Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/93 |
|
e-Penulis edisi 93 (22-9-2011)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________ Edisi 093/September 2011 Tema: Menulis Literatur Kristen (II) DAFTAR ISI DARI REDAKSI: MENULIS SEBAGAI PANGGILAN HATI TIP MENULIS: TRITUNGGAL DALAM KEWARTAWANAN (KEPENULISAN) TOKOH PENULIS: T.S. ELIOT PENA MAYA: PENULISMUDA.COM STOP PRESS: KELAS DISKUSI PESTA -- NATAL 2011 DARI REDAKSI: MENULIS SEBAGAI PANGGILAN HATI Dengan menulis, kita sudah mengukir sebuah sejarah yang akan diingat oleh generasi kita. Dengan menulis, kita sudah memberikan penghargaan pada setiap peristiwa yang terjadi dan tidak terlewat tanpa makna. Seorang penulis tidak hanya menulis karena sebuah profesi ataupun sepiring nasi, namun seorang penulis akan terus menulis karena itu panggilan hati, dan sudah menjadi nadi yang terpatri dalam perjalanan hidupnya. Berbicara tentang kepenulisan, dalam edisi kali ini, e-Penulis akan menyajikan sebuah artikel menarik tentang bagaimana menulis dengan berpadanan pada firman Tuhan. Banyak hikmat yang kita dapat dari Alkitab tentang dunia kepenulisan. Kita bukan hanya sekadar menulis, namun ada hikmat Firman Tuhan yang memberkati setiap pembacanya. Tuhan memberkati. Redaksi Tamu e-Penulis, Jonathan Sigit < http://pelitaku.sabda.org > "Menulis adalah persoalan menangkap dan memilah ide, kemudian menuangkannya ke dalam format renungan melalui pemilihan kata dan frasa yang tepat, kalimat efektif dan rangkaian alinea yang mengalir." -- Arie Saptaji TIP MENULIS: TRITUNGGAL DALAM KEWARTAWANAN (KEPENULISAN) Iman Kristen mengenal Tritunggal yaitu Allah Bapa, Allah Putra (Yesus Kristus), dan Allah Roh Kudus. Di dalam praktik kewartawanan, jurnalis Kristen pun paling tidak harus melakukan tiga hal penting, yaitu baca, tulis, dan tulis ulang atau revisi. A. Baca Ada orang yang mengatakan bahwa guru/dosen baru itu hanya menang 1 malam dengan murid/mahasiswanya. Mengapa demikian? Karena belum berpengalaman mengajar, mereka terpaksa harus belajar lagi satu malam sebelum mengajar keesokan harinya. Istilahnya "Sistem Kebut Semalam" (SKS). Jurnalis Kristen, baik pemula maupun senior sekalipun, harus melakukan persiapan yang baik sebelum menjalankan tugasnya. Karena pekerjaan jurnalistik sangat erat berhubungan dengan tulis-menulis, maka seorang jurnalis Kristen harus rajin membaca. Jika tidak, dia tidak bisa menulis dengan baik dan rinci, karena kekurangan bahan dan pengetahuan serta wawasan yang memadai. Apa yang perlu dibaca oleh jurnalis Kristen? 1. Alkitab. Alkitab terdiri dari Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru, adalah firman Tuhan yang diilhamkan kepada para penulisnya. Itulah sebabnya, agar jurnalis Kristen bisa menuliskan sesuatu dengan baik, berguna, menambah wawasan pembaca, serta mempermuliakan nama Tuhan, mau tidak mau mereka harus merujuk pada Alkitab, yang mengajar mereka: "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik." (2 Timotius 3:16) 2. Buku, koran, tabloid, dan majalah Kristen. Dalam dunia komputer dikenal proses demikian: "Data yang masuk ke Central Processing Unit (CPU), merupakan data yang keluar di monitor". Apa yang masuk dalam pikiran seorang jurnalis, akan keluar juga melalui kata-kata yang ditulisnya. Itulah sebabnya, firman Tuhan memberikan pedoman yang sangat bermanfaat bagi jurnalis Kristen. "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu." (Filipi 4:8) 3. Buku, koran, tabloid, dan majalah sekuler. Sebagai orang beriman, jurnalis Kristen tidak lepas dari kehidupan di dunia. Oleh sebab itu, agar dia tidak menjadi jurnalis "katak di bawah tempurung" karena minimnya wawasan yang dimilikinya, dia pun perlu membaca media cetak umum. Tentu saja, agar tidak terbawa arus, jurnalis Kristen harus tetap menurunkan jangkarnya ke Alkitab yang merupakan Buku Pegangan Agung. R. M. John Tondowidjojo, C M, Direktur Communication Training Centre (CTC) "Sanggar Bina Tama" Surabaya, di dalam buku Bunga Rampai Visi Pelayanan Literatur menulis, "Buku jadi medium penting untuk jurnalistik dan telah dikembangkan oleh para wartawan. Karena penyempurnaan-penyempurnaan dan kecepatan produksi, buku-buku itu semakin dipakai untuk menyajikan berita tepat pada waktunya, dan interpretasi khususnya, jika suatu subjek perlu dikembangkan lebih dalam daripada yang dapat diberikan dalam sebuah surat kabar atau majalah." B. Tulis Yakobus menulis bahwa iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati (Yakobus 3:14). Demikian juga dengan jurnalis yang hanya membaca dan membaca, serta membaca tanpa pernah menulis, dan menulis serta menulis. Prajurit yang terus berlatih, berlatih, dan berlatih tanpa pernah berperang, sama dengan jurnalis yang membaca, membaca, dan membaca tanpa pernah berperang melawan kuasa kegelapan dengan senjata pena. Itulah sebabnya, di samping mengisi otaknya dengan membaca, jurnalis Kristen pun perlu mengamalkannya dalam bentuk perbuatan nyata, yaitu menulis. Apa saja yang harus jurnalis Kristen tulis? Alkitab kembali memberi petunjuk. "Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna." (1 Yohanes 1:1) C. Revisi Mary Jane Faircloth, MA, dosen komunikasi massa di Institut Alkitab Tiranus Bandung, pernah mengajar di kelas komunikasi Kristen, bahwa seorang penulis yang baik, harus sering-sering makan "tulang". Sebagai mahasiswanya, tentu saja penulis kaget. Apa tidak salah dengar? Ternyata yang dia maksud dengan makan "tulang" adalah "tulis berulang-ulang". Stephen R. Covey, di dalam salah satu ceramahnya pernah mengatakan bahwa lawan kata "sempurna" adalah "baik". Mengapa penulis buku "Seven Habits of Highly Effective People" yang sangat terkenal itu berkata demikian? Jawabannya sangat masuk akal. Orang yang sudah merasa dirinya baik, pasti tidak ingin mengejar kesempurnaan. Senada dengan Covey, Rasul Paulus mengatakan demikian: "Jika ada orang lain yang menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam menaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus." (Filipi 3:4b-7) "Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Karena itu marilah kita, yang sempurna berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu. Tetapi baiklah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh." (Filipi 3:12-14) Jika Paulus merasa belum baik dan terus mengejar kesempurnaan di dalam hal menyenangkan hati Tuhan, maka jurnalis Kristen pun harus menulis ulang tulisannya, sehingga meminjam istilah Tempo, "enak dibaca dan perlu". Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Menulis Dengan Cinta Judul artikel: Tritunggal dalam Kewartawanan Penulis: Xavier Quentin Pranata Penerbit: Penerbit Yayasan ANDI, Yogyakarta 2002 Halaman: 77 -- 82 TOKOH PENULIS: T. S. Eliot Dirangkum oleh: Truly Almendo Pasaribu Thomas Stearn Eliot adalah penulis Amerika-Inggris yang sangat berpengaruh pada abad 20. Dia adalah salah satu penyair, kritikus, penulis naskah, editor, dan penerbit yang terkemuka. Puisi yang paling terkenal "The Waste Land", merupakan karyanya yang mencerminkan kegelisahan dunia modern. Saat bekerja sebagai juru tulis di sebuah bank, dia menulis koleksi puisi pertamanya, "Prufrock and Other Observations" (1917). Dalam koleksi itu, terdapat salah satu puisi yang cukup terkenal "The Love Song of J. Alfred Prufrock". Kemudian, "The Waste Land" (1922), "Ash Wednesday" (1930), and "Four Quartets" (1943) mengikuti kesuksesan karya pertamanya. Tidak hanya itu, dia juga menjadi pendiri dan editor majalah sastra, Criterion. Dia menulis drama "Murder in Cathedral" (1935) dan "The Cocktail Party" (1949). Tidak hanya itu, dia juga menuliskan syair untuk anak-anak "Old Possum`s Book of Practical Cats" (1939). Bagaimanakah latar belakang kehidupan penulis ini? Thomas Stearns Eliot, lahir pada tanggal 26 September 1888, di St. Louis. Eliot tumbuh dalam keluarga bangsawan yang aktif terlibat dalam kegiatan keagamaan, komunitas, dan pendidikan. Masa kecilnya memberikan kesan mendalam bagi Eliot, sehingga kenangan-kenangan ini tercermin dalam karya-karyanya, terutama dalam "Four Quartets". Pada tahun 1898, Eliot mempelajari bahasa Latin, Yunani Kuno, Perancis, dan Jerman di Smith Academy. Dia mulai menulis puisi ketika berumur 14 tahun. Akan tetapi, dia menghancurkan karya-karyanya itu, karena menurutnya puisi-puisinya terdengar muram dan putus asa. Puisi pertamanya "A Fable For Feaster," ditulis untuk tugas sekolah ketika dia masih berumur 15 tahun, dan dipublikasikan di Smith Academy Record dan kemudian di Harvad Advocate, majalah universitas Harvard. Setelah lulus, Eliot mengenyam pendidikan di Milton Academy, Massachusetts. Kemudian, dia mempelajari filsafat di Harvard dari tahun 1906 sampai tahun 1909, dan mendapatkan gelarnya dalam kurun waktu tiga tahun. Setelah bekerja sebagai asisten dosen filsafat di Harvard dari tahun 1909-1910, Eliot pindah ke Paris dan mempelajari filsafat di Sorbonne. Saat pecah Perang Dunia pertama, dia pergi ke Oxford. Di Inggris, dia mencicipi beragam pekerjaan. Setelah ditugaskan untuk mengajar sejarah, Latin, Perancis, Jerman, aritmatika, melukis, dan renang di sekolah-sekolah Inggris, dia menjadi banker di Lloyds of London. Lalu, dia menjadi editor di Faber dan Faber. Pada tahun 1914, Eliot berkenalan dengan Vivienne Haigh-Wood, pengajar di Cambridge. Pada tanggal 26 Juni 1915 mereka menikah di Hampstead Register Office. Pernikahan pertama Eliot adalah sebuah bencana. Istrinya menderita gangguan saraf dan dirawat di rumah sakit jiwa selama bertahun-tahun. Pada tahun 1947 istri pertamanya meninggal. Dia hidup di apartemennya bersama John Hayward, penulis yang hampir lumpuh total, sampai akhirnya dia menemukan pendamping baru dan menikah pada tahun 1957. Tahun 1927 merupakan tahun perubahan yang besar bagi Eliot. Dia berpaling kepada Allah dan dibaptis di Gereja Inggris. Pada tahun yang sama, dia juga melepaskan kewarganegaraan Amerikanya dan menjadi warga negara Inggris. Imannya tercermin dalam karya "Ash Wednesday" pada tahun 1930. Puisi ini menggambarkan betapa sulitnya mencari kebenaran, serta mendeskripsikan penemuan iman yang akan bertahan selamanya. Walaupun dikritik keras oleh para penulis lain karena pertobatannya, dia tetap giat mengekspresikan iman dalam puisi-puisinya. Eliot percaya bahwa pencapaian terbaiknya adalah puisi rohani "Four quartets" (1943) yang cukup panjang. Puisi ini berhubungan dengan tema inkarnasi, kekekalan, kerohanian, dan pewahyuan. Dalam "The Idea of a Christian Society" (1939) serta karya-karya lainnya, Eliot berpendapat bahwa upaya humanis untuk membentuk peradaban rasional yang non-Kristen akan hancur. "Percobaan itu akan gagal, tetapi kita harus banyak bersabar dan menunggu keruntuhannya," ujar Eliot, "Sementara itu, pulihkan waktu: sehingga iman dapat tetap dijaga selama berabad-abad kegelapan di depan kita, agar kita bisa memperbarui dan membangun kembali peradaban dan menyelamatkan dunia dari kehancuran." Dia tidak menyetujui pandangan bahwa masyarakat harus dikuasai oleh gereja. Menurutnya, masyarakat harus dikuasai oleh prinsip-prinsip Kristen saja, dan orang-orang Kristen perlu memunyai "kesadaran pikiran dan hati nurani untuk bangsa." Eliot kemudian beralih menulis drama pada tahun 1930 dan 1940, karena dia percaya bahwa drama memikat orang-orang yang mencari spiritualitas. Pada tahun 1935, dia mementaskan pertunjukan pertamanya "Murder in the Cathedral", drama berdasarkan kisah martir Thomas Becket. Dalam drama ini, Eliot berulang-ulang menggemakan bahwa iman dapat hidup hanya jika para pengikut setia siap mati untuknya. Drama ini disusul dengan drama "The Family Reunion" (1939) dan "The Cocktail Party" (1949), sukses terbesar teaternya. Dalam drama-dramanya, dia berhasil menangani tema-tema moral dan religius yang rumit, serta menghibur penontonnya dengan alur yang jenaka dan satir sosial yang tajam. Eliot meninggal karena kesehatannya yang memburuk pada tanggal 4 Januari 1965. Dia dikremasikan di Golders Green Crematorium. Sesuai dengan permintaan Eliot, abunya dibawa ke St. Michael`s Church di East Coker, desa tempat emigrasi nenek moyangnya. Dirangkum dari: 1. __________. "T. S. Eliot, Modernist Poet". Dalam http://www.christianitytoday.com/ch/131christians/poets/tseliot.html?start=2 2. __________. "T. S. Eliot". Dalam http://www.answers.com/topic/t-s-eliot#ixzz1OkPjv9bC 3. __________. "T. S. Eliot Biography". Dalam http://www.notablebiographies.com/Du-Fi/Eliot-T-S.html#ixzz1MxiWJn2k PENA MAYA: PENULISMUDA.COM Menulis adalah hak semua orang -- kaum tua, anak muda, bahkan anak-anak. Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa untuk menjadi penulis berbobot, kita harus melewati "fase-fase pertumbuhan". Seorang penulis profesional nan mahir pun, tidak dengan sendirinya mencapai sukses. Mereka pasti pernah mengalami berbagai kegagalan dan jatuh bangun dalam menyusun, serta mengembangkan tulisan yang berkualitas. Situs Penulismuda.com adalah sebuah situs yang disediakan sebagai media bagi para penulis muda, penulis pemula, atau remaja yang ingin menyalurkan bakatnya di bidang kepenulisan. Semua informasi ditampilkan secara singkat di halaman utama, dan Anda tetap bisa mengeksplorasi konten lebih dalam di halaman baru berikutnya. Tampilan situs ini sangat sederhana, namun isi situs ini cukup banyak. Kategori tulisannya pun bervariasi, mulai dari artikel, puisi, cerpen, dan cermin (cerita mini). Dengan bergabung di situs ini, Anda dapat mengaktualisasikan diri secara profesional. Bahkan, Anda bisa memperoleh kesempatan luas untuk mengirim naskah yang berupa artikel, antologi puisi, kumpulan cerpen, bunga rampai, dan kumpulan kritik untuk dimuat, dipublikasikan, atau diterbitkan secara cetak. Dari situs ini, Anda juga bisa mengetahui buku-buku yang bisa melengkapi Anda dalam mengembangkan keterampilan menulis. Jadi, jika saat ini Anda terpikat dengan dunia menulis, datanglah ke situs ini dan mulailah menulis. (SS) ==> http://www.penulismuda.com/ Tanggal akses: 10 Juni 2011 STOP PRESS: KELAS DISKUSI PESTA -- NATAL 2011 Apakah Anda rindu memperoleh pemahaman mendalam mengenai makna Natal yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan? Kami mengundang Anda untuk bergabung dalam kelas Diskusi Natal 2011, yang diselenggarakan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) <http://ylsa.org> melalui program Pendidikan Elektronik Studi Teologi Awam (PESTA) <http://pesta.org>. Diskusi akan diselenggarakan melalui milis diskusi (email) dan akan dimulai pada 1 November -- 05 Desember 2011. Setiap peserta yang telah mendaftarkan diri wajib menulis renungan singkat mengenai Natal dengan judul bebas, namun masih berhubungan dengan makna Natal. Ukuran maksimal isi tulisan sebesar 250 -- 300 kata. Renungan dikumpulkan paling lambat pada tanggal 5 Desember 2011, atau selama diskusi berlangsung. Pendaftaran peserta dibuka mulai 12 September -- 31 Oktober 2011. Segera daftarkan diri Anda ke admin PESTA di alamat email < kusuma(at)in-christ.net > Kontak: < penulis(at)sabda.org > Redaksi: Truly Almendo Pasaribu, Sri Setyawati (c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org/ > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/penulis > Berlangganan: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |