Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/44 |
|
e-Penulis edisi 44 (18-6-2008)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________ Edisi 044/Juni/2008 TEMA: MENGENAL PEMBACA ______________________________________________________________________ = DAFTAR ISI = * Dari Redaksi: Pembaca adalah Raja * Mutiara Penulis * Artikel 1: Menulis untuk Pembaca * Artikel 2: Mengenali Pembaca * Tips: Cara Mengenali Pembaca Anda * Tokoh Penulis: Tuhan Para Penjaga Cincin (J.R.R. Tolkien) * Pojok Bahasa: Tanda Petik ("...") dan Tanda Petik Tunggal (`...`) * Seputar Pelitaku: Dunia Penerjemahan ____________________________DARI REDAKSI______________________________ PEMBACA ADALAH RAJA Jika dalam dunia bisnis ada istilah "pembeli adalah raja", mungkin dunia kepenulisan pun perlu meminjam istilah tersebut menjadi "pembaca adalah raja". Yang dimaksud di sini adalah saat menuangkan ide, aspirasi, suara hati, atau pemikirannya, seorang penulis yang ingin tulisannya dibaca orang lain tentu saja harus memerhatikan segala aspek yang berhubungan dengan pembacanya. Menetapkan target pembaca harus dibarengi dengan menganalisa kondisi sosial, pribadi, rohani, ekonomi, status, dan aspek-aspek lain yang menyertai target pembaca tulisan Anda. Jika seorang penulis lihai memanjakan pembaca melalui tulisan-tulisannya, maka sang penulis pun akan berhasil mencapai tujuan yang ingin ia sampaikan melalui tulisannya. Seorang penulis yang memandang pembaca sebagai raja, akan benar-benar memerhitungkan pembaca ketika menulis. Edisi e-Penulis kali ini mengajak Sahabat Penulis sekalian untuk melihat pentingnya mengenal pembaca melalui artikel-artikel dan tips dalam edisi ini. Simak pula informasi lain seputar tokoh penulis, tanda baca, dan komunitas bagi para penerjemah yang dapat menambah wawasan Anda dalam menulis. Harapan kami, setiap sajian dapat menjadi berkat dan pemicu untuk menulis lebih baik lagi. Staf Redaksi e-Penulis, Davida Welni Dana ___________________________MUTIARA PENULIS____________________________ LAYANILAH PEMBACAMU ______________________________ARTIKEL 1_______________________________ MENULIS UNTUK PEMBACA Ditulis oleh: Puji Arya Yanti Alasan seseorang dalam menulis dapat memengaruhi hasil tulisannya. Jika seseorang menulis untuk menyenangkan dirinya sendiri, tulisan tersebut mungkin hanya menjadi konsumsi pribadi. Dalam menulis, tentunya ia tidak mempertimbangkan siapa yang akan membaca tulisan tersebut karena ia tidak menulis untuk para pembaca, tetapi untuk dirinya sendiri. Berbeda dengan para penulis yang ingin membagikan apa yang dia pikirkan kepada orang lain. Itu berarti dia menulis untuk pembacanya. MENGETAHUI PEMBACA Menulis untuk pembaca dapat diawali dengan mengenali para pembacanya terlebih dahulu. Anda perlu mengetahui pembaca yang menjadi target tulisan Anda. Hal ini akan menentukan cara penyampaian dan muatan yang akan ditulis. Dengan mengenali pembaca, Anda dapat mengetahui apa yang dibutuhkan pembaca dan bagaimana memenuhinya lewat tulisan-tulisan Anda. Jika tulisan Anda memenuhi kebutuhan target pembaca yang kita tuju, pastinya mereka akan membaca tulisan-tulisan kita. Tulisan untuk orang dewasa tentunya berbeda dengan tulisan untuk anak-anak. Jika yang menjadi target tulisan Anda adalah anak-anak, pastinya tulisan yang Anda buat tidak menggunakan bahasa ilmiah yang berat dan sulit dimengerti anak. Anda lebih baik menulis sesuatu yang ringan, dituturkan dalam bahasa anak-anak yang mudah dimengerti, namun tetap memuat pesan yang dapat ditangkap untuk anak-anak. MEMUAT PESAN UNTUK PEMBACA Setiap penulis yang memunyai arah dalam menulis pasti menetapkan tujuan tertentu ketika membuat tulisannya. Tulisan dapat dibuat dengan tujuan menghibur, memberikan informasi, bahkan mendidik. Ketiganya dapat pula menjadi satu kesatuan dalam sebuah tulisan. Tulisan memiliki kelebihan dan kekuatan yang besar, yaitu dapat memberikan pengaruh yang signifikan bagi para pembacanya. Oleh karena itu, sebelum menulis tetapkanlah tujuan Anda. Banyak yang telah menyadari pengaruh besar dari sebuah tulisan sehingga mereka memilih menggunakan media tulisan untuk meraih tujuan-tujuannya. Seorang penulis Kristen harus menyadari hal ini. Anda dapat memakai tulisan untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus. Ya, tulisan Anda harus memuat pesan kebenaran bagi setiap pembaca yang menjadi target tulisan Anda sehingga kita dapat membawa mereka ke arah jalan yang benar itu. MEMERHATIKAN MEDIA YANG DIPAKAI PEMBACA Dalam menulis, Anda juga perlu memerhatikan media yang dipakai oleh para pembaca. Tidak semua pembaca menggunakan bentuk maupun jenis media yang sama. Ada yang lebih senang membaca melalui media internet (situs, blog, milis publikasi) atau media cetak (surat kabar, majalah, buletin, dan lainnya). Pada umumnya, perbedaan membaca menggunakan media tertentu adalah karena setiap pembaca memiliki karakter yang berbeda-beda pula. Pembaca yang lebih senang membaca media cetak dengan jenis surat kabar tentu berbeda dengan mereka yang memilih membaca dari jenis majalah. Pembaca surat kabar cenderung memilih sesuatu yang aktual dan informasi yang dapat cepat mereka tangkap. Pembaca majalah lebih senang membaca sesuatu yang ringan dan menghibur mereka di kala senggang. Pembaca yang menggunakan media cetak berbeda pula dengan pembaca di media internet. Dibanding pembaca media cetak, pembaca media internet ingin sesuatu yang lebih ringkas dan padat. Mereka tidak akan menghabiskan banyak waktu untuk membaca tulisan-tulisan yang terlalu panjang. Jadi, dalam membuat tulisan, perhatikanlah media yang Anda gunakan sehingga tulisan Anda pun dapat menarik atensi dari pembaca yang menggunakan media-media tersebut. Selain dibagi dalam bentuk dan jenis, pembaca juga sangat memerhatikan sasaran dari media-media tersebut, apakah untuk umum atau untuk kelompok khusus. Akan lebih mudah bagi penulis Kristen untuk menyampaikan kabar Injil apabila media yang mereka pilih adalah media khusus bagi orang-orang Kristen, misalnya majalah gereja, situs Kristen, maupun warta jemaat. Tetapi, bukan berarti penulis Kristen tidak dapat menyampaikan pesan Injil melalui media umum. Hal tersebut merupakan tantangan yang justru harus dijawab. Bahkan, dengan menulis di media umum, kesempatan untuk mewartakan Injil menjadi lebih luas lagi. Tinggal bagaimana sekarang para penulis Kristen terus mengasah kemampuan dan menambah wawasan seluas mungkin sehingga dapat menulis hal-hal umum yang bermuara pada kebenaran sejati itu. STRATEGI PENYAJIAN TULISAN Setelah mengetahui target pembaca, menetapkan tujuan tulisan, memerhatikan hal-hal agar dapat menulis bagi pembaca, strategi penyajian tulisan juga perlu diperhatikan. Tulisan yang disajikan harus merupakan sesuatu yang menarik pembaca, seperti sesuatu yang sedang marak, baru, segar, maupun sesuatu yang dibutuhkan pembaca dalam kondisi-kondisi khusus. Penulis juga harus dapat menyampaikan tulisan dengan sebaik mungkin. Dengan kata lain, dapat dipahami pembaca karena apa yang menjadi gagasan penulis dapat diwujudnyatakan lewat jalinan kalimat-kalimat dalam tulisan. Bagaimana caranya? Menulis dan terus menulis, itu yang dapat penulis lakukan agar semakin terampil dalam menulis. Sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi adalah setiap penulis harus selalu menambah wawasan dan mengembangkan diri sehingga bank data penulis semakin luas dan berkembang. MENETAPKAN STANDAR Meskipun tujuan kita menulis adalah untuk dibaca para pembaca, seorang penulis perlu menetapkan standar tertentu. Apa yang diinginkan pembaca tidak harus selalu dipenuhi oleh penulis. Apabila karakter pembaca adalah orang-orang yang menyukai sesuatu yang tidak baik, misalnya kekerasan dan pornografi, jangan sampai penulis terseret ke dalamnya dengan menyajikan tulisan-tulisan yang semakin merusak pembaca tulisan kita. Hindarilah menyajikan tulisan-tulisan yang tidak membangun dan tidak berkualitas meskipun hal-hal seperti itulah yang sangat menarik minat banyak pembaca. Justru, sikapilah hal tersebut dengan menuliskan sesuatu yang berseberangan, sesuatu yang dapat menyadarkan pembaca untuk menjadi lebih baik lagi sehingga hidup mereka lebih berkualitas. Kembali lagi, diperlukan banyak latihan dan pengembangan diri agar tulisan yang kurang diminati pasar pada akhirnya dapat dilirik dan dibaca para pembaca yang menjadi target Anda. Milikilah standar tertentu dalam menulis. Sebagai penulis Kristen, Alkitab merupakan standar yang harus dipegang teguh dalam menulis. Tetapkan standar bahwa kita menulis untuk memberikan secercah terang, memberi penghiburan, dan menjadi perpanjangan tangan kebenaran yang seharusnya diketahui pembaca. Penulis Kristen adalah utusan Kristus yang melakukan pekerjaan-Nya lewat tulisan. "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16) Selamat menulis untuk pembaca. ______________________________ARTIKEL 2_______________________________ MENGENALI PEMBACA Jika Anda ingin pembaca Anda merasakan apa yang Anda rasakan, atau memercayai apa yang Anda percayai, Anda harus menjalin sebuah hubungan dengan mereka. Untuk mengembangkan hubungan semacam itu, cari tahulah kesamaan yang Anda dan pembaca Anda miliki: asumsi, sudut pandang, pengalaman, pengetahuan, dan latar belakang. Anda kemudian dapat menggunakan kesamaan itu sebagai jembatan menuju pengalaman atau pemikiran yang tidak Anda ungkapkan. Saat Anda memikirkan karakteristik pembaca Anda, coba uji apakah Anda dapat mengelompokkan pembaca menurut seberapa banyak yang mereka tahu tentang subjek tulisan Anda dan kemungkinan reaksi yang muncul terhadap tulisan Anda. 1. Pembaca Umum Penulisan yang ditujukan untuk pembaca umum tidak menanggung tingkat pengetahuan khusus tentang subjek atau pokok penulisan. Pembaca ini mungkin bekerja dengan spesialisasi tinggi dan memiliki sejumlah minat tertentu, namun saat pembaca seperti ini menyimak majalah dengan beragam rubrik, seperti Ebony, Newsweek, People, Psychology Today, Sports Illustrated, atau National Geographic, mereka berharap menemukan artikel yang ditulis dalam bahasa standar nonteknis yang dapat dengan mudah dipahami, dengan definisi dan penjelasan yang disediakan untuk istilah-istilah tidak umum. Mereka seperti Anda; mereka ingin mendapat informasi tanpa harus menguasai bidang tertentu. 2. Pembaca dengan Spesialisasi Penulis dapat mengambil keuntungan dari minat pembaca pada spesialisasinya serta tingkat pengetahuan tertentu mengenai hal tersebut. Pembaca seperti ini dapat memahami informasi, gagasan, dan bahasa khusus, atau jargon, yang tidak akan cocok ditujukan pada pembaca umum. Kini, banyak majalah yang diterbitkan untuk pembaca yang memiliki minat pada suatu bidang khusus tertentu, antara lain Antique Monthly, Chemical and Engineering News, The Chronicle of Higher Education, Model Railroder, Industrial Marketing, Journal of American History, dan Indiana Farmer. 3. Pembaca Pemula dan Ahli Salah satu tugas Anda sebagai penulis adalah memperkirakan tingkat keahlian pembaca Anda. Bahkan di antara pembaca yang memiliki spesialisasi, mungkin terdapat tingkat keahlian yang benar-benar berbeda. Seorang pembaca sebuah esai mengenai komputer mungkin baru saja membeli sebuah komputer; yang lain mungkin sudah memiliki komputer selama bertahun-tahun. Biasanya, lebih sulit untuk menulis bagi semua tingkat pembaca karena Anda harus mendefinisikan lebih banyak istilah dan menyertakan lebih banyak penjelasan daripada yang pembaca ahli butuhkan. Ketika merencanakan tulisan, cobalah untuk menentukan seberapa luas dan dalam pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mengenai subjek tulisan Anda. 4. Pembaca yang Yakin, Netral, dan Skeptis Jika pembaca Anda sepertinya memahami pemikiran Anda, penulisan yang Anda lakukan akan lebih mudah daripada jika pembaca Anda butuh diyakinkan. Menemukan kesamaan antara Anda dan pembaca Anda bisa membantu meredakan perbedaan pemikiran dan mendasari sebuah kesamaan pendapat. Tentu saja, bahkan seorang pembaca yang sepertinya tertarik dengan topik Anda dan setuju dengan apa yang harus Anda katakan tentang topik itu, pantas menerima informasi dan keterampilan menulis Anda yang paling baik. Namun, seorang pembaca skeptis menuntut pemikiran dan penulisan saksama tertentu. Anda akan, misalnya, harus memberikan pembaca skeptis lebih banyak bukti untuk mendukung pemikiran Anda daripada yang dibutuhkan para pembaca yang tak skeptis. (t/Dian) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Nama buku: Handbook for Writers Judul bab: The Process of Writing: Planning Penulis: Melinda G. Kramer, Glenn Legget, dan C. David Mead Penerbit: Prentice Hall, New Jersey 1995 Halaman: 16 -- 17 _________________________________TIPS_________________________________ CARA MENGENALI PEMBACA ANDA Ditulis oleh: Puji Arya Yanti Mengenali pembaca ikut menentukan apakah nantinya tulisan Anda akan dibaca orang atau tidak. Setelah mengenali pembaca, penulis juga perlu menentukan isi, cara mengemas, dan cara menyampaikan pesan dalam tulisannya. Berikut ini langkah-langkah untuk mengenali pembaca sebelum Anda menulis. 1. Siapakah pembaca tulisan Anda? Tentukan dan pilih siapa yang akan menjadi pembaca tulisan Anda. Hal ini sebaiknya Anda lakukan sebelum menulis karena akan memengaruhi hasil tulisan Anda. Apakah mereka anak-anak, orang dewasa, laki-laki atau perempuan, apa profesinya, dan setiap hal yang melatarbelakangi calon pembaca tulisan Anda. Pertimbangkanlah semua itu sebelum Anda menulis. 2. Apakah yang menjadi kesukaan pembaca. Setelah menentukan target pembaca Anda, selidiki pula hal-hal yang disukai target pembaca Anda. Contohnya, anak-anak lebih menyukai cerita-cerita atau dongeng dibanding tulisan-tulisan ilmiah. Seorang perempuan lebih menyukai tulisan dalam bidang kecantikan dibanding laki-laki. Seorang petani lebih menyukai tulisan tentang tanaman dibanding seorang insinyur. 3. Tentukan bentuk tulisan yang akan Anda pakai. Sajikan tulisan-tulisan Anda dalam bentuk yang sesuai. Berikut ini adalah beberapa bentuk tulisan. - Narasi Tulisan dihadirkan sedemikian rupa, seolah-olah hidup dalam imanjinasi pembaca. - Deskripsi Tulisan dihadirkan berupa penjelasan sehingga pembaca seolah-olah terlibat di dalamnya dan merasakan apa yang ditangkap oleh alat indranya. - Argumentasi Tulisan bentuk ini dapat memancing pembaca mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ketiga bentuk di atas tidak harus berdiri sendiri atau dapat dipadukan sehingga pembaca semakin mengerti maksud gagasan penulis yang disampaikan dalam tulisan. 4. Belajarlah dari tulisan yang ada sebelumnya. Tentunya ada banyak tulisan bagus yang sesuai dengan target pembaca yang sudah pernah terbit di sekitar Anda. Belajarlah dari tulisan-tulisan tersebut agar pengetahuan dan keterampilan menulis Anda semakin bertambah. Ke depannya, Anda dapat menghasilkan tulisan yang disukai dan digemari pula oleh pembaca Anda. Meskipun mengenali pembaca ini dilakukan agar tulisan kita dibaca sehingga kita dapat menulis sesuatu yang mereka sukai, namun sebagai penulis kita tetap harus bertanggung jawab dengan apa yang kita tulis. Kita harus tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang sesuai dengan kebenaran. Tidak melulu hanya mengikuti sesuatu yang marak di pasaran. ____________________________TOKOH PENULIS_____________________________ TUHAN PARA PENJAGA CINCIN (J.R.R. TOLKIEN) Mungkin setelah difilmkan, tidak ada lagi orang yang tidak mengenal epik paling populer abad ini, "The Lord of the Rings". Kisah yang mengambil latar masa prasejarah dan menggambarkan dunia mungil orang-orang Hobbit dalam realitas manusia ini, bahkan kepopulerannya hampir mengalahkan novel anak-anak terlaris abad ini, Harry Potter. Kepopuleran "The Lord of the Rings" bukan saja karena kini epos itu dicetak ulang dan telah diterjemahkan penerbit Gramedia, tetapi karena bagi penikmat dan pemerhati sastra, khususnya sastra Inggris klasik, Tolkien bukanlah nama yang asing. Melalui epos tiga seri itu, ia meraih kepopuleran puncak selain kariernya yang melangit sebagai pakar bahasa dan sastra Inggris. Ia memang penutur yang baik yang menemukan kedahsyatannya ketika mendongeng untuk anak-anak. Gaya bertuturnya sangat menggugah rasa ingin tahu anak-anak, terutama setelah bukunya, Mr. Bliss dan Reverandom, yang menawarkan rasa baru, terbit. Kehebatannya adalah membawa cerita ke dalam suasana klasik, mengalir dengan imajinasi yang sangat liar membentang ke sudut yang tak terbayangkan; indah, fantastis, dan menakjubkan. Semua itu mewujudkan dunia yang hadir hanya dalam mimpi kanak-kanak. Pecinta Cita Rasa Klasik John Ronald Reuel Tolkien lahir di Bloemfoentein, Afrika Selatan, 3 Januari 1892. Ia mengalami masa kecil yang tidak bahagia. Ayahnya, Arthur Reuel Tolkien, seorang pedagang, sosok yang mendampinginya hanya empat tahun. Belum lagi puas bersama ibu dan Hillary, adiknya, pada usia dua belas tahun, ia telah yatim piatu, sang ibu menyusul ayahnya. Ia kemudian menumpang pada dua pamannya dari pihak ibu. Ini keuntungan bagi Tolkien karena keluarga dari pihak ibu mengambil bahasa Inggris klasik sebagai bahasa ibu. Cuma satu kekurangan keluarga besar itu, selalu didera kemelaratan. Sejak pindah ke Birmingham, Tolkien dan adiknya dikenalkan dengan kehidupan gereja Roma. Di sinilah keduanya menemukan makna hidup. Ia pun mengenal sosok Francis Morgan, orang tua yang selalu mendengarkannya dan berfungsi sebagai ayahnya. Morgan sendiri amat menyukai Tolkien, terutama karena kemampuannya beradaptasi dengan bahasa Inggris klasik. Dalam usia yang masih sangat muda, ia telah menguasai bahasa Yunani dan Latin. Ketika remaja, ia bahkan sudah sangat piawai berbahasa Gothic dan Finlandia. Hebatnya, semua jenis bahasa itu ia kuasai, baik bahasa modern maupun klasik. Kepiawaian ini yang membuat Tolkien mampu masuk dan beradaptasi dengan berbagai kalangan. Salah satu teman korespondennya adalah Edith Bradd, perempuan cantik tiga tahun lebih tua dari Tolkien, yang diperkenalkan William Faulkner. Korespondensi mereka berkisar tentang kritik sastra. Mereka terus bersuratan sampai tahun 1916. Lima tahun sebelumnya, ia telah masuk pendidikan tinggi di Exeter College, Oxford, dan meneruskan lagi di King Edwards College, khusus untuk memerdalam sastra klasik. Di kampus yang terakhir ini, ia makin giat memerdalam bahasa Jerman, Finlandia, dan Wales. Sayangnya, ia tidak meneruskan minat itu dan mengubah haluan dengan lebih fokus pada bahasa dan sastra Inggris ketika memasuki tahun keempat di kampusnya. Penyebabnya adalah ia begitu terhipnotis dengan sebilah puisi, "The Crist of Cynewulf". Akan tetapi, Tolkien merasa dirinya bukanlah guru yang baik. Ia pun mengembara ke Staffordshire untuk memerdalam bahasa Inggris klasik. Perjalanan itu baru berakhir ketika ia dapat menikahi teman korespondensinya, Edith Bradd, pada 22 Maret 1916 di Warwick. Setahun menikah, ia didera sakit panjang dan baru sembuh di akhir tahun 1918. Ia dipromosikan menjadi letnan atas jasanya melakukan pendampingan di kamp penampungan Perang Dunia I. Akan tetapi, ia tidak peduli dengan penghargaan itu. Ia lebih memilih menikmati kehidupan pribadinya dengan Edith di daerah bebukitan, dengan saling bercengkerama dan menari. Pada 16 November 1917, buah cinta mereka, John Francis Reuel, lahir. Sewaktu gencatan senjata Perang Dunia I ditandatangani pada 11 November 1918, ia telah tercatat sebagai pengajar di Oxford. Ia masuk sebagai asisten leksiografi untuk proyek penerbitan kamus Oxford English Dictionary. Ketika terlibat dalam proyek kamus inilah ia menyadari bakat menulisnya yang amat besar. Tolkien pun pindah haluan. Ia mengajar dan memersiapkan diri untuk mewujudkan ide-ide yang acapkali melintasi kepalanya. Ia menulis "The Father Christmas Letters" dan "The Monsters and the Critics and Others Essay" yang memamerkan komposisi Inggris Wales dengan sangat kental. Ia pun memetik sukses ketika mulai menduduki jabatan Merton Professorship of English and Literature di Oxford tahun 1945. Namun, sebelum itu trilogi "The Lord of the Rings: The Fellowship of the Rings, The Two Towers, The Return of the King" telah terbit dan meraih puncak penjualan dan popularitas. Keingintahuan pembaca tentang dunia dan orang-orang Hobbit dalam trilogi itu sebelumnya telah ia punahkan melalui novel "The Hobbit" yang terbit tahun 1937. Kisah pengawalan pada sembilan cincin yang akan membuat dunia terselamatkan itu membuat namanya diabadikan melalui buku terbaik abad ini dalam sebuah jajak pendapat jaringan televisi Chanel 4 Inggris dan Waterstone, tahun 1997. Sayangnya, ketika keabadian namanya itu ditorehkan, jasad Tolkien mungkin telah membatu setelah ia meninggal dengan kemasyhuran pada 2 September 1973. Seperti novelnya yang klasik, nama Tolkien pun kini juga klasik. Kita pun tahu yang klasik pasti unik, sekaligus abadi. Diambil dari: Judul buku: Bayang Baur Sejarah Judul artikel: Tuhan Para Penjaga Cincin Penulis: Aulia A. Muhammad Penerbit: Tiga Serangkai, Solo 2003 Halaman: 99 -- 101 _____________________________POJOK BAHASA_____________________________ TANDA PETIK ("...") DAN TANDA PETIK TUNGGAL (`...`) Masih bingung dalam menggunakan tanda petik ("...") maupun tanda petik tunggal (`...`). Penjelasan di bawah ini semoga menjawab kebingungan Anda selama ini. A. Tanda petik ("...") 1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya: "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!" Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.", 2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya: Bacalah "Bola Lampu" dalam buku "Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat". Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo. Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman lima buku itu. 3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang memunyai arti khusus. Misalnya: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja. Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan "cutbray". 4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Misalnya: Kata Tono, "Saya juga minta satu.", 5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat. Misalnya: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam". Bang Komar sering disebut "pahlawan", ia sendiri tidak tahu sebabnya. B. Tanda Petik Tunggal (`...`) 1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain. Misalnya: Tanya Basri, "Kau dengar bunyi `kring-kring` tadi?" "Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, `Ibu, Bapak pulang`, dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Bapak Hamdan. 2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing. Misalnya: feed-back `balikan` Diambil dari: Judul buku: Pedomam Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedomam Umum Pembentukan Istilah Judul bab: Pemakaian Tanda Baca Judul artikel: Tanda Petik ("...") dan Tanda Petik Tunggal (`...`) Penulis: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Penerbit: Yrama Widya, Bandung 2006 Halaman: 53 -- 54 ___________________________SEPUTAR PELITAKU___________________________ DUNIA PENERJEMAHAN http://pelitaku.sabda.org/forum?fid=19 Di dalam forum Pelitaku, terdapat juga topik Dunia Penerjemahan. Topik ini disediakan bagi Anda yang meminati hal-hal seputar penerjemahan, teori maupun praktiknya. Di sini, Anda dapat mengirim topik-topik seputar dunia penerjemahan yang ingin Anda diskusikan dengan anggota lainnya. Anda juga dapat mengomentari topik-topik yang sudah ada. Namun, jangan lupa untuk terlebih dahulu mendaftar menjadi anggota. Caranya mudah, silakan masuk ke menu Daftar menjadi Pengguna dan silakan ikuti instruksi yang ada. Nah, tunggu apa lagi? Ayo saling membangun dan belajar tentang penerjamahan lewat fasilitas yang sudah disediakan di situs Pelitaku ini. ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Puji Arya Yanti Staf Redaksi: Davida Welni Dana Berlangganan: Kirim e-mail ke subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Berhenti: Kirim e-mail ke unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Kirim bahan/tanya: Kirim e-mail ke penulis(at)sabda.org Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/ Situs Pelitaku: http://pelitaku.sabda.org/ Forum Penulis: http://pelitaku.sabda.org/forum Network Literatur: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_literatur ______________________________________________________________________ Melayani sejak 3 November 2004 Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Penulis 2008 YLSA -- http://www.ylsa.org/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |