Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/52 |
|
e-Penulis edisi 52 (13-2-2009)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________ Edisi: 052/Februari/2009 Tema: Tulisan yang Efektif DARI REDAKSI__________________________________________________________ KITA DAPAT MENULIS DENGAN EFEKTIF Shalom, Tidak ada gading yang tidak retak, demikian pula tidak ada tulisan yang sempurna dalam sekali menulis, sehebat apa pun sang penulisnya. Oleh karena itu, dalam dunia kepenulisan sangat ditekankan prinsip untuk terus menyunting tulisan yang kita buat sampai benar-benar sempurna. Kerajinan dan ketekunan seorang penulis dalam menyunting tulisannya akan menghasilkan sebuah tulisan yang efektif, yang merupakan syarat agar pesan yang ingin disampaikan penulis dapat benar-benar ditangkap oleh pembaca. Bagaimana seorang penulis dapat menyunting tulisannya agar menjadi sebuah tulisan yang efektif? Kami mengajak Sahabat Penulis menyimak artikel dan tips yang ada dalam edisi kali ini. Anda tidak hanya mendapatkan panduan agar tulisan Anda menjadi lebih efektif, namun Anda dapat belajar pula melalui contoh yang disajikan dalam artikel. Jangan lewatkan Pena Maya dan Tokoh Penulis yang pastinya dapat semakin menambah wawasan Sahabat Penulis sekalian. Selamat menyimak. Pimpinan Redaksi e-Penulis, Davida Welni Dana ______________________________________________________________________ Apa yang diinginkan penulis dalam hidupnya? Dia ingin menjadi apa di masa depan? Hal-hal inilah yang seharusnya dapat ia jadikan bahan tulisan. Pertanyaannya adalah aku ingin menjadi apa? - Colin Wilson - DAFTAR ISI____________________________________________________________ - Dari Redaksi: Kita Dapat Menulis dengan Efektif - Daftar Isi - Artikel: Unsur-Unsur Tulisan yang Efektif (Tata Bahasa: Kaidah DM) - Tips: Bagaimana Menulis dengan Efektif - Pena Maya: Melayani Melalui Tulisan dalam Creativejuicesbooks.com - Tokoh Penulis: Charles Spurgeon: Sebuah Biografi Singkat - Stop Press!: Blog SABDA -- Melayani dengan Berbagi ARTIKEL_______________________________________________________________ UNSUR-UNSUR TULISAN YANG EFEKTIF (TATA BAHASA: KAIDAH DM) Sasaran kita adalah bagaimana membuat unsur-unsur tulisan itu menjadi efektif. Kalau unsur-unsur tulisan itu efektif, maka dengan sendirinya tulisan itu menjadi efektif. Hal-hal yang harus diperhatikan mencakup kata yang efektif, kalimat yang efektif, dan alinea yang efektif. Mari kita bahas satu per satu unsur tersebut. A. KATA YANG EFEKTIF Kata adalah kumpulan huruf. Kata merupakan unsur terpenting dalam pengeditan. Tanpa ada kata, mustahil terjadi proses pengeditan. Kata yang kita butuhkan di sini adalah yang efektif, bukan kata yang kedodoran atau asal tertata. Ada tiga hal perlu diperhatikan terhadap kata. 1. Kata yang digunakan harus mudah dimengerti. Jangan terlalu banyak menggunakan kata-kata asing yang sulit, bahkan tidak bisa dimengerti oleh pembaca. 2. Kata yang digunakan harus dinamis, artinya kata yang ditampilkan memunyai arti yang lebih hidup, lebih bersemangat, dan sesuai dengan kondisi dan situasi pernyataan yang akan disampaikan. 3. Setiap kata yang muncul harus demokratis (konsensus umum, bermakna satu, dapat diterima secara umum, atau sudah dibakukan). B. KALIMAT YANG EFEKTIF Kalimat adalah gabungan kata yang mengandung arti. Untuk mendapatkan kalimat yang efektif, maka perlu diperhatikan syarat kalimat sebagai berikut. 1. Secara Bentuk a. Memunyai gabungan kata secara teratur: S + P + O + K, atau anak kalimat + induk kalimat, atau sebaliknya. b. Kalimat itu harus selesai. Pengertian selesai ini harus diakhiri dengan titik, tanda seru, tanda tanya; bukan koma. c. Bila terdapat dua subjek atau dua predikat, atau lebih dari satu objek, maka kalimat itu disebut kalimat berantakan atau kalimat kacau. Ini harus dihindari. d. Bisa terdiri dari kalimat tunggal, artinya: subjeknya atau predikatnya atau objeknya hanya satu. e. Kalau terdiri dari kalimat majemuk, maka terdiri dari satu induk kalimat dan satu anak kalimat. 2. Secara Isi a. Kalimat harus mengandung satu ide atau satu gagasan. b. Agar dapat merangsang minat baca, kalimat itu harus persuasif, tegas, meyakinkan, dan jangan ragu-ragu. Dalam arti luas harus komunikatif. C. ALINEA YANG EFEKTIF Alinea adalah kumpulan dari kalimat. Alinea yang efektif wajib terdiri dari: 1. Satu penyataan atau satu pikiran, dan kalimat berikutnya merupakan kelanjutan atau kedalaman pikiran sebelumnya. 2. Merupakan satu kesinambungan analisis dari alinea sebelumnya. 3. Semakin memasuki ke dalam alinea, cara pikirnya semakin menyempit, yang akhirnya mengarah pada titik kesimpulan, atau titik pertanyaan. D. SEKADAR MENCOBA: ABBA BAPA (Kalimat 1): Abba, kupanggil Engkau ya Bapa nama terindah didalam hidupku lebih dari segalanya (Kalimat 2): Ooh, Abba ku panggil Engkau yang Bapa Kau layakan aku jadi anakmu memanggil-Mu Yesus (Kalimat 3): Lebih tinggi dari langit begitulah kasih Bapa (Kalimat 4): Lebih dalam dari lautan Engkau mengasihiku (Kalimat 5): Lebih luas dari bumi tak terjangkau pikiranku (Kalimat 6): Semuanya kau sediakan bagiku Yesus kucinta Kau Syair lagu berjudul "Abba Bapa" ini sungguh sangat populer di kalangan orang-orang Kristen, bahkan di kebaktian atau persekutuan remaja-pemuda, lagu ini menjadi lagu yang cukup digemari. Menyanyikan lagu tersebut membantu seseorang agar lebih dekat berbakti kepada Allah. Apalagi bila syair itu diulang-ulang dengan suara yang semula keras, perlahan, semakin perlahan, semakin perlahan, dan hanya berupa ucapan dalam hati masing-masing: terhayut dalam pelukan Allah. Persoalan yang timbul: apakah syair tersebut sudah bisa dikatakan memunyai kata yang efektif? Kalimat yang efektif? Alinea yang efektif? PEMILIHAN KATA-KATA: Pertama, penulis syair memilih tiga kata yang mendapat tekanan sama, yakni kata "Abba, "Bapa", dan "Yesus". Ketiga kata itu dijadikan satu artinya, menjadi "orang tua", di mana penulis menempatkan dirinya sebagai "anak" dari orang tua itu. Memang bila dilihat sepintas benarlah semuanya itu, tetapi bila diperhatikan makna teologisnya maka pengertian kata itu menjadi kacau. Kata "Abba" (bahasa Aram) memang menekankan arti Bapa (father) dalam PL dan PB, yang memunyai ikatan diri dengan anak. Dalam PB muncul tiga kali: Mrk. 14:36; Rm. 8:15; Gal. 4:6. Di mana Bapa tidak saja memunyai ikatan darah, tetapi memunyai kegiatan yang menjaga, mendidik, dan melindungi anak-anaknya dengan kasihnya. Jadi, memang Abba dan Bapa satu tali ikatan yang dalam antara orang tua dengan anaknya. Jadi, kalau mau diderajatkan fungsi dan kedudukannya, "Abba" dan "Bapa" tidak salah. Tapi, tiba-tiba muncul kata "Yesus", yang sebenarnya sebagai anak dari "Bapa", di mana Yesus memunyai tugas utama sebagai penebus dosa manusia dan Ia tidak berfungsi sebagai orang tua. Dalam konteks ketiga, kata ini diderajatkan pada tekanan bahwa Yesus adalah Bapa dengan kedudukan penulis adalah anak, dan Yesus adalah orang tua, maka ini kurang tepat. Bagaimana bisa anak (Yesus dari Bapa) menjadi Bapa dari penulis. Ini sulit dimengerti. Karena kalau Yesus berfungsi sebagai Bapa, maka "Abba" dan "Bapa" bisa berfungsi sebagai kakek penulis. Kedua, pada bagian pertama berbicara mengenai hubungan orang tua dengan anak, lalu dilanjutkan kasih yang dalam dari orang tua kepada anaknya, lalu tiba-tiba muncul kata "Yesus" yang diikuti dengan kalimat "kucinta Kau". Kata "Yesus" kurang tepat, mengingat dari bagian pertama dan selanjutnya tidak disebut-sebut tentang Yesus, dan tiba-tiba pada akhir kalimat muncul "Yesus". Kata "Yesus" ini mengagetkan pembaca, Ia muncul dengan mendadak tanpa ada pengantarnya. Ketiga, bila diperhatikan bagian kedua, di situ muncul kata "pikiranku" yang tidak terjangkau dengan digandengkan menekankan pada "lebih luas dari bumi". Secara pemakaian kata, "pikiranku" yang tidak terjangkau adalah masih menjadi tanda tanya. Kalau penulis (manusia) berkata dengan "Bapa" yang memunyai sifat ilahi, maka pikirannya pasti bisa dibaca oleh Bapa. Ingat, meski Bapa berfungsi sebagai orang tua, tetapi Ia adalah Allah yang Mahakuasa dan Mahatahu. Jadi, tidak mungkin pikiran manusia tidak terbaca. Jadi, makna kata itu kurang tepat. Tapi, makna itu menjadi benar bila penulis menempatkan Bapa adalah sama-sama manusia. Karena kita tahu bahwa rambut sama hitam, tetapi hati, akal, dan budi setiap manusia berbeda. Setiap manusia tidak bisa membaca apa yang sedang dipikirkan manusia lain. Tapi kalau Bapa dijadikan sama dengan manusia bukan Allah, maka pengertian seluruh syair ini menjadi berantakan. KALIMAT YANG EFEKTIF: Pertama, bentuk atau jenis kalimat syair ini adalah jenis surat di mana penulis menyapa "Abba" dan menegaskan posisi penulis kepada Abba. Penulis memosisikan sebagai anak dan mengucapkan rasa cintanya kepada orang tua karena pemeliharaan seorang Abba. Sehingga kalimat satu dengan yang berikutnya diulang ("Abba kupanggil Engkau ya Bapa"; "lebih tinggi dari ..." ). Sungguh ini merupakan isi syair yang cukup akrab dengan Abbanya. Kedua, bila kita melihat keutuhan kalimat, maka kalimat-kalimat yang ada dalam syair ini berantakan. Perhatikan, setiap kalimat tidak diakhiri dengan titik, atau tanda seru atau tanda tanya, sehingga ada kesan kalimat-kalimat itu belum selesai. Ini tentu menganggu keefektifan kalimat. Ketiga, penggunaan ejaan dalam kalimat, misalnya kata "didalam" yang disambung atau "ku" dipisah dengan kata "panggil" atau kata "kau" huruf kecil, tapi ditujukan kepada Allah itu cukup mengganggu keefektifan kalimat. Keempat, karena tidak menggunakan titik atau koma, maka kita sulit untuk memastikan satu kalimat terdiri dari beberapa kata. Tapi, kita bisa melihat dari pengunaan huruf besar pada awal kalimat, seperti kalimat pertama "Abba", lalu kalimat kedua dari "Ooh", kalimat ketiga dari kata "Lebih", kalimat keempat dari kata "Lebih dalam", kalimat kelima dari kata "Lebih luas", dan kalimat keenam (terakhir) dari kata "Semuanya". Dari keenam kalimat ini, kita bisa melihat ada dua jenis kalimat yang digunakan penulis adalah kalimat tunggal (kalimat satu, dua, tiga, dan empat) dan kalimat majemuk (kalimat lima sampai keenam). Abba, kupanggil Engkau ya Bapa nama terindah didalam hidupku lebih dari segalanya Kalimat tunggal ini memang menggunakan kata-kata yang tepat, tetapi melihat panjangnya kalimat ini membuat kita sedikit mengernyitkan dahi untuk memahaminya. Karena kita diganggu dengan baris kedua yang semestinya bisa menjadi kalimat sendiri. Kalimat ini terlalu panjang. Hal ini juga terjadi pada kalimat kedua. Ooh, Abba kupanggil Engkau ya Bapa Kau layakkan aku jadi anakmu memanggil-Mu Yesus Berikutnya kita melihat kalimat majemuk yang ada pada kalimat kelima dan keenam. Kalimat majemuk ini tidak ada masalah. Penulis menggunakan permainan "anak kalimat" yang dilanjutkan dengan "induk kalimat", atau sebaliknya. Anak kalimat: (karena) lebih luas dari bumi Induk kalimat: (maka) tak terjangkau pikiranku Induk kalimat: (maka) semuanya Kau sediakan bagiku Anak kalimat: (karena) Yesus kucinta Kau ALINEA YANG EFEKTIF: Syair di atas bila diperhatikan terbagi menjadi dua alinea, tetapi apakah alinea pertama memunyai satu pikiran, dan alinea selanjutnya mendukung pikiran yang pertama? Jawabnya: benar. Jadi, persoalan alinea kita bisa mengatakan alinea ini cukup efektif. Karena banyak pengertian makna kata yang kurang tepat dan tataan kalimat-kalimat yang kurang lengkap, maka untuk memahami ide alinea satu dengan berikutnya sedikit mengalami gangguan. E. Kesimpulan Mempelajari unsur-unsur tulisan yang efektif ini tidak mudah, tetapi bukan berarti kita tidak mampu untuk mempelajarinya. Kita perlu sabar, teliti, dan terus berlatih. Tapi bila kita mengabaikan proses tersebut, sungguh kita akan mengalami kesulitan melakukan kegiatan editing dengan baik. Ini adalah langkah dasar. Langkah ini harus sudah mendarah daging: spontan dalam menghadapi berbagai tulisan, baik saat kita hanya sekadar membaca saja. Syair "Abba Bapa" misalnya, ternyata memang masih memunyai persoalan editing. Kalau kita tahu itu, kita jadi bisa berhati- hati untuk menyanyikannya. Atau paling tidak, kita bisa menjelaskan kembali kepada orang yang bertanya kepada kita: bagaimana sebenarnya syair lagu tersebut. Memang syair lagu ini masih menimbulkan pro dan kontra, tetapi kalau kita sudah tahu pokok persoalannya, maka kita bisa dengan enak menggunakannya meski kita harus merevisinya sendiri. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Teknik Penulisan Literatur Penulis: Harianto GP Penerbit: Agiamedia, Bandung 2000 Halaman: 179 -- 186 TIPS__________________________________________________________________ BAGAIMANA MENULIS DENGAN EFEKTIF Banyak orang berasumsi bahwa hanya dengan mengambil pulpen, penulis sejati mampu mengalirkan kata-kata dari awal sampai akhir. Seorang penulis sejati mengerti bahwa ada proses di dalam menulis. Jika Anda memerhatikan enam prinsip dalam menulis di bawah ini, maka Anda akan dapat menulis dengan mudah. 1. Perencanaan Perencanaan adalah proses mengumpulkan ide dan memikirkan fokus dari tulisan Anda. "Tulis yang Anda tahu" adalah ungkapan yang diakui secara luas dalam dunia penulis karena hal itu adalah kebenaran mutlak! Seorang pembaca tahu apakah Anda mengerti apa yang Anda katakan atau Anda hanya menuliskan daftar fakta-fakta yang Anda ambil dari referensi Anda. Titik beratkan talenta Anda untuk menjadi seorang ahli atau penguasa di bidang studi pilihan Anda. Titik beratkan gagasan Anda pada topik yang telah Anda pilih. Tujuan Anda adalah menulis dan pembaca yang akan membaca tulisan Anda. 2. Pembentukan Setiap penulis memiliki proses berpikir yang berbeda, namun cara berpikir itu harus dituangkan dalam sebuah urutan logis yang dapat dimengerti pembaca. Urutan klimaktik (clicmatic order), mulai dari hal yang kurang penting dan dibangun sampai pada hal terpenting. Urutan kronologis (chronological order), mengalir seturut rangkaian waktu. Dan urutan spasial (spatial order), mengacu pada lokasi fisik. Tentukan peran yang akan Anda mainkan dalam tulisan Anda dan kemudian atur bahan-bahan Anda secara efektif, namun dengan gaya yang orisinil yang menyatakan minat dan bakat Anda kepada pembaca. 3. Penulisan Draf Setelah Anda mengumpulkan ide-ide dan membentuk gaya penyajian, susunlah kalimat ke dalam bentuk paragraf. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain menulis sebuah kalimat yang sempurna; sebuah kalimat yang menyampaikan informasi kepada pembaca dalam bentuk pemikiran yang orisinal. Shakespeare adalah ahlinya dalam hal mengembangkan kata-kata yang masih kita pakai hingga saat ini. Tujuan dari penyusunan draf adalah melangkah maju. Jangan menatap sebuah halaman kosong, tulislah dengan bebas dan biarkan terus mengalir. Penyusunan draf tidak harus sempurna, itulah mengapa mereka menyebutnya dengan istilah draf awal. Jangan hiraukan ejaan dan tata bahasa pada draf-draf awal dan biarkan kata-kata mengalir. 4. Revisi Kembalilah dan evaluasi draf Anda. Tulis ulang draf Anda dengan menambahkan, memotong, mengganti, dan memindahkan tulisan-tulisan pada draf agar lebih jelas. Untuk merevisi secara efektif, evaluasilah apa yang telah Anda tulis. Putuskan di mana Anda harus menambah informasi atau menyisipkan kata-kata. Temukan tulisan-tulisan yang tidak berguna dan menyimpang. Tetap fokus pada topik Anda! Ganti kata-kata lama dengan kata-kata baru, khususnya ketika Anda menemukan kata yang terus-menerus diulang. Pindahkan bahan-bahan Anda atau ubah urutan paragraf jika materi Anda tidak tersaji dalam urutan yang logis. Menulis adalah persoalan merevisi! 5. Menyunting Menyunting adalah langkah kunci yang sering kali dilewatkan penulis. Para penulis cukup puas dengan langkah terakhir revisi, jadi mereka tidak meluangkan waktu ekstra untuk menyunting tulisan dan kebenaran teknis mekanisnya. Jika menyunting terlalu cepat, mungkin Anda akan melewatkan fakta bahwa pesan dalam tulisan tidak tersampaikan dengan efektif. Untuk benar-benar menyunting tulisan secara efektif, jauhilah tulisan Anda selama beberapa jam, lalu kembalilah lagi. Anda akan terkejut melihat betapa banyak kesalahan yang terlewatkan oleh mata Anda. Penyuntingan memerhatikan: tata bahasa, ejaan, tanda hubung, tanda koma, tanda titik koma, tanda baca, huruf kapital, huruf miring, nomor, dan singkatan. 6. Baca Akhir Langkah terakhir adalah membaca akhir tulisan Anda. Anda memastikan bahwa hasil akhir tulisan Anda akurat dan bersih. Langkah ini berbeda dengan penyuntingan karena langkah ini hanya fokus pada kesalahan ketik yang mata Anda lewatkan. Kebanyakan program pengolah kata memiliki "spell checker", namun periksalah lagi bahwa Anda telah menngunakan kata yang benar. Memulainya dari bagian akhir tulisan daripada dari bagian awal tulisan akan menolong Anda untuk fokus, tidak dibingungkan oleh isi tulisan. (t/Adwin) Diterjemahkan dari: Situs: e-HOW Judul asli artikel: How To Write Effectively Penulis: KCout Alamat URL: http://www.ehow.com/how_2082424_write-effectively.html PENA MAYA_____________________________________________________________ MELAYANI MELALUI TULISAN DALAM CREATIVEJUICESBOOKS.COM CreativeJuicesbooks.com adalah sebuah penerbit buku yang memiliki visi untuk menyebarkan pesan tentang cinta kasih Tuhan melalui tulisan. Hal ini diwujudkan dengan memberikan tips-tips menulis gratis melalui situsnya. Adapun tips-tips yang bisa kita akses bervariasi, mulai dari buku anak-anak, remaja, teknik menulis, dialog drama, dan tips mencari ide tulisan. Meski menggunakan pengantar bahasa Inggris, namun bahasa yang digunakan mudah dimengerti sehingga kita tidak akan mengalami kesulitan mengerti isi yang ada dalam situs ini. Setiap bagian dibahas secara mendalam dan dilengkapi dengan tautan-tautan ke bahan lain yang berhubungan, sehingga kita bisa mempelajari bahan yang berhubungan satu sama lain tanpa mengalami kesulitan mencarinya ke menu lain. Situs ini juga bisa dibagikan (share) dengan mudah ke beberapa situs lain, misalnya ke situs-situs Google, Buzz, Facebook, dan Myspace. Dengan kelebihan, kemudahan, dan kekayaan bahan yang ada, maka banyak pelajaran yang bisa kita petik melalui situs ini. Selamat berkunjung! ==> http://www.creativejuicesbooks.com/ TOKOH PENULIS_________________________________________________________ CHARLES SPURGEON: SEBUAH BIOGRAFI SINGKAT Diringkas oleh: Yohanna Prita Amelia Selain dikenal sebagai seorang pengkhotbah yang berpengaruh, Charles Spurgeon juga dikenal sebagai seorang penulis. Karya-karyanya diketahui memiliki kedalaman makna yang luar biasa. Kedalaman setiap tulisannya membuat beberapa tulisannya tidak dapat dibaca begitu saja. Pembaca harus benar-benar membaca tulisannya dengan hati untuk melihat betapa dalamnya pesan yang ingin ia sampaikan melalui setiap tulisannya. Kesenangan Spurgeon membaca berbagai buku merupakan modal penting dalam pelayanannya sebagai seorang penulis -- di samping sebagai seorang pengkhotbah. Spurgeon banyak membaca buku-buku tentang teologi puritan, sejarah alam, dan literatur latin zaman Victoria. Sebagai pengkhotbah, dia memulai pelayanannya sejak tahun 1850, ketika berusia 15 tahun. Spurgeon mulai menerbitkan buku segera setelah dia mulai berkhotbah. Pada bulan Januari 1855, Passmore and Alabaster membuka "The Penny Pulpit" yang menerbitkan satu khotbahnya setiap minggu -- hal ini berlangsung hingga tahun 1917, 25 tahun setelah kematian Spurgeon. Setiap tahun, khotbah-khotbah ini dicetak ulang dalam bentuk buku, pertama dengan judul "The New Park Street Pulpit" (6 jilid, 1855 -- 1860), dan kemudian dengan judul "The Metropolitan Tabernacle Pulpit" (57 jilid, 1861 -- 1917). Pelayanannya di bidang berkhotbah dan menulis memang terlihat berjalan beriringan. Spurgeon menerbitkan banyak buku yang berhubungan dengan khotbah-khotbahnya; yang paling penting di antaranya adalah "Lectures to My Students" (1890) dan "The 7-volume Treasury of David" (1869). Khotbah-khotbah Spurgeon dikenal luas dan sangat kontroversional. Salah satu Khotbahnya yang terkenal berjudul "Baptismal Regeneration" dan sebuah artikel berjudul "Down Grade". Pada tanggal 5 Juni 1864, Spurgeon berkhotbah dengan judul "Baptismal Regeneration" yang membahas ajaran Anglikan mengenai kuasa sakramen baptisan anak dan hasil tulisan dari khotbah tersebut terjual sebanyak 350.000 kopi. Sedangkan kontroversi "Down Grade" dimulai pada tahun 1887, saat Spurgeon menerbitkan rangkaian artikel yang menyatakan bahwa pemikiran evolusioner dan teologi liberal akan menghambat kemajuan gereja. Penyakit memaksa Spurgeon lebih banyak berdiam diri selama sisa waktu hidupnya. Khotbah terakhirnya dilakukan di Metropolitan Tabernacle, pada tanggal 7 Juni 1891. Spurgeon meninggal di Perancis pada tanggal 31 Januari 1892. Pada tanggal 9 Februari 1892, lebih dari 60.000 pelayat menghadiri pemakamannya di Tabernacle. Spurgeon dikuburkan pada tanggal 11 Februari 1892. (t/Yohanna) Diterjemahkan dan diringkas dari: Nama situs: Victorian Web Judul asli artikel: Charles Haddon Spurgeon: A Brief Biography Penulis: Robert H. Ellison Alamat URL: http://www.victorianweb.org/religion/sermons/chsbio.html STOP PRESS!___________________________________________________________ BLOG SABDA MELAYANI DENGAN BERBAGI Kejutan baru!! Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) meluncurkan satu lagi situs baru, yang diberi nama "Blog SABDA". Situs ini sangat unik karena situs ini merupakan blog yayasan yang dibangun dengan tujuan agar para Pembaca, Pengunjung, Pendukung, dan Sahabat YLSA mengenal yayasan tercinta ini dengan lebih transparan lagi. Jika selama ini orang hanya bisa mengenal YLSA melalui produk-produk pelayanannya (CD SABDA, situs-situs dan publikasi-publikasi YLSA, kelas teologia online, dan CD-CD Alkitab Audio), maka kini Anda juga dapat mengikuti kegiatan dan pergumulan para staf yang bekerja di balik layar, dan bahkan bisa terlibat memberikan masukan/nasihat/dorongan secara langsung tanpa harus menjadi staf penuh waktu YLSA. Untuk memudahkan, isi Blog SABDA dibagi dalam beberapa kategori, yaitu: Alkitab, Publikasi, Pelayanan, Teknologi, dan Umum. Secara berkala, staf YLSA akan membagikan informasi dan pergumulan seputar pelayanan YLSA. Besar harapan kami para pengunjung situs ini bisa ikut berperan serta dengan memberikan komentar dan masukan yang membangun. Untuk memberi komentar, Anda tidak perlu login terlebih dahulu, langsung isi saja form komentar di bawah blog yang ingin Anda komentari. Nah, bagi Anda yang ingin bergabung dalam pelayanan YLSA tanpa harus menjadi staf penuh waktu, silakan bergabung di Blog SABDA untuk ikut bersama-sama berbagi mengembangkan pelayanan YLSA. Selamat berkunjung. ==> http://blog.sabda.org/ ______________________________________________________________________ Pimpinan redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Yohanna Prita Amelia dan Sri Setyawati Kontak redaksi/Kirim bahan: penulis(at)sabda.org Berlangganan: Kirim e-mail ke subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Berhenti: Kirim e-mail ke unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/ Situs Pelitaku: http://pelitaku.sabda.org/ Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum Network Literatur: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_literatur ______________________________________________________________________ Melayani sejak 3 November 2004 Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Penulis 2009 / YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |