Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/7

e-Penulis edisi 7 (18-5-2005)

Arah Dalam Penulisan Kristiani


<><============================><>*<><=============================><>
                       ><><>< e-Penulis ><><><
                       (Menulis untuk Melayani)
                          Edisi 007/Mei/2005
<><============================><>*<><=============================><>
                    ARAH DALAM PENULISAN KRISTIANI
<><============================><>*<><=============================><>
=#= DAFTAR ISI =#=
    * Dari Redaksi  : Menulis dengan Misi
    * Artikel       : Arah dalam Penulisan Kristiani
    * Kesaksian     : Bertahan dari Pencucian Otak
    * Pojok Bahasa  : Jangan Lupa Subjek dan Predikat
    * Seputar CWC   : 1. Mari Memberikan Masukan
                      2. Tulisan Baru di CWC
    * Info          : Diskusi "Strategi Menulis Artikel yang Menembus
                      KOMPAS"
    * Surat Anda    : Syarat Posting Tulisan ke CWC

<><============================><>*<><=============================><>
=#= DARI REDAKSI =#=

  Salam damai dalam Kristus,

  Menuliskan pengalaman pribadi bisa menjadi berkat bagi banyak orang.
  Agar tulisan tersebut dapat diterbitkan, dibaca banyak orang dan
  bisa memberikan dampak yang positif, maka menulis pengalaman pribadi
  tidak boleh hanya menulis untuk sekadar menulis, tanpa misi dan
  tujuan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penulis
  Kristen, yaitu dalam hal arah dan misi tulisan yang dibuat.

  Artikel yang ditampilkan dalam e-Penulis Edisi 007/2005 kali ini
  akan sangat bermanfaat bagi Anda karena menyajikan uraian tentang
  arah dan misi dalam menulis. Kami juga memberikan contoh tulisan
  yang berupa kesaksian dari Richard Wurmbrand yang kami harap dapat
  menjadi berkat dan inspirasi buat Anda. Ada juga pelajaran tentang
  Subjek dan Predikat dalam Kolom Pojok Bahasa, dan ajakan kami kepada
  Anda untuk terus berpartisipasi di dalam CWC.

  Langsung saja Anda menyimak sajian kami. Tuhan memberkati. (Puj)

  Tim Redaksi

<><============================><>*<><=============================><>
=#= ARTIKEL =#=

                    ARAH DALAM PENULISAN KRISTIANI
                    ==============================

  Seorang editor mengeluh, "Sebagian tulisan yang saya terima
  kesaksian melulu. Sebagian lagi tulisan yang mengkhotbahi. "Payah,"
  katanya bernada murung. "Apakah tidak ada orang Kristen yang dapat
  membedakan kesaksian, khotbah, dan artikel?", 1. Pengalaman pribadi
  ---------------------
  Pengalaman pribadi yang unik dan bermanfaat bagi orang lain memang
  diperlukan oleh umat Kristen. Setiap pembaca majalah Kristen atau
  tulisan yang bersifat Kristiani yang dimuat di majalah umum
  sekalipun, pada prinsipnya dihargai orang. Mungkin saja tulisan itu
  bersifat informatif atau sebuah kesaksian yang menjadi teladan.
  Setiap pembaca menginginkan tuntunan rohani. Mereka memerlukan
  pertolongan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi mereka.

  Dalam majalah umum dewasa ini sudah lazim ditemukan ruangan khusus
  mengenai pengalaman pribadi. Cerita yang memang benar-benar terjadi
  dituliskan dengan cara yang menarik dan memikat, tetapi tidak
  fiktif! Editor khusus ruangan itu harus sangat jeli sehingga dapat
  melihat apakah tulisan yang diterimanya itu ditulis dengan sungguh-
  sungguh sebagai pengalaman pribadi atau hanya sebuah rekaan belaka.
  Bila tulisan itu rekaan belaka, maka editornya tidak akan memuatnya
  di ruangan tersebut. Pengalaman pribadi yang mengesankan yang
  diinginkannya bukanlah jenis cerita pendek yang bersifat fiktif.
  Tidak pula kesaksian yang "mengkhotbahi".

  Masalah utama yang dihadapi oleh editor yang disebutkan dalam awal
  tulisan ini ialah penyajian bahan itu! Sebuah kesaksian dapat
  menjadi tulisan yang bagus bila diolah menurut sistematika tulisan.
  Mereka yang hendak membagikan pengalamannya, pengharapan yang
  dimilikinya, hendaknya menuangkan pengalaman itu dalam bentuk
  tulisan yang teratur, menurut teknik penulisan yang cocok untuk itu.
  Pesan yang terkandung di dalamnya perlu "dibungkus" dengan kerangka
  berpikir yang sudah dibakukan. Kerangka berpikir itu dijelmakan
  dalam tulisan yang memenuhi syarat.

  Pengalaman pribadi yang berisi kesaksian tentang Kristus, yang
  berlandaskan sabda-Nya, memang memiliki bingkai tersendiri, dengan
  ungkapan yang khas untuk itu. Tetapi bukan berarti cara penulisannya
  tidak perlu ditata kembali.

  2. Penyajian tulisan itu
  ------------------------
  Secara fisik, tulisan sebaiknya disajikan dalam bentuk ketikan, rapi
  dan bersih, berjarak dua spasi, dan bagian sisi kiri serta kanan
  kertas ketikan dikosongkan kurang lebih 1,5 inci. Mengapa sebaiknya
  disajikan dalam bentuk ketikan? Untuk memudahkan editor membacanya.
  Dua spasi? Untuk memudahkan pemeriksaan, koreksi, dan catatan yang
  diperlukan. Pinggir yang dikosongkan? Juga untuk tempat tanda cetak
  bagi editor. Naskah yang kurang memenuhi syarat yang disebutkan di
  atas, cenderung mengurangi minat editor untuk membacanya. Ingat,
  editor adalah manusia biasa yang jemu membaca naskah yang kurang
  rapi. Sebaliknya, ia senang menerima naskah yang ditulis dengan rapi
  sekalipun sesungguhnya pandangan pertama ini tidaklah mutlak
  menentukan diterima tidaknya tulisan itu. Bukankah naskah yang acak-
  acakan atau jorok cenderung memberikan kesan yang kurang bermutu dan
  rendah?

  Penilaian fisik ini penting. Di samping menghemat waktu, juga
  menghemat tenaga. Tidak semua editor mempunyai sekretaris yang
  bertugas untuk mengetik kembali naskah yang sudah dikoreksinya.

  Setiap tulisan harus mempunyai judul. Judul itu biasanya
  mencerminkan isi yang dikandung artikel itu. Judul itu harus pendek
  dan jelas. Judul memberikan gambaran di dalam pikiran orang, sesuatu
  yang ringan atau berat. Pada umumnya, editor tidak begitu senang
  menerima naskah yang berisi hal-hal yang berat dan pelik-pelik,
  kecuali majalah khusus untuk itu, misalnya majalah teknik dan ilmu
  serta pengetahuan yang ditujukan kepada orang-orang tertentu saja.
  Artikel yang mengetengahkan hal-hal yang terlalu bersifat umum pun
  kurang menarik perhatiannya, apalagi artikel yang bersifat bombastis
  atau muluk-muluk. Oleh karena itu, mempelajari isi suatu majalah
  adalah amat penting sebelum menulis untuk majalah itu. Janganlah
  seorang penulis bertolak dari pendapatnya sendiri, jika ia merasa
  artikel yang ditulisnya bagus, otomatis semua editor akan menerima
  dan menerbitkannya di majalah mereka. Masing-masing penerbitan
  memiliki peraturan sendiri. Bahkan ada penerbit yang menyediakan
  brosur bagaimana menulis untuk majalah mereka. Jika ada penerbit
  yang demikian, lebih baik mintalah dari mereka agar Anda dapat
  menyesuaikan tulisan Anda dengan yang dikehendaki mereka. Anda bukan
  menulis untuk diri sendiri, bukan?

  Yesus Kristus memang tidak pernah dikatakan menulis artikel.
  Perkataan-Nya ditulis para rasul yang digerakkan oleh Roh Kudus.
  Dari hasil tulisan dan kesaksian para rasul itu, kita dapat membaca
  pelbagai bentuk ungkapan dan cara menyampaikan firman. Yesus kadang-
  kadang menggunakan perumpamaan, percakapan, wawancara, bahkan doa
  untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di sekeliling-Nya.
  Semua itu disesuaikan-Nya dengan isi kabar itu sendiri. Untuk
  mengajarkan "kasih" misalnya, Yesus memberikan perumpamaan tentang
  orang Samaria yang baik hati. Di dalamnya terkandung pelbagai
  tafsiran, yaitu mana yang lebih baik berkata-kata di dalam bait
  Allah, memberikan khotbah dengan suara nyaring, atau melakukan
  tindakan yang berdasarkan kasih? Yesus menuturkan sesuatu tentang
  hal "berbuat" dan itulah pesan yang tersirat di dalam perumpamaan
  itu.

  Editor memerlukan cara seperti itu (tetapi bukan berarti ia
  mengharapkan supaya penulis artikel menulis artikelnya dalam bentuk
  perumpamaan, bukan. Maksudnya ialah biarlah artikel itu sendiri
  memberikan pesannya bukan menggurui).

  Sebuah tulisan harus terarah. Ada pokok pembahasan khusus yang
  dipilih dengan sangat hati-hati. Pokok pembahasan ini dapat dipetik
  dari kehidupan sehari-hari, atau dipelajari dari buku-buku, melalui
  penyelidikan, dengan sumber yang jelas. Penyajian harus segar,
  mencerminkan suatu gagasan yang utuh, positif, dan praktis. Pokok
  masalah itu harus menarik. Di dalamnya ada suatu kekuatan yang
  menggerakkan orang, pembacanya, untuk melakukan sesuatu sesuai
  dengan yang diinginkan penulisnya. Ingat, di sekeliling Anda begitu
  banyak saingan yang amat menarik yang dapat mengalihkan pikiran
  pembaca dari tulisan yang bersifat keagamaan. Penyajian sangat
  memegang peranan penting. Manusia sekarang cepat sekali bosan. Para
  penyiar televisi bersaing keras untuk merebut hati penonton, kalau
  acara dari satu saluran kurang menarik, dalam sekejap saja penonton
  akan pindah ke saluran lain! Begitu pula di dunia penulisan.

  Kalimat-kalimat permulaan harus menarik, juga bagian isi, dan
  penutupnya. Tujuan yang jelas akan membuat pembaca betah meneruskan
  bacaannya. Di dunia ini begitu banyak yang menarik, dan biasanya
  penulis pemula cenderung memasukkan semua hal yang menarik
  perhatiannya ke dalam tulisannya, sehingga pembaca menjadi bingung
  karena tidak dapat melihat dengan jelas arah yang akan ditempuhnya.
  Dan pembaca pertama dari naskah Anda ialah editor majalah yang Anda
  kirimi. Jika ia bosan dan tidak menemukan tujuan tulisan Anda, maka
  ia pun akan mengembalikan tulisan tersebut!

  Yang perlu diperhatikan oleh penulis Kristiani ialah dampak tulisan
  itu sendiri. Apakah penulis tetap pada tujuan yang ditetapkannya
  semula dan mengembangkannya sampai akhir tulisan itu? Seorang editor
  menilai sebuah tulisan dengan bertanya kepada dirinya sendiri,
  "Apakah dampak artikel ini kalau saya muat?" "Apakah pembaca akan
  diajak berpikir dan memberi respon?" Sebuah tulisan tidak akan
  dimuat oleh editor hanya karena ia mengenal baik penulisnya. Seorang
  kawan yang baik lalu menulis, belum tentu hasil tulisannya menjadi
  baik. Seorang yang memiliki pengalaman kristiani dan kemudian
  menuliskan pengalamannya yang mengesankan itu, belum tentu
  menghasilkan sebuah karya yang bermutu tinggi.

  Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan itu, penulis mempunyai
  alat yang tidak boleh dilupakannya, yang harus disadarinya dengan
  sungguh-sungguh, yaitu penggunaan kata-kata yang sederhana. Bahasa
  yang sederhana dengan isi yang mendalam adalah alat yang paling
  mantap untuk berkomunikasi. Orang sekarang tidak mau lagi diajak
  membuka kamus setiap kali bertemu dengan kata-kata yang sukar.
  Mereka akan melewatkan kata itu dan beralih ke halaman berikutnya,
  atau menutup sama sekali majalah yang sedang dibacanya, lalu beralih
  ke majalah lain atau kepada kegiatan lain. Kemajuan teknologi
  sekarang ini membuat kebanyakan orang malas berpikir. Orang tidak
  perlu berhitung luar kepala karena sudah ada mesin kalkulator.
  Kalimat yang panjang-panjang dan berbelit-belit hanya melelahkan
  mata dan membuat pikiran editor kusut, lalu mengembalikan naskah
  itu. Sekalipun isinya merupakan kesaksian kristiani yang
  mengesankan!

  Editor selalu memilih yang terbaik untuk diterbitkannya! Pengalaman
  yang menarik harus dijalin dengan baik, diberi arah yang jelas
  diungkapkan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.

  Bahan dikutip dari sumber:
  Judul Buku       : Bagaimana Menjadi Penulis Artikel Kristiani yang
                     Sukses
  Judul Artikel    : Arah dalam Penulisan Kristiani
  Penulis          : Drs. Wilson Nadeak
  Penerbit         : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1989
  Hal              : 33 - 38

<><============================><>*<><=============================><>
=#= KESAKSIAN =#=

  Richard Wurmbarand adalah seorang pendeta penginjil dari Amerika
  yang pernah mendekap di penjara Rumania yang sangat mengerikan
  selama 14 tahun karena memberitakan Injil. Ia juga adalah seorang
  pengarang dan pendidik Kristen yang telah menulis lebih dari 20
  buku. Pada tahun 1967, hanya dengan modal 100 dolar ia membeli
  sebuah mesin ketik tua dan memulai penerbitan surat kabar yang
  bernama The Voice of The Martyrs, yang hingga kini telah beredar dan
  diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa di seluruh dunia.
  Publikasi ini dipersembahkan untuk menginformasikan kepada dunia
  penderitaan dan penganiayaan yang dihadapi orang-orang Kristen di 40
  negara di dunia yang tertutup bagi Injil. Demikian juga ketika ia
  menuliskan buku-bukunya, tujuannya jelas. Ia menulis tidak hanya
  sekadar menulis, tapi ia menulis agar suara mereka yang saat ini
  dianiaya terdengar dan orang-orang Kristen di seluruh dunia tahu
  bahwa penderitaan adalah bagian dari hidup yang melayani Tuhan.
  Berikut ini adalah cuplikan kecil dari salah satu bagian bukunya.

                     BERTAHAN DARI PENCUCIAN OTAK
                     ============================

  Mungkin orang-orang di Barat mendengar tentang cuci otak pada waktu
  Perang Korea dan Perang Vietnam. Aku telah mengalaminya sendiri.
  Itulah siksaan yang paling mengerikan.

  Kami harus duduk selama tujuh belas jam setiap hari - berminggu-
  minggu, berbulan-bulan, dan bertahun-tahun - untuk mendengarkan:

  Komunisme itu baik!
  Komunisme itu baik!
  Komunisme itu baik!

  Kekristenan itu tolol!
  Kekristenan itu tolol!
  Kekristenan itu tolol!

  Menyerahlah!
  Menyerahlah!
  Menyerahlah!

  Beberapa orang Kristen bertanya kepadaku bagaimana caranya kami
  dapat bertahan dari pencucian otak itu. Hanya satu jalan untuk
  bertahan terhadap pencucian otak, yaitu "pencucian hati." Kalau hati
  kita sudah dibersihkan oleh kasih Yesus Kristus dan jika hati itu
  mencintai-Nya, orang tersebut dapat bertahan dari segala siksaan.

  Apa yang tak akan dilakukan oleh seorang mempelai wanita yang penuh
  kasih untuk mempelai pria yang penuh kasih? Apa yang tak akan
  dilakukan oleh seorang ibu yang penuh kasih untuk anak-anaknya? Bila
  Anda mencintai Yesus seperti Maria tatkala memangku bayi Yesus, bila
  Anda mencintai Yesus seperti seorang pengantin wanita mencintai
  mempelai prianya, maka Anda dapat bertahan menghadapi semua siksaan.

  Tuhan tidak mengadili kita berdasarkan seberapa besar kita dapat
  bertahan, tapi seberapa besar kita dapat mengasihi. Orang-orang
  Kristen yang menderita karena iman mereka di penjara dapat
  mengasihi. Aku adalah saksi bahwa mereka dapat mencintai Tuhan dan
  manusia.

  Penyiksaan dan kekejaman yang brutal terus berlangsung. Jika aku
  sudah kehilangan kesadaran atau pingsan sehingga tidak mampu lagi
  memberikan pengakuan bagi para penyiksa, maka aku dikembalikan ke
  sel. Di situ aku dibiarkan tergeletak setengah sadar supaya
  memperoleh kekuatan untuk disiksa lagi oleh mereka. Banyak orang
  meninggal pada tahap ini, tetapi entah bagaimana kekuatanku selalu
  kembali.

  Dalam tahun berikutnya, dalam beberapa penjara yang berbeda, mereka
  mematahkan empat tulang punggungku dan tulang-tulang yang lain.
  Mereka melukai tubuhku di selusin tempat. Mereka membakar besi panas
  dan pisau dan membuat delapan belas lubang di badanku.

  Saat aku bersama keluargaku ditebus keluar dari Rumania dan dibawa
  ke Norwegia, para dokter di Oslo, setelah melihat semuanya itu dan
  bekas luka di paru-paruku akibat tuberkulosis, mengatakan bahwa
  kehidupanku saat ini murni merupakan mujizat! Menurut buku-buku
  medis mereka, aku seharusnya sudah mati beberapa tahun yang lalu.
  Aku sendiri pun tahu bahwa hal tersebut merupakan mujizat. Allah
  adalah Allah segala mujizat.

  Aku percaya bahwa Allah melakukan mujizat ini agar Anda dapat
  mendengarkan suaraku berseru untuk kepentingan Gereja Bawah Tanah di
  negara-negara teraniaya. Tuhan mengizinkan seseorang keluar hidup-
  hidup dan menyerukan amanat penderitaan saudara-saudara seiman yang
  setia.

  Bahan dikutip dari sumber:
  Judul Buku       : Berkorban demi Kristus (Tortured for Christ)
  Judul Artikel    : Bertahan dari Pencucian Otak
  Penulis          : Richard Wurmbrand
  Penerbit         : Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya, 2002
                     <http://www.persecution.com>
                     <http://www.vom.com.au>
  Hal              : 41 - 42

<><============================><>*<><=============================><>
=#= POJOK BAHASA =#=

                   JANGAN LUPA SUBJEK DAN PREDIKAT
                   ===============================

  Kalimat dapat dilihat dari tiga jenis tatarannya: fungsi, kategori,
  dan peran. Tataran fungsi membagi kalimat atas subjek, predikat, dan
  objek, pelengkap, dan keterangan. Tataran kategori membagi kalimat
  atas kelas kata (kata benda/nomina, kata kerja/verba, kata
  sifat/adjektiva, kata keterangan/adverbial, kata ganti/pronomina,
  kata bilangan/numeralia, kata depan/preposisi, kata
  penghubung/konjungsi, kata seru/interjeksi, dan kata
  sandang/artikel). Tataran peran membagi kata atas jenis perilaku
  (agentif), penderita (objektif), penerima/penyerta (benefaktif),
  tempat (lokatif), waktu (temporal), perbandingan (komparatif), alat
  (instrumental), penghubung (konjungtif), perangkai (preposisi), dan
  seruan (interjeksi).

  Pembagian atas jenis tataran itu jangan dicampuradukkan. Sutan
  Takdir Alisjahbana, misalnya, membuat pembagian objek pelaku, objek
  penderita, dan objek penyerta. Dua tataran digabungkan menjadi satu.
  Bicara tentang objek itu berbicara tentang fungsi, sedangkan tentang
  pelaku, penderita, dan penyerta itu berbicara tentang peran. Begitu
  juga Slamet Mulyana berbicara tentang gatra (= fungsi), yaitu gatra
  pangkal (S), gatra sebutan (P), gatra situasi (K), sedangkan gatra
  pelaku dibaginya atas pelaku I (pemeran), pelaku II (penderita), dan
  pelaku III (penyerta) berbicara tentang peran, bukan fungsi.

  Sebenarnya fungsi terpenting adalah subjek (S) dan predikat (P)
  karena tiap kalimat (tunggal) pasti terdiri atas S dan P, sedangkan
  objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (K) adalah bagian dari P
  inti karena ketiga unsur itu adalah penjelas P inti itu.. Misalnya,
  kalimat `Dia membahas masalah pemilihan umum dalam rapat itu` dapat
  kita uraikan sebagai berikut: Dia (S), membicarakan (P), masalah
  (O), pemilihan umum (Pel), dalam rapat itu (K). Perhatikan:
  `masalah`, `pemilihan umum`, dan `dalam rapat itu` hanyalah bagian
  dari `membicarakan`, bagian-bagian yang tiga itu adalah P dalam arti
  luas.

  Tidak ada kalimat tanpa S dan P. Kalau ada kalimat yang tidak
  memiliki S dan P, misalnya, kalimat jawab atau kalimat perintah, itu
  tidak berarti bahwa S dan P-nya tidak ada. S dan P itu tidak
  disebutkan lagi karena sudah diketahui. Misalnya, kalimat jawab
  `Sudah`. Baik pembicara maupun yang diajak bicara mengerti apa yang
  dimaksud karena bagian kalimat itu merupakan jawaban atas kalimat
  `Kamu sudah makan?` Kalimat itu dilihat dari segi maknanya adalah
  kalimat sempurna, sedangkan dilihat dari segi bentuknya tidak
  sempurna.

  Bahasa yang satu dengan bahasa yang lain tidak sama baik kosakatanya
  maupun strukturnya. Bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa Eropa
  mempunyai perbedaan-perbedaan khusus. Misalnya, kalimat bahasa
  Inggris atau bahasa Belanda bukan kalimat namanya kalau tidak ada
  verbanya karena P dalam bahasa-bahasa itu mesti terdiri atas verba
  (kata kerja). Bahasa Indonesia tidak demikian. Predikat kalimat
  dapat terdiri atas jenis kata lain seperti nomina, adjektiva,
  adverbia, pronomina, numeralia, atau frasa preposisi. Misalnya,
  dalam bahasa Indonesia dapat dikatakan `Saya guru` tetapi dalam
  bahasa Inggris tidak cukup jika dikatakan `I am a teacher`. P-nya am
  (dari verba to be).

  Kita lihat bahwa sebuah kalimat terdiri atas kata-kata sebagai unsur
  segmentalnya, tetapi itu saja tidak cukup. Kalimat harus dilengkapi
  dengan intonasi sebagai unsur suprasegmentalnya. Kalau ditulis `Dia
  sudah makan`, kita belum tahu apa yang dimaksud. Apakah susunan
  kata-kata itu menyatakan suatu pemberitahuan, tetapi kalau ditulis
  `Dia sudah makan?`, maka itu sebuah pertanyaan.

  Bahasa tulis menuliskan kalimat dengan huruf awal pada kata pertama
  dengan huruf kapital dan mengakhiri kalimat itu dengan tanda baca.
  Tanda baca titik (.) menyatakan bahwa kalimat itu sudah selesai
  sebagai kalimat berita/pemberitahuan, tanda tanya (?) menyatakan
  bahwa itu sebuah kalimat tanya, dan tanda seru (!) menyatakan bahwa
  itu sebuah kalimat seru atau kalimat perintah.

  Bahan dikutip dari sumber:
  Judul Majalah   : Intisari Edisi Juni 2004
  Judul Artikel   : Jangan Lupa Subjek dan Predikat
  Penulis         : J.S. Badudu
  Halaman         : 162 - 163

<><============================><>*<><=============================><>
=#= SEPUTAR "CHRISTIAN WRITERS` CLUB" (CWC) =#=

  1. Mari Memberikan Masukan
  --------------------------
  Selain menjadi tempat untuk mempublikasikan tulisan anggota,
  keberadaan Situs CWC juga diharapkan menjadi tempat bagi para
  anggota untuk memberikan masukan bagi tulisan yang dipostingkan.
  Dengan demikian, masing-masing anggota bisa saling membangun dan
  saling belajar. Ini menjadi kesempatan yang bagus sekali bukan?

  Nah, bagi Anda yang ingin memberi masukan atau koreksi, silakan
  menuliskannya dalam bentuk komentar, baik terhadap ejaan/tanda baca
  maupun terhadap alur tulisan atau kaitan antara judul dan isi
  tulisan. Bagikan juga ide-ide bagaimana bisa mengembangkan tulisan
  agar bisa lebih baik lagi. Untuk itu, silakan klik judul tulisan
  yang hendak Anda komentari. Lalu klik lagi tombol "Kirim Komentar".
  Setelah menuliskan komentar, Anda bisa melihatnya dengan mengklik
  klik tombol "Preview". Jika komentar Anda sudah benar seperti yang
  Anda harapkan, silakan klik tombol "OK" untuk mengirimkan komentar
  Anda.

  Bagi Anda yang belum menjadi anggota, silakan mendaftar sebagai
  anggota Situs CWC. OK, kami tunggu komentar-komentar Anda yang
  membangun di:
  ==>  http://www.ylsa.org/cwc/

  2. Tulisan Baru di CWC
  ----------------------
  Redaksi mengucapkan terima kasih kepada anggota CWC yang telah aktif
  mengirimkan tulisan ke Situs CWC. Sampai saat ini terdapat 85
  tulisan yang dapat Anda baca sekaligus Anda berikan komentar.
  Berikut ini judul tulisan baru yang diposting anggota selama April
  2005:

  * Cara Cepat Jadi Kuper
    Oleh  : truegossiper

  * Jon Lotre
    Oleh  : pakdokter

  * Belajar Dari Film (Bag. 1 - Saving Private Ryan)
    Oleh  : Erzelo

  * Apostatic & Problematic Believers
    Oleh  : truegossiper

  * Rapat Pekerja & Kebodohannya
    Oleh  : truegossiper

  * The Shifts of Evangelism
    Oleh  : truegossiper

  * Kehangatan Kasih YESUS
    Oleh  : chris

  * Mengapa IA disebut bodoh???
    Oleh  : chris

  * Hidup dalam Berkat
    Oleh  : chris

  * Sudahkah Anda Mengabarkan Injil, pada Hari ini?
    Oleh  : pakdokter

  * Satu hal yang PALING MENYENANGKAN dalam hidup ini.
    Oleh  : chris

  Untuk membaca, memberi tanggapan (khusus anggota) atau mengirimkan
  tulisan ke rekan Anda, silakan mengarahkan browser Anda ke:
  ==>  http://www.ylsa.org/cwc/

  Tidak bosan-bosannya kami mengharapkan para anggota e-Penulis yang
  memiliki tulisan Kristiani baik artikel, puisi, cerpen, atau
  renungan untuk mengirimkan tulisan Anda ke Situs CWC. Dengan senang
  hati, Redaksi akan menampilkan tulisan tersebut di Situs CWC
  sehingga dapat menjadi berkat bagi orang lain. Untuk dapat
  mengirimkan tulisan Anda harus terdaftar sebagai anggota dahulu
  sebagai anggota di Situs CWC melalui alamat di bawah ini:
  ==>  http://www.ylsa.org/cwc/user.php?op=check_age&module=NS-NewUser

<><============================><>*<><=============================><>
=#= INFO =#=

       DISKUSI "STRATEGI MENULIS ARTIKEL YANG MENEMBUS KOMPAS"
       =======================================================

  Banyak orang yang merasakan bahwa menulis artikel untuk harian
  KOMPAS membutuhkan syarat-syarat yang berat. Benarkah demikian? Apa
  saja kriteria yang harus dipenuhi supaya tulisan kita bisa menembus
  KOMPAS? Kiranya tiada yang bisa dengan tepat menjawab pertanyaan-
  pertanyaan ini selain redaksi KOMPAS itu sendiri.

  Sehubungan dengan itu, Komunitas Penjunan akan mengundang Redaktur
  KOMPAS, BAMBANG SIGAP SUMANTRI untuk menjadi nara sumber diskusi
  bertema "Strategi Menulis Artikel yang Menembus KOMPAS". Acara
  tersebut akan dilangsungkan pada:

  Hari/tanggal    : Jumat, 20 Mei 2005,
  Waktu           : 13.00 WIB
  Tempat          : Balai Mahasiswa Baptis, Jl. Jendral Sudirman, 67
                    Yogyakarta (Seberang Bank Lippo).

  Acara ini terbuka bagi seluruh anggota gereja dan gratis. Informasi
  lebih lanjut hubungi:
  Sdr. Wawan, Telp. (0274) 393364, 081-2273-1237
  Email: Purnawan_krist@telkom.net

  Komunitas Penjunan adalah sebuah organisasi penulis dan jurnalis
  yang mempunyai misi untuk memfasilitasi orang-orang Kristen dalam
  melayani Tuhan melalui tulisan. Organisasi yang berdiri di
  Yogyakarta ini juga membuka milis yang diberi nama: Komunitas
  Penjunan, yang beranggotakan lebih dari seratus orang. Bagi Anda
  yang ingin bergabung, silakan mengirimkan email kosong ke:
  ==>  <Komunitas-Penjunan-subscribe@yahoogroups.com>
  Sedangkan situsnya dapat Anda lihat di:
  ==>  http://geocities.com/k_penjunan

<><============================><>*<><=============================><>
=#= SURAT ANDA =#=

  Dari: chriz marpaung <nath_xm@>
  >Mau tanya nih.. gimana cara posting tulisan ke CWC?
  >ga ada syarat? yg penting ttg Kristen? byk halaman?
  >jenis tulisan, dll.? atau liat di situsnya dulu kali yah...
  >thx b4 n after,

  Redaksi:
  Syallom Sdr. Chriz Marpaung,
  Terima kasih atas surat Anda. Mengenai posting tulisan ke Situs CWC,
  berikut syarat tulisan yang dimuat:
  1. Membangun iman pembaca kepada Kristus.
  2. Bersifat interdenominasi dan tidak saling melecehkan gereja lain.
  3. Merupakan karya sendiri.
  4. Jika tulisan tersebut pernah dimuat di suatu media hendaknya
     dicantumkan nama dan edisi media yang pernah memuatnya.
  5. Tidak bersifat SARA. Tidak mengandung unsur pornografi. Dan tidak
     berisi hasutan untuk menjatuhkan pihak lain.

  Untuk lebih jelasnya, Anda bisa berkunjung ke Situs CWC di alamat:
  ==>  http://www.ylsa.org/cwc/ (klik bagian link redaksional).
  Demikian informasi dari kami. Kami tunggu posting tulisan Anda.

<><============================><>*<><=============================><>
Staf Redaksi: Tesa, Krist, Hardhono, dan Puji
Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-penulis@xc.org
Berhenti    : Kirim e-mail kosong ke: unsubscribe-i-kan-penulis@xc.org
Kirim bahan : Kirim e-mail ke <staf-penulis@sabda.org>
Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
<><============================><>*<><=============================><>
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
                     Copyright(c) e-Penulis 2005
                  YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
<><============================><>*<><=============================><>

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org