Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/44

e-Penulis edisi 44 (18-6-2008)

Mengenal Pembaca


__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________

Edisi 044/Juni/2008
TEMA: MENGENAL PEMBACA
______________________________________________________________________

= DAFTAR ISI =
* Dari Redaksi: Pembaca adalah Raja
* Mutiara Penulis
* Artikel 1: Menulis untuk Pembaca
* Artikel 2: Mengenali Pembaca
* Tips: Cara Mengenali Pembaca Anda
* Tokoh Penulis: Tuhan Para Penjaga Cincin (J.R.R. Tolkien)
* Pojok Bahasa: Tanda Petik ("...") dan Tanda Petik Tunggal (`...`)
* Seputar Pelitaku: Dunia Penerjemahan

____________________________DARI REDAKSI______________________________

  PEMBACA ADALAH RAJA

  Jika dalam dunia bisnis ada istilah "pembeli adalah raja", mungkin
  dunia kepenulisan pun perlu meminjam istilah tersebut menjadi
  "pembaca adalah raja". Yang dimaksud di sini adalah saat menuangkan
  ide, aspirasi, suara hati, atau pemikirannya, seorang penulis yang
  ingin tulisannya dibaca orang lain tentu saja harus memerhatikan
  segala aspek yang berhubungan dengan pembacanya. Menetapkan target
  pembaca harus dibarengi dengan menganalisa kondisi sosial, pribadi,
  rohani, ekonomi, status, dan aspek-aspek lain yang menyertai target
  pembaca tulisan Anda. Jika seorang penulis lihai memanjakan pembaca
  melalui tulisan-tulisannya, maka sang penulis pun akan berhasil
  mencapai tujuan yang ingin ia sampaikan melalui tulisannya.

  Seorang penulis yang memandang pembaca sebagai raja, akan
  benar-benar memerhitungkan pembaca ketika menulis. Edisi e-Penulis
  kali ini mengajak Sahabat Penulis sekalian untuk melihat pentingnya
  mengenal pembaca melalui artikel-artikel dan tips dalam edisi ini.
  Simak pula informasi lain seputar tokoh penulis, tanda baca, dan
  komunitas bagi para penerjemah yang dapat menambah wawasan Anda
  dalam menulis. Harapan kami, setiap sajian dapat menjadi berkat dan
  pemicu untuk menulis lebih baik lagi.

  Staf Redaksi e-Penulis,
  Davida Welni Dana

___________________________MUTIARA PENULIS____________________________

  LAYANILAH PEMBACAMU

______________________________ARTIKEL 1_______________________________

  MENULIS UNTUK PEMBACA
  Ditulis oleh: Puji Arya Yanti

  Alasan seseorang dalam menulis dapat memengaruhi hasil tulisannya.
  Jika seseorang menulis untuk menyenangkan dirinya sendiri, tulisan
  tersebut mungkin hanya menjadi konsumsi pribadi. Dalam menulis,
  tentunya ia tidak mempertimbangkan siapa yang akan membaca tulisan
  tersebut karena ia tidak menulis untuk para pembaca, tetapi untuk
  dirinya sendiri. Berbeda dengan para penulis yang ingin membagikan
  apa yang dia pikirkan kepada orang lain. Itu berarti dia menulis
  untuk pembacanya.

  MENGETAHUI PEMBACA

  Menulis untuk pembaca dapat diawali dengan mengenali para pembacanya
  terlebih dahulu. Anda perlu mengetahui pembaca yang menjadi target
  tulisan Anda. Hal ini akan menentukan cara penyampaian dan muatan
  yang akan ditulis. Dengan mengenali pembaca, Anda dapat mengetahui
  apa yang dibutuhkan pembaca dan bagaimana memenuhinya lewat
  tulisan-tulisan Anda. Jika tulisan Anda memenuhi kebutuhan target
  pembaca yang kita tuju, pastinya mereka akan membaca tulisan-tulisan
  kita.

  Tulisan untuk orang dewasa tentunya berbeda dengan tulisan untuk
  anak-anak. Jika yang menjadi target tulisan Anda adalah anak-anak,
  pastinya tulisan yang Anda buat tidak menggunakan bahasa ilmiah yang
  berat dan sulit dimengerti anak. Anda lebih baik menulis sesuatu
  yang ringan, dituturkan dalam bahasa anak-anak yang mudah
  dimengerti, namun tetap memuat pesan yang dapat ditangkap untuk
  anak-anak.

  MEMUAT PESAN UNTUK PEMBACA

  Setiap penulis yang memunyai arah dalam menulis pasti menetapkan
  tujuan tertentu ketika membuat tulisannya. Tulisan dapat dibuat
  dengan tujuan menghibur, memberikan informasi, bahkan mendidik.
  Ketiganya dapat pula menjadi satu kesatuan dalam sebuah tulisan.

  Tulisan memiliki kelebihan dan kekuatan yang besar, yaitu dapat
  memberikan pengaruh yang signifikan bagi para pembacanya. Oleh
  karena itu, sebelum menulis tetapkanlah tujuan Anda. Banyak yang
  telah menyadari pengaruh besar dari sebuah tulisan sehingga mereka
  memilih menggunakan media tulisan untuk meraih tujuan-tujuannya.

  Seorang penulis Kristen harus menyadari hal ini. Anda dapat memakai
  tulisan untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus. Ya, tulisan
  Anda harus memuat pesan kebenaran bagi setiap pembaca yang menjadi
  target tulisan Anda sehingga kita dapat membawa mereka ke arah jalan
  yang benar itu.

  MEMERHATIKAN MEDIA YANG DIPAKAI PEMBACA

  Dalam menulis, Anda juga perlu memerhatikan media yang dipakai oleh
  para pembaca. Tidak semua pembaca menggunakan bentuk maupun jenis
  media yang sama. Ada yang lebih senang membaca melalui media
  internet (situs, blog, milis publikasi) atau media cetak (surat
  kabar, majalah, buletin, dan lainnya). Pada umumnya, perbedaan
  membaca menggunakan media tertentu adalah karena setiap pembaca
  memiliki karakter yang berbeda-beda pula.

  Pembaca yang lebih senang membaca media cetak dengan jenis
  surat kabar tentu berbeda dengan mereka yang memilih membaca dari
  jenis majalah. Pembaca surat kabar cenderung memilih sesuatu yang
  aktual dan informasi yang dapat cepat mereka tangkap. Pembaca
  majalah lebih senang membaca sesuatu yang ringan dan menghibur
  mereka di kala senggang. Pembaca yang menggunakan media cetak
  berbeda pula dengan pembaca di media internet. Dibanding pembaca
  media cetak, pembaca media internet ingin sesuatu yang lebih ringkas
  dan padat. Mereka tidak akan menghabiskan banyak waktu untuk membaca
  tulisan-tulisan yang terlalu panjang. Jadi, dalam membuat tulisan,
  perhatikanlah media yang Anda gunakan sehingga tulisan Anda pun
  dapat menarik atensi dari pembaca yang menggunakan media-media
  tersebut.

  Selain dibagi dalam bentuk dan jenis, pembaca juga sangat
  memerhatikan sasaran dari media-media tersebut, apakah untuk umum
  atau untuk kelompok khusus. Akan lebih mudah bagi penulis Kristen
  untuk menyampaikan kabar Injil apabila media yang mereka pilih
  adalah media khusus bagi orang-orang Kristen, misalnya majalah
  gereja, situs Kristen, maupun warta jemaat. Tetapi, bukan berarti
  penulis Kristen tidak dapat menyampaikan pesan Injil melalui media
  umum. Hal tersebut merupakan tantangan yang justru harus dijawab.
  Bahkan, dengan menulis di media umum, kesempatan untuk mewartakan
  Injil menjadi lebih luas lagi. Tinggal bagaimana sekarang para
  penulis Kristen terus mengasah kemampuan dan menambah wawasan seluas
  mungkin sehingga dapat menulis hal-hal umum yang bermuara pada
  kebenaran sejati itu.

  STRATEGI PENYAJIAN TULISAN

  Setelah mengetahui target pembaca, menetapkan tujuan tulisan,
  memerhatikan hal-hal agar dapat menulis bagi pembaca, strategi
  penyajian tulisan juga perlu diperhatikan.

  Tulisan yang disajikan harus merupakan sesuatu yang menarik pembaca,
  seperti sesuatu yang sedang marak, baru, segar, maupun sesuatu yang
  dibutuhkan pembaca dalam kondisi-kondisi khusus. Penulis juga harus
  dapat menyampaikan tulisan dengan sebaik mungkin. Dengan kata lain,
  dapat dipahami pembaca karena apa yang menjadi gagasan penulis dapat
  diwujudnyatakan lewat jalinan kalimat-kalimat dalam tulisan.

  Bagaimana caranya? Menulis dan terus menulis, itu yang dapat penulis
  lakukan agar semakin terampil dalam menulis. Sesuatu yang tidak bisa
  ditawar-tawar lagi adalah setiap penulis harus selalu menambah
  wawasan dan mengembangkan diri sehingga bank data penulis semakin
  luas dan berkembang.

  MENETAPKAN STANDAR

  Meskipun tujuan kita menulis adalah untuk dibaca para pembaca,
  seorang penulis perlu menetapkan standar tertentu. Apa yang
  diinginkan pembaca tidak harus selalu dipenuhi oleh penulis. Apabila
  karakter pembaca adalah orang-orang yang menyukai sesuatu yang tidak
  baik, misalnya kekerasan dan pornografi, jangan sampai penulis
  terseret ke dalamnya dengan menyajikan tulisan-tulisan yang semakin
  merusak pembaca tulisan kita.

  Hindarilah menyajikan tulisan-tulisan yang tidak membangun dan tidak
  berkualitas meskipun hal-hal seperti itulah yang sangat menarik
  minat banyak pembaca. Justru, sikapilah hal tersebut dengan
  menuliskan sesuatu yang berseberangan, sesuatu yang dapat
  menyadarkan pembaca untuk menjadi lebih baik lagi sehingga hidup
  mereka lebih berkualitas. Kembali lagi, diperlukan banyak latihan
  dan pengembangan diri agar tulisan yang kurang diminati pasar pada
  akhirnya dapat dilirik dan dibaca para pembaca yang menjadi target
  Anda.

  Milikilah standar tertentu dalam menulis. Sebagai penulis Kristen,
  Alkitab merupakan standar yang harus dipegang teguh dalam menulis.
  Tetapkan standar bahwa kita menulis untuk memberikan secercah
  terang, memberi penghiburan, dan menjadi perpanjangan tangan
  kebenaran yang seharusnya diketahui pembaca. Penulis Kristen adalah
  utusan Kristus yang melakukan pekerjaan-Nya lewat tulisan.

  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
  mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan
  untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16)

  Selamat menulis untuk pembaca.

______________________________ARTIKEL 2_______________________________

  MENGENALI PEMBACA

  Jika Anda ingin pembaca Anda merasakan apa yang Anda rasakan, atau
  memercayai apa yang Anda percayai, Anda harus menjalin sebuah
  hubungan dengan mereka. Untuk mengembangkan hubungan semacam itu,
  cari tahulah kesamaan yang Anda dan pembaca Anda miliki: asumsi,
  sudut pandang, pengalaman, pengetahuan, dan latar belakang. Anda
  kemudian dapat menggunakan kesamaan itu sebagai jembatan menuju
  pengalaman atau pemikiran yang tidak Anda ungkapkan.

  Saat Anda memikirkan karakteristik pembaca Anda, coba uji apakah
  Anda dapat mengelompokkan pembaca menurut seberapa banyak yang
  mereka tahu tentang subjek tulisan Anda dan kemungkinan reaksi yang
  muncul terhadap tulisan Anda.

  1. Pembaca Umum
     Penulisan yang ditujukan untuk pembaca umum tidak menanggung
     tingkat pengetahuan khusus tentang subjek atau pokok penulisan.
     Pembaca ini mungkin bekerja dengan spesialisasi tinggi dan
     memiliki sejumlah minat tertentu, namun saat pembaca seperti ini
     menyimak majalah dengan beragam rubrik, seperti Ebony, Newsweek,
     People, Psychology Today, Sports Illustrated, atau National
     Geographic, mereka berharap menemukan artikel yang ditulis dalam
     bahasa standar nonteknis yang dapat dengan mudah dipahami, dengan
     definisi dan penjelasan yang disediakan untuk istilah-istilah
     tidak umum. Mereka seperti Anda; mereka ingin mendapat informasi
     tanpa harus menguasai bidang tertentu.

  2. Pembaca dengan Spesialisasi
     Penulis dapat mengambil keuntungan dari minat pembaca pada
     spesialisasinya serta tingkat pengetahuan tertentu mengenai hal
     tersebut. Pembaca seperti ini dapat memahami informasi, gagasan,
     dan bahasa khusus, atau jargon, yang tidak akan cocok ditujukan
     pada pembaca umum. Kini, banyak majalah yang diterbitkan untuk
     pembaca yang memiliki minat pada suatu bidang khusus tertentu,
     antara lain Antique Monthly, Chemical and Engineering News, The
     Chronicle of Higher Education, Model Railroder, Industrial
     Marketing, Journal of American History, dan Indiana Farmer.

  3. Pembaca Pemula dan Ahli
     Salah satu tugas Anda sebagai penulis adalah memperkirakan
     tingkat keahlian pembaca Anda. Bahkan di antara pembaca yang
     memiliki spesialisasi, mungkin terdapat tingkat keahlian yang
     benar-benar berbeda. Seorang pembaca sebuah esai mengenai
     komputer mungkin baru saja membeli sebuah komputer; yang lain
     mungkin sudah memiliki komputer selama bertahun-tahun. Biasanya,
     lebih sulit untuk menulis bagi semua tingkat pembaca karena Anda
     harus mendefinisikan lebih banyak istilah dan menyertakan lebih
     banyak penjelasan daripada yang pembaca ahli butuhkan. Ketika
     merencanakan tulisan, cobalah untuk menentukan seberapa luas dan
     dalam pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mengenai subjek
     tulisan Anda.

  4. Pembaca yang Yakin, Netral, dan Skeptis
     Jika pembaca Anda sepertinya memahami pemikiran Anda, penulisan
     yang Anda lakukan akan lebih mudah daripada jika pembaca Anda
     butuh diyakinkan. Menemukan kesamaan antara Anda dan pembaca Anda
     bisa membantu meredakan perbedaan pemikiran dan mendasari sebuah
     kesamaan pendapat. Tentu saja, bahkan seorang pembaca yang
     sepertinya tertarik dengan topik Anda dan setuju dengan apa yang
     harus Anda katakan tentang topik itu, pantas menerima informasi
     dan keterampilan menulis Anda yang paling baik. Namun, seorang
     pembaca skeptis menuntut pemikiran dan penulisan saksama
     tertentu. Anda akan, misalnya, harus memberikan pembaca skeptis
     lebih banyak bukti untuk mendukung pemikiran Anda daripada yang
     dibutuhkan para pembaca yang tak skeptis. (t/Dian)

  Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
  Nama buku: Handbook for Writers
  Judul bab: The Process of Writing: Planning
  Penulis: Melinda G. Kramer, Glenn Legget, dan C. David Mead
  Penerbit: Prentice Hall, New Jersey 1995
  Halaman: 16 -- 17

_________________________________TIPS_________________________________

  CARA MENGENALI PEMBACA ANDA
  Ditulis oleh: Puji Arya Yanti

  Mengenali pembaca ikut menentukan apakah nantinya tulisan Anda akan
  dibaca orang atau tidak. Setelah mengenali pembaca, penulis juga
  perlu menentukan isi, cara mengemas, dan cara menyampaikan pesan
  dalam tulisannya. Berikut ini langkah-langkah untuk mengenali
  pembaca sebelum Anda menulis.

  1. Siapakah pembaca tulisan Anda?
     Tentukan dan pilih siapa yang akan menjadi pembaca tulisan Anda.
     Hal ini sebaiknya Anda lakukan sebelum menulis karena akan
     memengaruhi hasil tulisan Anda. Apakah mereka anak-anak, orang
     dewasa, laki-laki atau perempuan, apa profesinya, dan setiap hal
     yang melatarbelakangi calon pembaca tulisan Anda.
     Pertimbangkanlah semua itu sebelum Anda menulis.

  2. Apakah yang menjadi kesukaan pembaca.
     Setelah menentukan target pembaca Anda, selidiki pula hal-hal
     yang disukai target pembaca Anda. Contohnya, anak-anak lebih
     menyukai cerita-cerita atau dongeng dibanding tulisan-tulisan
     ilmiah. Seorang perempuan lebih menyukai tulisan dalam bidang
     kecantikan dibanding laki-laki. Seorang petani lebih menyukai
     tulisan tentang tanaman dibanding seorang insinyur.

  3. Tentukan bentuk tulisan yang akan Anda pakai.
     Sajikan tulisan-tulisan Anda dalam bentuk yang sesuai. Berikut
     ini adalah beberapa bentuk tulisan.
     - Narasi
       Tulisan dihadirkan sedemikian rupa, seolah-olah hidup dalam
       imanjinasi pembaca.
     - Deskripsi
       Tulisan dihadirkan berupa penjelasan sehingga pembaca
       seolah-olah terlibat di dalamnya dan merasakan apa yang
       ditangkap oleh alat indranya.
     - Argumentasi
       Tulisan bentuk ini dapat memancing pembaca mengetahui apa yang
       sebenarnya terjadi.
     Ketiga bentuk di atas tidak harus berdiri sendiri atau dapat
     dipadukan sehingga pembaca semakin mengerti maksud gagasan
     penulis yang disampaikan dalam tulisan.

  4. Belajarlah dari tulisan yang ada sebelumnya.
     Tentunya ada banyak tulisan bagus yang sesuai dengan target
     pembaca yang sudah pernah terbit di sekitar Anda. Belajarlah dari
     tulisan-tulisan tersebut agar pengetahuan dan keterampilan
     menulis Anda semakin bertambah. Ke depannya, Anda dapat
     menghasilkan tulisan yang disukai dan digemari pula oleh pembaca
     Anda.

  Meskipun mengenali pembaca ini dilakukan agar tulisan kita dibaca
  sehingga kita dapat menulis sesuatu yang mereka sukai, namun sebagai
  penulis kita tetap harus bertanggung jawab dengan apa yang kita
  tulis. Kita harus tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang
  sesuai dengan kebenaran. Tidak melulu hanya mengikuti sesuatu yang
  marak di pasaran.

____________________________TOKOH PENULIS_____________________________

  TUHAN PARA PENJAGA CINCIN (J.R.R. TOLKIEN)

  Mungkin setelah difilmkan, tidak ada lagi orang yang tidak mengenal
  epik paling populer abad ini, "The Lord of the Rings". Kisah yang
  mengambil latar masa prasejarah dan menggambarkan dunia mungil
  orang-orang Hobbit dalam realitas manusia ini, bahkan kepopulerannya
  hampir mengalahkan novel anak-anak terlaris abad ini, Harry Potter.
  Kepopuleran "The Lord of the Rings" bukan saja karena kini epos itu
  dicetak ulang dan telah diterjemahkan penerbit Gramedia, tetapi
  karena bagi penikmat dan pemerhati sastra, khususnya sastra Inggris
  klasik, Tolkien bukanlah nama yang asing. Melalui epos tiga seri
  itu, ia meraih kepopuleran puncak selain kariernya yang melangit
  sebagai pakar bahasa dan sastra Inggris.

  Ia memang penutur yang baik yang menemukan kedahsyatannya ketika
  mendongeng untuk anak-anak. Gaya bertuturnya sangat menggugah rasa
  ingin tahu anak-anak, terutama setelah bukunya, Mr. Bliss dan
  Reverandom, yang menawarkan rasa baru, terbit. Kehebatannya adalah
  membawa cerita ke dalam suasana klasik, mengalir dengan imajinasi
  yang sangat liar membentang ke sudut yang tak terbayangkan; indah,
  fantastis, dan menakjubkan. Semua itu mewujudkan dunia yang hadir
  hanya dalam mimpi kanak-kanak.

  Pecinta Cita Rasa Klasik

  John Ronald Reuel Tolkien lahir di Bloemfoentein, Afrika Selatan, 3
  Januari 1892. Ia mengalami masa kecil yang tidak bahagia. Ayahnya,
  Arthur Reuel Tolkien, seorang pedagang, sosok yang mendampinginya
  hanya empat tahun. Belum lagi puas bersama ibu dan Hillary, adiknya,
  pada usia dua belas tahun, ia telah yatim piatu, sang ibu menyusul
  ayahnya. Ia kemudian menumpang pada dua pamannya dari pihak ibu. Ini
  keuntungan bagi Tolkien karena keluarga dari pihak ibu mengambil
  bahasa Inggris klasik sebagai bahasa ibu. Cuma satu kekurangan
  keluarga besar itu, selalu didera kemelaratan.

  Sejak pindah ke Birmingham, Tolkien dan adiknya dikenalkan dengan
  kehidupan gereja Roma. Di sinilah keduanya menemukan makna hidup.
  Ia pun mengenal sosok Francis Morgan, orang tua yang selalu
  mendengarkannya dan berfungsi sebagai ayahnya.

  Morgan sendiri amat menyukai Tolkien, terutama karena kemampuannya
  beradaptasi dengan bahasa Inggris klasik. Dalam usia yang masih
  sangat muda, ia telah menguasai bahasa Yunani dan Latin. Ketika
  remaja, ia bahkan sudah sangat piawai berbahasa Gothic dan
  Finlandia. Hebatnya, semua jenis bahasa itu ia kuasai, baik bahasa
  modern maupun klasik.

  Kepiawaian ini yang membuat Tolkien mampu masuk dan beradaptasi
  dengan berbagai kalangan. Salah satu teman korespondennya adalah
  Edith Bradd, perempuan cantik tiga tahun lebih tua dari Tolkien,
  yang diperkenalkan William Faulkner. Korespondensi mereka berkisar
  tentang kritik sastra. Mereka terus bersuratan sampai tahun 1916.
  Lima tahun sebelumnya, ia telah masuk pendidikan tinggi di Exeter
  College, Oxford, dan meneruskan lagi di King Edwards College, khusus
  untuk memerdalam sastra klasik. Di kampus yang terakhir ini, ia
  makin giat memerdalam bahasa Jerman, Finlandia, dan Wales.

  Sayangnya, ia tidak meneruskan minat itu dan mengubah haluan dengan
  lebih fokus pada bahasa dan sastra Inggris ketika memasuki tahun
  keempat di kampusnya. Penyebabnya adalah ia begitu terhipnotis
  dengan sebilah puisi, "The Crist of Cynewulf". Akan tetapi, Tolkien
  merasa dirinya bukanlah guru yang baik. Ia pun mengembara ke
  Staffordshire untuk memerdalam bahasa Inggris klasik. Perjalanan
  itu baru berakhir ketika ia dapat menikahi teman korespondensinya,
  Edith Bradd, pada 22 Maret 1916 di Warwick.

  Setahun menikah, ia didera sakit panjang dan baru sembuh di akhir
  tahun 1918. Ia dipromosikan menjadi letnan atas jasanya melakukan
  pendampingan di kamp penampungan Perang Dunia I. Akan tetapi, ia
  tidak peduli dengan penghargaan itu. Ia lebih memilih menikmati
  kehidupan pribadinya dengan Edith di daerah bebukitan, dengan saling
  bercengkerama dan menari. Pada 16 November 1917, buah cinta mereka,
  John Francis Reuel, lahir.

  Sewaktu gencatan senjata Perang Dunia I ditandatangani pada 11
  November 1918, ia telah tercatat sebagai pengajar di Oxford. Ia
  masuk sebagai asisten leksiografi untuk proyek penerbitan kamus
  Oxford English Dictionary. Ketika terlibat dalam proyek kamus inilah
  ia menyadari bakat menulisnya yang amat besar.

  Tolkien pun pindah haluan. Ia mengajar dan memersiapkan diri untuk
  mewujudkan ide-ide yang acapkali melintasi kepalanya. Ia menulis
  "The Father Christmas Letters" dan "The Monsters and the Critics and
  Others Essay" yang memamerkan komposisi Inggris Wales dengan sangat
  kental. Ia pun memetik sukses ketika mulai menduduki jabatan Merton
  Professorship of English and Literature di Oxford tahun 1945. Namun,
  sebelum itu trilogi "The Lord of the Rings: The Fellowship of the
  Rings, The Two Towers, The Return of the King" telah terbit dan
  meraih puncak penjualan dan popularitas. Keingintahuan pembaca
  tentang dunia dan orang-orang Hobbit dalam trilogi itu sebelumnya
  telah ia punahkan melalui novel "The Hobbit" yang terbit tahun 1937.

  Kisah pengawalan pada sembilan cincin yang akan membuat dunia
  terselamatkan itu membuat namanya diabadikan melalui buku terbaik
  abad ini dalam sebuah jajak pendapat jaringan televisi Chanel 4
  Inggris dan Waterstone, tahun 1997. Sayangnya, ketika keabadian
  namanya itu ditorehkan, jasad Tolkien mungkin telah membatu setelah
  ia meninggal dengan kemasyhuran pada 2 September 1973. Seperti
  novelnya yang klasik, nama Tolkien pun kini juga klasik. Kita pun
  tahu yang klasik pasti unik, sekaligus abadi.

  Diambil dari:
  Judul buku: Bayang Baur Sejarah
  Judul artikel: Tuhan Para Penjaga Cincin
  Penulis: Aulia A. Muhammad
  Penerbit: Tiga Serangkai, Solo 2003
  Halaman: 99 -- 101


_____________________________POJOK BAHASA_____________________________

  TANDA PETIK ("...") DAN TANDA PETIK TUNGGAL (`...`)

  Masih bingung dalam menggunakan tanda petik ("...") maupun tanda
  petik tunggal (`...`). Penjelasan di bawah ini semoga menjawab
  kebingungan Anda selama ini.

  A. Tanda petik ("...")

     1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
        pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
        Misalnya:
        "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
        Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah bahasa
        Indonesia.", 2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang
        dipakai dalam kalimat.
        Misalnya:
        Bacalah "Bola Lampu" dalam buku "Dari Suatu Masa, dari Suatu
        Tempat".
        Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai
        Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
        Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman lima buku itu.

     3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
        kata yang memunyai arti khusus.
        Misalnya:
        Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
        Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan
        "cutbray".

     4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri
        petikan langsung.
        Misalnya:
        Kata Tono, "Saya juga minta satu.", 5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di
        belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang
        dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
        kalimat.
        Misalnya:
        Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
        Bang Komar sering disebut "pahlawan", ia sendiri tidak tahu
        sebabnya.

  B. Tanda Petik Tunggal (`...`)

     1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun dalam
        petikan lain.
        Misalnya:
        Tanya Basri, "Kau dengar bunyi `kring-kring` tadi?"
        "Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, `Ibu,
        Bapak pulang`, dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Bapak
        Hamdan.

     2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau
        penjelasan kata ungkapan asing.
        Misalnya:
        feed-back `balikan`

  Diambil dari:
  Judul buku: Pedomam Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
  dan Pedomam Umum Pembentukan Istilah
  Judul bab: Pemakaian Tanda Baca
  Judul artikel: Tanda Petik ("...") dan Tanda Petik Tunggal (`...`)
  Penulis: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
  Pendidikan Nasional Republik Indonesia
  Penerbit: Yrama Widya, Bandung 2006
  Halaman: 53 -- 54

___________________________SEPUTAR PELITAKU___________________________

  DUNIA PENERJEMAHAN
  http://pelitaku.sabda.org/forum?fid=19

  Di dalam forum Pelitaku, terdapat juga topik Dunia Penerjemahan.
  Topik ini disediakan bagi Anda yang meminati hal-hal seputar
  penerjemahan, teori maupun praktiknya.

  Di sini, Anda dapat mengirim topik-topik seputar dunia penerjemahan
  yang ingin Anda diskusikan dengan anggota lainnya. Anda juga dapat
  mengomentari topik-topik yang sudah ada. Namun, jangan lupa untuk
  terlebih dahulu mendaftar menjadi anggota. Caranya mudah, silakan
  masuk ke menu Daftar menjadi Pengguna dan silakan ikuti instruksi
  yang ada.

  Nah, tunggu apa lagi? Ayo saling membangun dan belajar tentang
  penerjamahan lewat fasilitas yang sudah disediakan di situs Pelitaku
  ini.

______________________________________________________________________

Pimpinan Redaksi: Puji Arya Yanti
Staf Redaksi: Davida Welni Dana
Berlangganan: Kirim e-mail ke subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: Kirim e-mail ke unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Kirim bahan/tanya: Kirim e-mail ke penulis(at)sabda.org
Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
Situs Pelitaku: http://pelitaku.sabda.org/
Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum
Network Literatur: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_literatur
______________________________________________________________________
Melayani sejak 3 November 2004
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
Copyright(c) e-Penulis 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org