Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/2 |
|
e-Penulis edisi 2 (24-12-2004)
|
|
<><============================><>*<><=============================><> ><><>< e-Penulis ><><>< (Menulis untuk Melayani) Edisi 002/Desember/2004 <><================================================================><> VISI DAN MISI JURNALISTIK KRISTEN <><============================><>*<><=============================><> =#= DAFTAR ISI =#= * Dari Redaksi : Ajakan Berpartisipasi * Artikel : Visi dan Misi Jurnalistik Kristen * Puisi : Kekuatan Pena * Kesaksian Natal : Amplop Putih yang Sangat Berarti * Pojok Bahasa : Penggunaan Partikel * Seputar CWC : Tulisan Natal dan Artikel Baru * Surat Anda : Mempublikasikan Tulisan <><============================><>*<><=============================><> =#= DARI REDAKSI =#= Salam Sejahtera dalam Kasih Kristus, Selamat berjumpa lagi dengan e-Penulis Edisi 002/Desember/2004. Apakah Anda menikmati Edisi Perdana dari Publikasi e-Penulis yang lalu? Kami berharap, sajian kami tersebut dapat menolong Anda untuk memiliki motivasi yang benar dalam menulis. Jika Anda sudah memiliki motivasi untuk menulis, jangan lagi ragu-ragu untuk mulai menulis. Hasil tulisan Anda bisa Anda kirimkan kepada Redaksi. Siapa tahu, tulisan Anda dapat disajikan di e-Penulis untuk menjadi berkat bagi pembaca yang lain. Pada edisi kedua ini, e-Penulis menyajikan tema "Visi dan Misi Jurnalistik Kristen". Anda bisa menyimak Artikel yang kami sajikan untuk lebih mempertajam kerinduan Anda menulis. Pada Kolom Puisi, Anda dapat menikmati puisi yang berjudul "Kekuatan Pena", ciptaan Bunyan. Nah, bertepatan dengan bulan dimana umat Kristen di seluruh dunia memperingati Natal, maka kami juga menyajikan kolom khusus, yaitu Kolom Kesaksian Natal yang berjudul "Amplop Putih yang Sangat Berarti". Pada Kolom Pojok Bahasa, Anda akan diajak untuk belajar mengenai penggunaan partikel secara praktis. Sajian yang terakhir adalah tentang Situs Komunitas "Christian Writers´ Club" (CWC). Agar Anda dapat mengikuti perkembangannya, maka kami sajikan informasi terbaru dari CWC. Bagi Anda yang belum bergabung di CWC, kami ajak Anda untuk berkunjung dan berdiskusi dalam Forum Diskusi yang telah tersedia atau Anda juga bisa mengirimkan tulisan, komentar, saran, dan masukan untuk kami tampilkan di CWC. Kami tunggu kunjungan Anda, oke? Sebelum Anda menyimak sajian kami, maka terimalah ucapan selamat dari Redaksi berikut ini: SELAMAT HARI NATAL 2004 DAN TAHUN BARU 2005! Tim Redaksi <><============================><>*<><=============================><> =#= ARTIKEL =#= VISI DAN MISI JURNALISTIK KRISTEN ================================= Hampir semua perusahaan di dunia ini, terutama yang profesional, selalu memiliki visi dan misi perusahaan. Istilah yang mereka pakai bermacam-macam. Namun, yang paling sering mereka pakai, terutama di buku-buku manajemen adalah Mission Statement (Pernyataan Misi). Jurnalis Kristen, sebagai orang yang menyandang nama Kristus, tentu saja harus memiliki visi dan misi yang jelas. Tujuan hidup utama orang Kristen adalah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri sendiri. Dalam rangka mengasihi Tuhan dan sesama itulah, pengikut Kristus diperintahkan untuk melaksanakan Amanat Agung yang Yesus ucapkan: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Untuk melakukan Amanat Agung itu, jurnalis Kristen harus ikut berperan serta secara aktif melalui talenta dan ketrampilannya. Jurnalis Kristen bisa mengambil bagiannya, paling tidak, dalam tiga hal. Pertama, menunjukkan kepada dunia bahwa orang Kristen adalah media itu sendiri. James F. Engel, pakar komunikasi Kristen mengatakan bahwa gereja (orang Kristen) bukan hanya media, tetapi juga pesan itu sendiri. Rasul Paulus mempunyai penjelasan yang lebih baik. Dia menulis: "Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang." (2Korintus 3:2). Kedua, menyebarkan kabar baik atau berita keselamatan itu melalui medianya. Ketiga, mengajarkan pada pembaca mengenai cara memperoleh keselamatan itu. Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Roma mengenai hal berikut ini: "Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakannya?" Tugas seorang jurnalis Kristen adalah menceritakan berita keselamatan itu melalui media, tempat dia bekerja. Bagi jurnalis Kristen, media cetak, koran, majalah, dan tabloid adalah tempat baginya untuk menyalurkan pelayanannya itu. Namun, masih banyak orang yang belum memahami bahwa penerbitan Kristen merupakan suatu pelayanan. Isaac Phiri, editor Interlit -- sebuah majalah internasional tentang penerbitan Kristen -- menulis: "Penerbitan dikatakan sebagai suatu profesi kecelakaan, dan tidaklah sukar untuk mengerti mengapa bisa begitu. Sangat sedikit akademi atau universitas yang menawarkan mata kuliah utama di bidang penerbitan. Para penasihat karir tidak bisa berkata banyak tentang karir di bidang penerbitan. Bagaimana orang bisa terlibat dalam penerbitan Kristen jauh lebih misterius. Seminari dan universitas Kristen, hampir tidak pernah menyebutkan penerbitan sebagai suatu bidang pelayanan. Demikian halnya dengan gereja. Allah memanggil manusia untuk misi, bukan penerbitan." KELEBIHAN MEDIA CETAK ===================== Tokoh-tokoh terkenal dunia, sejak dulu mengakui kelebihan media cetak ini. Napoleon Bonaparte, misalnya, berkata: "Senjata api dan pena adalah kekuatan-kekuatan yang paling dahsyat di dunia. Tetapi, kekuatan pena akan bertahan lebih lama bila dibandingkan dengan senjata api." Senada dengan Napoleon Bonaparte, Benyamin Franklin pun mengatakan: "Bila saja Anda memberi 26 serdadu, maka saya akan menaklukkan dunia." Ketika ditanya, apakah yang dimaksud dengan 26 serdadu, ia menjawab, "Huruf A sampai Z". Martin Luther, Reformator Gereja, bahkan dengan tegas mengucapkan: "Selain keselamatan dari Tuhan Yesus, maka anugerah terbesar dari Tuhan yang lain adalah Mesin Cetak." Perkataan Martin Luther sudah terbukti. Setelah mesin cetak berhasil di buat, di Amerika terjadi panen jiwa yang luar biasa. Puluhan juta jiwa dibaptis. Di antara mereka yang dibaptis, 85% mengatakan bahwa mereka datang kepada Kristus karena bacaan rohani dalam bentuk traktat, buku, dan majalah. Pendeta Oswald Smith, gembala sidang People Church di Toronto, Kanada mengatakan, "Saya sudah berkeliling dunia ke 70 negara sambil mencari cara, manakah yang paling efektif untuk penginjilan sedunia. Dan sampai detik ini, yang bisa saya dapatkan adalah melalui MEDIA CETAK." Senada dengan Napoleon Bonaparte, Benyamin Franklin, Martin Luther, dan Oswald Smith, para tokoh Kristen modern pun mempercayai kekuatan media cetak ini. Apa saja komentar mereka? Ucapan mereka dimulai dengan frasa yang sama, saya percaya penerbitan karena: (1) "Penerbitan mematuhi perintah Kristus" (Andrezej Gandecki, India). (2) "Penerbitan sangat dibutuhkan" (Daniel Bourdanne, Cote d´Ivoire). (3) "Penerbitan memenuhi kebutuhan yang dalam" (C. D. Jebasingh, India). (4) "Penerbitan membagi harapan" (Andrea Zaki, Mesir). (5) "Potensinya besar" (A. T. Kurian, India); "Lebih kuat ketimbang senapan" (Nico Bougas, Afrika Selatan). George Verwer, tokoh penginjilan literatur, juga mempercayai kekuatan literatur Kristen. Di dalam traktatnya yang berjudul "Pelayanan Literatur" menyebutkan bahwa literatur Kristen juga sering disebut "Utusan Injil Tercetak". Di dalam traktat itu, pendiri dan koordinator internasional Operation Mobilisation (OM) ini menyebutkan bahwa paling tidak ada sepuluh kekuatan literatur Kristen, yaitu: (1) Ia dapat pergi ke mana-mana tanpa dilihat sebagai orang asing. (2) Lewat pos, ia dapat masuk sampai ke tempat-tempat, dimana seorang penginjil tidak diizinkan masuk. (3) Ia menyampaikan beritanya dengan rajin tanpa mengenal batas waktu, istirahat atau cuti. (4) Ia mempersembahkan beritanya sesuai dengan kecepatan berpikir seseorang dan menurut kesenangan pembacanya. (5) Ia memungkinkan si pembaca mendalami berita yang sama berulang- ulang. (6) Ia adalah pengkhotbah estafet yang menyampaikan beritanya dari satu orang ke orang lain. (7) Ia memungkinkan si pembaca mempelajari satu bagian khusus dari berita yang menarik hatinya. (8) Dalam bentuk buku, ia dapat memberi makanan rohani kepada mereka yang lapar berjam-jam, bahkan berhari-hari seperti pengkhotbah bersambung yang tidak berkeputusan. (9) Pada umumnya tidak mahal, tetapi juga tidak kalah baik buahnya dibandingkan dengan cara penginjilan lainnya. (10) Dalam waktu satu jam, ia dapat dibagikan kepada lebih banyak orang daripada jumlah rata-rata pengunjung setiap Minggu pagi. Ternyata, George Verwer pun bertobat dan mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat karena pelayanan literatur pula. Di dalam pendahuluan, bukunya yang berjudul Literature Evangelism (Penginjilan Literatur), pimpinan badan misi yang memiliki kapal Logos 11 dan Doulos ini menulis: "Pada tahun 1957, saya menerima Kitab Injil Yohanes melalui pos yang dikirimkan oleh seorang ibu Kristen yang baik hati dan yang percaya bahwa Allah menjawab doa dan yang juga percaya akan kuasa Injil dalam bentuk barang cetakan. Selama dua tahun saya membaca buku kecil itu dengan teratur sehingga akhirnya saya ´dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal´ (1Petrus 1:23)." Seperti George Verwer, Billy Graham pun mengakui kuasa media cetak. Di dalam bukunya "Just As I Am", penginjil internasional ini menulis: "Liputan media mengenai kami, beberapa tahun pertama, tahun lima puluhan tak pelak lagi merupakan penentu yang membawa pekerjaan kami kepada masyarakat. Meskipun demikian, selama itu, pertanyaan lain terus-menerus timbul dalam pikiran saya: Jika media bisa digunakan untuk mempromosikan pelayanan evangeli, apakah media juga bisa langsung digunakan untuk evangeli? Seperti sudah saya catat, pemikiran tersebut membawa kami, mula-mula pada radio dan film. Namun tidak lama kemudian, kami mengalihkan perhatian kami pada halaman cetak. Begitu program radio atau film usai, pengaruhnya sebagian besar berakhir pula. Tetapi, buku dan majalah bisa mencapai tempat-tempat yang tidak bisa dicapai khotbah, dan bisa secara berkesinambungan mempengaruhi, lama setelah si penulis sudah tidak ada." Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Menulis Dengan Cinta Judul Artikel: Visi dan Misi Jurnalistik Kristen Penulis : Xavier Quentin Pranata Penerbit : Yayasan Andi Yogyakarta Halaman : 17 - 23 <><============================><>*<><=============================><> =#= PUISI =#= KEKUATAN PENA ============= Bunyan Ketika semula aku memegang pena, Ya, untuk menulis -- aku tidak menduga Kalau akhirnya akan membuat buku kecil Seperti ini: Tidak, pena itu kuambil Untuk menuliskan hal lain; yang, ketika hampir selesai, Baru kusadari buku ini telah kumulai. Dan terjadilah demikian: Aku menulis tentang jalan Dan perlombaan orang-orang kudus, pada masa Injil kita ini, Yang tiba-tiba berkembang menjadi suatu kisah kiasan, Mengenai perjalanan mereka, dan jalan menuju kemuliaan, Dalam lebih dari dua puluh kisah yang kutuliskan: Inilah yang terjadi, lebih dari dua puluh kisah dalam benakku; Dan kisah-kisah itu mulai berlipat ganda, Seperti percikan bara api beterbangan dari batu bara menyala. Namun, tidak, pikirku, kalau kamu berkembang begitu cepat, Aku akan membiarkan kamu berkembang dengan sendirinya Sampai kamu memperlihatkan ketidakterbatasan, dan menghabiskan buku yang hampir selesai kutulis. Baiklah, itu yang kulakukan, namun aku tak pernah berpikir Akan menunjukkan pada seluruh dunia pena dan tintaku Dengan cara seperti ini; aku hanya berpikir untuk memahami Apa yang tidak kupahami; aku pun tidak melakukannya Untuk menyenangkan sesamaku: tidak, sama sekali tidak; Aku melakukannya untuk kepuasan sendiri. Tidak pula aku menghabiskan waktu luang Dengan tulisan cakar ayam ini; aku tidak bermaksud demikian Namun aku melakukannya untuk menghindarkan diriku Dari gagasan gagasan buruk Yang dapat membuatku berbuat salah. Jadi aku menggoreskan pena pada kertas dengan sukacita, Dan dengan segera gagasanku mengalir hitam di atas putih. Dengan cara yang seperti itulah, Selama aku menuliskannya, kisah itu mengalir; Aku menuliskannya: Sampai akhirnya kisah ini terselesaikan, Panjang, lebar dan besar seperti kamu lihat. Bahan dikutip dari sumber: Judul Buku : Lebih Tajam daripada Pedang -- Kekuatan Pena Judul Puisi: Kekuatan Pena Penulis : Bob dan Rose Weiner Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung Halaman : 4 - 5 <><============================><>*<><=============================><> =#= KESAKSIAN NATAL =#= AMPLOP PUTIH YANG SANGAT BERARTI ================================ Jika semua orang mengharapkan hadiah Natal berupa barang-barang yang mahal dan indah, namun tidak demikian dengan Mike. Bagi Mike, hadiah Natal bukanlah berupa kado yang terbungkus manis dengan menggunakan pita. Hadiah itu adalah berupa amplop putih yang kemudian diletakkan di antara ranting-ranting pohon Natal. Anak-anaknya pun melakukan hal yang sama seperti Mike, ayah mereka yang baik hati itu. Apakah isi amplop itu? Isinya adalah sebuah surat istimewa untuk sang suami dan ayah tercinta itu. Mungkin Anda heran, mengapa hadiah Natal yang istimewa itu hanya berupa sebuah surat. Namun keheranan Anda pasti akan lenyap jika Anda melanjutkan membaca kisah ini. Tradisi ini dimulai beberapa tahun yang lalu. Saat itu, Mike, yang adalah seorang suami dan ayah yang baik, tidak lagi menyukai Natal, bukan pada makna Natalnya, tetapi karena Natal telah dikomersialkan. Orang beramai-ramai mengunjungi toko-toko yang biasanya mengadakan cuci gudang untuk mencari sesuatu yang istimewa untuk dihadiahkan pada keluarganya. Rupa-rupanya, Mike sudah merasa bosan dengan tradisi seperti ini. Oleh karenanya, sejak tahun itu, istrinya tidak lagi menghadiahkan kemeja, sweater, atau dasi seperti biasanya. Istri Mike berusaha mencari hadiah lain yang spesial dan bisa menyenangkan hatinya. Inspirasi itu datang ketika mereka berdua sedang menghadiri pertandingan gulat antara sekolah Kevin, anak mereka yang saat itu berusia 12 tahun, melawan tim yang disponsori oleh sebuah gereja yang terletak di pusat kota yang sebagian besar anggotanya berkulit hitam. Anak-anak muda ini hanya menggunakan sepatu kets yang sudah hampir rusak. Hanya tali sepatu yang bisa mengikat kaki mereka. Pemandangan ini sangat kontras jika dibandingkan dengan tim sekolah Kevin yang menggunakan seragam warna emas dan sepatu gulat baru dan terlihat mengkilat. Ketika pertandingan akan dimulai, Mike melihat tim yang sebagian besar anggotanya berkulit hitam itu tidak menggunakan tutup kepala berupa helm ringan untuk melindungi telinga si pegulat. Setelah melalui pertarungan yang cukup ketat, akhirnya tim yang disponsori oleh gereja itu kalah. Mike yang duduk di samping istrinya itu berkata dengan nada sedih, "Aku berharap salah satu dari mereka menang. Mereka memiliki banyak potensi, tetapi kalah dengan cara seperti ini akan membuat mereka putus asa." Mike memang sangat mencintai anak-anak. Ucapan Mike itu mendatangkan ide bagi istrinya untuk memberikan hadiah Natal yang istimewa untuknya. Keesokan harinya, sang istri yang sangat mencintai suaminya ini pergi ke toko alat-alat olahraga untuk membeli penutup kepala dan sepatu gulat. Kemudian dia mengirimkannya ke gereja yang menjadi sponsor tim yang dikalahkan oleh sekolah Kevin itu. Pada malam Natal, dia meletakkan amplop putih di pohon Natal keluarga. Amplop itu berisi catatan kecil yang menceritakan hal yang baru saja dilakukannya, dan menjadikan itu sebagai hadiah Natal untuk Mike. Ketika Mike membaca surat itu, dia langsung tersenyum lebar dan wajahnya terlihat sangat gembira. Senyum itu merupakan senyum Mike yang paling cerah sepanjang perayaan Natal keluarga itu. Kebiasaan meletakkan amplop putih itu kemudian mereka lakukan setiap tahun. Setiap Natal tiba, istri Mike selalu memikirkan tentang apa yang akan diperbuatnya untuk orang- orang papa. Tahun berikutnya, dia membawa anak-anak yang cacat mental pergi melihat pertandingan hoki. Tahun depannya, dia memberikan sebuah cek kepada sepasang kakak beradik yang sudah lanjut usia karena rumahnya terbakar dan rata dengan tanah menjelang Natal. Amplop itu menjadi hal yang sangat penting dalam perayaan Natal keluarga mereka. Itu merupakan hadiah Natal yang paling akhir dibuka. Anak-anak mereka pun malah mengabaikan mainan barunya, mereka akan berdiri dengan rasa penasaran menanti ayahnya membaca apa yang tertulis di amplop tersebut. Akhirnya, Mike meninggal dunia beberapa tahun yang lalu karena penyakit kanker yang sangat ditakutinya. Namun tradisi itu masih terus berlangsung, bahkan anak-anak mereka yang kini sudah dewasa pun melakukan hal yang sama. Setiap malam Natal, istri Mike bersama anak-anaknya meletakkan amplop di ranting-ranting pohon Natal untuk Mike. "Kami punya keinginan untuk terus melakukan kebiasaan ini." Kedatangan Yesus untuk menebus dosa manusia memberi kesadaran bagi Mike dan keluarganya untuk saling berbagi dan memperhatikan orang- orang yang lemah. Semangat Natal ini selalu mewarnai kehidupan mereka. (GCM/Bhn/Puspitasari) Bahan diedit dari sumber: Gloria Cyber Ministries ==> http://www.glorianet.org/natal/nataampl.html <><============================><>*<><=============================><> =#= POJOK BAHASA =#= PENGGUNAAN PARTIKEL =================== Partikel adalah kata tugas yang dilekatkan pada kata yang mendahuluinya. Ada empat partikel, yakni sebagai berikut: 1. PARTIKEL -KAH ---------------- Kadang-kadang bersifat manasuka dan kadang-kadang bersifat wajib, bergantung pada macam kalimatnya. Kaidah pemakaiannya: a. Membentuk kalimat tanya. Contoh: - Diakah yang akan datang? (Bandingkan: Dia yang akan datang.) - Hari inikah pekerjaan itu harus selesai? (Bandingkan: Hari ini pekerjaan itu harus selesai.) b. Jika dalam kalimat tanya sudah ada kata tanya, seperti apa, di mana, bagaimana, maka -kah bersifat manasuka. Pemakaian -kah menjadikan kalimatnya lebih formal dan sedikit lebih halus. Contoh: - Apa(kah) ayahmu sudah datang? - Bagaimana(kah) penyelesaian soal ini jadinya? - Ke mana(kah) anak-anak pergi? c. Jika dalam kalimat tidak ada kata tanya, maka -kah akan memperjelas bahwa kalimat itu adalah kalimat tanya. Kadang-kadang urutan katanya dibalik. Tanpa -kah, arti kalimatnya bergantung pada cara kita mengucapkannya -- dapat berupa kalimat berita atau kalimat tanya. Contoh: - Dia akan datangkah nanti malam? - Haruskah aku yang mulai dahulu? - Tidak dapatkah dia mengurusi soal sekecil itu? 2. PARTIKEL -LAH ---------------- Dipakai dalam kalimat perintah atau kalimat berita. Kaidah pemakaiannya: a. Dalam kalimat perintah, -lah dipakai untuk sedikit menghaluskan nada perintahnya. Contoh: - Pergilah sekarang, sebelum hujan turun. - Bawalah mobil ini ke bengkel besok pagi. - Kalau Anda mau, ambillah satu atau dua buah. b. Dalam kalimat berita, -lah dipakai untuk memberikan tegasan yang sedikit keras. Contoh: - Dari ceritamu, jelaslah kamu yang salah. - Ambil berapa sajalah yang Saudara perlukan. - Cara seperti itu tidaklah pantas. - Dialah yang menggugat soal itu. 3. PARTIKEL -PUN ---------------- Hanya dipakai dalam kalimat berita. Kaidah pemakaiannya: a. Pun dipakai untuk mengeraskan arti kata yang diiringinya. Dalam tulisan, pun dipisahkan dari kata depannya. Contoh: - Mereka pun akhirnya setuju dengan usulan kami. - Yang tidak perlu pun dibelinya juga. - Siapa pun yang tidak setuju pasti akan diawasi. Perlu diperhatikan bahwa partikel pun pada konjungsi ditulis serangkai. Jadi, ejaannya walaupun, meskipun, kendatipun, adapun, sekalipun, biarpun, dan sungguhpun. b. Dengan arti yang sama seperti di atas, pun sering dipakai bersama -lah. Contoh: - Tidak lama kemudian hujan pun turunlah dengan derasanya. - Para demonstran itu pun berbarislah dengan teratur. - Para anggota yang menolak pun mulailah berpikir-pikir lagi. 4. PARTIKEL -TAH ---------------- Dipakai dalam kalimat tanya, tetapi si penanya sebenarnya tidak mengharapkan jawaban. Ia seolah-olah hanya bertanya-tanya pada diri sendiri tentang hal yang dikemukakannya. Partikel -tah itu banyak dipakai dalam sastra lama, tetapi tidak banyak dipakai lagi sekarang. Contoh: - Apatah artinya hidup ini tanpa engkau? - Siapatah gerangan orangnya yang mau menolongku? Bahan dikutip dari sumber: Judul Buku: Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Penulis : Anton M. Moeliono Penerbit : Balai Pustaka, Jakarta, 1998 Halaman : 247 - 249 <><============================><>*<><=============================><> =#= SEPUTAR "CHRISTIAN WRITERS´ CLUB" =#= 1. Tulisan Natal dan Tahun Baru ------------------------------- Memasuki Natal 2004 dan Tahun Baru 2005 ini, kami mengundang partisipasi Anda untuk berbagi berkat dengan cara mengirimkan tulisan Anda ke Situs Christian Writers´ Club. Ketentuannya: - Tulisan asli yang ditulis oleh penulisnya sendiri (bukan berupa kutipan). Jika tulisan tersebut pernah dimuat di media lain, hendaknya dicantumkan sumber media tersebut. - Bertema seputar Natal atau Tahun Baru. - Bersifat membangun iman kepada Tuhan. - Tulisan dapat berupa artikel, kesaksian, puisi, renungan, atau tulisan-tulisan lain sesuai dengan topik yang tersedia di Situs Christian Writers´ Club. Silakan kirim tulisan Anda dengan meng-klik link "Kirim Tulisan" di bagian Main Menu dari Situs Christian Writers´ Club di: ==> http://www.ylsa.org/cwc/ Namun, Anda harus login terlebih dahulu sebagai anggota sebelum mengirimkan tulisan Anda. Jika Anda belum menjadi anggota silakan mendaftar sebagai anggota terlebih dahulu di: ==> http://www.ylsa.org/cwc/user.php?op=check_age&module=NS-NewUser 2. Tulisan Baru di CWC ---------------------- Berikut beberapa tulisan baru di Situs Christian Writers´ Club yang diposting oleh anggota dari bulan Nopember 2004 sampai tanggal 14 Desember 2004. * Hal-Hal Berbahaya Seputar Kegiatan Membantu Orang Tua Di Rumah Topik : Artikel Oleh : Davida * Pentingnya Membuat Outline Topik : Artikel Oleh : Purnawan * New Renungan Sehari (1) Topik : Renungan Oleh : donny_aw * New Renungan Sehari (2) Topik : Renungan Oleh : donny_aw * New Renungan Sehari (3) Topik : Renungan Oleh : donny_aw * New Renungan Sehari (4) Topik : Renungan Oleh : donny_aw * Bagaimana Keluarga Dimulai Topik : Renungan Oleh : gsm * Antara Tugas dan Cinta Topik : Lainnya Oleh : DenmasMarto * Cara Meraih Publisitas untuk Kegiatan Gereja Topik : Artikel Oleh : Purnawan * Menulis Buku yang Laris Topik : Artikel Oleh : Purnawan * Penolong yang Sepadan Topik : Renungan Oleh : gsm * Peran Suami dalam Pernikahan dan Proses Penyatuan. Topik : Renungan Oleh : gsm * Kepemimpinan Rohani dan Kepemimpinan Sekuler Topik : Artikel Oleh : gsm Sedangkan informasi kegiatan penulisan yang dapat Anda ikuti, yaitu: * Lomba Komentar Terbaik Buku-buku Natal Komunitas Penerbit GLORIA 2004 Untuk membaca, memberi tanggapan (khusus anggota) atau mengirimkan tulisan ke rekan Anda, silakan mengarahkan browser Anda ke: ==> http://www.ylsa.org/cwc/ <><============================><>*<><=============================><> =#= SURAT ANDA =#= Dari: irnawan silitonga <gemasionministries@> >Saya menulis tentang kepemimpinan dan rindu tulisan saya jadi >berkat. Apa e-Penulis bisa mempublikasikannya? Ini tulisan saya: > >KEPEMIMPINAN ROHANI DAN KEPEMIMPINAN SEKULER > >I. Pendahuluan >Hitler, Karl Marx, Paulus dan Watchman Nee adalah >pemimpin-pemimpin. Mereka semua mempunyai pengikut. >Perbedaan diantara mereka adalah sebagian disebut >pemimpin rohani, sebagian lagi pemimpin sekuler. Apa >sebenarnya perbedaan pemimpin rohani dan pemimpin >sekuler. Prinsip-prinsip apa yang membedakan keduanya. >Banyak buku-buku mengenai kepemimpinan nampaknya tidak >membedakan prinsip-prinsip rohani dan sekuler. Dalam >tulisan yang singkat ini akan diuraikan >prinsip-prinsip yang menjadikan seseorang disebut >pemimpin rohani atau pemimpin sekuler. ==cut== Redaksi: Sdr. Irnawan yang dikasihi Tuhan, Terima kasih untuk kiriman tulisan Anda. Kami yakin tulisan tersebut dapat menjadi berkat bagi mereka yang membacanya. Kami telah memasangnya di Situs Christian Writers´ Club (CWC). Anda dapat melihatnya dengan mengakses alamat: ==> http://www.ylsa.org/cwc/ Bagi Anda yang ingin mengirimkan tulisan seperti sdr. Irnawan, segera saja mengirimkannya kepada redaksi di alamat: < staf-penulis@sabda.org > Atau, jika Anda sudah bergabung dengan komunitas CWC, Anda bisa langsung memposting tulisan Anda ke Situs CWC. Sekali lagi, kami mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Irnawan. Tuhan memberkati. <><============================><>*<><=============================><> Staf Redaksi: Tesa, Krist, Hardhono, dan Puji Berlangganan: Kirim e-mail kosong ke: subscribe-i-kan-penulis@xc.org Berhenti : Kirim e-mail kosong ke: unsubscribe-i-kan-penulis@xc.org Kirim bahan : Kirim e-mail ke <staf-penulis@sabda.org> Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/ <><============================><>*<><=============================><> Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Penulis 2004 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ <><============================><>*<><=============================><>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |