Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/85

e-Penulis edisi 85 (19-5-2011)

Kreatif Menulis Drama (II)

__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
                          Edisi 085/Mei/2011
                   Tema: Kreatif Menulis Drama (II)

DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: RINDU MENULIS DRAMA?
TIP MENULIS: STRATEGI MENULIS NASKAH DRAMA SINGKAT
TOKOH PENULIS: OSWALD CHAMBERS -- PENULIS, PENGAJAR, DAN PENDETA
PENA MAYA: FICTION FACTOR

                  DARI REDAKSI: RINDU MENULIS DRAMA?

Sebagian besar dari kita tentu tidak asing dengan drama. Kita pernah
menonton drama, mungkin juga ada dari antara kita pernah bermain
drama. Bagaimana dengan menulis naskah drama? Apakah Anda pernah
melakukannya? Jika ya, tentu ini menjadi hal yang mengasyikkan dan
menantang, bukan?

Melanjutkan pembahasan edisi sebelumnya, kali ini e-Penulis menyajikan
tip-tip untuk menulis drama singkat. Semoga dengan tip-tip yang kami
sajikan, Anda dapat menulis drama dengan lebih mudah dan menyenangkan.
Ikuti juga ulasan menarik tentang seorang penulis terkenal pada abad
ke-20, Oswald Chambers. Sepak terjangnya di dunia literatur semoga
bisa memberi inspirasi bagi Anda. Di kolom terakhir, kami
memperkenalkan satu situs kepenulisan yang banyak menawarkan
tulisan-tulisan fiksi kepada Anda. Kiranya dengan sajian kami kali
ini, Anda memperoleh semangat dan inspirasi baru untuk terus menulis.
Selamat mengikuti, dan jadilah berkat melalui tulisan Anda.

Staf Redaksi e-Penulis,
Sri Setyawati
< http://pelitaku.sabda.org >

"Meniru adalah awal dari sebuah seni." -- Aristoteles.

          TIP MENULIS: STRATEGI MENULIS NASKAH DRAMA SINGKAT
                 Diringkas oleh: Truly Almendo Pasaribu

Ketika berbicara tentang drama, banyak hal yang terlintas dalam
pikiran kita. Salah satu yang sering terpikirkan adalah, "Aduh,
panjang sekali!" Biasanya ketika melihat drama yang bagus, seakan
membuat waktu serasa terbang. Banyak drama panjang yang dipentaskan,
paling tidak membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Beberapa drama, seperti
drama terkenal karya Shakespeare dan Eugene O`Neil, jauh lebih panjang
-- sangat panjang. Namun demikian, ada juga drama tanpa jeda yang
dimainkan kurang dari satu jam.

Drama yang berdurasi 30 menit sampai 1 jam, biasanya disebut drama
satu babak. Menulis drama satu babak dapat menjadi pengalaman yang
seru! Ingatlah, bahwa menulis naskah memerlukan latihan, eksperimen,
pembelajaran, strategi menulis, dan bantuan dari para ahli. Kiat-kiat
menulis di bawah ini, kiranya dapat membantu Anda untuk memulai
menulis drama.

1. Baca dan tontonlah drama satu babak.

Pertama-tama, bagi siapa saja yang ingin memperoleh keahlian baru,
carilah contoh-contoh untuk ditiru. Tersedia banyak kumpulan drama
satu babak, yang memungkinkan Anda membaca karya-karya baik dari
penulis drama yang sudah terkenal maupun yang masih baru. Pelajarilah
konstruksi naskah-naskah tersebut. Apa yang terjadi? Kapan? Berapa
banyak latar dan karakter yang diperlukan? Berapakah jangka waktu
cerita drama itu? Satu hari? Satu tahun? Selain itu, drama memunyai
isi dan bentuk yang beragam. Itulah alasannya Anda perlu membaca, dan
jika perlu menonton drama-drama satu babak: Anda bisa mengetahui
bermacam-macam cara mengalirkan cerita Anda.

Drama satu babak biasanya berbeda dengan drama panjang. Drama satu
babak memunyai karakter yang lebih sedikit dan mungkin latar yang
lebih sederhana. Biasanya, drama satu babak hanya berfokus pada
karakter utama dan satu kejadian atau satu tujuan. Sementara waktu
untuk subalur (subplot) dan adegan yang tidak melibatkan karakter
utama, kisahnya hanya sedikit. Inilah yang harus Anda perhatikan saat
membaca drama satu babak, dan sesuatu yang perlu diingat saat Anda
masuk ke dalam proses menulis.

2. Tentukan karakter utama.

Pertanyaan utama yang perlu ditanyakan penulis saat duduk dan
menuturkan ceritanya adalah "Siapakah karakter utama Anda?" Sebuah
cerita, bahkan drama dengan ansamble yang cukup besar, memerlukan satu
titik fokus yang utama. Dalam drama pendek, drama satu babak, Anda
hanya memerlukan sedikit karakter, mungkin 4 atau 5 orang. Penentuan
tokoh utama tidaklah sulit. Bertanyalah, "Cerita siapakah ini? Sudut
pandang siapakah yang kita pakai?" Dialah karakter utama Anda.

3. Berikanlah karakter Anda sebuah tujuan.

Setelah menentukan karakter utama, carilah tujuannya. Seorang
karakter, dalam karya apa pun, perlu memunyai satu sasaran yang
diperjuangkannya sepanjang cerita. Contohnya, Hamlet mau melakukan
kebaikan untuk ayahnya. Dorothy ingin pulang ke Kansas. Untuk menulis
drama, Anda perlu menentukan tujuan karakter utama Anda. Untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya, dia perlu melakukan hal-hal
lainnya, tetapi "keinginan" utama yang mendominasinya haruslah sama.
Artinya, drama Anda berisi tentang apa yang karakter Anda inginkan.

4. Pikirkanlah rintangan-rintangan yang akan dihadapi karakter Anda.

Banyak orang mengatakan bahwa jantung dari sebuah tulisan yang
dramatis adalah konflik. Setelah menentukan karakter utama,
tentukanlah rintangan-rintangan yang akan dihadapinya, dan bagaimana
dia mengatasinya (jika dia berhasil mengatasinya). Ingatlah, setiap
tantangan harus selalu lebih sulit daripada sebelumnya. Contohnya,
Anda ingin melihat tokoh utama Anda membunuh musuhnya yang licik,
kemudian tokoh utama Anda kebingungan mencari jalan ke sebuah rumah.
Anda ingin tokoh utama Anda menemukan jalannya -- sebuah rintangan
yang berhasil diatasi dan kemudian membunuh musuhnya (mungkin ini
adalah peristiwa klimaks dalam cerita, tergantung dari tujuan karakter
Anda).

5. Kembangkan karakter-karakternya.

Saat menciptakan rintangan-rintangan dalam cerita, Anda akan
mengembangkan karakter-karakter Anda, baik karakter utamanya maupun
karakter-karakter pendukungnya. Pikirkanlah apa yang diinginkan oleh
para karakter pendukung -- mereka juga perlu memiliki tujuan.
Pikirkanlah bagaimana karakter-karakter itu dapat saling menjadi
rintangan bagi satu sama lain. Pikirkan juga tentang bagaimana
karakter dalam drama-drama favorit Anda, tersingkap saat mereka
mengatasi konflik, bagaimana mereka berinteraksi dengan tokoh lain,
dan bagaimana tokoh lain menggambarkan mereka. Gunakan teknik-teknik
yang sama untuk mengolah karakter-karakter dalam drama Anda.

6. Kembangkan latarnya.

Saat mengembangkan cerita dan karakter dari naskah Anda, pikirkanlah
juga latarnya. Biasanya, drama satu babak memunyai latar yang
sederhana, sehingga penonton perlu menggunakan imajinasi mereka. Ada
pula drama satu babak yang memunyai latar yang rumit. Akan tetapi,
ingatlah jika Anda adalah seorang penulis naskah pemula yang mencoba
membuat karya Anda diproduksi, latar yang rumit biasanya bisa
memberatkan Anda sendiri -- tetapi tentunya, berikanlah yang terbaik
untuk drama Anda. Latar itu penting. "The Wizard of Oz" membutuhkan
"Oz". Anda juga bisa membuat latar kafe atau ruang tamu yang tidak
memunyai efek apa pun untuk karakter Anda. Perhatikanlah latar dari
naskah-naskah kesukaan Anda -- bagaimana latar bisa berhasil dengan
karya Anda, seberapa penting latar itu, dan bagaimana penulis drama
menggambarkannya.

7. Buatlah garis besar adegan-adegan Anda.

Sebuah adegan adalah unit dasar dalam sebuah drama. Adegan dapat
digambarkan sebagai potongan drama yang terjadi pada satu waktu dan
satu tempat. Jika Anda membaca beberapa drama, Anda bisa menganalisa
bagaimana penulis naskah memecahkan satu babak menjadi beberapa
adegan. Ada babak yang terdiri dari satu adegan, sementara itu ada
juga babak yang memunyai banyak adegan, bahkan dalam drama satu babak
sekalipun. Kuncinya adalah setiap adegan menggerakkan cerita atau
menyingkapkan karakter-karakternya. Dengan kata lain, setiap adegan
perlu menyertakan konflik, bukan sekadar karakter-karakter yang sedang
membicarakan konflik. Selain itu, setiap konflik perlu melibatkan
pemain utama yang sedang mengejar tujuannya. (Dalam drama yang
memunyai banyak babak, Anda bisa memunyai adegan-adegan yang tidak
menghadirkan karakter utamanya. Akan tetapi, Anda tidak mau
menghabiskan waktu untuk adegan-adegan seperti itu dalam drama satu
babak.)

Tugas Anda adalah mengubah daftar rintangan yang dihadapi karakter
utama Anda menjadi adegan. Contohnya, "Penyihir yang Jahat" menjadi
"Dorothy melawan Penyihir yang Jahat dan mengambil sapunya." Beberapa
orang lebih senang menulis adegan-adegan itu secara langsung, daripada
membuat garis besarnya terlebih dahulu. Kita melakukannya, meskipun
menulis semua adegan, jauh lebih sulit daripada mengatur beberapa
garis besarnya dulu.

8. Tulis dan tulis ulang.

Saat Anda mengetahui ke mana arah karakter utama Anda, inilah waktunya
untuk benar-benar menulis drama. Tidak ada cara lain untuk
melakukannya. Jika Anda pernah menulis sebelumnya, Anda pasti tahu
bahwa tulisan yang baik dihasilkan dari beberapa draf. Jika Anda belum
pernah menulis sebelumnya -- tulisan yang baik dihasilkan dari
beberapa draf. Jadi, saat menulis ingatlah bahwa tulisan Anda tidak
akan sempurna awalnya. Itu sudah biasa. Teruskanlah!

Selain itu, pikirkanlah bahwa penulisan kreatif dalam bentuk apa pun,
adalah keterampilan yang perlu diasah dan dipoles melalui pengalaman.
Ikutilah kursus menulis drama, jika Anda tidak memunyai latar belakang
menulis. Jika Anda memunyai latar belakang penulisan, Anda tahu bahwa
menganalisa drama sudah cukup untuk "menguasainya".

Para penulis terkadang kembali ke hal-hal dasar untuk melihat apakah
mereka mengenai sasaran mereka: Apakah sudah ada karakter utama
mengejar sebuah tujuan? Apakah rintangan dan karakter-karakternya
menarik? Apakah dialognya terdengar alami? Penonton barangkali melihat
bagian lebih rumit dari drama itu juga: Apakah temanya tersampaikan?
Apakah ada metafora yang bagus?

Biasanya, kita kesulitan menilai secara objektif apa yang perlu
dikembangkan. Anda perlu mengerjakan bagian besarnya sendiri, tetapi
jangan bekerja dalam ruang hampa. Carilah guru, sesama penulis,
konsultan bayaran, atau asosiasi yang terpercaya, dan mintalah mereka
memberikan pendapat tentang perubahan yang bisa dibuat.

9. Carilah berbagai kesempatan untuk mengirimkan naskah Anda.

Banyak kontes menulis naskah yang mencari drama satu babak. Banyak
juga perusahaan-perusahaan teater yang dengan senang hati menerima
pengiriman drama satu babak. Lain ceritanya jika kesempatan-kesempatan
ini menawarkan uang. Akan tetapi, jika Anda menulis karena Anda
mencintainya (dan memunyai pekerjaan sehari-hari yang ringan), rasa
gembira dan bahagia saat melihat karya Anda diproduksi sudah cukup
menjadi bayarannya. Beberapa situs memunyai daftar kontes menulis
naskah teater dan pedoman pengiriman naskah teater.

Penutup

Menulis drama sepanjang apa pun selalu menantang, tidak terkecuali
menulis drama satu babak yang perlu mencakup semua elemen drama yang
panjang dalam waktu yang terbatas, tetapi tetap memiliki nuansa,
kedalaman yang bisa memberikan penonton sebuah pengalaman yang tak
terlupakan. Strategi-strategi penulisan ini bisa menolong Anda. Jika
Anda mengikuti contoh dan kiat-kiat yang bagus, meluangkan waktu untuk
prapenulisan, dan mencurahkan diri Anda untuk menyunting naskah
seperlunya, hal ini dapat membantu Anda untuk memberikan yang terbaik
dan naskah terbaik di atas panggung. (t/Uly)

Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs: How to Do Things
Alamat URL: http://www.howtodothings.com/hobbies/
            a4248-how-to-write-a-one-act-play.html
Judul asli artikel: Writing a One Act Play: Writing Strategies
Penulis artikel: B. Danesco
Tanggal akses: 15 Februari 2011

    TOKOH PENULIS: OSWALD CHAMBERS, PENULIS, PENGAJAR, DAN PENDETA

Oswald Chambers adalah seorang hamba Tuhan dan pengajar yang terkemuka
pada awal abad ke-20. Dia adalah orang Kristen asal Skotlandia.
Chambers sangat terkenal karena bukunya, "My Utmost for His Highest",
diminati banyak orang.

Chambers lahir tanggal 24 Juli 1874 di Aberdeen, Skotlandia dari
pasangan orang tua Kristen yang saleh. Chambers menerima Kristus saat
masih remaja. Dalam perjalanan pulang dari ibadah yang dipimpin oleh
Charles Spurgeon, dia mengatakan kepada ayahnya, bahwa jika ada
kesempatan dia ingin menjadi Kristen. Iman Chambers bertumbuh dengan
cepat, tetapi dia belum berencana untuk bergabung dalam pelayanan. Dia
belajar di Sekolah Seni Kensington dan melanjutkan pendidikannya di
Universitas Edinburgh. Di sana dia belajar seni rupa dan arkeologi.
Akan tetapi, ketika berada di Edinburgh, dia merasa terpanggil untuk
melayani dan akhirnya dia masuk ke Dunoon College. Sebagai seorang
murid yang memiliki talenta istimewa, Chambers pun mulai mengajar dan
membentuk komunitas lokal yang didedikasikannya untuk Robert Browning,
penyair favoritnya. Pada waktu itu, Chambers tidak menemukan kepuasan
dalam kekristenan. Menurutnya, Alkitab merupakan buku yang
"menjemukan" dan tidak memberi inspirasi.

Setelah mengalami kekeringan rohani selama 4 tahun, Chambers menyadari
bahwa dia tidak mampu menyucikan dirinya. Setelah dia menyadari bahwa
kekuatan dan kedamaian yang dia cari hanya ada di dalam Kristus, dalam
kehidupan Kristus yang menebus dosanya, dia mengalami kebangunan
rohani yang luar bisa, sehingga dia menggambarkannya sebagai sebuah
"kebebasan cemerlang dan tak terungkapkan dengan kata-kata".

Dengan kekuatan baru, Chambers menjelajahi dunia. Dia singgah di
Mesir, Jepang, dan Amerika. Dalam salah satu kunjungannya ke Amerika,
dia bertemu dengan Gertrude Hobbs. Pada tahun 1910, dia menikahi Hobbs
yang panggilan sayangnya "Biddy." Tanggal 24 Mei 1913, Biddy
melahirkan anak semata wayangnya, Kathleen.

Tahun 1911, Chamber mendirikan sekaligus menjadi pimpinan Kolese Bible
Training di Clapham, London. Pada tahun 1915, Chambers mengajukan diri
dan diterima sebagai pendeta YMCA karena dia merasa terpanggil dalam
upaya perang (PD I). Dia menyampaikan bahwa Kolese Bible Training
dinonaktifkan selama perang berlangsung. Chambers ditugaskan ke
Zeitoun di Mesir. Di sana dia melayani pasukan Australia dan New
Zealand yang menjadi korban amukan perang Gallipoli.

Chambers meninggal tanggal 15 November 1917 di Mesir akibat penyakit
usus buntu kronis. Dia sudah menderita sakit usus buntu kronis selama
3 hari, sebelum dia mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Dia
tidak mau dirawat di rumah sakit, karena tempat-tempat di rumah sakit
lebih dibutuhkan oleh para tentara yang terluka.

Meskipun ada lebih dari 30 buku yang mencantumkan namanya, dia hanya
menulis satu buku, "Baffled to Fight Better." Istrinya, Biddy, adalah
seorang stenografer dan bisa mengetik dengan kecepatan 150 kata per
menit. Selama dia mengajar di Kolese Bible Training dan berbagai
tempat di Mesir, Biddy terus mencatat pelajaran-pelajaran yang
disampaikannya kata per kata. Dia menghabiskan sisa waktu hidupnya
selama 30 tahun untuk menyusun catatannya ke dalam sejumlah besar
karya-karya Chamber yang diterbitkan. (t/Setya)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Christian Classic Ethereal Library
Alamat URL: http://www.ccel.org/ccel/chambers?show=biography
Judul asli artikel: Oswald Chambers - (1874-1917), Scottish Protestant
                    Minister and Teacher
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 12 Februari 2011

                        PENA MAYA: FICTION FACTOR

Apakah Anda gemar menulis atau membaca cerita fiksi? Jika ya,
kunjungilah situs Fiction Factor. Sesuai namanya, situs ini
didedikasikan untuk para penggemar fiksi. Fiction Factor menyajikan
bahan-bahan yang membahas masalah seputar penulisan fiksi. Bahan-bahan
berbahasa Inggris ini tentunya bisa menambah wawasan serta masukan
bagi para penulis fiksi. Menariknya, situs ini terbagi dalam
situs-situs kecil lainnya yaitu: Fantasy Factor, Sci-Fi Factor,
Children`s Fiction Factor, Romance Factor, Horror Factor, Erotica
Factor, dan Christian Fiction Factor. Anda bisa membaca
artikel-artikel tentang dunia fiksi Kristen dengan mengunjungi situs
kecil Fiction Factor di < http://christian.fictionfactor.com >. Selain
itu, Anda bisa mendapatkan surat elektronik jika Anda berlangganan.
Selamat berkunjung. (TAP)

==> http://www.fictionfactor.com

Kontak: < penulis(at)sabda.org >
Redaksi: Truly Almendo, Sri Setyawati
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/penulis >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org