Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/48

e-Penulis edisi 48 (15-10-2008)

Ide Besar Dalam Menulis

__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________

Edisi 048/Oktober/2008
TEMA: IDE BESAR DALAM MENULIS
______________________________________________________________________

= DAFTAR ISI =
* Dari Redaksi: Apakah Ide Besar Tulisan itu?
* Mutiara Penulis
* Artikel: Ide Besar Sebuah Tulisan
* Tips 1: Umpan Ampuh untuk Mengail Ide
* Tips 2: Kalau Sumur Sudah Kering, Bagaimana?
* Pojok Bahasa: Rusak Bahasa, Rusaklah Pemikiran
* Seputar Pelitaku: Seputar Kebahasaan
* Stop Press: Angket Evaluasi E-Penulis

____________________________DARI REDAKSI______________________________

  APAKAH IDE BESAR TULISAN ITU?

  Apakah bahan dasar yang diperlukan penulis untuk menulis? Ya, benar.
  Ide. Setiap penulis perlu memilikinya sebelum ia menulis. Ide yang
  seperti apa dan bagaimana menemukannya? Tentunya ide yang hebat,
  segar, dan menarik. Ide itu ada di mana saja. Karena itu, penulis
  diharapkan seseorang yang kreatif, yang peka terhadap apa yang dia
  alami, lihat, dan rasakan. Itu semua dapat digali menjadi ide besar
  dalam menulis. Ketika ide sudah Anda dapatkan, hayati, olah, dan
  tuangkan dalam jalinan kalimat agar pembaca memahami apa yang ingin
  Anda bagikan. Dalam proses ini diperlukan pembelajaran, mengingat
  tidak adanya ide sering kali menjadi hambatan seseorang untuk
  menulis.

  Pada edisi kali ini, Redaksi e-Penulis menyajikan tema "Ide Besar
  dalam Menulis". Melalui sajian dalam kolom Artikel dan Tips, kiranya
  Sahabat Penulis dapat memahami arti penting ide besar dan dapat
  menolong Anda untuk menemukannya. Menyambut Hari Bahasa, 28 Oktober
  2008 mendatang, jangan lewatkan suguhan Pojok Bahasa kali ini.

  Bagi Sahabat Penulis yang belum mengisi dan mengembalikan angket
  evaluasi di edisi e-Penulis September yang lalu, kali ini Redaksi
  menyajikannya lagi. Silakan Sahabat Penulis isi dan kirim kepada
  Redaksi e-Penulis. Partisipasi Anda membantu untuk meningkatkan
  pelayanan e-Penulis.

  Selamat menangkap ide besar dan selamat Hari Bahasa Indonesia!

  Tuhan memberkati.

  Pimpinan Redaksi e-Penulis,
  Puji Arya Yanti

___________________________MUTIARA PENULIS____________________________

  TULISLAH IDE APA SAJA YANG MELINTAS DALAM PIKIRANMU

______________________________ARTIKEL 1_______________________________

  IDE BESAR SEBUAH TULISAN
  Ditulis oleh: Puji Arya Yanti

  Menulis adalah menjual ide. Maksudnya, ketika menulis seorang
  penulis sedang memaparkan idenya kepada pembaca dengan tujuan
  agar setiap pembaca dapat menangkap, menerima, tertarik, dan
  mengaplikasikan hal-hal yang menjadi buah pikiran penulis tersebut.

  Ide bisa disebut sebagai benih tulisan dan sangat memengaruhi
  tulisan Anda. Ide tersebutlah yang akan menentukan keputusan calon
  pembaca untuk membaca tulisan Anda lebih lanjut. Oleh karena itu,
  setiap penulis harus bisa menemukan idenya dalam menulis. Ide
  seperti apa yang disebut sebagai ide besar sebuah tulisan?

  Ide yang Orisinal

  Tidak semua penulis memiliki ide yang berbeda-beda. Akan tetapi,
  semua penulis harus memiliki ide yang orisinal. Ide besar sebuah
  tulisan dapat terlihat dari keorisinalitasan idenya. Namun seperti
  yang sudah dituliskan sebelumnya, tidak semua penulis memiliki ide
  yang berbeda, ini berarti tidak semua ide yang ditulis merupakan ide
  yang benar-benar baru. Banyak sekali ide yang muncul setelah membaca
  tulisan orang lain, mendengar pembicaraan orang lain, mengamati
  sebuah gambar, mendengarkan lirik-lirik sebuah lagu, dan sebagainya.
  Sebuah ide tetap bisa dikatakan orisinal apabila dari hasil membaca,
  mengamati, atau mendengarkan, tercetus sebuah pemikiran atau
  penjabaran yang baru mengenai hal tersebut. Ini tidak dapat
  dikatakan mencuri ide orang lain karena ide tersebut diolah dan
  dijabarkan dengan cara yang berbeda dan dari sudut pandang yang
  berbeda pula, terlebih jika akhirnya muncul ide baru dari ide yang
  sudah ada. Jadi, ide besar harus merupakan ide yang orisinal, ide
  yang benar-benar muncul dari pemikiran penulis, dan merupakan olahan
  dari ide-ide yang sudah ada sebelumnya.

  Ide yang Memberikan Pencerahan

  Maksud dari kalimat di atas adalah sebuah ide harus dapat menjawab
  tantangan zaman, tren, atau fenomena yang sedang muncul. Ide besar
  yang didapatkan merupakan hasil dari pengamatan penulis atas apa
  yang sedang terjadi di lingkungan dan masyarakat sekitar, atau dalam
  lingkup yang lebih luas lagi. Misalnya, ketika pemanasan global
  sedang menjadi fokus utama dunia saat ini, maka seorang penulis
  dapat menyumbangkan ide atau gagasannya dengan menulis hal-hal
  seputar gerakan penghijauan, penghematan energi, menjaga kelestarian
  alam, dan hal-hal lain yang dapat dilakukan dan aplikatif untuk
  mengantisipasi pemanasan global. Dengan kalimat lain, ide yang
  memberikan pencerahan adalah ide yang dijabarkan oleh penulis dalam
  tulisannya, di mana penjabaran dari ide tersebut dapat menggugah dan
  menggerakkan pembaca untuk melakukan sesuatu atau bertindak atas apa
  yang sedang terjadi.

  Ide yang Spesifik

  Meskipun idenya bagus, namun tidak akan menarik bagi pembaca bila
  ide tersebut terlalu luas. Mengapa ide harus spesifik? Selain agar
  pembahasan tidak melebar ke mana-mana, juga akan memudahkan penulis
  ketika menjabarkan idenya ke dalam bahasa tulis. Dengan ide yang
  spesifik, pembaca dapat lebih fokus menangkap gagasan yang ingin
  disampaikan penulis.

  Ide Klise dari Sudut Pandang Berbeda

  Ide yang klise, setiap orang mungkin akan meremehkannya, namun ide
  yang kelihatan klise ini ternyata bisa disebut ide besar sebuah
  tulisan dengan syarat Anda melihat dan mengemasnya dari sudut
  pandang yang berbeda. Mungkin sudah banyak tulisan-tulisan yang
  mengemukakan tentang cinta, kasih, perceraian, pernikahan, namun
  akan sangat berbeda jika Anda mengupasnya dengan cara Anda dan dari
  sudut yang berbeda. Anda menguraikannya dari cara pandang yang lain
  dari pemikiran orang pada umumnya.

  Ide yang Memuat Topik yang Menarik bagi Orang Banyak

  Ide besar sebuah tulisan salah satunya adalah ketika dijabarkan akan
  memuat topik-topik yang menarik orang banyak dan bukan untuk
  beberapa orang saja. Ide seperti itu adalah ide yang "up to date"
  atau ide yang mengikuti perkembangan zaman sehingga banyak orang
  akan tertarik pada ide yang diangkat. Jika saat ini perhatian
  masyarakat pada munculnya fenomena aliran-aliran suatu agama, ide
  tulisan yang memuat topik tersebut akan mendapat perhatian
  masyarakat pembaca.

  Ide yang Menambah Sesuatu Jika Dibaca

  Seseorang akan kecewa bila tidak mendapatkan apa pun setelah
  melakukan suatu kegiatan, demikian halnya dalam kegiatan membaca.
  Bahkan, tulisan yang dibaca tersebut bisa dicap tidak bermutu.
  Karena itu, seorang penulis haruslah memiliki ide yang dapat
  mencukupi kebutuhan pembaca yang satu ini. Ide yang bisa menambah
  sesuatu ketika dibaca, entah itu pengetahuan baru, informasi,
  inspirasi untuk melakukan sesuatu, bahkan sekadar menghibur
  pembacanya.

  DARI MANA DATANGNYA IDE BESAR MENULIS

  Dari mana datangnya ide besar dalam menulis? Apakah kita bisa
  menemukannya? Ide bisa datang secara tidak terduga. Ketika penulis
  sedang tidak melakukan apa pun, ide itu pun bisa datang.

  Namun, tidak semua seperti itu. Ada ide yang didapat penulis setelah
  penulis melakukan sesuatu, seperti membaca buku, menonton film,
  jalan-jalan, mengalami kejadian yang luar biasa, dan sebagainya. Ide
  juga bisa diperoleh dengan dicari atau ditemukan dengan sengaja.
  Penulis melakukan pengamatan maupun penelitian, sampai akhirnya
  menemukan ide yang baik. Di mana mencarinya?

  a. Di dalam Diri Anda
     Hidup Anda adalah sumber gagasan yang tidak akan pernah kering.
     Dari pengalaman hidup, Anda dapat menemukan ide-ide menarik untuk
     sebuah tulisan. Banyak penulis yang menemukan ide besarnya dari
     pengalaman hidupnya sendiri. Sebut saja, Leo Tolstoy -- salah
     satu ide bukunya ketika dia mengikuti perang, Ian Fleming --
     James Bond lahir dari pengalamannya menjadi agen rahasia, Khalil
     Gibran -- beberapa karya sastranya adalah cinta yang dia berikan
     untuk sahabat penanya, Pramudya Ananta Toer -- salah satu bukunya
     adalah pengalamannya ketika dibuang dan dipenjarakan, dan masih
     banyak lagi lainnya.

  b. Media Elektronik dan Cetak
     Buku, surat kabar, majalah, televisi, radio, maupun internet
     dapat Anda pakai sebagai sumber untuk menemukan ide. Tidak jarang
     penulis dapat menemukan ide besar setelah mereka memakai dan
     memanfaatkan media-media tersebut. Ide muncul atau diperoleh
     setelah membaca buku, mengikuti berita di surat kabar, melihat
     siaran di televisi, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut
     jika Anda manfaatkan dengan baik, akan meletikkan ide di kepala
     Anda.

  c. Lingkungan Sekitar Anda
     Jika ingin menjadi seorang penulis yang penuh dengan ide,
     haruslah didukung dengan kepekaan dalam dirinya atas lingkungan
     sekitarnya. Karena apa yang terjadi di sekitarnya adalah sumber
     ide yang tidak ada habisnya. Pengamatan atas apa yang terjadi di
     lingkungannya maupun menangkap setiap fakta yang terjadi serta
     mengolahnya, dapat menjadi sebuah ide untuk ditulis.

  Setelah mengetahui ide besar sebuah tulisan dan sumber-sumber untuk
  menemukan ide tersebut, satu hal yang harus Anda perhatikan seputar
  ide ini adalah sebesar dan sebagus apa pun ide Anda, tidak akan ada
  artinya apabila tidak bisa ditangkap oleh pembaca lewat bahasa
  tulisan Anda. Entah itu ide orisinal Anda, ide yang memberikan
  pencerahan, ide yang spesifik, maupun ide yang akan memberikan
  kontribusi ketika dibaca, akan gagal diterima pembaca jika tidak
  dapat disampaikan lewat jalinan kata dan kalimat yang membentuk
  alinea-alinea dalam tulisan Anda dengan baik.

  Karena itu, selain memiliki ide yang cemerlang, seorang penulis
  harus mampu dan terampil menguasai teknik-teknik kepenulisan.
  Sehingga apa yang menjadi ide atau gagasan penulis dapat dijabarkan
  lewat bahasa tulisan sehingga sampai kepada pembaca yang menikmati
  karya tulis Anda.

  Selamat menemukan ide besar, ide yang dapat membawa setiap pembaca
  kepada hal-hal yang dikehendaki oleh Tuhan.

  Daftar bacaan:
  Mirriam-Goldberg, Caryn. 2003. "Daripada Bete, Nulis Aja!". Bandung:
    Kaifa.
  Wilson, Kennet. 2001. "Bagaimana Menjadi Penulis yang Sukses". Edisi
    Kedua. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

________________________________TIPS 1________________________________

  UMPAN AMPUH UNTUK MENGAIL IDE

  Bagi penulis, "ide" adalah makhluk yang menggemaskan. Kedatangannya
  tak dapat dijadwal tepat waktu, mirip sekali dengan pelayanan kereta
  api di Indonesia. Ketika kita sangat membutuhkan, dia malah jual
  mahal, bersembunyi entah di mana. Ketika kita sedang tidak siap
  menulis, dia malah menari-nari menggoda otak kita.

  Namun, tidak usah khawatir. Anda sebenarnya dapat memasang umpan
  yang jitu untuk mengail ide pada saat membutuhkannya. Anda memiliki
  tiga jenis umpan, yaitu umpan ingatan, umpan pengamatan, dan umpan
  riset.

  1. Ingatan

  Theodore Roosevelt berkata, "Do what you can, with what you have,
  where you are." Kita dapat memulai mendapatkan bahan cerita dari apa
  yang sudah kita miliki saat ini, yaitu ingatan atau memori.

  a. Kode Kata
     Salah satu kunci untuk membuka peti ingatan kita adalah dengan
     kode kata. Cara yang dipakai adalah memilih kata kunci dari tema
     cerita atau premis yang sudah ditentukan. Kata ini dipakai
     sebagai pijakan awal yang akan menuntun kita untuk menemukan satu
     tema cerita yang spesifik. Setiap kata akan memicu Anda untuk
     memikirkan beberapa pengalaman. Ketika Anda mengingat kembali
     satu pengalaman, hal itu akan mendorong Anda untuk
     menghubungkannya dengan pengalaman lain yang mungkin terlupakan.

  b. Curah Gagasan (Brainstorming)
     Metode ini merupakan pengembangan dari metode kode kata. Berawal
     dari sebuah kata, kita menuliskan semua ide yang berkaitan dengan
     kata tersebut. Anda tidak perlu memusingkan urut-urutannya, alur
     logika, atau ejaan tulisan. Ketika semua ide sudah dituangkan,
     selanjutnya bacalah daftar ide Anda. Apakah Anda dapat menarik
     sebuah benang merah di antara daftar itu? Apakah ada ide yang
     perlu dibuang? Apakah ada kaitan di antara ide tersebut?

  c. Menulis Bebas
     Metode ini hampir mirip dengan melamun. Caranya diawali dengan
     suatu kata tertentu, Anda menulis secara bebas. Tidak harus
     berkaitan dengan kata kunci tertentu (inilah perbedaan dengan
     curah gagasan). Tujuan utamanya adalah menulis kalimat
     sebanyak-banyaknya dalam waktu tertentu (5-10 menit) tanpa
     berhenti. Anda tidak perlu merisaukan arah tulisan tersebut dan
     ketepatan ejaan. Tulis saja dengan bebas.

     Jika dirasa sudah cukup, maka baca kembali hasil tulisan bebas
     tersebut. Temukanlah ide-ide menarik yang dapat dikembangkan.
     Dari tulisan di atas, kita dapat mengembangkan cerita sesuai
     dengan ide-ide menarik tersebut.

  d. Pemetaan Pikiran
     Pemetaan pikiran (mind mapping) adalah sistem perekaman pikiran
     supaya kita biasa menggunakan otak kiri maupun otak kanan dengan
     baik. Seluruh bagian otak digunakan untuk berpikir. Untuk
     melakukan ini, kita dapat menggunakan kata-kata kunci, lambang,
     dan warna. "Mind mapping" memungkinkan kita membangkitkan dan
     mengatur pikiran-pikiran pada waktu yang sama.

  2. Pengamatan

  Meskipun ingatan dapat menjadi sumber cerita yang kaya, tetapi tidak
  semua hal masuk ke dalam ingatan Anda. Contohnya, kalau Anda
  dibesarkan di gunung, Anda mungkin tidak punya kenangan atas
  kehidupan di laut. Kalau Anda lahir dan besar di kota, Anda mungkin
  tidak memiliki kenangan atau pengalaman sebagai penggembala. Untuk
  itu, Anda dapat memakai teknik pengamatan atau observasi.

  Di dalam kemiliteran, sebelum menyerbu sebuah kota, sang perwira
  biasanya mengirimkan unit mata-mata untuk menyusup ke sasaran serbu.
  Tugas mereka adalah mengamati situasi di dalam kota dan mengumpulkan
  informasi intelijen sebanyak-banyaknya. Misalnya, mencatat keadaan
  jalan, pembangkit listrik, instalasi militer, sarana komunikasi,
  jumlah penduduk, dll.. Mirip dengan agen spionase, dalam metode ini
  Anda mendatangi sebuah tempat dan mencatat apa saja yang menonjol
  dan berkesan bagi Anda.

  3. Riset

  Ada pepatah mengatakan, "Learn from other people`s mistakes, life
  isn`t long enough to make them all yourself." Meski kelihatannya
  bercanda, tapi ada kebenaran indah di dalam kebenaran ini. Kita
  harus belajar dari orang lain. Tidak hanya dari kesalahan mereka
  saja, tetapi juga dari keberhasilan mereka. Dengan belajar dari
  orang lain, kita bisa menghemat waktu, biaya, dan sumber daya
  lainnya.

  Sebagai contoh, Anda mungkin belum pernah melihat padang rumput di
  Israel karena untuk pergi ke sana membutuhkan ongkos besar. Hal ini
  dapat disiasati dengan riset, yaitu meminta informasi dari orang
  lain.

  Diambil dari:
  Nama situs: SABDA Space
  Penulis: Purnawan Kristanto
  Alamat URL: http://www.sabdaspace.org/umpan_ampuh_untuk_mengail_ide

________________________________TIPS 2________________________________

  KALAU SUMUR SUDAH KERING, BAGAIMANA?

  Tampaknya mudah saja membayangkan -- apabila Anda sudah selesai
  mengikuti beberapa kursus jurnalistik atau sudah tamat dari sekolah
  jurnalistik -- lantas sekarang Anda sudah menjadi seorang jurnalis
  yang tangguh. Seperti seorang kawan yang pernah berkata, "Selalu
  kurindukan menjadi seorang penulis. Dan hari ini saya sudah menjadi
  penulis."

  Saya sangsi jika tidak ada seorang jurnalis pun yang tidak tergoda
  pikiran seperti ini, suatu ketika dalam hidupnya. "Kawan saya
  benar-benar telah menjadi seorang wartawan. Saya tahu semua tentang
  dunia itu."

  Kadang-kadang lambat atau kadang-kadang cepat, kesadaran akan timbul
  bahwa segala sesuatu itu tiba-tiba lenyap silih berganti dengan
  pendekatan baru terhadap sebuah kisah.

  Apa yang telah terjadi? Umumnya penulis yang belum berpengalaman
  bersikap acuh tak acuh dalam memerkaya hidupnya sejak dia
  menyelesaikan pendidikan formalnya. Jelasnya, sumurnya telah menjadi
  kering. Ia tak berdaya menggunakan kata-kata, kehilangan ide dan
  cara, kehilangan cara-cara yang baru untuk mendramatisir cerita yang
  hendak dituturkannya.

  Bagaimana Anda menghadapi masalah seperti ini? Di bawah ini ada
  beberapa saran.

  Bacalah buku-buku. Buatlah jadwal untuk membaca buku apakah akan
  Anda selesaikan buku itu dalam satu bulan, seminggu, atau kapan pun.
  Yang jelas Anda harus membaca! Sekalipun banyak hal yang menuntut
  perhatian dari kita. Kita harus mengambil waktu untuk membaca. Tidak
  terbatas pada buku tertentu, buku apa saja untuk mencari ide-ide
  baru, cara-cara pendekatan yang baru, menambah perbendaharaan kata
  dan pokok-pokok pembahasan yang penting. Jangan malu-malu membaca
  buku, dan tentu saja Anda harus bijaksana, karena Anda tidak akan
  menemukan ide baru di dalam sampah.

  Baca juga Kitab Suci. Di dalam Kitab Suci banyak ditemukan cerita
  dan perumpamaan. Dari cara-cara yang digunakan dalam Kitab Suci itu,
  baik perbendaharaan kata dan ide, Anda akan dapat menjalin cerita
  yang tiada taranya.

  Baca kamus. Benar, plot lemah. Oleh karena itu, petiklah kata-kata
  baru kira-kira lima sampai sepuluh buah tiap minggu. Pelajari apa
  yang dikandung kata-kata baru itu dan cobalah berusaha
  menggunakannya dalam kalimat dan tulisan. Anda akan melihat betapa
  berfaedah dan betapa ajaibnya perbaikan yang Anda peroleh dalam
  kemampuan menerangkan sesuatu dengan cara yang baru, bukan saja
  dengan menarik sekali, tetapi juga penerapannya lebih kena.

  Bacalah terbitan berkala. Ketahuilah apa yang terjadi di dunia lain,
  jangan hanya apa yang ada di kebun Anda. Pelajari dengan saksama
  bagaimana penyajian ceritanya. Tidak ada salahnya apabila Anda juga
  menggunakan cara yang digunakannya, menerapkannya dengan situasi
  Anda.

  Menentukan prioritas. Mana yang lebih penting -- menghabiskan waktu
  dengan santai ataukah menajamkan kemampuan menulis Anda? Permainan
  yang Anda sukai atau menggunakan waktu untuk itu dengan memerbaiki
  keterampilan Anda berkomunikasi? Memang diperlukan pengorbanan,
  tetapi usaha yang demikian sangat berharga.

  Komunikasi, apa pun bentuknya, memang menyenangkan. Kalau Anda tidak
  merasakannya demikian, berarti Anda berada di tempat yang tidak
  tepat. Komunikasi itu membawa imbalan. Betapa senang rasanya, dan
  dengan apa gerangan dapat dibandingkan apabila kita sudah
  menyelesaikan sesuatu yang kita tahu memengaruhi pikiran sesama
  manusia?

  Apa yang harus kita lakukan apabila sumur kita sudah mulai
  mengering? Apakah Anda bertekad menjadi seorang pemenang ataukah
  hanya sekadar "pengarang pencari nafkah saja"?

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Bagaimana Menjadi Penulis yang Sukses
  Judul artikel: Kalau Sumur Sudah Kering
  Penulis: Wilson Nadeak
  Penerbit: Sinar Baru Algesindo, Bandung 2001
  Halaman: 60 -- 62

_____________________________POJOK BAHASA_____________________________

  RUSAK BAHASA, RUSAKLAH PEMIKIRAN

  "Orang sering tidak paham tentang kesaktian yang terkandung dalam
  bahasa. Bahasa merupakan satu perkara dengan dunia pemikiran dan
  cita rasa. Kalau orang itu kacau pikirannya, bahasanya juga kacau.
  Bahasa dan hidup, dunia pemikiran dan dunia rasa itu satu. Nah, kita
  bisa saksikan karena pendidikan bahasa dalam sistem pendidikan
  sekarang ini kurang, maka cara mereka berpikir juga kacau. Caranya
  menghayati, merasakan juga ikut kacau."

  "Jangan lupa, Republik Indonesia ini merdeka sampai diakui oleh
  dunia internasional itu karena pemikiran dan memakai bahasa, bukan
  memakai bedil (senapan). Orang sering mengira bahwa negara kita
  merdeka karena bedil, itu kurang tepat. Coba pikirkan, andaikan
  Soekarno-Hatta tidak melakukan diplomasi, juga seandainya Sutan
  Sjahrir dulu di PBB tidak bisa membela rakyat Indonesia di depan
  Dewan Keamanan, kabeh arep opo ...? Nggowo bedil? (Semua mau apa
  ...? Bawa senapan ...? -- Red.) Tidak bisa!" (Romo Mangun Wijaya,
  1982).

  Kutipan di atas menyadarkan kita akan pentingnya sebuah bahasa bagi
  kehidupan manusia. Manusia menjadi unggul dari makhluk lain karena
  kemampuannya berbahasa. Kalau jangkrik bisa mengerik, kambing bisa
  mengembik, dan kuda bisa meringkik, maka manusia mampu berbicara
  sebagai "animal longuens", makhluk yang mampu berbicara dan
  mengungkapkan isi hati dan pikiran lewat bahasa serta rangkaian yang
  dapat dimengerti, baik melalui lisan, tulisan, maupun isyarat lain.

  Ada percobaan tentang anak kera dan bayi yang lahir bersamaan dan
  diasuh secara sama menunjukkan fakta yang menakjubkan. Semula
  keduanya berkembang hampir sama, bahkan berkat instingnya, kera
  berkembang lebih cepat. Namun, ketika sang anak manusia mulai dapat
  berbicara, ia maju sedemikian pesat dan tidak pernah terkejar lagi
  oleh kera.

  Kecepatan perkembangan manusia ini kemudian menjadi titik tolak
  kemajuan yang menakjubkan. Yulis Widiantoro (1994) menyatakan,
  "Ketika seseorang mulai berbicara, mengenal bahasa, seakan-akan
  terbukalah bagi manusia baru untuk mengenal dunia dan hidup di
  dalamnya. Karena, dengan kemampuan berbahasa terbukalah kesempatan
  baginya untuk menciptakan hubungan banyak sekali; bisa
  mengekspresikan diri, menyerap ilmu pengetahuan, dan tukar-menukar
  gagasan yang hampir tidak terbatas. Bahkan berkat bahasa, manusia
  masuk dalam dunia dan memiliki dunia karena biasanya diiringi dengan
  prestasi intelektual luar biasa." Sedangkan menurut ahli bahasa dari
  Jerman, Gadamer, bahasa merupakan cara kita untuk mengerti dunia.

  Penjelasan ini setidaknya membuat kita sadar; betapa "tragisnya"
  bangsa kita dalam kemampuan berbahasa secara "baik" dan "benar". Ada
  kecenderungan kuat generasi muda kita kurang berminat terhadap
  kajian-kajian bahasa, sastra, dan ilmu humaniora. Generasi kita --
  akibat tuntutan orang tua atau kurangnya perhatian pemerintah
  terhadap masalah bahasa -- lebih suka berkonsentrasi pada ilmu-ilmu
  eksak atau ilmu yang bersifat pragmatis, semisal ilmu akuntansi,
  teknik, atau bidang-bidang yang sifatnya terapan sebagai pelengkap
  fungsi kerja.

  Ilmu bahasa? Belajar bertutur secara baik? Mencoba menulis karya?
  "Ah, itu hanya buang-buang waktu."

  Jangan heran kalau kemudian generasi kita tidak bisa berbuat banyak
  dalam memajukan dunia pengetahuan. Sebab, rusaknya bahasa juga
  berarti rusaknya pemikiran.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Intisari, September 2005
  Penulis: Faiz Manshur
  Penerbit: PT Intisari Mediatama, Jakarta 2005
  Halaman: 166 -- 167

___________________________SEPUTAR PELITAKU___________________________

  SEPUTAR KEBAHASAAN
  http://pelitaku.sabda.org/forum?fid=18

  Tulisan yang baik tidak hanya ditentukan dari isi dan urutan
  penyajian. Ejaan dan tata bahasa yang digunakan juga ikut menentukan
  karena semua aspek tersebut saling mendukung. Meski demikian,
  perihal ejaan dan tata bahasa sering kali kurang mendapat perhatian
  dari penulis, apalagi jika penulis mengandalkan seorang editor.
  Namun, ada pula yang mengurungkan niat menulis karena tidak
  menguasai soal ejaan dan tata bahasa.

  Untuk membekali Sahabat Penulis dalam bidang ejaan, tata bahasa, dan
  hal-hal lain seputar kebahasaan, Redaksi mengundang Anda untuk
  bergabung di Forum Pelitaku topik Seputar Kebahasaan. Aspek-aspek
  kebahasaan yang mendasar guna memerkokoh sebuah tulisan, mulai dari
  morfologi dan sintaksis sampai aspek ejaan bisa didiskusikan di
  sini.

  Tunggu apa lagi, segera daftarkan diri Anda dengan Register di
  fasilitas Login Pengguna dan mari belajar bersama. Jika ingin
  mengundang teman-teman Anda untuk berdiskusi di sini, manfaatkan
  fasilitas Beritahu Teman. Ditunggu ya!

_____________________________STOP PRESS_______________________________

  ANGKET EVALUASI E-PENULIS

  Bulan November 2008 mendatang, e-Penulis genap berusia empat tahun.
  Telah banyak hal yang Redaksi jalani selama ini. Agar kami dapat
  meningkatkan pelayanan e-Penulis untuk turut memajukan dunia
  kepenulisan Kristen di Indonesia, kali ini kami mengharapkan
  partisipasi Anda untuk mengisi beberapa pertanyaan berikut ini.

  Nama:
  Umur:
  Jenis kelamin:
  Pekerjaan:
  Pengalaman dalam bidang penulisan :

  Topik publikasi e-Penulis yang paling disukai selama ini*:

  Tanggal Terbit  Edisi    Tema

  26-10-2004      01       Motivasi untuk Menulis
  24-12-2004      02       Visi dan Misi Jurnalistik Kristen

  17-01-2005      03       Sumber Gagasan Yang Tak Pernah Kering
  07-02-2005      04       Di Mana Dan Bagaimana Mulai Menulis
  09-03-2005      05       Menulis Membutuhkan Membaca dan Membaca
                           Membutuhkan Menulis
  14-04-2005      06       Menulis Tentang Diri Sendiri
  18-05-2005      07       Arah Dalam Penulisan Kristiani
  28-06-2005      08       Teknis Penulisan Artikel
  18-07-2005      09       Teknis Penulisan Renungan
  18-08-2005      10       Menulis Fiksi
  16-09-2005      11       Menulis Resensi
  10-11-2005      12       Menulis Cerpen (Cerita Pendek)
  23-11-2005      13       Menulis Feature
  16-12-2005      14       Menulis Kesaksian

  26-01-2006      15       Menulis Biografi
  17-02-2006      16       Menyunting Tulisan
  20-03-2006      17       Memberkati Lewat Puisi
  20-04-2006      18       Menulis Esai
  19-05-2006      19       Menulis Fiksi atau Nonfiksi?
  22-06-2006      20       Tulisan Terjemahan
  26-07-2006      21       Teknik Menulis untuk Media
  22-08-2006      22       Kebiasaan Buruk dalam Menulis
  21-09-2006      23       Kritik dan Apresiasi Tulisan
  19-10-2006      24       Perkembangan dan Tanggung Jawab Penulis
                           Kristen
  27-11-2006      25       Fenomena Dunia Penulisan Masa Kini
  21-12-2006      26       Penulis dan Komunitas

  30-01-2007      27       Menulis di Internet
  23-02-2007      28       Dasar-Dasar Jurnalistik
  23-03-2007      29       Menulis Cerita Anak
  11-04-2007      30       Menumbuhkan Budaya Menulis pada Anak
  09-05-2007      31       Membuat Media Penulisan Gereja
  13-06-2007      32       Pelatihan Menulis
  11-07-2007      33       Menyampaikan Gagasan dalam Bahasa Tulis
  15-08-2007      34       Meringkas, Menyadur, dan Mentranskrip
  12-09-2007      35       Menghindari Bias dalam Tulisan
  10-10-2007      36       Penulisan Karya Ilmiah
  07-11-2007      37       Tulisan sebagai Cerminan Budaya
  12-12-2007      38       Mengoptimalkan Internet untuk Menulis

  16-01-2008      39       Mengapa Menjadi Penulis?
  20-02-2008      40       Nilai-Nilai yang Harus Dipegang oleh
                           Seorang Penulis Kristen
  19-03-2008      41       Manfaat Menulis
  16-04-2008      42       Kesempatan Menulis
  14-05-2008      43       Langkah-Langkah Belajar Menulis
  18-06-2008      44       Mengenal Pembaca
  16-07-2008      45       Kriteria Tulisan yang Baik
  13-08-2008      46       Teknik Menulis
  17-09-2008      47       Hambatan dalam Menulis
  19-10-2008      48       Ide Besar dalam Menulis

  Sajian e-Penulis selengkapnya, silakan akses:
  http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/arsip/

  *)Pilih salah satu atau dua dari daftar tema e-Penulis yang pernah
    dipublikasikan di atas.

____________________________potong di sini____________________________

  1. Tema yang paling disukai:

  2. Alasan:

  3. Bagaimana penilaian Anda mengenai penyajian publikasi e-Penulis:
     a. Bahasa yang dipakai:

     b. Kolom yang disukai (beri tanda silang pada pilihan Anda):
        (  ) Dari Redaksi
        (  ) Artikel
        (  ) Tips
        (  ) Asah Pena/Tokoh Penulis
        (  ) Pojok Kata/Pojok Bahasa
        (  ) Seputar Pelitaku
        (  ) Stop Press

     c. Adakah manfaat publikasi e-Penulis bagi pengembangan
        keterampilan menulis Anda? (beri tanda silang pada pilihan
        Anda)
        (  ) Ada
        (  ) Tidak ada

     d. Jika ada, apakah itu? Dan jika tidak ada, mengapa?

  5. Apresiasi, saran, dan kritik untuk e-Penulis di ulang tahun yang
     keempat ini:

  6. Saran dan masukan mengenai penyajian atau usulan tema-tema untuk
     edisi-edisi publikasi e-Penulis selanjutnya:

____________________kirim ke: penulis(at)sabda.org____________________

  Terima kasih atas kerja sama Anda. Tuhan memberkati!
______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Puji Arya Yanti
Staf Redaksi: Davida Welni Dana
Berlangganan: Kirim e-mail ke subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: Kirim e-mail ke unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Kirim bahan/tanya: Kirim e-mail ke penulis(at)sabda.org
Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
Situs Pelitaku: http://pelitaku.sabda.org/
Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum
Network Literatur: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_literatur
______________________________________________________________________
Melayani sejak 3 November 2004
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
Copyright(c) e-Penulis 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org