Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/176 |
|
e-Penulis edisi 176 (7-4-2016)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________ 176/April/2016 Tema: Drama dan Teater (II) e-Penulis -- Drama dan Teater (II) Edisi 176/April/2016 DAFTAR ISI DARI REDAKSI: SENI DRAMA ADALAH ANUGERAH ALLAH TIP: MEMAKSIMALKAN PELAYANAN DRAMA ANDA TOKOH PENULIS: NOBERTUS RIANTIARNO RESENSI BUKU: PANDUAN LENGKAP PENAFSIRAN ALKITAB DARI REDAKSI: SENI DRAMA ADALAH ANUGERAH ALLAH Pada edisi e-Penulis bulan lalu, kita telah belajar bahwa teater atau drama bisa menjadi sarana untuk memberitakan Kabar Baik. Lantas, bagaimana kita bisa memaksimalkan seni peran ini supaya menjadi pelayanan yang efektif bagi Kerajaan Allah? Sajian e-Penulis kali ini akan memaparkan secara gamblang mengenai hal ini. Mari kita membuka mata, hati, dan pikiran kita untuk mencerna dan memahami betapa drama, sebuah seni yang telah Allah anugerahkan bagi kita, dapat berguna untuk memberitakan berita terbaik dan terbesar sepanjang masa kepada orang-orang yang belum mendengarnya. Selain mengenai drama, Anda juga akan mengenal lebih dalam tentang Nobertus Riantiarno, seorang aktor, penulis, dan sutradara. Selamat membaca sajian ini selengkapnya, dan jangan lupa untuk membaca keseluruhan isi dari buku "Panduan Lengkap Penafsiran Alkitab" yang resensinya kami paparkan di bagian akhir edisi ini. Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-Penulis, Santi T. < santi(at)in-christ.net > < http://pelitaku.sabda.org > TIP: MEMAKSIMALKAN PELAYANAN DRAMA ANDA Diringkas oleh: Santi T. "Dunia harus memahami apa yang dapat dilakukan Allah melalui seseorang yang benar-benar mendedikasikan diri untuk Tuhan." Lebih dari 45 tahun yang lalu, saya mendengar perkataan semacam itu diucapkan dalam sebuah drama komedi yang ditampilkan berdasarkan pada tantangan yang digunakan Allah untuk memberikan pengaruh yang sangat kuat kepada kehidupan dan pelayanan Dwight L. Moody. Sekarang, bertahun-tahun kemudian, saya masih dapat melihat dengan mata pikiran saya bagian dari adegan yang digambarkan dan mendengar kata-kata tersebut yang begitu membuat D.L. Moody terkesima. Drama merupakan sarana komunikasi yang sangat ampuh dan efektif. Kita memiliki kemungkinan memanfaatkan drama, alat komunikasi unik yang efektif, yang memiliki kapasitas untuk melewati pertahanan yang dibentuk orang untuk mendeteksi sesuatu yang "rohani", untuk masuk ke dalam jiwa orang, untuk menanamkan dan membongkar kebenarannya yang memengaruhi hidup, semuanya tanpa terdeteksi. Drama adalah pelayanan yang layak dimanfaatkan dengan maksimal sehingga kita sebagai orang Kristen harus menjadi ujung tombak dalam memanfaatkan semaksimal mungkin bentuk seni kreatif yang dikenal sebagai drama ini. Kerja + Kerja = Pelayanan Drama Kita Berdampak Sampai Maksimal Formula ini mengambil prinsip dari Filipi 2:12-13, dan menerapkannya ke dalam pelayanan drama: Kerjakanlah pelayanan drama kita dengan takut dan gentar karena Allahlah yang bekerja di dalam kita, baik dalam kemauan maupun dalam berakting menurut kerelaan-Nya (diparafrasekan). Hasil maksimal dari pelayanan drama bisa kita dapatkan jika kita mengerjakan dan menyadari bahwa pekerjaan dan kerja keras saja tidaklah cukup. Secara mendasar, kita harus memastikan bahwa pekerjaan kita didasarkan pada karya Tuhan Yesus Kristus di dalam dan melalui kita. "Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya (Allah di dalam Kristus), yang bekerja dengan kuat di dalam aku." (Kolose 1:29) Periksalah Motif-Motif Kita "Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati." (Amsal 16:2) Kita harus memastikan bahwa kita telah menjalankan dan mengelola pelayanan drama kita karena Allah telah mengarahkan dan memimpin kita untuk melakukannya. Kita bisa memaksimalkan pelayanan ini jika kita mengetahui bahwa kita memiliki pelayanan ini karena kepemimpinan Allah, bukan hanya karena seseorang di tempat lain memiliki kesuksesan besar dengan pelayanan ini. Penting bagi kita untuk mengembangkan pernyataan tujuan yang jelas sehingga mereka yang terlibat dalam pelayanan ini akan mengetahui jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan "siapa", "apa", "kapan", "di mana", dan "mengapa" seputar pelayanan ini. Tanpa visi, orang-orang akan gagal untuk memaksimalkan pelayanan dramanya, tetapi mereka yang menemukan dan memelihara tujuan yang jelas di hadapan mereka akan benar-benar memaksimalkannya (Amsal 29:18, parafrase). Berpikir di Luar Kotak Kita jangan terjebak "dalam kotak" pemanfaatan bentuk dramatis yang sama dan latar cerita yang sama secara terus-menerus. Mari kita gunakan berbagai bentuk latar cerita. Drama muncul dalam berbagai bentuk, termasuk teater membaca, monolog, sketsa/drama, komedi/drama, mime/pantomim, lawak, panggung boneka, dll.. Untuk pelayanan drama Anda, terbukalah dan bersiaplah menggunakan setiap dan semua hal dalam proses pembuatan drama terbaik. Drama dapat menghidupkan suasana pada waktu ibadah, seperti pada waktu penyampaian pengumuman, mengajak jemaat untuk beribadah, mengundang orang menyampaikan pokok doa atau memimpin doa, membagikan firman Tuhan, menambah dimensi lain pada musik penyembahan, menjadi bagian dari acara anak-anak dan menyampaikan renungan, dan menetapkan tema untuk khotbah. Selain dalam ibadah, drama juga berfungsi untuk bidang pendidikan (menyalurkan partisipasi positif siswa dan sebagai cara untuk membawa inti kebenaran ke dalam hati mereka), bidang penginjilan (mengangkat Injil sebagai bagian dari pertemuan penginjilan di gereja atau untuk membawa Injil ke luar tembok gereja), persekutuan (mengembangkan persekutuan di antara mereka yang terlibat dalam pelayanan), dan misi (membantu mendidik dan menantang keterlibatan pelayanan doa, memberikan dana atau pergi bermisi, atau dalam penyampaian kebenaran Kristus di ladang misi). Keluarlah dari kotak yang telah menciptakan arah dan cara kita menggunakan drama. Mari kita menjelajahi bagaimana drama dapat memberi pengaruh positif bagi komunikasi dalam spektrum bentuk dan latar cerita yang luas. Kita akan bergerak secara aktif untuk membuat yang terbaik dalam pelayanan drama kita. Mari kita bersiap untuk mengakui keterbatasan, kelemahan, dan ketidaktahuan kita serta bersiap dan bersedia menjangkau dan menerima bantuan. Dengan bersedia mengakui bahwa kita harus berjalan lebih jauh di dalam perjalanan kita dalam dan menuju mendapatkan hasil maksimal dari pelayanan drama kita, dan bersedia mencari dan menerima bantuan, kita berada dalam posisi yang lebih baik untuk melanjutkan pencapaian tujuan tersebut. Allah menentang pelayanan drama yang berpusat pada "AKU", yang berpikir mereka tidak membutuhkan bantuan, tetapi Ia memberikan perkenanan kepada mereka yang cukup rendah hati untuk mengakui kebutuhan mereka, dan mau mencari dan menghadiri konferensi dan lokakarya drama, yang mempersilakan seseorang untuk memimpin lokakarya, atau memilih pemikiran mereka yang terlibat dalam drama di daerah mereka (Yakobus 4:6, diparafrasekan). Dalam pelayanan drama, bekerjalah untuk menerapkan teknik drama yang bermutu. Harus ada dasar-dasar untuk pertunjukan drama supaya bisa dilakukan dengan sangat baik, seperti komposisi dan gerakan panggung, proyeksi, dan pengembangan karakter. Sangat penting bahwa hal-hal tersebut dan dasar-dasar lainnya ditaati dalam pelayanan drama jika kita ingin membuat yang terbaik. Menemukan dan Menggunakan Bahan Berkualitas Bagian penting dari puzzle adalah menemukan bahan berkualitas untuk dikerjakan dan disajikan, yang sesuai dengan bentuk dan latar cerita yang kita targetkan dengan proyek yang diberikan. Kualitas bahan drama akan, di antara hal-hal lainnya, ditulis dengan baik, diterjemahkan secara efektif dari kata-kata tertulis yang dipertunjukkan, mengomunikasikan pesan yang dimaksudkan, dan mengembangkan karakter yang terlibat. Hanya ada begitu sedikit bahan yang tersedia yang memenuhi syarat sebagai bahan drama Kristen yang berkualitas. Namun, sekarang tersedia banyak bahan pada setiap bentuk dramatis, yang siap ditemukan dan digunakan untuk memenuhi tujuan pelayanan drama. "Kolam pemancingan" untuk bahan-bahan semacam ini adalah tempat penerbitan dan toko buku Kristen, internet, pelayanan drama lainnya di daerah kita, dan orang- orang berbakat yang suka menulis, yang mungkin juga menjadi bagian dari gereja-gereja kita. Pembentukan Tim Rekrut dan kembangkanlah tim pelayanan drama yang positif, dengan dipimpin oleh pemimpin berhati hamba. Jumlah tim pelayanan drama bergantung pada keadaan dan tujuan lokal Anda. Tidak peduli berapa jumlahnya, Anda harus mencari orang-orang yang mudah diajar, bergantung kepada Tuhan, dan siap bekerja sama dengan orang lain dalam tim demi mencapai tujuan pelayanan bagi kemuliaan Tuhan. Berdoa sebelum, selama, dan setelah setiap proyek pelayanan drama dilakukan. Tidak peduli seberapa besar atau kecilnya pelayanan drama tersebut. Peralatan yang bagus, yang dapat digunakan untuk membagikan berita baik terbesar sepanjang masa, telah dianugerahkan Bapa surgawi kepada kita. Mari kita singkapkan karunia ini dengan menghasilkan pelayanan drama terbaik bagi Tuhan. Sama seperti Dale Phillips yang pergi ke mana pun Tuhan memimpinnya dan berusaha mengomunikasikan kebenaran dinamis melalui seni drama. (t/N. Risanti) Diterjemahkan dan diringkas dari: Nama situs: Religious Product News Alamat URL: http://www.religiousproductnews.com/articles/2006-February/In-Every-Issue/Making-the-Most-of-Your-Drama-Ministry.htm Judul asli artikel: Making the Most of Your Drama Ministry Penulis artikel: Dale Phillips Tanggal akses: 2 Maret 2016 TOKOH PENULIS: NOBERTUS RIANTIARNO Diringkas oleh: Santi T. Nobertus Riantiarno (Nano) lahir pada 6 Juni 1949 di Cirebon, Jawa Barat. Terlibat dalam teater sejak 1965. Sesudah tamat SMA (1967), ia kuliah di Akademi Teater Nasional Indonesia, ATNI, Jakarta, dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara (1971). N. Riantiarno mendirikan Teater Koma, 1 Maret 1977, dan pernah menggelar sekitar 111 produksi panggung dan televisi hingga 2006. Sebagian besar karya panggungnya ia tulis sendiri, seperti Rumah Kertas, J.J Atawa Jian Juhro, Maaf.Maaf.Maaf, dan masih banyak lagi. Karya penulis kelas dunia juga pernah ia pentaskan, antara lain Woyzeck/Georg Buchner, The Threepenny Opera dan The Good Person of Shechzwan/Bertolt Brecht, Women in Parliament/Aristophanes, dll.. Selain itu, ia juga menulis skenario film dan televisi, dan novel. Hadiah Seni, Piagam Kesenian dan Kebudayaan dari Departemen P&K atas nama Pemerintah Republik Indonesia juga pernah ia terima pada tahun 1993. Film "CEMENG2005" (The Last Primadona), 1995, yang diproduksi oleh Dewan Film Nasional Indonesia, menjadi film layar lebar perdananya. Pada tahun 1999, ia meraih penghargaan dari Forum Film Bandung untuk serial film televisi berjudul "Kupu-Kupu Ungu" sebagai Penulis Skenario Terpuji 1999. Forum yang sama mematok film televisi karyanya (berkisah tentang pembauran), Cinta Terhalang Tembok, sebagai Film Miniseri Televisi Terbaik, 2002. Ia pernah berkeliling Indonesia (1975) dan beberapa negara (Jepang, Skandinavia, Inggris, Prancis, dll.) untuk mengamati teater rakyat dan kesenian tradisi. Karier N. Riantiarno pernah menjabat sebagai Ketua Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (1985 -- 1990), anggota Komite Artistik Seni Pentas untuk KIAS (Kesenian Indonesia di Amerika Serikat) 1991 -- 1992, dan anggota Board of Artistic Art Summit Indonesia (2004). Juga konseptor dari Jakarta Performing Art Market/PASTOJAK (Pasar Tontonan Jakarta I), 1997, yang diselenggarakan selama satu bulan penuh di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Menulis dan menyutradarai 4 pentas multimedia kolosal, yaitu Rama-Shinta (1994), Opera Mahabharata (1996), Opera Anoman (1998), dan Bende Ancol (1999). Ia terlibat dalam mendirikan majalah ZAMAN (1979) dan bekerja sebagai redaktur (1979 -- 1985), majalah MATRA (1986), bekerja sebagai Pemimpin Redaksi, dan pensiun sebagai wartawan (2001). Kini, ia fokus sebagai seniman dan pekerja teater. Penghargaan Ia meraih Penghargaan Sastra 1998 dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, sekaligus SEA WRITE AWARD 1998 dari Raja Thailand, di Bangkok, untuk karyanya "Semar Gugat". Sejak 1997, ia menjabat Wakil Presiden PEN Indonesia. Pada tahun 1999, ia menerima Piagam Penghargaan dari Menparsenibud (Menteri Pariwisata Seni & Budaya) sebagai Seniman & Budayawan Berprestasi. Karya pentasnya "Sampek Engtay" (2004) masuk MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai karya pentas yang telah digelar selama 80 kali selama 16 tahun dan dengan 8 pemain serta 4 pemusik yang sama. N. Riantiarno menjabat sebagai artistic founder dan evaluator dari Lembaga Pendidikan Seni Pertunjukan PPAS, Practise Performing Art School di Singapura. Pengajar pascasarjana di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), Solo. Bukunya berjudul "Menyentuh Teater" dan "Tanya Jawab Seputar Teater Kita" menjadi sebuah buku panduan teater bagi para pekerja seni pertunjukan. Diringkas dari: Nama situs: Teater Koma Alamat URL: www.teaterkoma.org/index.php/profil/angkatan-pendiri/36-profil/angkatan-pendiri/47-n-riantiarno Judul asli artikel: N. Riantiarno Penulis artikel: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 11 Maret 2016 RESENSI BUKU: PANDUAN LENGKAP PENAFSIRAN ALKITAB Judul buku: Panduan Lengkap Penafsiran Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) Judul asli: -- Penulis/Penyusun: DR. Rainer Scheunemann Penerjemah: -- Editor: Theo Suryadi Penerbit: ANDI, Yogyakarta 2009 Ukuran buku: 20,7 x 14 cm Tebal: 246 halaman ISBN: 978-979-29-1147-3 Buku Online: -- Download: -- Ketika kita membaca Alkitab, sebaiknya kita tidak hanya membaca saja, melainkan memahami pesan firman Tuhan dan terlebih lagi kita menaatinya. Menurut buku "Panduan Lengkap Penafsiran Alkitab" karya DR. Rainer Scheunemann ini, pembacaan Alkitab tanpa ada pengertian akan menjadi sia-sia, dan pengertian tanpa ketaatan tidak akan membuahkan hasil yang nyata. Jadi, diperlukan penafsiran supaya setiap pembaca bisa memahami teks Alkitab. Penafsiran mutlak diperlukan karena sifat dasar firman Tuhan memiliki relevansi yang kekal dan keistimewaan historis. Penafsiran teks dilakukan karena adanya perbedaan pengertian konteks masa lalu dengan konteks saat ini. Namun, kita harus tahu bahwa kita tidak boleh menafsirkan teks Alkitab secara sembarangan. Kita memerlukan ilmu/pengetahuan untuk menafsir (eksegesis). Buku ini akan sangat menolong Anda untuk belajar eksegesis. Buku ini memberikan banyak informasi seputar penafsiran Alkitab mulai dari dasar-dasar umum penafsiran Alkitab, petunjuk praktis membuat dan menyampaikan khotbah, dasar eksegesis untuk sastra PL dan sastra PB, sampai disediakannya contoh penafsiran teks PL dan PB. Kita tentunya pernah belajar sesuatu dari kisah-kisah atau perumpamaan dalam Alkitab. Dengan menerapkan metode dan langkah-langkah dalam buku ini, Anda akan bisa menggali lebih dalam lagi teks-teks Alkitab dan menemukan maknanya. Perlu diingat bahwa dalam menafsir kita juga memerlukan kepekaan dalam memahami makna teks. Metode yang disarankan dalam buku ini adalah metode penafsiran gramatikal, historikal, dan kontekstual -- metode yang menekankan pada aturan gramatikal, sastra, fakta historis, dan kerangka konteks. Buku ini sangat cocok bagi setiap orang yang ingin belajar memahami teks Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Bacalah buku ini dengan saksama, cobalah mempraktikkannya, dan bagikanlah berkat yang Anda terima melalui buku ini kepada orang lain. Selamat membaca, belajar, dan berbagi. Peresensi: Santi T. Kontak: penulis(at)sabda.org Redaksi: Santi T., Margaretha I., N. Risanti, dan Odysius Berlangganan: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-penulis/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2016 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |