Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/70

e-Penulis edisi 70 (16-8-2010)

Menulis Merupakan Kesenangan

__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
                          Edisi: 070/Agustus/2010
                    Tema: Menulis Merupakan Kesenangan
DARI REDAKSI__________________________________________________________

                       SIMSALABIM UNTUK BERKARYA!

   Pada suatu lokakarya penulisan, seorang penulis mendatangi pemateri
   untuk meminta sentuhan "simsalabim" agar dia sukses dalam menulis.
   Pemateri itu pun mewejang "Penulis tidak memerlukan mantra untuk
   menulis. Ramuan terampuh saat menulis adalah menulis dan mencintai
   proses itu. Percayalah Anda akan mendapat kesenangan dan kepuasan
   dari dunia itu."

   Sahabat penulis, saya juga sependapat dengan pemateri tersebut. Saya
   percaya bahwa bakat menulis adalah bibit yang dimiliki setiap orang.
   Tentu saja, kita memerlukan ketekunan dan motivasi dalam merawat
   bibit ini agar kita dapat menikmati buah yang manis pada akhirnya.
   Nah, e-Penulis edisi Agustus rindu memotivasi penulis dengan artikel
   "Mengapa Menulis itu Menyenangkan?" Tersedia pula pemaparan yang
   menggelitik untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan menulis dalam
   artikel, "Mengenali 7 Kebuntuan Penulis". Jangan lewatkan tokoh
   penulis Kristen yang memunyai peranan penting dalam filsafat, Søren
   Aabye Kierkegaard. Semoga dengan sajian e-penulis ini, sahabat
   semakin termotivasi untuk terus menulis.

   Selamat menulis, selamat bersenang-senang!

   Truly Almendo Pasaribu
   http://pelitaku.sabda.org
   http://fb.sabda.org/penulis
______________________________________________________________________

   "Perfectionism leads to paralysis, which leads to procrastination."
                               Joel Saltzman

DAFTAR ISI____________________________________________________________

   - Dari Redaksi:  Simsalabim untuk Berkarya!
   - Daftar Isi
   - Artikel: Mengapa Menulis Itu Menyenangkan?
   - Tips: Mengenali 7 Kebuntuan Menulis
   - Tokoh Penulis: Søren Aabye Kierkegaard
   - Pena Maya: ChristianWriters.com: Situs Penulis Kristen Berskala
                Internasional

ARTIKEL ______________________________________________________________

                   MENGAPA MENULIS ITU MENYENANGKAN?
                     Oleh: Truly Almendo Pasaribu

   Seperti penulis lain, Priska ingin menghasilkan karya tulisan yang
   hebat! Priska duduk manis menghadap komputer dan menunggu
   jari-jarinya menari ajaib di atas papan ketik. Dia heran mengapa
   keajaiban itu tidak kunjung datang. Setelah lewat beberapa menit, dia
   menyerah dalam pergulatan dengan pikirannya sendiri. Dia pun tergoda
   untuk menelepon teman, menonton televisi, menyapu ruangan, mencuci
   baju, menguras bak mandi, dan melakukan apa saja yang tidak
   berhubungan dengan menulis. Dia tampak lega ketika berhasil
   menyelamatkan diri dari arena tulis-menulis yang menyebalkan!

   Menyebalkan?

   Ini masalahnya. Pertalian paradigma bahwa menulis itu menyebalkan
   perlu dirombak total. Proses tulis-menulis akan berlangsung dengan
   efektif jika kita menganggap menulis sebagai kegiatan yang
   menyenangkan. Anggapan awal kita tentang proses menulis merupakan
   tenaga yang membakar hasrat diri untuk terus mencipta.

   Menyenangkan?

   Beberapa penulis, seperti Andrea Hirata atau Raditya Dika menulis
   demi kepuasan pribadi. Beberapa karya mereka ternyata sangat laris
   terjual. Ada juga beberapa penulis yang berniat memublikasikan
   tulisannya dan ditolak. Akan tetapi, mereka tidak berhenti menulis
   karena terlanjur jatuh cinta dengan aktivitas menulis ini. Tulisan
   mereka memang gagal dipublikasikan, tetapi mereka tidaklah gagal.
   Hernowo, penulis buku "Mengikat Makna", mengatakan bahwa menulis
   dapat mengantarkan kita menuju kebahagiaan hidup. Ada tiga
   kebahagiaan yang ditawarkan oleh proses menulis:

   1. Menulis untuk Mengenali Diri Sendiri

      Kita dapat mengabadikan harta perjalanan hidup kita dalam
      tulisan. Kita bisa mulai menulis tentang tetesan embun, keindahan
      pemandangan kota, sahabat, dan banyak hal-hal menarik lainnya.
      Tidak hanya itu, Anda juga bisa memotret hal-hal yang sifatnya
      abstrak. Lampiaskanlah pesona perasaan atau emosi yang sedang
      bergejolak dengan menulis. Mengapa? Menurut pakar psikologi
      Amerika Serikat, Dr. James W. Panebaker, mencurahkan seluruh isi
      hati dengan menulis dapat memberikan pengaruh positif pada
      perasaan, pikiran dan juga berfungsi sebagai terapi jiwa. Apa
      yang membuat Anda senang? Apa yang membuat Anda gusar? Mengapa
      Anda gusar atau mengapa Anda senang? Pertanyaan-pertanyaan
      tersebut memaksa Anda untuk berpikir dan membantu Anda memahami
      keberadaan diri Anda dengan lebih baik.

      Mulailah dengan sebuah jurnal. Karena rajin menulis perjalanan
      spiritual mereka dalam jurnal, nama-nama besar seperti Mahatma
      Gandhi, Ernest Hemingway, Ernesto Che Guevara begitu populer dan
      dipuja dunia. Begitu pula di Indonesia, kita mengenal sosok Soe
      Hok Gie lewat "Catatan Seorang Demonstran" yang begitu menggugah.
      Kegiatan menulis jurnal itu menyenangkan, mudah, dan sederhana
      karena berisi curahan hati tentang realitas sosial dan pengalaman
      pribadi. Tulis, tulis, dan tulis apa pun tentang diri Anda!
      Hanyutkan diri Anda dalam proses penulisan dan pengembangan ide
      dari refleksi pribadi Anda. Semakin banyak Anda menulis, semakin
      Anda mengetahui mimpi, pemikiran, keinginan, dan impian Anda.

   2. Menulis untuk "Berbicara" kepada Publik

      Proses menulis memberikan kepuasan bagi penulis karena tulisan
      merupakan alat komunikasi yang teramat berharga. Penulis dapat
      mengekspresikan aspek-aspek pemikirannya terhadap lingkungan
      sosial melalui kata-katanya. Penyair William Stafford mengatakan
      bahwa seorang penulis bukan hanya seorang yang mengatakan
      sesuatu, tetapi dia juga orang yang tahu cara untuk
      mengatakannya. Proses menulis tidak hanya berhubungan dengan diri
      penulis sendiri, tetapi sebuah tulisan juga menjalin pertalian
      dengan banyak orang di sekitarnya. Bayangkan, lewat satu artikel
      saja, penulis bisa menjangkau ribuan orang. Bahkan sebuah kalimat
      saja mungkin bisa menginspirasi kehidupan seseorang.

      Penulis adalah saksi zaman yang mencatat kenyataan di
      sekelilingya. Dia perlu menjadi pengamat yang peka saat melakukan
      seleksi, analisis, dan penilaian dalam tulisan-tulisannya.
      Seperti para seniman lainnya, para penulis juga mengangkat
      pertanyaan-pertanyaan untuk membuat publik merenung. Tidak jarang
      juga penulis menyumbangkan ide-ide yang bermanfaat bagi
      lingkungannya. Sungguh mengasyikkan sekali, dengan menulis kita
      terlibat dalam gerak komunikasi di lingkungan sekitar, di
      seantero dunia yang luas ini!

   3. Menulis untuk Mengasah Kreativitas

      Ide-ide kreatif muncul seperti api yang melahap sumbu kembang
      api; kemudian, luapan kegembiraan pun mengikutinya seperti
      percikan cahaya yang menghiasi kegelapan malam. Demikian halnya
      dalam ranah tulis-menulis, kesenangan mengikuti proses
      menciptakan ide-ide kreatif.

      Berpikir kreatif berarti berani menciptakan sesuatu yang belum
      pernah dibuat sebelumnya dengan mengerahkan kekuatan daya
      imajinasi kita. Proses menciptakan sesuatu berarti melontarkan
      pertanyaan-pertanyaan, menyelami keraguan dan akhirnya menemukan
      pemecahan yang kreatif. Aktivitas menulis mendorong kita untuk
      berpikir kreatif dalam menjawab pertanyaan dan menemukan
      pertanyaan baru untuk ditanyakan. Dengan membiasakan diri
      berkecimpung dalam dunia ini, penulis pun akan terbiasa menikmati
      saat-saat bermain dengan huruf yang menciptakan kata, kata yang
      menciptakan kalimat, kalimat yang menciptakan paragraf, dan
      paragraf yang menciptakan makna.

   Teruslah berkarya karena menulis memberikan kepuasan dan kesenangan
   di mana saja dan kapan saja. Michael Crichton mengatakan bahwa,
   "Sebuah karya akan memicu inspirasi. Teruslah berkarya. Jika Anda
   berhasil, teruslah berkarya. Jika Anda gagal, teruslah berkarya.
   Jika Anda tertarik [untuk menulis], teruslah berkarya. Jika Anda
   bosan, teruslah berkarya."

   Akhir kata, menulislah! Berkaryalah!

   Referensi:

   * Bryant, Roberta Jean.1999.Anybody Can Write. USA: Barnes & Noble
   * Hernowo. 2002. Mengikat Makna. Bandung: Kaifa.
   * Mirriam-Goldberg, Caryn. 2003. Daripada Bete, Nulis Aja! Bandung:
     Kaifa.
   * Pranata, Xavier Quentin. 2002. Menulis dengan Cinta. Jogjakarta:
     Yayasan ANDI
   * Saltzman, Joel. 1993. If You Can Talk, You Can Write. USA: 1993.

TIPS _________________________________________________________________

                    MENGENALI TUJUH KEBUNTUAN MENULIS

   Artikel berikut ini akan memaparkan kepada Anda hal-hal yang tidak
   boleh Anda lakukan ketika menulis karena membuat Anda menemukan
   jalan buntu ketika melakukannya. Artikel ini sangat bermanfaat untuk
   mengidentifikasi tembok-tembok yang menjebak penulis untuk tidak
   berkembang. Jangan lakukan hal-hal yang disebutkan di bawah ini.

   Kebuntuan 1 -- Berpikir Sebelum Menulis

   Pikirkanlah apa yang hendak Anda katakan. Pikirkanlah tentang
   bagaimana sebaiknya Anda menulis sebuah karya dengan benar;
   sebaiknya tulisan itu bagus dan orisinil; paling tidak, tata
   bahasanya tersusun dengan tepat. Pikirkan setiap orang yang akan
   membacanya -- terutama ibu Anda. Ambillah satu cangkir kopi dan
   berpikirlah lagi.

   Kebuntuan 2 -- Lebih Baik Melakukan Penelitian Saja

   Anda perlu mengetahui segala sesuatu tentang buah "kiwi", "tempat
   pelacuran", atau bagaimana cara memburu, membunuh, mengeluarkan isi
   perut, dan memanggang babi hutan sebelum Anda menyelesaikan bab
   berikutnya. Jika memungkinkan, lakukanlah penelitian Anda sendiri;
   petualangan baik untuk penulis. Jangan memulai tulisan Anda sama
   sekali sampai penelitian Anda tuntas.

   Kebuntuan 3 -- Mencari Banyak Nasihat

   Tunjukkanlah halaman pertama Anda atau sebagian "draf" Anda kepada
   pasangan atau orang-orang yang dekat dengan Anda -- teman-teman, atau
   bahkan dokter gigi Anda. Abaikanlah fakta bahwa salah satu definisi
   unta adalah kuda bagi suatu komunitas. Simaklah potongan-potongan
   nasihat yang bisa Anda dapatkan -- bahkan jika nasihat-nasihat
   tersebut saling berkontradiksi. Janganlah percaya kepada diri Anda
   sendiri!

   Kebuntuan 4 -- Mengambil Hati Semua Komentar

   Jika karya Anda dikritik dan mereka mengatakan bahwa karya Anda
   tidak sempurna, anggaplah bahwa sebenarnya mereka tidak menyukai
   diri Anda. Mencibirlah, menggerutulah, dan mengeluhlah tentang
   perlakuan yang tidak adil ini! Jika Anda dipuji dengan berlebihan
   atau diangkat sebagai Ernest Hemingway atau Erma Bombeck yang baru,
   jangan repot-repot menulis kembali atau memoles karya Anda
   sedikit pun. Langsung saja kirimkan karya itu. Ketika ditolak oleh
   redaksi, berhentilah menulis untuk selamanya.

   Kebuntuan #5 -- Menanti Inspirasi

   Periksalah horoskop harian Anda dan  siklus biologi Anda. Jika Anda
   sedang beruntung, ada kaos kaki ungu di ember cucian; jadi, lebih
   baik mencuci pakaian daripada menulis. Rapikan meja Anda sambil
   menunggu inspirasi. Setidaknya Anda sudah berada dekat dengan mesin
   ketik; bersihkan tombol-tombolnya dan gantilah pitanya. Jika
   imajinasi Anda mulai menggoda, pergilah ke bioskop. Mungkin Anda
   ingin menulis naskah drama di kemudian hari.

   Kebuntuan #6 -- Tunda! Tunda!

   Menunda adalah pengukur prioritas yang luar biasa. Renungkanlah ini,
   jika Anda bisa menundanya begitu lama, Anda mungkin tidak perlu
   menuliskannya sama sekali. Seseorang akan melakukannya atau ide
   tersebut akan kadaluarsa. Jangan menulis sekarang. Besok akan lebih
   baik.

   Kebuntuan 7 -- Tetaplah Serius!

   Jangan pernah puas dengan sesuatu yang tidak sempurna. Ingatlah
   bahwa apa yang Anda kerjakan perlu menjadi sesuatu yang sangat
   penting. Jangan lupakan sedikit pun bahwa betapa banyak yang
   bergantung dalam penyelesaian proyek ini. Jika Anda merusaknya, Anda
   akan kehilangan muka, kehilangan kredibilitas, atau kehilangan akal
   Anda. Jangan pernah berhenti menekan diri Anda jika Anda ingin
   menampilkannya. Hasil dari kebuntuan penulis akan hilang dalam satu
   atau dua tahun -- setelah bahaya kesuksesan berlalu. (t/Uly)

   Diterjemahkan dari:
   Judul Asli Artikel: Writer`s Blocks Make Great Walls
   Judul Buku: Anybody Can Write
   Penulis: Roberta Jean Bryant
   Penerbit: Barnes & Noble, Inc., New York 2002
   Halaman: 104 -- 106

TOKOH PENULIS_________________________________________________________

                         SØREN AABYE KIERKEGAARD
                  Diringkas oleh: Truly Almendo Pasaribu

   Søren Aabye Kierkegaard lahir pada tanggal 5 Mei 1813 di Kopenhagen,
   Denmark. Ayah Kierkegaard berperan besar dalam perkembangan dirinya
   saat masih kanak-kanak dan membantu mengembangkan imajinasinya
   Ayahnya sering mengundang sejumlah teman untuk makan malam dan
   berdiskusi tentang filsafat.

   Masa kanak-kanak Kierkegaard yang dilewatkan dalam kesepian.
   Kierkegaard menjadi bahan ejekan teman-temannya di sekolah karena
   dia selalu kelihatan paling aneh dan karena fisiknya yang lemah.
   Pada tahun 1830, saat berusia 17 tahun, dia diterima di Universitas
   Kopenhagen. Ia berusaha keras, khususnya pada tahun pertama kuliah,
   menikmati eksplorasi berbagai ide dan banyak membaca. Dia terlihat
   bahagia dan sangat menikmati kehidupan kampus, menyukai film, dan
   diskusi. Kierkegaard menjadi populer, meskipun orang-orang kurang
   menyukainya karena pemikirannya yang terkadang kejam.

   Kierkegaard mempertahankan tesis magisternya, "Tentang Konsep
   Ironi", pada bulan September 1841. Selama sisa hidupnya, Kierkegaard
   hidup menyendiri, dengan seorang pembantu, tidak memiliki teman
   dekat, dan mengabdikan dirinya untuk menulis. Dia senang menelusuri
   jalan-jalan Kopenhagen dan mengobrol dengan orang-orang yang ia
   temui. Dia juga senang berkumpul dengan sejumlah kerabatnya yang
   masih muda dan bagi mereka ia adalah figur menyenangkan yang
   kunjungan-kunjungannya sangat mereka nantikan.

   Walaupun sering terlihat di teater untuk selingan, dia sering
   menyendiri di kamarnya dan menghabiskan waktu untuk melanjutkan
   tulisan-tulisannya sampai larut malam. Antara tahun 1842 sampai 1845
   ia menghasilkan sejumlah karya penting dengan nama samaran --
   "Either/Or, Repetition" dan "Fear and Trembling" (1843),
   "Philosophica", "Fragments" dan "The Concept of Anxiety" (1844),
   serta "Concluding Unscientific Postscript" dan "Stages on Life`s
   Way" (1845), meskipun pada saat yang sama ia juga menulis beberapa
   bagian dari karya besarnya, "Edifying Discourses" -- khotbah-khotbah
   yang dibuatnya untuk dibaca keras-keras. Pada bulan Desember 1845
   dia terlibat dalam perdebatan publik yang sangat sengit dengan
   Corsair -- sebuah surat kabar yang menentang sensor yang ketat pada
   masa itu dan menjual gosip tentang orang-orang kaya.

   Kierkegaard melanjutkan tulisannya, tetapi mengubah gaya dan
   pendekatan yang dilakukannya. Buku-bukunya cenderung menjadi bertema
   religius. Dia menerbitkan "Works of Love" dan "Edifying Discourses"
   pada tahun 1847, "Christian Discourses" pada tahun 1848, "The Lilies
   of the Field and the Birds of the Air", dan "Three Discourses on
   Communion on Fridays" pada tahun 1849. dan juga "Sickness unto
   Death" dengan nama samaran Anti-climacus, yang mengangkat kembali
   masalah-masalah yang dibahasnya dalam sejumlah tulisan sebelumnya.
   Selanjutnya, pada tahun 1850 ia menerbitkan "Training in
   Christianity". Pada tahun 1849 ia juga menulis "Point of View on My
   Life as an Author", meskipun karya ini baru diterbitkan setelah
   kematiannya. Buku ini mencoba menjelaskan kehidupannya sebagai
   penulis beserta apa saja yang telah dilakukannya. Selama periode
   tersebut, ia pergi ke gereja secara rutin dan menulis berbagai
   khotbah. Ia bahkan mempertimbangkan kemungkinan untuk menjadi
   pendeta.

   Pada tahun 1854-1855, beberapa waktu sebelum kematiannya, ia
   mengeluarkan sejumlah kecaman keras secara langsung pada pihak
   Gereja Denmark yang dianggapnya tidak setia dengan ajaran Kristen
   dalam serangkaian artikel. Artikel-artikel ini dikumpulkan dalam
   sebuah buku yang diberi judul "Serangan atas Dunia Kristen". Ia juga
   berhenti pergi ke gereja dan menjelang kematiannya ia menolak
   menerima komuni dari seorang pastor yang dianggapnya lebih sebagai
   pegawai pemerintah dibandingkan sebagai hamba Kristus -- ia ingin
   memperoleh komuni dari seorang awam tetapi hal itu tidak mungkin. Ia
   meninggal pada tanggal 11 November 1855, sambil bersyukur kepada
   Allah, menatap keabadian, dan dalam kedamaian.

   Diringkas dari:
   Judul asli artikel: Kehidupan Kierkegaard
   Judul buku: Kierkegaard
   Penulis: Peter Vardy
   Penerjemah: P. Hardono Hadi
   Penerbit: Kanisius, Yogyakarta
   Halaman: 13 -- 20

REFERENSI_____________________________________________________________

   Artikel lain tentang Søren Aabye Kierkegaard dapat dilihat di
   alamat berikut ini.

   Soren Kierkegaard: Filsuf Eksistensialis yang Menantang Gereja
   ==> 
http://biokristi.sabda.org/soren_kierkegaard_filsuf_eksistensialis_yang_menantang_gereja

PENA MAYA_____________________________________________________________

   CHRISTIANWRITERS.COM: SITUS PENULIS KRISTEN BERSKALA INTERNASIONAL
                    < http://christianwriters.com >

   Situs penulis Kristen yang menawarkan berbagai fasilitas bagi
   penulis pasti sangat digemari oleh Sahabat Penulis. Apalagi situs
   tersebut membantu penulis menemukan tempat yang tepat untuk
   menelurkan karya-karyanya, mengasah kemampuan dengan penulis lain,
   dan mendapatkan banyak informasi tentang penerbit yang dapat
   membantu menerbitkan karya.

   Jika Anda mencari situs dengan kriteria tersebut di atas, cobalah
   mengunjungi situs ChristianWriters.com. Banyak sekali fasilitas yang
   ditawarkan dalam situs ini. Selain forum diskusi, blog untuk
   anggota, tulisan pengguna, direktori bahan dan situs yang terkait
   dengan kepenulisan, dan berita terbaru seputar situs, situs ini juga
   menyediakan tempat bagi pengguna untuk bercakap-cakap secara online
   dengan pengguna lain dalam ruang obrolan.

   Fasilitas yang ingin ditonjolkan oleh situs ini adalah forum
   diskusi. Terbukti, ketika Anda berkunjung ke beranda Anda langsung
   diperkenalkan sekaligus dengan forum diskusi. Sayang sekali, untuk
   mengetahui kekayaan situs ini Anda harus bekerja keras menjelajahi
   submenu satu per satu. Sedikit berbelit-belit memang. Selain itu ada
   beberapa informasi yang tumpang tindih, misalnya tampilan tulisan
   pengguna yang sudah mendapat tempat di kepala situs ditampilkan juga
   di dalam menu beranda. Forum yang ada di beranda dan forum yang ada
   di kepala situs juga membingungkan. Satu hal lain yang disayangkan
   adalah adanya masalah dengan tampilan menu forum.

   Secara keseluruhan, situs ini menyediakan fasilitas yang lengkap.
   Penggunanya juga cukup banyak. Jadi, Anda tidak perlu khawatir!
   Tulisan Anda pasti akan mendapat respons. Selamat bergabung. (SS)

   Tanggal akses: 2 Agustus 2010
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Sri Setyawati dan Truly A. Pasaribu
Kontak redaksi/kirim bahan: penulis(at)sabda.org
Berlangganan: Kirim e-mail ke: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: Kirim e-mail ke: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis
Situs PELITAKU: http://pelitaku.sabda.org
Facebook: http://fb.sabda.org/penulis
Twitter: http://twitter.com/sabdapenulis
Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum

Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org
______________________________________________________________________
Melayani sejak 3 November 2004
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
Copyright(c) e-Penulis 2009 / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org