Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/52

e-Penulis edisi 52 (13-2-2009)

Tulisan yang Efektif


__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
                      Edisi: 052/Februari/2009
                     Tema: Tulisan yang Efektif

DARI REDAKSI__________________________________________________________

                  KITA DAPAT MENULIS DENGAN EFEKTIF

  Shalom,

  Tidak ada gading yang tidak retak, demikian pula tidak ada tulisan 
  yang sempurna dalam sekali menulis, sehebat apa pun sang penulisnya. 
  Oleh karena itu, dalam dunia kepenulisan sangat ditekankan prinsip 
  untuk terus menyunting tulisan yang kita buat sampai benar-benar 
  sempurna. Kerajinan dan ketekunan seorang penulis dalam menyunting 
  tulisannya akan menghasilkan sebuah tulisan yang efektif, yang 
  merupakan syarat agar pesan yang ingin disampaikan penulis dapat 
  benar-benar ditangkap oleh pembaca. Bagaimana seorang penulis dapat 
  menyunting tulisannya agar menjadi sebuah tulisan yang efektif?

  Kami mengajak Sahabat Penulis menyimak artikel dan tips yang ada 
  dalam edisi kali ini. Anda tidak hanya mendapatkan panduan agar 
  tulisan Anda menjadi lebih efektif, namun Anda dapat belajar pula 
  melalui contoh yang disajikan dalam artikel. Jangan lewatkan Pena 
  Maya dan Tokoh Penulis yang pastinya dapat semakin menambah wawasan 
  Sahabat Penulis sekalian. Selamat menyimak.

  Pimpinan Redaksi e-Penulis,
  Davida Welni Dana
______________________________________________________________________

            Apa yang diinginkan penulis dalam hidupnya?
               Dia ingin menjadi apa di masa depan?
    Hal-hal inilah yang seharusnya dapat ia jadikan bahan tulisan.
            Pertanyaannya adalah aku ingin menjadi apa?
                        - Colin Wilson -

DAFTAR ISI____________________________________________________________

  - Dari Redaksi: Kita Dapat Menulis dengan Efektif
  - Daftar Isi
  - Artikel: Unsur-Unsur Tulisan yang Efektif (Tata Bahasa: Kaidah DM)
  - Tips: Bagaimana Menulis dengan Efektif
  - Pena Maya: Melayani Melalui Tulisan dalam Creativejuicesbooks.com
  - Tokoh Penulis: Charles Spurgeon: Sebuah Biografi Singkat
  - Stop Press!: Blog SABDA -- Melayani dengan Berbagi

ARTIKEL_______________________________________________________________

     UNSUR-UNSUR TULISAN YANG EFEKTIF (TATA BAHASA: KAIDAH DM)

  Sasaran kita adalah bagaimana membuat unsur-unsur tulisan itu 
  menjadi efektif. Kalau unsur-unsur tulisan itu efektif, maka dengan 
  sendirinya tulisan itu menjadi efektif. Hal-hal yang harus 
  diperhatikan mencakup kata yang efektif, kalimat yang efektif, dan 
  alinea yang efektif. Mari kita bahas satu per satu unsur tersebut.

  A. KATA YANG EFEKTIF

  Kata adalah kumpulan huruf. Kata merupakan unsur terpenting dalam 
  pengeditan. Tanpa ada kata, mustahil terjadi proses pengeditan. Kata 
  yang kita butuhkan di sini adalah yang efektif, bukan kata yang 
  kedodoran atau asal tertata. Ada tiga hal perlu diperhatikan 
  terhadap kata.

  1. Kata yang digunakan harus mudah dimengerti. Jangan terlalu banyak
     menggunakan kata-kata asing yang sulit, bahkan tidak bisa 
     dimengerti oleh pembaca.

  2. Kata yang digunakan harus dinamis, artinya kata yang ditampilkan
     memunyai arti yang lebih hidup, lebih bersemangat, dan sesuai 
     dengan kondisi dan situasi pernyataan yang akan disampaikan.

  3. Setiap kata yang muncul harus demokratis (konsensus umum,
     bermakna satu, dapat diterima secara umum, atau sudah dibakukan).

  B. KALIMAT YANG EFEKTIF

  Kalimat adalah gabungan kata yang mengandung arti. Untuk mendapatkan
  kalimat yang efektif, maka perlu diperhatikan syarat kalimat sebagai
  berikut.

  1. Secara Bentuk
     a. Memunyai gabungan kata secara teratur: S + P + O + K, atau 
        anak kalimat + induk kalimat, atau sebaliknya.
     b. Kalimat itu harus selesai. Pengertian selesai ini harus
        diakhiri dengan titik, tanda seru, tanda tanya; bukan koma.
     c. Bila terdapat dua subjek atau dua predikat, atau lebih dari
        satu objek, maka kalimat itu disebut kalimat berantakan atau
        kalimat kacau. Ini harus dihindari.
     d. Bisa terdiri dari kalimat tunggal, artinya: subjeknya atau
        predikatnya atau objeknya hanya satu.
     e. Kalau terdiri dari kalimat majemuk, maka terdiri dari satu
        induk kalimat dan satu anak kalimat.

  2. Secara Isi
     a. Kalimat harus mengandung satu ide atau satu gagasan.
     b. Agar dapat merangsang minat baca, kalimat itu harus persuasif,
        tegas, meyakinkan, dan jangan ragu-ragu. Dalam arti luas harus
        komunikatif.

  C. ALINEA YANG EFEKTIF

  Alinea adalah kumpulan dari kalimat. Alinea yang efektif wajib
  terdiri dari:

  1. Satu penyataan atau satu pikiran, dan kalimat berikutnya 
     merupakan kelanjutan atau kedalaman pikiran sebelumnya.

  2. Merupakan satu kesinambungan analisis dari alinea sebelumnya.

  3. Semakin memasuki ke dalam alinea, cara pikirnya semakin 
     menyempit, yang akhirnya mengarah pada titik kesimpulan, atau
     titik pertanyaan.

  D. SEKADAR MENCOBA: ABBA BAPA

     (Kalimat 1):
       Abba, kupanggil Engkau ya Bapa
       nama terindah didalam hidupku
       lebih dari segalanya

     (Kalimat 2):
       Ooh, Abba ku panggil Engkau yang Bapa
       Kau layakan aku jadi anakmu
       memanggil-Mu Yesus

     (Kalimat 3):
       Lebih tinggi dari langit
       begitulah kasih Bapa

     (Kalimat 4):
       Lebih dalam dari lautan
       Engkau mengasihiku

     (Kalimat 5):
       Lebih luas dari bumi
       tak terjangkau pikiranku

     (Kalimat 6):
       Semuanya kau sediakan bagiku
       Yesus kucinta Kau

     Syair lagu berjudul "Abba Bapa" ini sungguh sangat populer di 
     kalangan orang-orang Kristen, bahkan di kebaktian atau 
     persekutuan remaja-pemuda, lagu ini menjadi lagu yang cukup 
     digemari. Menyanyikan lagu tersebut membantu seseorang agar lebih 
     dekat berbakti kepada Allah. Apalagi bila syair itu diulang-ulang 
     dengan suara yang semula keras, perlahan, semakin perlahan, 
     semakin perlahan, dan hanya berupa ucapan dalam hati 
     masing-masing: terhayut dalam pelukan Allah.

     Persoalan yang timbul: apakah syair tersebut sudah bisa dikatakan
     memunyai kata yang efektif? Kalimat yang efektif? Alinea yang
     efektif?

     PEMILIHAN KATA-KATA:

     Pertama, penulis syair memilih tiga kata yang mendapat tekanan 
     sama, yakni kata "Abba, "Bapa", dan "Yesus". Ketiga kata itu 
     dijadikan satu artinya, menjadi "orang tua", di mana penulis 
     menempatkan dirinya sebagai "anak" dari orang tua itu. Memang 
     bila dilihat sepintas benarlah semuanya itu, tetapi bila 
     diperhatikan makna teologisnya maka pengertian kata itu menjadi 
     kacau. Kata "Abba" (bahasa Aram) memang menekankan arti Bapa 
     (father) dalam PL dan PB, yang memunyai ikatan diri dengan anak. 
     Dalam PB muncul tiga kali: Mrk. 14:36; Rm. 8:15; Gal. 4:6. Di 
     mana Bapa tidak saja memunyai ikatan darah, tetapi memunyai 
     kegiatan yang menjaga, mendidik, dan melindungi anak-anaknya 
     dengan kasihnya. Jadi, memang Abba dan Bapa satu tali ikatan yang 
     dalam antara orang tua dengan anaknya. Jadi, kalau mau 
     diderajatkan fungsi dan kedudukannya, "Abba" dan "Bapa" tidak 
     salah. Tapi, tiba-tiba muncul kata "Yesus", yang sebenarnya 
     sebagai anak dari "Bapa", di mana Yesus memunyai tugas utama 
     sebagai penebus dosa manusia dan Ia tidak berfungsi sebagai 
     orang tua. Dalam konteks ketiga, kata ini diderajatkan pada 
     tekanan bahwa Yesus adalah Bapa dengan kedudukan penulis adalah 
     anak, dan Yesus adalah orang tua, maka ini kurang tepat. 
     Bagaimana bisa anak (Yesus dari Bapa) menjadi Bapa dari penulis. 
     Ini sulit dimengerti. Karena kalau Yesus berfungsi sebagai Bapa, 
     maka "Abba" dan "Bapa" bisa berfungsi sebagai kakek penulis.

     Kedua, pada bagian pertama berbicara mengenai hubungan orang tua
     dengan anak, lalu dilanjutkan kasih yang dalam dari orang tua
     kepada anaknya, lalu tiba-tiba muncul kata "Yesus" yang diikuti
     dengan kalimat "kucinta Kau". Kata "Yesus" kurang tepat,
     mengingat dari bagian pertama dan selanjutnya tidak disebut-sebut
     tentang Yesus, dan tiba-tiba pada akhir kalimat muncul "Yesus".
     Kata "Yesus" ini mengagetkan pembaca, Ia muncul dengan mendadak
     tanpa ada pengantarnya.

     Ketiga, bila diperhatikan bagian kedua, di situ muncul kata 
     "pikiranku" yang tidak terjangkau dengan digandengkan menekankan 
     pada "lebih luas dari bumi". Secara pemakaian kata, "pikiranku" 
     yang tidak terjangkau adalah masih menjadi tanda tanya. Kalau 
     penulis (manusia) berkata dengan "Bapa" yang memunyai sifat 
     ilahi, maka pikirannya pasti bisa dibaca oleh Bapa. Ingat, meski 
     Bapa berfungsi sebagai orang tua, tetapi Ia adalah Allah yang 
     Mahakuasa dan Mahatahu. Jadi, tidak mungkin pikiran manusia tidak 
     terbaca. Jadi, makna kata itu kurang tepat. Tapi, makna itu 
     menjadi benar bila penulis menempatkan Bapa adalah sama-sama 
     manusia. Karena kita tahu bahwa rambut sama hitam, tetapi hati, 
     akal, dan budi setiap manusia berbeda. Setiap manusia tidak bisa 
     membaca apa yang sedang dipikirkan manusia lain. Tapi kalau Bapa 
     dijadikan sama dengan manusia bukan Allah, maka pengertian 
     seluruh syair ini menjadi berantakan.

     KALIMAT YANG EFEKTIF: Pertama, bentuk atau jenis kalimat syair 
     ini adalah jenis surat di mana penulis menyapa "Abba" dan 
     menegaskan posisi penulis kepada Abba. Penulis memosisikan 
     sebagai anak dan mengucapkan rasa cintanya kepada orang tua 
     karena pemeliharaan seorang Abba. Sehingga kalimat satu dengan 
     yang berikutnya diulang ("Abba  kupanggil Engkau ya Bapa"; "lebih 
     tinggi dari ..." ). Sungguh ini merupakan isi syair yang cukup 
     akrab dengan Abbanya.

     Kedua, bila kita melihat keutuhan kalimat, maka kalimat-kalimat
     yang ada dalam syair ini berantakan. Perhatikan, setiap kalimat
     tidak diakhiri dengan titik, atau tanda seru atau tanda tanya,
     sehingga ada kesan kalimat-kalimat itu belum selesai. Ini tentu
     menganggu keefektifan kalimat.

     Ketiga, penggunaan ejaan dalam kalimat, misalnya kata "didalam"
     yang disambung atau "ku" dipisah dengan kata "panggil" atau kata
     "kau" huruf kecil, tapi ditujukan kepada Allah itu cukup
     mengganggu keefektifan kalimat.

     Keempat, karena tidak menggunakan titik atau koma, maka kita 
     sulit untuk memastikan satu kalimat terdiri dari beberapa kata. 
     Tapi, kita bisa melihat dari pengunaan huruf besar pada awal 
     kalimat, seperti kalimat pertama "Abba", lalu kalimat kedua dari 
     "Ooh", kalimat ketiga dari kata "Lebih", kalimat keempat dari 
     kata "Lebih dalam", kalimat kelima dari kata "Lebih luas", dan 
     kalimat keenam (terakhir) dari kata "Semuanya". Dari keenam 
     kalimat ini, kita bisa melihat ada dua jenis kalimat yang 
     digunakan penulis adalah kalimat tunggal (kalimat satu, dua, 
     tiga, dan empat) dan kalimat majemuk (kalimat lima sampai 
     keenam).

        Abba, kupanggil Engkau ya Bapa
        nama terindah didalam hidupku
        lebih dari segalanya

     Kalimat tunggal ini memang menggunakan kata-kata yang tepat, 
     tetapi melihat panjangnya kalimat ini membuat kita sedikit 
     mengernyitkan dahi untuk memahaminya. Karena kita diganggu dengan 
     baris kedua yang semestinya bisa menjadi kalimat sendiri.

     Kalimat ini terlalu panjang. Hal ini juga terjadi pada kalimat
     kedua.

        Ooh, Abba kupanggil Engkau ya Bapa
        Kau layakkan aku jadi anakmu
        memanggil-Mu Yesus

     Berikutnya kita melihat kalimat majemuk yang ada pada kalimat 
     kelima dan keenam. Kalimat majemuk ini tidak ada masalah. Penulis 
     menggunakan permainan "anak kalimat" yang dilanjutkan dengan 
     "induk kalimat", atau sebaliknya.

     Anak kalimat: (karena) lebih luas dari bumi
     Induk kalimat: (maka) tak terjangkau pikiranku

     Induk kalimat: (maka) semuanya Kau sediakan bagiku
     Anak kalimat: (karena) Yesus kucinta Kau

     ALINEA YANG EFEKTIF: Syair di atas bila diperhatikan terbagi 
     menjadi dua alinea, tetapi apakah alinea pertama memunyai satu 
     pikiran, dan alinea selanjutnya mendukung pikiran yang pertama? 
     Jawabnya: benar. Jadi, persoalan alinea kita bisa mengatakan 
     alinea ini cukup efektif. Karena banyak pengertian makna kata 
     yang kurang tepat dan tataan kalimat-kalimat yang kurang lengkap, 
     maka untuk memahami ide alinea satu dengan berikutnya sedikit 
     mengalami gangguan.

  E. Kesimpulan

     Mempelajari unsur-unsur tulisan yang efektif ini tidak mudah,
     tetapi bukan berarti kita tidak mampu untuk mempelajarinya. Kita
     perlu sabar, teliti, dan terus berlatih. Tapi bila kita
     mengabaikan proses tersebut, sungguh kita akan mengalami
     kesulitan melakukan kegiatan editing dengan baik. Ini adalah
     langkah dasar. Langkah ini harus sudah mendarah daging: spontan
     dalam menghadapi berbagai tulisan, baik saat kita hanya sekadar
     membaca saja.

     Syair "Abba Bapa" misalnya, ternyata memang masih memunyai 
     persoalan editing. Kalau kita tahu itu, kita jadi bisa berhati-
     hati untuk menyanyikannya. Atau paling tidak, kita bisa 
     menjelaskan kembali kepada orang yang bertanya kepada kita: 
     bagaimana sebenarnya syair lagu tersebut. Memang syair lagu ini 
     masih menimbulkan pro dan kontra, tetapi kalau kita sudah tahu 
     pokok persoalannya, maka kita bisa dengan enak menggunakannya 
     meski kita harus merevisinya sendiri.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Teknik Penulisan Literatur
  Penulis: Harianto GP
  Penerbit: Agiamedia, Bandung 2000
  Halaman: 179 -- 186

TIPS__________________________________________________________________

                  BAGAIMANA MENULIS DENGAN EFEKTIF

  Banyak orang berasumsi bahwa hanya dengan mengambil pulpen, penulis
  sejati mampu mengalirkan kata-kata dari awal sampai akhir. Seorang
  penulis sejati mengerti bahwa ada proses di dalam menulis. Jika Anda
  memerhatikan enam prinsip dalam menulis di bawah ini, maka Anda akan
  dapat menulis dengan mudah.

  1. Perencanaan

  Perencanaan adalah proses mengumpulkan ide dan memikirkan fokus dari 
  tulisan Anda. "Tulis yang Anda tahu" adalah ungkapan yang diakui 
  secara luas dalam dunia penulis karena hal itu adalah kebenaran 
  mutlak! Seorang pembaca tahu apakah Anda mengerti apa yang Anda 
  katakan atau Anda hanya menuliskan daftar fakta-fakta yang Anda 
  ambil dari referensi Anda. Titik beratkan talenta Anda untuk menjadi 
  seorang ahli atau penguasa di bidang studi pilihan Anda. Titik 
  beratkan gagasan Anda pada topik yang telah Anda pilih. Tujuan Anda 
  adalah menulis dan pembaca yang akan membaca tulisan Anda.

  2. Pembentukan

  Setiap penulis memiliki proses berpikir yang berbeda, namun cara 
  berpikir itu harus dituangkan dalam sebuah urutan logis yang dapat 
  dimengerti pembaca. Urutan klimaktik (clicmatic order), mulai dari 
  hal yang kurang penting dan dibangun sampai pada hal terpenting. 
  Urutan kronologis (chronological order), mengalir seturut rangkaian 
  waktu. Dan urutan spasial (spatial order), mengacu pada lokasi 
  fisik. Tentukan peran yang akan Anda mainkan dalam tulisan Anda dan 
  kemudian atur bahan-bahan Anda secara efektif, namun dengan gaya 
  yang orisinil yang menyatakan minat dan bakat Anda kepada pembaca.

  3. Penulisan Draf

  Setelah Anda mengumpulkan ide-ide dan membentuk gaya penyajian, 
  susunlah kalimat ke dalam bentuk paragraf. Tidak ada yang lebih 
  menyenangkan selain menulis sebuah kalimat yang sempurna; sebuah 
  kalimat yang menyampaikan informasi kepada pembaca dalam bentuk 
  pemikiran yang orisinal. Shakespeare adalah ahlinya dalam hal 
  mengembangkan kata-kata yang masih kita pakai hingga saat ini. 
  Tujuan dari penyusunan draf adalah melangkah maju. Jangan menatap 
  sebuah halaman kosong, tulislah dengan bebas dan biarkan terus 
  mengalir. Penyusunan draf tidak harus sempurna, itulah mengapa 
  mereka menyebutnya dengan istilah draf awal. Jangan hiraukan ejaan 
  dan tata bahasa pada draf-draf awal dan biarkan kata-kata mengalir.

  4. Revisi

  Kembalilah dan evaluasi draf Anda. Tulis ulang draf Anda dengan 
  menambahkan, memotong, mengganti, dan memindahkan tulisan-tulisan 
  pada draf agar lebih jelas. Untuk merevisi secara efektif, 
  evaluasilah apa yang telah Anda tulis. Putuskan di mana Anda harus 
  menambah informasi atau menyisipkan kata-kata. Temukan 
  tulisan-tulisan yang tidak berguna dan menyimpang. Tetap fokus pada 
  topik Anda! Ganti kata-kata lama dengan kata-kata baru, khususnya 
  ketika Anda menemukan kata yang terus-menerus diulang. Pindahkan 
  bahan-bahan Anda atau ubah urutan paragraf jika materi Anda tidak 
  tersaji dalam urutan yang logis. Menulis adalah persoalan merevisi!

  5. Menyunting

  Menyunting adalah langkah kunci yang sering kali dilewatkan penulis. 
  Para penulis cukup puas dengan langkah terakhir revisi, jadi mereka 
  tidak meluangkan waktu ekstra untuk menyunting tulisan dan kebenaran 
  teknis mekanisnya. Jika menyunting terlalu cepat, mungkin Anda akan 
  melewatkan fakta bahwa pesan dalam tulisan tidak tersampaikan dengan 
  efektif. Untuk benar-benar menyunting tulisan secara efektif, 
  jauhilah tulisan Anda selama beberapa jam, lalu kembalilah lagi. 
  Anda akan terkejut melihat betapa banyak kesalahan yang terlewatkan 
  oleh mata Anda.

  Penyuntingan memerhatikan: tata bahasa, ejaan, tanda hubung, tanda 
  koma, tanda titik koma, tanda baca, huruf kapital, huruf miring, 
  nomor, dan singkatan.

  6. Baca Akhir

  Langkah terakhir adalah membaca akhir tulisan Anda. Anda memastikan 
  bahwa hasil akhir tulisan Anda akurat dan bersih. Langkah ini 
  berbeda dengan penyuntingan karena langkah ini hanya fokus pada 
  kesalahan ketik yang mata Anda lewatkan. Kebanyakan program pengolah 
  kata memiliki "spell checker", namun periksalah lagi bahwa Anda 
  telah menngunakan kata yang benar.

  Memulainya dari bagian akhir tulisan daripada dari bagian awal
  tulisan akan menolong Anda untuk fokus, tidak dibingungkan oleh isi
  tulisan. (t/Adwin)

  Diterjemahkan dari:
  Situs: e-HOW
  Judul asli artikel: How To Write Effectively
  Penulis: KCout
  Alamat URL: http://www.ehow.com/how_2082424_write-effectively.html

PENA MAYA_____________________________________________________________


       MELAYANI MELALUI TULISAN DALAM CREATIVEJUICESBOOKS.COM

  CreativeJuicesbooks.com adalah sebuah penerbit buku yang memiliki 
  visi untuk menyebarkan pesan tentang cinta kasih Tuhan melalui 
  tulisan. Hal ini diwujudkan dengan memberikan tips-tips menulis 
  gratis melalui situsnya. Adapun tips-tips yang bisa kita akses 
  bervariasi, mulai dari buku anak-anak, remaja, teknik menulis, 
  dialog drama, dan tips mencari ide tulisan. Meski menggunakan 
  pengantar bahasa Inggris, namun bahasa yang digunakan mudah 
  dimengerti sehingga kita tidak akan mengalami kesulitan mengerti isi 
  yang ada dalam situs ini. Setiap bagian dibahas secara mendalam dan 
  dilengkapi dengan tautan-tautan ke bahan lain yang berhubungan, 
  sehingga kita bisa mempelajari bahan yang berhubungan satu sama lain 
  tanpa mengalami kesulitan mencarinya ke menu lain. Situs ini juga 
  bisa dibagikan (share) dengan mudah ke beberapa situs lain, misalnya 
  ke situs-situs Google, Buzz, Facebook, dan Myspace. Dengan 
  kelebihan, kemudahan, dan kekayaan bahan yang ada, maka banyak 
  pelajaran yang bisa kita petik melalui situs ini. Selamat 
  berkunjung!

  ==> http://www.creativejuicesbooks.com/

TOKOH PENULIS_________________________________________________________

            CHARLES SPURGEON: SEBUAH BIOGRAFI SINGKAT
              Diringkas oleh: Yohanna Prita Amelia

  Selain dikenal sebagai seorang pengkhotbah yang berpengaruh, Charles 
  Spurgeon juga dikenal sebagai seorang penulis. Karya-karyanya 
  diketahui memiliki kedalaman makna yang luar biasa. Kedalaman setiap 
  tulisannya membuat beberapa tulisannya tidak dapat dibaca begitu 
  saja. Pembaca harus benar-benar membaca tulisannya dengan hati untuk 
  melihat betapa dalamnya pesan yang ingin ia sampaikan melalui setiap 
  tulisannya.

  Kesenangan Spurgeon membaca berbagai buku merupakan modal penting 
  dalam pelayanannya sebagai seorang penulis -- di samping sebagai 
  seorang pengkhotbah. Spurgeon banyak membaca buku-buku tentang 
  teologi puritan, sejarah alam, dan literatur latin zaman Victoria. 
  Sebagai pengkhotbah, dia memulai pelayanannya sejak tahun 1850, 
  ketika berusia 15 tahun. Spurgeon mulai menerbitkan buku segera 
  setelah dia mulai berkhotbah. Pada bulan Januari 1855, Passmore and 
  Alabaster membuka "The Penny Pulpit" yang menerbitkan satu 
  khotbahnya setiap minggu -- hal ini berlangsung hingga tahun 1917, 
  25 tahun setelah kematian Spurgeon. Setiap tahun, khotbah-khotbah 
  ini dicetak ulang dalam bentuk buku, pertama dengan judul "The New 
  Park Street Pulpit" (6 jilid, 1855 -- 1860), dan kemudian dengan 
  judul "The Metropolitan Tabernacle Pulpit" (57 jilid, 1861 -- 1917). 
  Pelayanannya di bidang berkhotbah dan menulis memang terlihat 
  berjalan beriringan. Spurgeon menerbitkan banyak buku yang 
  berhubungan dengan khotbah-khotbahnya; yang paling penting di 
  antaranya adalah "Lectures to My Students" (1890) dan "The 7-volume 
  Treasury of David" (1869).

  Khotbah-khotbah Spurgeon dikenal luas dan sangat kontroversional. 
  Salah satu Khotbahnya yang terkenal berjudul "Baptismal 
  Regeneration" dan sebuah artikel berjudul "Down Grade". Pada tanggal 
  5 Juni 1864, Spurgeon berkhotbah dengan judul "Baptismal 
  Regeneration" yang membahas ajaran Anglikan mengenai kuasa sakramen 
  baptisan anak dan hasil tulisan dari khotbah tersebut terjual 
  sebanyak 350.000 kopi. Sedangkan kontroversi "Down Grade" dimulai 
  pada tahun 1887, saat Spurgeon menerbitkan rangkaian artikel yang 
  menyatakan bahwa pemikiran evolusioner dan teologi liberal akan 
  menghambat kemajuan gereja.

  Penyakit memaksa Spurgeon lebih banyak berdiam diri selama sisa 
  waktu hidupnya. Khotbah terakhirnya dilakukan di Metropolitan 
  Tabernacle, pada tanggal 7 Juni 1891. Spurgeon meninggal di Perancis 
  pada tanggal 31 Januari 1892. Pada tanggal 9 Februari 1892, lebih 
  dari 60.000 pelayat menghadiri pemakamannya di Tabernacle. Spurgeon 
  dikuburkan pada tanggal 11 Februari 1892. (t/Yohanna)

  Diterjemahkan dan diringkas dari:
  Nama situs: Victorian Web
  Judul asli artikel: Charles Haddon Spurgeon: A Brief Biography
  Penulis: Robert H. Ellison
  Alamat URL: http://www.victorianweb.org/religion/sermons/chsbio.html
  
STOP PRESS!___________________________________________________________

                               BLOG SABDA               
                        MELAYANI DENGAN BERBAGI

  Kejutan baru!! Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) meluncurkan satu lagi 
  situs baru, yang diberi nama "Blog SABDA". Situs ini sangat unik 
  karena situs ini merupakan blog yayasan yang dibangun dengan tujuan 
  agar para Pembaca, Pengunjung, Pendukung, dan Sahabat YLSA mengenal 
  yayasan tercinta ini dengan lebih transparan lagi.

  Jika selama ini orang hanya bisa mengenal YLSA melalui 
  produk-produk pelayanannya (CD SABDA, situs-situs dan 
  publikasi-publikasi YLSA, kelas teologia online, dan CD-CD Alkitab 
  Audio), maka kini Anda juga dapat mengikuti kegiatan dan pergumulan 
  para staf yang bekerja di balik layar, dan bahkan bisa terlibat 
  memberikan masukan/nasihat/dorongan secara langsung tanpa harus 
  menjadi staf penuh waktu YLSA. 

  Untuk memudahkan, isi Blog SABDA dibagi dalam beberapa kategori, 
  yaitu: Alkitab, Publikasi, Pelayanan, Teknologi, dan Umum. Secara 
  berkala, staf YLSA akan membagikan informasi dan pergumulan seputar 
  pelayanan YLSA. Besar harapan kami para pengunjung situs ini bisa 
  ikut berperan serta dengan memberikan komentar dan masukan yang 
  membangun. Untuk memberi komentar, Anda tidak perlu login terlebih 
  dahulu, langsung isi saja form komentar di bawah blog yang ingin 
  Anda komentari. Nah, bagi Anda yang ingin bergabung dalam pelayanan 
  YLSA tanpa harus menjadi staf penuh waktu, silakan bergabung di Blog 
  SABDA untuk ikut bersama-sama berbagi mengembangkan pelayanan YLSA. 
  Selamat berkunjung.

  ==> http://blog.sabda.org/
______________________________________________________________________
Pimpinan redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Yohanna Prita Amelia dan Sri Setyawati
Kontak redaksi/Kirim bahan: penulis(at)sabda.org
Berlangganan: Kirim e-mail ke subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: Kirim e-mail ke unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
Situs Pelitaku: http://pelitaku.sabda.org/
Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum
Network Literatur: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_literatur
______________________________________________________________________
Melayani sejak 3 November 2004
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
Copyright(c) e-Penulis 2009 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org