adalah menyamakan apa
      yang ada di batin dengan apa yang ada di luar. Bagi saya,
      menulis adalah praktik konkret untuk jujur kepada diri saya
      sendiri.

  23. Mengoneksikan Sel-Sel Otak secara Sangat Aktif

      Para neurolog menunjukkan kepada saya tentang pentingnya membaca
      untuk menggalakkan koneksi antarneuron. Kecerdasan itu, kata
      para neurolog, bukan terletak pada banyaknya sel-sel otak
      (neuron), melainkan bergantung pada seberapa banyak dan aktif
      koneksi antarneuron. Nah, membaca merupakan salah satu kegiatan
      penting dalam mengaktifkan koneksi antarneuron tersebut. Saya
      sering mengatakan kepada anak-anak saya bahwa ketika mereka
      membaca, para neuron sedang berteriak gembira karena diaktifkan
      dan diberi kesempatan untuk berkoneksi dengan neuron lain.

  24. Menyalakan Pikiran

      Manfaat ini masih berkaitan dengan manfaat ke-23.
      Kata "menyalakan" ini saya temukan di buku karya sahabat saya,
      dokter Taufiq Pasiak. Menurutnya, ketika seseorang membaca dan
      menemukan satu kata baru yang belum dipahaminya, otaknya
      langsung menyala. Otak suka tantangan. Nyala itu akan semakin
      terang apabila kata yang tidak dipahaminya itu kemudian dicari
      maknanya.

  25. Mengukur Pertumbuhan Rohani

      Waktu pertama kali saya menuliskan manfaat ini, saya masih belum
      yakin. Namun seiring berjalannya waktu dan saya terus
      menjalankan kegiatan membaca dan menulis secara intensif, saya
      merasakan kebenaran akan manfaat yang satu ini. Setelah saya
      menuliskan diri saya berkali-kali lewat gaya menulis yang
      bernama "esai personal", saya menyadari bahwa tulisan saya dapat
      mengukur pertumbuhan nonfisik diri saya

  26. Menyebarkan Pengetahuan

      Manfaat ini sudah sangat jelas. Apabila Anda dapat menuliskan
      ilmu-ilmu yang Anda kuasai, saya yakin Anda akan didorong untuk
      menyebarkan (membagikan) ilmu Anda itu kepada orang lain. Bukan
      hanya orang lain kemudian akan merasakan manfaat ilmu Anda, Anda
      pun akan terus dapat menumbuhkembangkan ilmu Anda. Jadi,
      menulislah karena dengan menuliskan apa pun yang Anda miliki.

  27. Mewariskan Pengalaman Berharga

      Meskipun manfaat ini mungkin sudah sempat saya singgung di
      manfaat membaca dan menulis sebelum ini, saya hanya ingin
      menekankan betapa pentingnya mewariskan bukan uang, bukan harta,
      dan bukan emas berlian kepada anak cucu kita. Saya ingin semua
      orang dapat mewariskan ilmu, atau minimal mewariskan pengalaman
      berharga yang penting dipelajari bagi generasi sesudah kita.

  28. Mendorong Menemukan Hal-Hal Baru

      Masih ingat tentang manfaat membaca yang dapat menyalakan otak?
      Saya ingin menambahkan di sini bahwa otak kita menyala saat
      membaca karena ada hal-hal baru yang masuk ke dalam pikiran
      kita. Bayangkan jika kita membiasakan diri untuk membaca buku
      dan menulis hal-hal baru tiap hari. Motivasi saya untuk membaca
      buku dan menuliskan apa yang saya peroleh dari buku semakin hari
      semakin tinggi salah satunya sebabnya gara-gara manfaat yang
      satu ini.

  29. Mengefisienkan Pengelolaan Diri

      Saya tidak mungkin dapat mengatur orang lain secara efektif
      apabila saya tidak becus mengatur diri sendiri. Menulis telah
      membantu saya mengatur diri dengan lebih cermat dan peduli.
      Rencana-rencana saya yang banyak dapat saya tuliskan sehingga
      saya bisa menjalankan rencana-rencana itu dengan lebih jelas dan
      tertata. Cita-cita saya yang tinggi, dan kadang masih berwujud
      "mimpi", akan menjadi begitu merangsang saya untuk mencapainya
      gara-gara saya tuliskan dan saya baca setiap hari. Saya jadi
      dapat mengendalikan, mengolah, dan mengarahkan diri saya secara
      sangat efisien gara-gara menuliskannya.

  30. Menjadikan Diri Bermakna

      Manfaat terakhir yang tidak kalah pentingnya dari manfaat
      lainnya adalah: membaca dan menulis telah menjadikan diri saya
      bermakna. Artinya, saya dapat menunjukkan keunikan diri saya.
      Saya juga dapat menyebarkan pengalaman berharga saya. Saya juga
      dapat membantu orang lain untuk menekuni kegiatan membaca dan
      menulis yang menyenangkan. Cobalah. Cicipilah. Bersabarlah dalam
      menjalankannya. Saya yakin hidup Anda akan bermakna gara-gara
      menulis dan membaca.

  Diringkas dan disunting seperlunya dari:
  Judul artikel: Pengantar
  Judul buku: Mengikat Makna Sehari-hari
  Penulis: Herwono
  Penerbit: MLC, 2005
  Halaman: 23 -- 59

TIPS _________________________________________________________________

                         LIMA KIAT KAYA KATA
                 Ditulis oleh: Truly Almendo Pasaribu

  Tidak diragukan lagi, kata memegang peranan penting dalam berbahasa,
  sehingga kata pun memunyai kedudukan dalam berbagai macam aspek
  kehidupan kita. Anda dapat memahami manusia dengan kata-kata. Anda
  dapat berbicara kepada mereka dengan kata-kata. Bahkan, Anda
  berpikir dengan kata-kata.

  Ya, kata-kata adalah dinamit.

  Kata-kata memang memunyai daya pukau untuk mengekspresikan diri,
  baik dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Semakin banyak kosakata
  Anda, semakin banyak ide yang bisa Anda utarakan. Tidak mengherankan
  jika ada pertalian erat antara kosakata dan kemampuan menulis. Dunia
  tulisan yang menggairahkan dibangun oleh kata-kata yang bercita
  rasa. Jika demikian, bagaimana cara memperkaya pemahaman kosakata
  kita?

  1. Disiplin

     Tentu saja kita tidak bisa memperkaya kosakata kita hanya dengan
     berambisi. Modal ambisi itu perlu kita padukan dengan disiplin
     waktu. Tetapkanlah waktu rutin untuk berkonsentrasi dengan
     kata-kata baru. Jika kita hanya memelajarinya sekali-dua kali,
     kata-kata tersebut bisa dengan mudah terlupakan. Akan tetapi,
     jika kita terus melatihnya, saya yakin kita akan terbiasa dengan
     kata itu, bahkan kita bisa memakai kata itu secara otomatis. Jadi
     tentukanlah target Anda dan luangkanlah waktu setiap hari untuk
     menambah tabungan kosakata Anda!

  2. Membaca

     Semakin banyak Anda membaca, semakin banyak Anda berkenalan
     dengan kata-kata baru. Kita dapat menemukan banyak kata-kata baru
     dengan membaca banyak buku. Menariknya, kita dapat memahami kata
     baru dalam sebuah bacaan tanpa perlu melihat arti dari setiap
     kata dalam kamus. Kita tidak hanya bisa mencermati konteks sebuah
     kata, kita juga bisa menganalisa fungsi gramatikal kata tersebut
     dalam sebuah kalimat. Jika konteks dalam sebuah bacaan tidak
     membantu, barulah kita membuka kamus. Jika Anda tidak memunyai
     kamus yang lengkap, jangan khawatir Anda hanya perlu menghidupkan
     komputer Anda, mengakses Internet, dan membuka situs Kamus SABDA
     < http://kamus.sabda.org > untuk mencari arti kata tersebut.

  3. Menelusuri Hubungan Antarkata

     Ketika Anda menelusuri hubungan antarkata, Anda seolah-olah
     berperan sebagai detektif. Detektif selalu gemas menghubungkan
     satu bukti dengan bukti lainnya, sedangkan Anda gemas melihat
     hubungan satu kata dengan kata lainnya. Anda tergerak untuk
     mencari makna kata, sinonim kata, akronim kata, dan mengujinya
     dalam konteks yang sesuai. Kamus dan tesaurus juga berperan
     penting dalam langkah ini. Kemudian, Anda bisa memanfaatkan
     kreativitas Anda untuk menciptakan "peta kata" dan memetakan
     hubungan-hubungan ini.

  4. Menjadi Seniman Kata

     Tidak hanya sebagai detektif, Anda juga bisa berperan sebagai
     seniman kata. Kerahkanlah daya kreativitas Anda untuk lebih
     mengakrabkan diri dengan kata-kata baru. Contohnya, Anda bisa
     "menggambarkan" kata-kata, membuat anagram (permainan kata), atau
     membuat kartu kosakata yang menarik.

     Saya pernah mencoba menghafal kata dengan membuat kata itu hidup!
     Setelah saya menjumpai kata "gemeresik" dan mencari maknanya di
     kamus, saya memutar gambaran mental tentang seseorang bersepatu
     yang sedang berjalan di atas batu-batu kerikil. Lalu, saya
     membayangkan bunyinya, bunyi itulah yang disebut "gemeresik".
     Simmons, seorang pengajar, menyarankan agar Anda mempelajari kata
     baru dengan membuat kartu kata. Gambarkanlah konsep dari kata
     baru di kartu itu dengan sederhana. Semakin kreatif Anda
     mengerahkan seluruh indera Anda untuk menghafal kata, semakin
     Anda akan mengingatnya.

  5. Menulis dan Berkomunikasi Menggunakan Kata-kata Baru

     Setelah mengenal konsep kata baru tersebut, sekaranglah saatnya
     membuat kata-kata itu bagian dari diri Anda. Anda wajib
     menggunakan kata-kata itu sesering mungkin baik dalam komunikasi
     lisan maupun tulisan. Anda bisa menulis menggunakan kata baru
     Anda dalam jurnal harian, blog, puisi serta memakainya saat Anda
     berbicara. Pastikan kata dan maknanya tepat sasaran. Dengan
     demikian, Anda membuktikan bahwa telah berhasil bekerja sama
     dengan kata-kata itu!

  Referensi

  Funk, Wilfred. 1962. 25 Magic Steps to Word Power. USA: Fawcett
         Publication.
  Simmons, Eileen. Visualizing Vocabulary, dalam
         http://www.nwp.org/cs/public/print/resource/403, diakses
         tanggal 15 Oktober 2010
  Dragos, Mihai. ",10 Step System to Improve Your Vocabulary Fast",
         dalam
         http://ezinearticles.com/?10-Step-System-to-Improve-Your-
         Vocabulary-Fast&id=4792062, diakses tanggal 15 Oktober 2010
  Bailey, David. 7 Simple Steps to Improve Your Vocabulary, dalam
         http://ezinearticles.com/?7-Simple-Steps-to-Improve-Your-
         Vocabulary&id=4903838, diakses tanggal 15 Oktober 2010

ARTIKEL NATAL_________________________________________________________

                            RENUNGAN NATAL

  Bacaan:

  1. Yesaya 62:11-12. Sion-Yerusalem tidak akan ditinggalkan lagi tapi
     akan disebut "yang dicari", oleh karena sekumpulan umat Tuhan
     yang kudus.

  2. Titus 3:4-7. Pada saat kebaikan dan kasih Allah dinyatakan, Dia
     menyelamatkan kita oleh karena kemurahan-Nya melalui baptisan
     kelahiran baru dan pembaruan kita oleh Roh Kudus.

  3. Lukas 2:15-20. Para gembala cepat-cepat datang. Sekali melihat,
     mereka mengerti. Maria menyimpan segala perkara itu di dalam
     hatinya dan merenungkannya.

  Saat ini kita merayakan Natal. Bacaan yang kita dengar hari ini
  menyatakan kejadian bersejarah yakni inkarnasi Allah menjadi manusia
  melalui kelahiran Yesus Kristus. Dalam bacaan kedua kita diberitahu
  bahwa keselamatan kita adalah anugerah cuma-cuma dari Allah yang
  sangat mengasihi kita. Oleh karena kemurahan-Nya kita diperbarui.
  Bacaan ini mengingatkan saya pada sebuah kisah yang saya dengar
  baru-baru ini yang ingin saya ceritakan kepada Anda.

  Ada sebuah cerita pendek tentang pasangan yang tidak memiliki anak.
  Mereka membesarkan keponakan mereka, David, yang yatim piatu.
  Saat ini David meninggalkan mereka untuk kuliah. Mereka bertiga
  berdiri di peron stasiun menunggu kereta api yang akan menjemput
  David. David memandang paman dan bibinya. Bibinya berdiri dengan
  tangannya yang sudah keriput dan menelungkup kaku karena dia menjual
  buah dan sayur-sayuran di luar apa pun cuacanya. Wajahnya, yang
  diselimuti dengan selendang yang usang, tampak kemerah-merahan,
  bulat, dan selalu tersenyum. Tubuhnya yang besar lebih terbiasa
  mengenakan setengah lusin baju hangat sekaligus, alih-alih sebuah
  jas. Rambutnya seperti warna rembulan, tapi matanya yang hitam tetap
  cerah.

  Si paman memunyai tubuh yang kurus dan kuat, tetapi tubuhnya bungkuk
  karena ia terlalu banyak mengangkat buah dan sayuran selama
  bertahun-tahun; kulitnya terbakar, berwarna kehitam-hitaman;
  wajahnya keriput; dan mulutnya miring. Merekalah pasangan tanpa anak
  yang membawa David si yatim piatu ke rumah mereka dan merawatnya
  sejak umur 7 tahun. Mereka tidak mau dipanggil ibu dan bapak karena
  takut jika David melupakan orangtua kandungnya. David meraih
  tangan kasar penjual itu dengan tangannya yang lembut dan bersih.
  "Bagaimana aku bisa membalas budi Paman dan Bibi berdua atas semua
  perlakuan Paman dan Bibi kepadaku?" Pamannya menjawab dengan lembut,
  "David, ada sebuah peribahasa, `kasih orangtua diberikan kepada
  anak-anaknya, tetapi kasih anak-anak diberikan kepada anak-anak
  mereka.`" "Tidak juga," protes David, "Aku selalu berusaha untuk
  ..."

  "David," bibinya menyela. "Yang pamanmu ingin katakan adalah bahwa
  kasih sayang orangtua tidak mengharapkan balasan. Kasih sayang itu
  hanya bisa dibagikan."

  David ingin membalas kebaikan orangtua angkatnya. David dididik dan
  tahu tentang "logika pasar", yaitu bahwa dia berhutang kepada paman
  dan bibinya untuk tempat tinggalnya, makanan, pakaian, pendidikan,
  dan lebih penting lagi, kasih sayang dan kesejahteraan yang dia
  terima dari mereka selama bertahun-tahun. Jadi, dalam semangat
  logika ini, dia akan mencari cara untuk membalas pemberian mereka
  kepadanya. Seperti Paus Benediktus dengan bijak menggambarkan dalam
  surat ensiklik "Caritas et Veritate", "logika pasar" tidak bisa
  mencapai tujuan dari kemajuan manusia atau menjamin kebutuhan utama
  manusia lebih dari apa yang dimiliki. Pasar tidak cukup untuk
  membesarkan anak-anak, melindungi derajat manusia, dan meningkatkan
  kebaikan. Bahkan, jika tidak diawasi dengan baik, pasar dapat
  menyalahgunakan kekayaan dan membahayakan umat manusia seperti yang
  telah kita saksikan.

  Berkat hikmat dan pengalaman mereka, paman dan bibi memahami hal ini
  dan berusaha menjelaskannya kepada David.

  Paus Benediktus juga menulis tentang "logika pemberian", dia melawan
  teori ekonomi dan menunjukkan betapa pentingnya menjadi seseorang
  seperti paman dan bibinya David. Mereka tahu bahwa membesarkan anak
  itu didasarkan pada prinsip keikhlasan memberi dengan cuma-cuma,
  tanpa syarat, tidak egois, dan murah hati. Mereka tahu bahwa manusia
  tidak digerakkan oleh permintaan dan penawaran yang tidak terlihat,
  tapi oleh hati manusia yang ilahi. Oleh karenanya, hal itu menjadi
  sumber kekuatan yang melampaui tuntutan atas keadilan. Paus
  melanjutkan surat ensikliknya dan menjelaskan bahwa "logika
  pemberian" menuntut pengakuan si Pemberi, yaitu Allah, dan dunia
  adalah pemberian Allah.

  Allah bahkan masuk ke dunia ini dengan segala keberhasilan dan
  kegagalannya sehingga kita tahu betapa pentingnya kata "pemberian"
  dalam hidup kita. Prinsip pemberian cuma-cuma ini memerlukan
  kemurahan hati yang tidak terbatas. Prinsip ini menjadi dasar untuk
  memulihkan ikatan hubungan penting yang membuat manusia lebih
  manusiawi. Prinsip ini merupakan dasar dari solidaritas universal.

  Perhatikan bagaimana paman dan bibi ini menyerupai Allah. Mereka
  memberi dengan cuma-cuma, tanpa meminta balasan dalam bentuk apa
  pun. Allah juga demikian. Apa pun yang kita lakukan, kita tetap
  tidak akan mampu mengembalikan apa yang telah kita terima di dunia
  ini. Natal adalah perayaan tentang pemberian Allah secara cuma-cuma
  atas semua ciptaan-Nya dan anak-Nya yang telah menunjukkan kepada
  kita cara memberi dengan murah hati. (t/Setya)

  Diambil dan diterjemahkan dari:
  Judul asli artikel: Christmas Reflection
  Penulis: Fr. Ronan Newbold, CP
  Nama situs: Lectionary Reflections
  Alamat URL: http://www.passionistjpic.org/2009/12/christmas-reflection
  Tanggal akses: 22 September 2010

______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Truly A. Pasaribu
Staf Redaksi: Sri Setyawati dan Davida Welni Dana
Kontak redaksi/kirim bahan: penulis(at)sabda.org
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan:  < unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org>
Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis
Situs PELITAKU: http://pelitaku.sabda.org
Facebook: http://fb.sabda.org/penulis
Twitter: http://twitter.com/sabdapenulis
Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum

Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________________________________________________________________
Melayani sejak 3 November 2004
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
Copyright (c) 2010 e-Penulis / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org