Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/3

e-Penulis edisi 3 (17-1-2005)

Sumber Gagasan Yang Tak Pernah Kering

<><=============================><>*<><============================><>
                       ><><>< e-Penulis ><><><
                       (Menulis untuk Melayani)
                        Edisi 003/Januari/2005
<><================================================================><>
                SUMBER GAGASAN YANG TAK PERNAH KERING
<><=============================><>*<><============================><>
=#= DAFTAR ISI =#=
    * Dari Redaksi  : Sumber Ide untuk Menulis
    * Artikel       : Sumber Gagasan yang Tak Pernah Kering
    * Kesaksian     : Grace Suryani -- Tentang Menulis
    * Pojok Bahasa  : Stop Pleonasme
    * Seputar CWC   : 1. Direktori Alamat Situs dan Milis
                      2. Tulisan Baru
    * Surat Anda    : Mempublikasikan Tulisan
<><=============================><>*<><============================><>
=#= DARI REDAKSI =#=

  Salam Kasih dalam Tuhan Yesus Kristus,

  Pertama-tama, terlebih dahulu kami ingin mengucapkan SELAMAT TAHUN
  BARU 2005 kepada para pembaca e-Penulis semua. Bagaimana kabar Anda
  di awal tahun baru 2005 ini? Apakah Anda memiliki semangat dan
  pengharapan yang baru untuk menapaki tahun 2005 ini? Mudah-mudahan
  demikian, karena kami percaya Tuhan kita telah menyediakan banyak
  kesempatan dan tantangan untuk kita jalani di tahun 2005 ini.

  Nah, dengan semangat yang baru pula, Redaksi e-Penulis ingin
  mengajak para pembaca untuk berbagi pengalaman, terutama pengalaman-
  pengalaman menarik Anda dalam tulis-menulis. Untuk itu, edisi
  pertama e-Penulis tahun 2005 ini kami beri tema "Sumber Gagasan yang
  tak Pernah Kering". Melalui sajian ini, Anda akan belajar mengenali
  satu sumber yang sarat dengan ide-ide untuk menulis. Ide tersebut
  adalah hidup Anda sendiri! Anda tidak percaya? Silakan tengok Kolom
  Kesaksian, karena kami kutipkan pengakuan seorang gadis remaja yang
  telah berhasil menulis sebuah buku yang sangat menarik hanya dari
  berbekal pengalaman hidupnya sehari-hari dengan Tuhan. Nah, tunggu
  apalagi? Langsung saja menyimak sajian kami dan selamat menulis!

  Tim Redaksi

<><=============================><>*<><============================><>
=#= ARTIKEL =#=

                SUMBER GAGASAN YANG TAK PERNAH KERING
                =====================================

  Saat kamu melihat ke dalam hidupmu sebagai sumber inspirasi untuk
  tulisan, kamu menemukan pengalaman, ide-ide, pemikiran, perasaan,
  tantangan, dan harapan-harapan yang menjadikan dirimu seperti
  sekarang ini. Dalam kehidupan keseharianmu, terletak kekayaan yang
  melimpah untuk kehidupan menulismu. Oleh karena itu, selamilah
  hidupmu sendiri, teliti dengan saksama apa saja yang telah kamu
  jalani, rasakan, pikirkan, dan kenali, dan dalam prosesnya, kamu
  mungkin belajar lebih banyak mengenai apa yang kamu hargai, apa yang
  kamu butuhkan, dan apa yang dapat kamu berikan kepada dunia.

  Kata-kata dapat menjadi agen perubahan. Ketika kamu menulis tentang
  hal yang kamu inginkan dan kamu impikan, hasrat-hasrat ini mulai
  tampak lebih nyata (karena jika kamu dapat menuangkan semua itu ke
  dalam kata-kata, kamu juga dapat melihat cara mewujudkannya). Kamu
  juga dapat menggunakan tulisan untuk membantumu terfokus pada
  impianmu, memilah-milah perasaanmu, memikirkan siapa kamu
  sebenarnya, dan memahami hidupmu. Inilah kekuatan bahasa.

  LAPORAN KHUSUS TENTANG KELAHIRANMU SENDIRI

  Bayangkan, seandainya saat dilahirkan, kamu sudah pintar bicara dan
  sebuah mikrofon mini tertempel di tanganmu yang mungil. Tentu kamu
  dapat merekam, saat demi saat, detail menakjubkan hari kelahiranmu.

  Menceritakan kisah kelahiranmu dapat membantumu lebih mengerti asal-
  usulmu. Ini merupakan cerita -- juga perayaan -- mencari jalan ke
  dunia yang lebih luas. Menulis mengenai peristiwa ini membantumu
  belajar lebih banyak mengenai bagaimana hidupmu dimulai dan
  bagaimana kamu tiba di tempat sekarang. Saat menelaah asal-muasalmu,
  kamu mungkin mulai melihat kekuatan-kekuatan yang dengan berjalannya
  waktu, telah membentuk dan mencetakmu.

  Nulis Yuk!

  Mulailah dengan melakukan penelitian. Berbicaralah dengan ibumu,
  ayahmu, atau orang lain yang hadir pada hari kamu dilahirkan. Atau,
  lihat pada catatan yang dapat memberikan kilasan hari itu: akta
  kelahiranmu, catatan adopsimu (jika kamu dapat melihatnya), buku
  bayi. Tuliskan setiap detail penting.

  Sekarang, gunakan imajinasimu untuk membayangkan ruangan tempat kamu
  dilahirkan. Apakah itu di rumah sakit, kamar di rumah seseorang,
  bahkan mungkin di tangga berjalan atau taksi? Apakah tempatnya
  diterangi dengan lampu neon atau sinar matahari? Gambarkan
  pemandangannya dalam detail yang hidup. Siapa yang menunggui
  kedatanganmu? Gambarkan proses kelahirannya seolah-olah kamu
  merasakan: Apakah menyakitkan? Apakah cepat, lambat, atau di antara
  keduanya? Apakah kamu melawan? Apakah kamu membantu mendorong dirimu
  keluar?

  Bayangkan dirimu saat meninggalkan kepompong hangatmu untuk
  kehidupan baru di luar sana. Bagaimana aliran udara terasa olehmu?
  Apakah saat pertama kali kamu terkena sinar matahari, terasa
  menyenangkan atau menjengkelkanmu? Bagaimana rasanya melihat ibumu
  dan pertama kali merasakan sentuhannya, sementara selama ini kamu
  mengenalnya hanya dari suaranya dan kerja jantung, paru-paru, perut,
  dan organ lainnya?

  Apakah ayahmu di sana untuk menyambutmu? Adakah orang istimewa lain
  yang membantu membungkuskan selimut padamu? Siapa yang memegangmu
  pertama kali? Apa yang kamu lihat saat kamu membuka mata? Seraplah
  semuanya ke dalam halaman-halaman kertasmu.

  LAGU NINABOBOMU

  Pada saat-saat tertentu, setiap orang perlu untuk ditenangkan,
  dihibur, dan diberi tahu bahwa semuanya baik-baik saja. Kadang-
  kadang, tekanan sewaktu beranjak dewasa membuatmu merasa seperti mau
  gila, dan kamu membutuhkan sudut kecil dari dunia yang menyayangi,
  lembut, dan menerima.

  Tulisanmu dapat berperan menjadi sudut ini. Kamu dapat menulis apa
  pun yang mengganggu pikiranmu, membuatmu gila, marah, sedih, atau
  bingung. Dan kemudian, kamu dapat menulis tentang lagu ninabobomu.

  Lagu "Ninabobo" adalah lagu-lagu yang menentramkan. Ia membuat bayi
  bisa tenang, berhenti menangis, santai, dan tertidur kembali. Lagu-
  lagu itu membantu bayi-bayi merasa digendong, dicintai, dan dipeluk
  oleh seseorang yang menyayangi.

  Bagaimana denganmu? Kamu dapat menulis untukmu sendiri sebuah lagu,
  puisi, cerita, atau surat yang dapat menenangkanmu. Bahkan, kamu
  juga dapat menciptakan dialog antara kamu yang marah dan cemas,
  dengan kamu yang diam dan tenang. Dengan begitu, kamu dapat
  mengenali apa yang membawa kedamaian dan membuatmu merasa aman dan
  yakin. Simpan karyamu itu di tempat pribadi dan bacalah saat kamu
  merasa kesal, bimbang, atau perlu dihibur.

  Kadang-kadang, tindakan sekadar menulis lagu, cerita, atau surat
  "Ninabobo" dapat menentramkan dan menenangkan. Jika kamu gusar
  karena suatu hal, lihat apakah menulis bisa menenangkanmu. Jika ini
  tidak berhasil untukmu, cobalah berolahraga, berbicara kepada
  seorang teman, atau bernapas dalam.

  Nulis Yuk!

  Tulisan "Ninabobo" dirancang untuk menidurkan. Bahkan, kata
  "Ninabobo" terdengar lembut dan menenangkan. Kata-kata dalam setiap
  lagu "Ninabobo" biasanya lembut, melebur satu sama lain, dan
  menekankan suara huruf hidup. Kamu jarang mendengar kata-kata tajam
  seperti ribut atau petir dalam lagu "Ninabobo". Sebaliknya, kamu
  mendengar kata-kata seperti diam, tidur, bayi, terlelap, ingin,
  bulan, dan mimpi. Saat menulis "Ninabobo"-mu, gunakan kata-kata
  lembut, dan tenang.

  Sekadar untuk bersenang-senang, kamu dapat melepaskan dan melakukan
  latihan-latihan ini selangkah lebih lanjut. Lingkari setiap kata
  kerja (kata tindakan) dalam tulisan ninabobomu; kemudian lihat huruf
  awalnya. (Misalnya, istirahat mulai dengan I.) Untuk setiap kata
  kerja yang dilingkari, gantikan dengan kata kerja yang dimulai
  dengan huruf berikutnya. Maka, jika katamu dimulai dengan I, cari
  suatu kata yang dimulai dengan huruf J. (Petunjuk: Pilih kata-kata
  yang berbunyi menenangkan dan menentramkan, tetapi jangan
  menghabiskan waktu mencoba memikirkan apakah mereka masuk akal untuk
  dicantumkan dalam tulisan ninabobomu.) Tuliskan setiap kata baru di
  atas kata yang digantikannya.

  Dengarkan apa yang terjadi ketika kamu mendengar tulisan ninabobomu
  yang sudah diperbaiki. Apakah perubahan kata mengejutkanmu? Apakah
  menambah makna baru? Suatu arti khusus? Apakah memberi tahu sesuatu
  mengenai dirimu?

  MENULIS DARI MIMPI-MIMPIMU

  Di Xanadu tersebutlah Kubla Khan
  Kubah kesenangan agung yang bersabda
  Di mana Alpen, sang sungai suci, berlari
  Menembus gua yang tak terkirakan manusia
  Lalu turun ke laut tak bermentari

  Demikianlah baris-baris awal puisi "Kubla Khan, a Vision in a Dream,
  a Fragment", karya penyair Samuel Taylor Coleridge semasa Zaman
  Romantis (akhir 1700-an, awal 1800-an). Puisi itu diilhami oleh
  sebuah mimpi. Dalam mimpinya, Coleridge mendapat penglihatan
  mengenai Xanadu, suatu tempat bercahaya terang yang dihuni oleh Khan
  Mongolia yang Agung saat Mongolia menguasai sebagian besar wilayah
  dunia. Saat terjaga, Coleridge meraih beberapa kertas dan mulai
  mencoretkan kata-kata untuk menyerap penglihatannya.

  Tetapi, sebelum menyelesaikan puisinya, dia disela oleh kedatangan
  seorang tamu. Ketika bermaksud kembali menyelesaikan puisinya,
  Coleridge tidak dapat mengingat lagi sisa penglihatannya: puisi itu
  tak terselesaikan, dan hanya menjadi sebuah fragmen.

  Berkat alam bawah sadar, mimpi memungkinkanmu mengalami kenyataan
  pada saluran lain, dan walaupun kamu tidak mengendalikan
  "pemrogramannya", kamu dapat mengambil apa yang kamu alami dan
  menuangkannya ke dalam tulisanmu. Mimpi dapat mengungkapkan kata-
  kata, kesan, bayangan, atau suara-suara yang dapat memberimu
  petunjuk mengenai apa yang kamu tulis, bagaimana menyusun kalimat,
  atau memberi judul. Bermimpi menambah persediaan baru sumur
  kreativitasmu yang dalam sementara kamu tidur, memicu kesan,
  karakter, atau pemandangan baru, yang dapat digunakan dalam
  tulisanmu. Kemungkinannya begitu beragam, seperti mimpimu.

  Andaikan kamu bermimpi mengikuti ujian penting. Kamu duduk di meja,
  melihat ujianmu, dan baru sadar kertas ujian itu ditulis dalam
  bahasa Spanyol. Tetapi, kamu tidak sedang menempuh ujian mata
  pelajaran Spanyol dan tidak dapat berbicara dalam bahasa itu sama
  sekali! Pernah mengalami yang seperti ini? Gunakan mimpi seperti ini
  sebagai inspirasi sebuah cerita, mungkin mengenai seseorang yang
  mencoba mengikuti ujian, tetapi menemui penundaan dan konflik, apa
  pun yang dapat kamu bayangkan. Atau, tulislah sebuah esai tentang
  ujian kekuatiran-perasaan tenggelam dalam rawa berlumpur yang kamu
  rasakan pada perutmu dan bagaimana hal ini membuat ujianmu jauh
  lebih sulit untuk ditempuh.

  Banyak penulis menyimpan catatan harian atau buku catatan di samping
  tempat tidurnya sehingga, saat terjaga, mereka dapat mencatat
  gagasan-gagasan yang muncul pada malam hari. Seperti halnya
  penglihatan Coleridge, mimpi dapat berlalu dengan cepat: tangkaplah
  mereka ke dalam tulisan sehingga mereka tidak kabur diam-diam.

  SUDUT PENULIS

  The Dreamer´s companion: A Young Person´s Guide to understanding
  Dreams and using Them Creatively oleh Stephen Phillip Policoff
  (Chicago: Chicago Review Press, 1997). Sebuah panduan ke alam bawah
  sadar yang misterius, buku ini menjelajahi bagaimana mimpi-mimpi
  telah membentuk sejarah dan bagaimana menafsirkan mimpimu sendiri.

  The Dream Scene oleh Alison Bell (Los Angelas Lowell House Juvenile,
  1994). Buku ini dapat membantumu belajar bagaimana menafsirkan
  mimpi-mimpimu, membuat catatan harian mimpi, dan menggunakan mimpi
  untuk membantu memecahkan masalah.

  Nulis Yuk!

  Menulis dari mimpi-mimpimu tidak hanya memicu berbagai gagasan,
  tetapi juga membawa wawasan baru ke dalam caramu berpikir dan
  merasakan, dan apa yang kamu inginkan atau takutkan. Kadang-kadang,
  mimpi membangkitkan bayangan dan emosi yang demikian kuat sehingga
  saat terbangun, sulit mengetahui apakah benar-benar terjadi atau
  tidak.

  Untuk menulis dari mimpi-mimpimu:

  - Ambil sebuah bayangan, karakter, kejadian, objek, tempat, atau
    perasaan dari mimpimu dan terangkan dalam tulisanmu. Apa yang
    terpikirkan mengenai makna mimpi itu? Apakah seseorang atau objek
    dalam mimpi itu mewakili sesuatu yang lain?

  - Sebagian orang percaya bahwa karakter dalam mimpi mewakili aspek-
    aspek yang berbeda dengan kepribadianmu. Untuk menjelajahi teori
    ini, tulis sebuah dialog di antara karakter-karakter dalam
    mimpimu, mengasumsikan mereka sebagai bagian tubuhmu yang berbeda.
    Coba pikirkan bagian kepribadianmu yang mana yang diwakili oleh
    setiap karakter.

  Untuk memadukan kenyataan dan mimpi bersama-sama:

  - Ambil suatu kejadian nyata dan tulislah seolah-olah itu mimpi.
    Misalnya, mungkin kamu menonton film Titanic dengan seseorang
    dalam kencan buta, yang bernapas kurang sedap, selalu bersandar
    pada lenganmu, dan tidak mau berbagi popcorn. Karena kamu sedang
    memindahkan kehidupan nyata ke dunia mimpi, kamu dapat mengedipkan
    mata dan menukar kencan yang kurang menyenangkan ini dengan
    Leonardo DiCaprio atau Kate Winslet. Itu mimpimu, maka apa pun
    dapat terjadi!

  Bahan dikutip dari sumber:
  Judul Buku   : Daripada Bete Nulis Aja
  Judul Artikel: Sumber Gagasan yang Tak Pernah Kering
  Penulis      : Caryn Mirriam-Goldberg, Ph.D.
  Penerbit     : Penerbit Kaifa, Bandung, 2003
  Halaman      : 115 - 124

<><=============================><>*<><============================><>
=#= KESAKSIAN =#=

  Pertama kali Anda membaca buku tulisan Grace Suryani, yang berjudul
  "The Puzzle of Teenage Life" (Penerbit Kairos), dalam hati mungkin
  Anda akan berpikir "ah.... bahasa apaan nih, kacau banget ...". Tapi
  setelah Anda membaca satu, dua judul, maka Anda akan mulai sadar
  bahwa inilah Grace, remaja berusia 18 tahun, yang sedang menulis
  untuk remaja-remaja sebayanya, nah, barulah Anda akan berkomentar,
  "wah... hebat juga nih anak...." Tapi keberhasilan Grace menulis
  buku bukan tanpa perjuangan atau keberanian. Anda ingin tahu
  bagaimana ia memulai menulis bukunya dan apa yang memotivasinya
  untuk menulis? Bacalah pengakuannya berikut ini:

     Oi!
     Hehehe. Duh guys, saya ini bersyukur banget bisa bikin ini buku.
     Buat saya pribadi, buku ini lebih dari sekadar buku. Ini juga
     lambang "kebebasan berbicara". Lahir sebagai cewek, masih muda
     lagi, bikin omongan saya hampir tak terdengar. Setiap kali mau
     curhat or mengemukakan pendapat, ada segudang tembok yang
     menghalangi. En, sekalipun saya bisa "bicara", kadang saya tidak
     pernah dilihat sebagai seorang pribadi. Ketika saya bicara di
     sekolah, orang-orang melihat saya sebagai sekretaris sekbid, anak
     alim .... Ketika saya bicara di gereja, saya diliat sebagai
     anaknya bapak itu, keponakannya Pdt. Z, anaknya ibu majelis.

     Lama-lama saya muak. Abis, saya selalu berusaha setuju sekalipun
     saya tidak setuju. Idup pake topeng .... munafik. Ketika
     sepertinya tidak ada orang yang peduli dengan isi hati saya,
     tiba-tiba "I met Someone". Seseorang yang memberi saya anugerah
     terindah (kayak lagunya Sheila on 7). Pribadi yang juga memberi
     saya kemampuan untuk "bicara". Bicara lewat tulisan. En, sejak
     saat itu idup saya berubah ....

     En, that Guy ngga cuman kasih saya karunia, tapi juga tugas yang
     harus saya kerjakan. Dulunya saya pikir aduhh .... pake dikasih
     PR segala. Tapi, ternyata saya suka banget bikin tugasnya ....
     abis tugasnya seru seeh! Bikin Puzzle. Puzzle kehidupan.

     Kehidupan itu sebenarnya puzzle yang gede banget .... tiap
     keputusan yang kita bikin, itu satu potongan puzzle. En, kalo
     dirangkai, bakal jadi 1 keputusan. Jadi puzzle. Masalahnya,
     apakah puzzle yang kita bikin itu gambarnya bagus atau kagak, itu
     tergantung dari tiap potong (baca keputusan) yang kita pilih.
     Kalo kita pilih potongan yang bener, yah jadinya bagus. Kalo kita
     pilihnya ngawur, hasilnya ajubile binjali deh!

  Tulisan di atas adalah kutipan Kata Pengantar (Cuap-cuap) dari buku
  "The Puzzle of Teenage Life", oleh Grace Suryani. Kami ajurkan Anda
  membaca buku ini, karena selain dapat belajar tentang bagaimana
  mendapatkan ide-ide menulis, Anda juga akan diajak untuk merenungkan
  kehidupan sehari-hari dengan Tuhan. Di sinilah sebenarnya nilai
  utama dari buku ini. Bagi Grace pengalaman hidup bersama Yesus,
  adalah sumber menulis yang tak pernah kering. Yesuslah yang telah
  mengubah hidupnya dan Yesuslah yang menjadi inspirasi bagi
  tulisannya.

<><=============================><>*<><============================><>
=#= POJOK BAHASA =#=

                            STOP PLEONASME!
                            ===============

  Pleonasme ialah sifat berlebih-lebihan. Konkretnya, kalau Anda
  menggunakan dua kata yang sama arti sekaligus, tetapi sebenarnya
  tidak perlu, baik untuk penegas arti maupun hanya sebagai gaya,
  itulah pleonasme. Misalnya, "Kedua anak itu saling berpukul-
  pukulan." Kata ´saling´ mengandung makna perbuatan yang dilakukan
  secara berbatasan antara dua orang. Sedangkan bentuk kata ulang
  dengan afiks ´ber-an´ seperti berpukul-pukulan juga menyatakan arti
  yang sama dengan kata ´saling´ itu.

  Saya ingin mengemukakan contoh pemakaian bahasa yang bersifat
  pleonasme yang saya kutip dari sebuah surat kabar ibu kota.
     "Tindakan UEFA yang menjatuhkan larangan bagi Totti pasti gara-
     gara tindakan itu dianggap penghinaan dan pelecehan, serta
     dianggap bakal berbuntut tidak sedap kalau dibiarkan berlarut-
     larut. Sebab, tidak mustahil kalau cuah-cuahan itu dibiarkan,
     nanti antarpemain itu akan baku ludah meludah, lalu buntut-
     buntutnya baku pukul, lalu semuanya baku hantam dan baku kacau."

  Perhatikan kata yang dicetak tebal dalam kutipan di atas. Kata
  ´baku´ itu diambil dari bahasa Melayu dialek Manado yang sama
  artinya dengan kata bahasa Indonesia ´saling´, yaitu mengandung arti
  ´berbalasan´. Jadi, kalau bentuk ulang seperti ludah-meludah dipakai
  sekaligus bersama-sama dengan kata baku itu sudah terjadi pleonasme.

  Selain itu, penggunaan bentuk ´baku pukul´ dan ´baku hantam´ dalam
  kutipan itu benar, tetapi bentuk ´baku kacau´ tidak benar. Mengapa?
  Kata ´baku´ digunakan di depan kata kerja untuk menyatakan perbuatan
  yang mengandung arti berbalasan, sama dengan penggunaan afiks ´ber-
  an´ dalam bahasa Indonesia. Sedangkan kata ´kacau´ bukan kata kerja,
  melainkan kata sifat. Anda dapat menggunakan bentuk baku ´tarik´
  ´bertarik-tarikan´, tetapi Anda tidak dapat mengatakan ´baku besar´,
  ´baku banyak´ sebab ´besar´ dan ´banyak´ itu adalah kata sifat.
  Jadi, penggunaan kata baku kacau itu tidak berterima.

  Dalam bahasa Melayu Manado, ada pemakaian khusus yang mengandung
  arti tertentu seperti ´bakuambe´ (bakuambil) yang artinya berbantah-
  bantahan, bertengkar; ´bakubawa´, artinya pergi bersama-sama,
  ´bakusayang´, artinya saling menyayangi, saling mengasihi,
  ´bakutukar´, artinya bertukar atau tertukar, ´bakudapa´, artinya
  bertemu, berjumpa. Masih ada kata lain, ´bakutununjuk´, artinya
  menunjuk, ´bakutampeleng´, artinya saling menampar, ´bakubinci´,
  artinya saling membenci, ´bakupolungku´, artinya bertinju (polungku
  = tinju), ´bakupigi´, artinya saling mengunjungi.

  Kata ´baku´ yang dipungut atau diserap dari dialek Manado itu belum
  menjadi kata baku dalam bahasa Indonesia. Kata ´saling´ dan bentuk
  perulangan dengan ´ber-an´ masih lebih banyak digunakan dalam bahasa
  Indonesia sebagai bentuk baku. Yang salah, seperti biasanya kita
  baca dalam surat-surat kabar, penggunaan kata ´saling´ dan ´baku´
  sekaligus: saling baku pukul, saling baku hantam. Di sini terjadi
  pleonasme lagi. Yang benar ialah saling memukul atau baku pukul,
  saling menghantam atau baku hantam. Atau memakai bentuk lain dengan
  ´ber-an´: berpukul-pukulan, berhantam-hantaman.

  Harus diketahui bahwa dalam bahasa Indonesia ada dua kata baku yang
  berlainan asalnya dan berlainan pula artinya. Yang pertama ialah
  kata baku yang baru saja kita bicarakan. Yang kedua adalah kata baku
  yang diserap dari bahasa Jawa yang berarti ´pokok´ atau ´utama´.
  Misalnya, bahasa Indonesia baku atau bahan baku.

  Mudah-mudahan, dengan uraian singkat di atas menjadi jelas bagi Anda
  mengenai penggunaan kedua kata yang sering tidak digunakan secara
  tepat. Perhatikan pula, jangan menggunakan kata saling sekaligus
  dengan bentuk perulangan berimbuhan ´ber-an´ seperti saling hormat-
  menghormati. Cukup ´saling menghormati´ atau ´hormat-menghormati´
  saja.

  Bahan dikutip dari sumber:
  Judul Majalah : Intisari Edisi September 2004
  Judul Artikel : Stop Pleonasme!
  Penulis       : J.S. Badudu
  Halaman       : 152 - 154

<><=============================><>*<><============================><>
=#= SEPUTAR "CHRISTIAN WRITERS´ CLUB" (CWC) =#=

  1. Direktori Alamat Situs dan Milis
  -----------------------------------
  Situs CWC adalah situs yang didedikasikan untuk menjadi wadah
  komunitas bagi para penulis Kristen. Siapa saja dapat menjadi
  anggota dan dapat mengakses berbagai informasi yang ada di dalamnya.
  Selain itu, anggota juga dapat berdiskusi dan berbagi tulisan,
  pengalaman, dan informasi. Tersedia juga berbagai fasilitas yang
  menarik. Salah satu fasilitas yang ada adalah sebuah direktori yang
  khusus memuat daftar alamat situs dan milis yang berhubungan dengan
  kegiatan tulis-menulis, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
  Direktori ini dapat Anda temukan dengan meng-klik tulisan "Links"
  pada bagian "Main Menu" di kolom sebelah kiri Situs CWC.

  Alamat situs dan milis yang disajikan dilengkapi dengan judul situs
  dan deskripsi singkat yang akan menolong Anda untuk mengetahui isi
  situs tersebut. Selain itu, Anda juga dapat melaporkan jika ada
  kesalahan informasi atau penulisan di dalamnya. Fasilitas pencarian
  juga disediakan untuk menolong Anda mencari dengan cepat situs atau
  milis berdasarkan kata kunci yang Anda masukkan. Jika Anda terdaftar
  sebagai anggota, maka Anda juga dapat memasukkan alamat situs atau
  milis beserta deskripsi singkatnya untuk ditampilkan di situs ini.

  Nah, bila Anda sedang mencari-cari alamat situs dan milis seputar
  kegiatan tulis-menulis, silakan singgah di bagian Links dari Situs
  CWC di alamat
  ==>  http://www.ylsa.org/cwc/

  2. Tulisan Baru di CWC
  ----------------------
  Berikut beberapa tulisan baru di Situs CWC yang diposting beberapa
  anggota selama bulan Desember 2004.

  * Penolong yang Sepadan
    Topik : Renungan
    Oleh  : gsm
  * Peran Suami dalam Pernikahan dan Proses Penyatuan
    Topik : Renungan
    Oleh  : gsm
  * Kepemimpinan Rohani dan Kepemimpinan Sekuler
    Topik : Renungan
    Oleh  : gsm
  * New Renungan Sehari (5)
    Topik : Renungan
    Oleh  : donny_aw
  * New Renungan Sehari (6)
    Topik : Renungan
    Oleh  : donny_aw
  * New Renungan Sehari (7)
    Topik : Renungan
    Oleh  : donny_aw
  * Renungan Keluarga: Allah Sebagai Bapa
    Topik : Renungan
    Oleh  : gsm
  * Kedatangan-Nya
    Topik : Renungan
    Oleh  : DenmasMarto
  * Renungan Keluarga: Kemurnian Suami dan Isteri
    Topik : Renungan
    Oleh  : gsm
  * Renungan Keluarga: Peran Seorang Isteri
    Topik : Renungan
    Oleh  : gsm
  * Renungan Keluarga: Peran Seorang Suami
    Topik : Renungan
    Oleh  : gsm

  Untuk membaca, memberi tanggapan (khusus anggota), atau mengirimkan
  tulisan, silakan mengarahkan browser Anda ke:
  ==>  http://www.ylsa.org/cwc/

  Redaksi mengucapkan terima kasih bagi semua anggota yang telah
  berpartisipasi aktif di Situs CWC. Baik dengan mengirim tulisan,
  ikut forum diskusi, mengirimkan alamat situs atau milis, maupun
  sekadar berkunjung dan melihat-lihat :). Bagi yang belum berkunjung,
  dan belum menjadi anggota Situs CWC, silakan berkunjung dan
  berpartisipasi. Kami akan menyambut Anda dengan sukacita. Untuk
  mendaftar menjadi anggota, klik langsung alamat di bawah ini:
  ==>  http://www.ylsa.org/cwc/user.php?op=check_age&module=NS-NewUser

<><=============================><>*<><============================><>
=#= SURAT ANDA =#=

  Dari: Widodo Gunawan <...@>
  >Saya ingin menjajagi kemungkinan menjadi penulis, karena sampai
  >saat ini saya punya banyak artikel rohani dan non rohani, tulisan
  >saya. TKS. GBU.
  >
  >Widodo Gunawan

  Redaksi:
  Sdr. Widodo, kami menyambut kerinduan Anda untuk menjadi seorang
  penulis Kristen dengan penuh semangat. Kami yakin kesempatan untuk
  Anda menjadi berkat bagi orang lain masih terbuka lebar, terutama
  jika Anda telah menghasilkan banyak tulisan. Silakan kirimkan
  tulisan-tulisan Anda ke Redaksi e-Penulis. Siapa tahu dapat kami
  tampilkan di e-Penulis atau dipostingkan ke Situs Christian Writers´
  Club (CWC).

  Bagi pembaca lain yang memiliki tulisan yang ingin dibagikan,
  silakan mengirimkannya ke Redaksi e-Penulis atau dapat Anda
  postingkan sendiri ke Situs CWC di alamat:
  ==>  http://www.ylsa.org/cwc/
  Kami tunggu.

<><=============================><>*<><============================><>
Staf Redaksi: Tesa, Krist, Hardhono, dan Puji
Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-penulis@xc.org
Berhenti    : Kirim e-mail kosong ke: unsubscribe-i-kan-penulis@xc.org
Kirim bahan : Kirim e-mail ke <staf-penulis@sabda.org>
Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
<><=============================><>*<><============================><>
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
                     Copyright(c) e-Penulis 2005
                  YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
<><=============================><>*<><============================><>

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org