Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/15 |
|
e-Penulis edisi 15 (26-1-2006)
|
|
<>--------------------------------oo--------------------------------<> < e-Penulis > (Menulis untuk Melayani) Edisi 015/Januari/2006 <>------------------------------------------------------------------<> MENULIS BIOGRAFI <>------------------------------------------------------------------<> = DAFTAR ISI = * Dari Redaksi: Tahun Baru dan Sejarah Hidup Kita * Artikel : Penulis Biografi dan "Kejelasan Makna" * Tips : Bagaimana Menulis Biografi * Biografi : Soe Hok Gie; Tragedi Sang Idealis * Asah Pena : Fakta-fakta Menarik dan Unik tentang C.S. Lewis * Surat Anda : Ralat Pojok Bahasa e-Penulis Edisi 13 <>------------------------------------------------------------------<> = DARI REDAKSI = Salam kasih, Momen tahun baru yang telah kita lewati tentu saja bukan sekedar penanda berlalunya masa 365 hari dalam hidup kita. Awal tahun baru merupakan masa yang banyak dimanfaatkan orang sebagai masa refleksi dan intropeksi diri. Namun proses intropeksi itu tak akan cukup jika kita melihat ke sejarah hidup diri sendiri saja. Melihat dari pengalaman dan sejarah hidup orang lain, baik yang sekarang telah menggapai kesuksesan maupun yang menukik gagal, adalah cara lain bagi kita untuk banyak belajar. Di dalam dunia penulisan kita mengenal adanya tulisan biografi atau memoar yang berisi kisah hidup seseorang yang mewakili pesan-pesan tertentu yang ingin disampaikan penulisnya. Nah, kejelasan pesan atau makna dalam sebuah biografi itulah yang menjadi tema Artikel e-Penulis kali ini. Selain itu Tips singkat tentang bagaimana menulis biografi diharapkan dapat menjadi semacam panduan bagi Anda sebelum menuliskannya. Tak lupa kami mengumumkan bahwa mulai edisi tahun 2006 ini, e-Penulis menghadirkan kolom baru bernama "Asah Pena". Dalam kolom yang rencananya akan muncul bergantian dengan kolom "Pojok Kata" (dulu bernama Pojok Bahasa) ini, akan disajikan berbagai fakta dan kisah inspiratif tentang para penulis-penulis dunia yang diharapkan dapat semakin menumbuhkan motivasi kita dalam melayani dan membagikan kasih Tuhan lewat tulisan. Selamat menulis! Redaksi e-Penulis, (Ary) <>------------------------------------------------------------------<> = ARTIKEL = Penulis Biografi dan "Kejelasan Makna" ====================================== Marjorie Rawlings, penulis buku "The Yearling", pernah berkata, "Jika seorang penulis biografi tak memiliki interpretasi yang jelas untuk diberikan kepada pembaca, yang dapat membuat bukunya tersebut menjadi karya yang kreatif, menarik dan dapat berdiri dengan nilainya sendiri, saya hanya akan dibuat kesal saat membaca informasi-informasi tak penting mengenai hidup dan pikiran seorang tokoh. Hal itu seperti cacing yang menggerogoti sebuah bangkai saja." Kutipan ini menjadi dasar pijakan saya ketika menulis buku pertama saya "Tomie dePaola, Seni dan Kisahnya" dan muncul lagi dalam pikiran ketika saya mengerjakan "Virginia Lee Burton: Sebuah Kehidupan dalam Seni". Saat saya sedang berada di antara wawancara, penelitian, dan tulisan, kata-kata Rawling memberikan fokus pada misi saya: untuk menemukan esensi kemanusiaan dalam setiap subyek tokoh saya dan untuk mencapai sesuatu yang lebih dari sekedar kumpulan fakta dan karya seseorang. Untuk memperlihatkan "makna yang jelas" seperti yang dimaksud oleh Rawling tadi, saya akan mencari catatan-catatan hidup menarik, menelusuri kejadian-kejadian yang membawa perubahan hidup, mengumpulkan berbagai informasi yang jarang diketahui dan melakukan penelitian untuk memahami jiwa tiap subyek saya. Ada 4 langkah pendekatan yang selalu saya lakukan dalam menulis: penelitian latar belakang, wawancara dan napak tilas ke tempat kejadian, mengunjungi sumber-sumber yang bersejarah, dan melakukan kajian lebih dalam dengan karya-karya sang artis. Penelitian Latar Belakang ------------------------- Untuk buku dePaola, lebih banyak lagi artikel terbaru, data diri dan esai-esai biografi mengenai dirinya sangat membantu saya dalam mengumpulkan pendapat dari para pustakawan, pengajar, kritikus dan masyarakat umum. Sebagai seorang penulis kontemporer, karyanya memerlukan analisa secara mendalam; di sini kritik selalu terlibat di dalamnya. Membuat tulisan yang seimbang di antara berbagai tanggapan tersebut adalah tantangan tersendiri bagi saya. "Sebaliknya, karya saya tentang Virginia Lee Burton lebih lengkap lagi. 8 buku yang pernah ia tulis, telah menyatakan dirinya sendiri bertahun-tahun lalu; bukunya yang terakhir, "Life Story" diterbitkan oleh Houghton Mifflin pada tahun 1962, sebelum ia meninggal pada tahun 1968. Situasi ini memberikan tantangan tersendiri. Karena dengan berlalunya waktu, karyanya akan lebih terbuka bagi lebih banyak interpretasi, sementara kritik yang membangun juga lebih banyak." Wawancara --------- Saya mengunjungi studio Tomie dePaola beberapa kali, dimana ia membukakan file-file, buku-buku, karya-karya seni dan foto-foto keluarganya pada saya. Yang lebih penting lagi, ia menyediakan waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan saya. Meski saya juga menemui editor dan teman-temannya, komentar yang ia buat untuk karyanya sendiri adalah yang paling menarik. Untuk biografi Alm. Virginia Lee Burton, saya harus bergantung pada pengamatan pihak kedua. Walau pembicaraan dengan anak-anak, editor, kawan lama dan rekan-rekannya memang membantu, saya tahu bahwa apa yang mereka sampaikan mungkin sedikit banyak telah terkikis oleh waktu. Sumber-sumber Bersejarah ------------------------ Banyak waktu berharga yang saya dapat saat berada di studio Tomie dePaola untuk mempelajari bukunya serta tulisan-tulisannya. Tomie dengan bersemangat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan teknik, pilihan media dan acuan artistik. Tulisan-tulisan dan lukisan Virginia Burton tersebar di berbagai universitas dan perpustakaan di banyak kota seluruh negara. Di sana saya sempat takjub dengan lukisan asli karyanya, namun saya hanya dapat berspekulasi mengenai berbagai perubahan, tanda serta berbagai versi lukisannya yang pernah saya temukan. Kajian Mendalam --------------- Dalam kedua kasus ini, waktu yang saya lalui bersama buku-buku si artis sangatlah memuaskan diri saya. Misalnya, saya mendapati bahwa mengurutkan buku-buku sang artis secara kronologis dapat membawa pemahaman baru mengenai perkembangan kepribadiannya sebagai artis. Pemahaman baru juga muncul ketika saya mempelajari buku-buku itu berdasar tema, inovasi artistik dan tekniknya. Akhirnya, bahan yang saya perlukan sudah ada di tangan dan saya sudah bisa mulai menulis. Karena ingin mengindari "info-info tak penting" mengenai kehidupan dan pikiran si artis, saya berusaha menampilkan sebuah kesatuan gambaran yang informatif dan membawa pencerahan. Saat menunjukkan karya-karya sang artis sesuai dengan konteks kehidupannya, dalam hati saya selalu terngiang sebuah kalimat bahwa menulis biografi adalah untuk menciptakan sebuah "makna yang jelas" bagi pembaca. (t/ary) Bahan diterjemahkan dari: Situs : http://www.cbcbooks.org/cbcmagazine/perspectives/writing_biography.html Penulis : Barbara Elleman <>------------------------------------------------------------------<> = TIPS = Bagaimana Menulis Biografi ========================== Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu buku. Perbedaannya adalah, biografi singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran pentingnya sementara biografi yang panjang meliputi, tentunya, informasi-informasi penting namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik. Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian, biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau masa tertentu. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema-tema utama tertentu (misalnya "masa-masa awal yang susah" atau "ambisi dan pencapaian"). Walau begitu, beberapa yang lain berfokus pada topik-topik atau pencapaian tertentu. Biografi memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping koran. Sedangkan bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau sejarah yang memaparkan peranan subyek biografi itu. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain: - Pilih seseorang yang menarik perhatian Anda. - Temukan fakta-fakta utama mengenai kehidupan orang tersebut. - Mulailah dengan ensiklopedia dan catatan waktu. - Pikirkan, apa lagi yang perlu Anda ketahui mengenai orang itu, bagian mana dari hidupnya yang ingin lebih banyak Anda tuliskan. Beberapa pertanyaan yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan misalnya: 1. Apa yang membuat orang ini istimewa atau menarik? 2. Dampak apa yang telah ia lakukan bagi dunia atau orang lain? 3. Kata sifat apa yang mungkin akan sering Anda gunakan untuk menggambarkan orang ini? 4. Contoh apa yang dapat dilihat dari hidupnya yang menggambarkan sifat tersebut? 5. Kejadian apa yang membentuk atau mengubah kehidupan orang itu? 6. Apakah ia mampu mengatasi rintangan tersebut? Apakah ia mengatasinya dengan mengambil resiko? Atau dengan keberuntungan? 7. Apakah dunia akan menjadi lebih baik atau lebih buruk jika orang ini tidak pernah hidup? Bagaimana bisa dan mengapa? 8. Lakukan juga penelitian lebih lanjut dengan bahan-bahan dari perpustakaan atau internet untuk membantu Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas serta supaya cerita Anda lebih menarik. (t/ary) Bahan diterjemahkan dari: Situs : http://www.infoplease.com/homework/wsbiography.html <>------------------------------------------------------------------<> = BIOGRAFI = Berikut adalah contoh biografi singkat mengenai sekelumit aspek dalam hidup salah seorang pelaku sejarah Indonesia. Soe Hok Gie: Tragedi Sang Idealis ================================= Soe Hok Gie telah meninggalkan bangsa ini empat puluh tahun silam. Tepatnya pada 15 Desember 1969. Namanya masih terus dikenang hingga sekarang. Bahkan pernah menjadi sumber inspirasi gerakan mahasiswa dasawarsa 70-80-an. Pamornya hampir tenggelam pada dasawarsa ini, namun sebuah film tentangnya karya Riri Riza dengan judul GIE mengangkat kembali namanya di pentas politik dan budaya bangsa ini. Soe Hok Gie memang tidak pernah mati, setidaknya hingga saat ini. Lahir dari sebuah keluarga Tionghoa perantauan yang bersahaja, Soe Hok Gie tumbuh menjadi manusia patriotis dan idealis serta punya jiwa pemberontak. Tidak seperti kebanyakan etnis Tionghoa di negeri ini yang berkelimpahan materi dan karenanya menjadi materialis, Soe Hok Gie jauh dari kesan seperti itu. Dia lebih mirip seorang filsuf penganjur kebajikan. Cita-citanya sangat mulia: keadilan dan idealisme di seluruh negeri Indonesia. Karena cita-citanya itu, ia sering bergesekan dengan kelompok-keompok kepentingan di negeri ini yang sangat marak di zaman Orde Lama. Bahkan dengan sang Proklamator Indonesia, Bung Karno, dia bersikap sangat keras menentang kebijakannya yang dianggap jauh dari keadilan. Soekarno dianggapnya sebagai tokoh golongan tua yang korup dan borjuis serta tidak mempedulikan nasib rakyat Indonesia. Kritik-kritik tajamnya terhadap pemerintahan Soekarno banyak tersebar di media massa pada masa itu. Tulisan-tulisannya jujur, kritis dan terkadang menyerang pihak tertentu tanpa tedeng aling-aling. Namun di balik itu, dia seorang yang humanis yang rendah hati. Bahkan penyayang binatang. Gaya hidupnya sebagai mahasiswa fakultas sastra Universitas Indonesia tahun 60-an sangat merakyat. Tidak pernah mengendarai motor atau menyopir mobil sendiri. Kuliah kadang-kadang hanya memakai sandal dan baju yang dipakainya jauh dari kesan modis. Hobinya adalah mendaki gunung dan menonton film, hobi rakyat kebanyakan. Kematiannya di penghujung dasawarsa 60-an tepatnya Desember 1969 mengejutkan banyak pihak. Dia terlalu muda untuk mati. Usianya baru 27 tahun. Segudang cita-cita dan idealismenya terbang bersama hidupnya. Indonesia berduka karena kehilangan seorang intelektual pejuang demokrasi yang pernah menghidupkan semangat perjuangan menentang tirani Orde Lama. Dia mati dalam keadaan gelisah melihat banyaknya penyimpangan dalam kehidupan bernegara di bawah rezim Orde Baru yang baru saja berkuasa. Teman-teman seperjuangannya yang tergabung dalam Angkatan 66 banyak menjadi pengkhianat Ampera dan menjadi oportunis di pemerintahan Orde Baru Soeharto. Soe Hok Gie gelisah karena praktik kehidupan bernegara menyimpang jauh dari cita-cita perjuangan para demonstran Angkatan 1966. Militer telah mengkhianati perjuangan para mahasiswa Angkatan 1966. Orde Baru berkuasa di Indonesia selama 32 tahun dan selama itu pula rakyat Indonesia hidup dalam penindasan rezim totaliter Orde Baru. Soe Hok Gie telah pergi dan cita-citanya belum terwujud hingga saat ini. Teman-teman seperjuangannya di Angkatan 1966 banyak yang menjadi menteri atau pengusaha sukses yang banyak menikmati fasilitas dari pemerintahan Soeharto. Cita-cita dan idealisme Soe Hok Gie menjadi tragedi Angkatan 1966 karena tidak pernah terwujud dan dikhianati oleh teman-teman seperjuangannya sendiri. Bahan diambil dari: Milis : #sastra-pembebasan# < sastra-pembebasan<at>yahoogroups.com > Penulis : Tutus Handoyo <>------------------------------------------------------------------<> = ASAH PENA = Meriahnya sambutan terhadap film "Chronicles of Narnia; the Lion, the Witch and the Wardrobe" telah semakin membuat nama C.S. Lewis (1898-1963) sebagai penulis kisah tersebut semakin banyak dibicarakan. Di kalangan penulis Kristen, C.S. Lewis barangkali bisa dibilang sebagai penulis Kristen paling terkenal di zaman modern ini, namun barangkali tak banyak orang yang mengetahui beberapa sisi unik dari hidup seorang C.S. Lewis. Berikut beberapa di antaranya. Fakta-fakta Menarik dan Unik tentang C.S. Lewis =============================================== Jago menulis berbagai genre --------------------------- Clive Staples (juga biasa dipanggil Jack) Lewis barangkali adalah pengarang yang paling tenar, karyanya paling banyak dibaca dan paling sering disebut di dunia literatur Kristen modern ini. Sepanjang tahun 1931-1962 ia telah menuliskan 34 buku, belum termasuk yang diterbitkan setelah kematiannya. Bakat menulisnya juga bisa disimak dalam berbagai genre tulisan seperti puisi (Dymer), novel mitos (The Pilgrim`s Regress), teologi populer (Mere Christianity), filsafat (The Abolition of Man), fiksi luar angkasa (The Ransom Trilogy), dongeng anak-anak (The Chronicles of Narnia), legenda yang diceritakan kembali (Till We Have Faces), kritik sastra (The Discarded Image), surat (Letters to Malcolm) dan otobiografi (Surprised by Joy). Walau menulis dalam bermacam genre, pesan dan pokok pikiran Lewis selalu konsisten ada di setiap tulisannnya. Komunitas --------- Sepanjang pertengahan tahun 1930-an sampai akhir 1940-an, setiap hari Selasa dan Kamis, Lewis selalu mengadakan pertemuan dengan sesama rekan penulisnya untuk minum bir dan mengobrol sambil mengkritisi tulisan masing-masing. Pertemuan yang dinamai "The Inklinks" itu melibatkan penulis-penulis seperti J.R.R. Tolkien, Charles Williams, dan saudara Lewis sendiri, Warnie. Dalam diarinya Warnie pernah menulis "Kami bukan orang-orang yang selalu saling memuji satu sama lain. Membacakan karya di depan kelompok The Inklinks membutuhkan keberanian tersendiri." Karya-karya yang turut ditempa oleh kritik dari para sahabat di Inklinks antara lain adalah The Screwtape Letters, Narnia, dan The Hobbit. "Namun selama keberadaan Lewis," seperti yang dikatakan Tolkien pada Clyde Kilby pada tahun 1965, "Saya rasa saya belum sempat menyelesaikan atau memperlihatkan The Lord of The Rings kepadanya." Pikiran untuk hal-hal yang lebih tinggi --------------------------------------- Owen Barfield, salah satu teman dekat Lewis, dimana ia mempersembahkan buku "The Allegory of Love" kepadanya adalah juga pengacaranya. Suatu saat Lewis menyuruh Barfield untuk mendirikan sebuah badan amal ("The Agape Fund") yang didanai oleh hasil penjualan bukunya. Diperkirakan 90 persen dari pendapatan Lewis disalurkan kepada badan amal itu. Kemurahan hatinya ini bertentangan dengan pendapat George Sayer yang mengatakan bahwa Lewis mewarisi sifat ayahnya yang `takut bangkrut`, dan bahwa ayah dan anak itu `paling enggan menginvestasikan uangnya.` Tukang kebun Lewis yaitu Fred Paxford (yang menjadi inspirasi karakter Puddlegum dalam buku The Silver Chair), mendapati bahwa dalam wasiatnya, Lewis hanya mewariskan uang senilai 100 pounds. "Hmm, memang sepertinya jumlah itu tak akan mampu membawa saya kemana-mana ya?" komentar Paxford. "Tuan Jack", lanjutnya "Dia memang tak pernah banyak memikirkan tentang uang. Pikirannya selalu untuk hal-hal yang lebih tinggi lagi." Jarang bicara blak-blakan ------------------------- Lewis menulis buku "Surprised by Joy" (1955) untuk menerangkan sebagian dari pengaruh masa kecilnya terhadap tulisan dan pertobatannya. Dokter pribadi sekaligus rekannya dalam komunitas Inklink, Robert E. Havard mengatakan bahwa buku itu seharusnya diberi judul "Yang tak terucapkan dari Jack" karena sebelumnya Lewis sangat jarang menceritakan tentang kisah hidupnya. Panggil saya si "Pantat babi kecil" ---------------------------------- Lewis sering memberi nama julukan. Dia dan saudaranya Warnie selalu memanggil satu sama lain "Smallpigiebotham atau SPB" (si pantat babi kecil) dan "Archpigiebotham atau APB" (si pantat babi lancip) karena mengingat pengasuh mereka yang sering memukul "pantat babi" mereka waktu kecil. Bahkan setelah kematian Lewis, Warnie masih memanggil dia dengan sebutan "SPB-ku terkasih." Mereka juga menjuluki Albert, ayah mereka dengan sebutan "Pudaitabird" karena aksen Irlandianya ketika menyebut kentang (potato). Tolkien disebut "Tollers," Ny. Moore disebut "Minto," dan dokter Lewis, Robert E. Havard biasa ia panggil "Humprey" namun kadang juga "The Useless Quack atau U.Q (pembual tak berguna)." Lewis juga menjuluki rekannya A.C. Harwood "The Lord of the Walks (Dewa Pejalan)" karena gaya berjalannya. Novelis yang berkembang ----------------------- Sebagai anak yang tumbuh di Belfast, Irlandia, ketika hari hujan Lewis dan Warnie menghabiskan banyak waktunya di dalam rumah untuk mengarang-ngarang cerita. "Jacks" atau "Jack", sebagaimana ia menyebut dirinya sendiri sejak usia 3 tahun, menggambar untuk membuat ilustrasi cerita tentang hewan-hewan yang bisa bicara, yang idenya banyak diambil dari cerita-cerita karya Beatrix Potter, Kenneth Graham dan kisah-kisah kepahlawanan para ksatria. Cerita- ceritanya kelak menjadi bagian dari imajinasi yang lebih luas dari saudaranya tentang dunia "Boxen." Dialog-dialog antar karakter cerita mereka biasanya memuat pembicaraan orang dewasa yang sering mereka dengar -- biasanya tentang politik. Lewis pernah menulis mengenai perbandingan kisah-kisah masa kanak-kanaknya tersebut dengan cerita Narnia: "Kisah `Animal Land` tidak ada hubungannya dengan Narnia selain kesamaan adanya hewan yang bertingkah seperti manusia. Kisah Animal Land, dengan segala kelebihan kekurangannya, tidak banyak memberikan rasa ketakjuban." Walau demikian, dia juga berkomentar bahwa "Dengan menciptakan dan mengarang Animal Land, saya sedang melatih diri untuk menjadi novelis." Menggambar Narnia ----------------- Lewis sebenarnya ingin menggambar sendiri ilustrasi dalam buku Narnia, namun ia kemudian memutuskan bahwa sepertinya ia tak punya cukup kemampuan dan waktu untuk melakukannya. Karenanya, ia memilih seorang seniman muda, Pauline Baynes, yang juga telah menggambar ilustrasi untuk kisah "Farmer Giles of Ham" karangan J.R.R. Tolkien pada tahun 1948. Lewis tak pernah benar-benar puas dengan cara Baynes menggambar anak-anak dan binatang, walaupun ia tetap memuji bagian yang memang layak dipuji. "Dia tak bisa menggambar singa," katanya pada George Sayer, "namun dia sangatlah baik, cantik dan sensitif sehingga saya tak tega mengatakan hal ini kepadanya." Ketika "The Last Battle" memenangkan penghargaan Carnegie untuk kategori buku anak-anak terbaik di tahun 1956, Baynes menulis surat pada Lewis untuk menyelamatinya. Dan Lewis menjawab, "Bukankah ini penghargaan untuk kita berdua?" Lewis dan gedung bioskop ------------------------ Pada tahun 1933, Lewis menulis surat untuk temannya Arthur Greeves: "Kau akan terkejut kalau mendengar bahwa aku mau pergi ke bioskop lagi! Jangan takut, ini tak akan menjadi satu kebiasaan." Di luar keberatannya dengan bioskop, ia memang kadang-kadang masih pergi ke sana. Film King Kong menimbulkan beragam reaksi: "Saya rasa sebagian dari film itu (terutama ketika para penduduk asli memberi sambutan setelah ia merusak jembatan) sangatlah menakjubkan," komentarnya pada kawannya yang menulis cerita itu, "namun bagian ketika di New York itu tidak saya sukai." Apologetis dan evangelis ------------------------ Pada tahun 1955, C.S. Lewis diundang untuk bertemu Billy Graham, yang memimpin sebuah misi yang disponsori oleh Cambridge Inter- Collegiate Christian Union. Graham mengenang pertemuan itu dengan mengatakan: "Saya merasa bahwa dia bukan hanya sosok yang pintar dan ceria namun juga lembut dan penuh syukur; dia terlihat sangat tertarik dengan pertemuan (misi) kami. `Anda tahu,` katanya saat kami akan berpisah, `Anda mungkin banyak dikritik, namun saya belum pernah melihat ada di antara kritikus itu yang benar-benar mengenal Anda secara pribadi`." Penggemar bertemu penggemar --------------------------- Ketika Lewis mengirimkan naskah "The Allegory of Love" ke penerbit Oxford`s Clarendon Press, naskah itu diberikan kepada Charles Williams untuk dianalisa. Waktu itu Lewis dan Williams masih belum mengenal satu sama lain, namun Lewis baru saja membaca novel Williams "The Place of the Lion." Williams sedang menuliskan surat pada Lewis ketika ia menerima surat dari Lewis yang memuji novelnya. Surat Williams pada Lewis sendiri mengatakan bahwa Allegory of Love "praktis adalah satu-satunya karya sejak masa Dante yang mampu menunjukkan pemahaman yang menyeluruh tentang makna tak biasa dari cinta dan agama." Melintasi perbedaan ------------------- Banyak orang yang membaca buku pertama Lewis setelah bertobat "The Pilgrim`s Regress", mengira bahwa ia adalah seorang Katolik, apalagi kenyataannya edisi kedua buku ini diterbitkan oleh sebuah penerbit Katolik. Lewis juga menyatakan pada tahun 1940 bahwa ",2 orang (Dom Bede Griffiths dan George Sayer) karena pengaruh saya juga bertobat menjadi Katolik!" Popularitas dan pengaruh yang ia miliki di antara orang Katolik juga tetap muncul hingga kini. Paus Yohanes Paulus II pernah mengatakan bahwa "The Four Loves" adalah salah satu buku favoritnya. Penyair dari Oxford ------------------- Sampai usia 30-an, Lewis berkeinginan menjadi penyair. Berlawanan dengan munculnya arus penyair-penyair modernis seperti T.S. Elliot, Lewis memilih menulis puisi-puisinya dengan gaya campuran. Tulisannya dalam "Till We Have Faces" yang menceritakan ulang legenda Cupid dan Psyche dimulai dengan gaya penulisan puisi sebelum lama kelamaan berubah membawa kesan sebagai novel. Bukan sebuah perumpamaan namun "sebuah misal" --------------------------------------------- Tolkien tidak begitu menyukai sebagian kisah Narnia karena ia merasa bahwa makna kekristenannya terlalu jelas, namun Lewis bersikeras bahwa ia tidak sedang menulis perumpamaan dalam arti kata yang kaku. Dalam suratnya, Lewis menjelaskan bahwa Aslan tidak dimaksudkan untuk "mewakili" karakter Yesus dalam arti sederhana: "Mari kita bayangkan seandainya ada dunia seperti Narnia, bahwa Anak Allah, yang menjadi manusia di dunia, kemudian menjadi singa di sana, bayangkan apa yang akan terjadi kemudian." (t/ary) Bahan diterjemahkan dari sumber: Situs : http://www.christianitytoday.com/ch/2005/004/2.02.html Penulis : Robert Trexler dan Jennifer Trafton <>------------------------------------------------------------------<> = SURAT ANDA = Dari: P.C. Wattimena < pcw (at) ...> >Salam Sejahtera, >e-Penulis edisi 13 (23-11-2005) >POJOK BAHASA > EYD DAN SUSAHNYA BERBAHASA INDONESIA > >Dalam kolom di atas terdapat penulisan "bagaimana pun" >----- >Tanggapan: >"bagaimana pun" seharusnya ditulis "bagaimanapun". >(Sumber: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen >Pendidikan Nasional Republik Indonesia dan Kamus Besar Bahasa >Indonesia). > >Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. >Misalnya: apa pun; ini pun; itu pun; adik pun; bapak pun; seorang >pun; kami pun; dia pun; engkau pun; mereka pun; saya pun; >siapa pun; iblis pun; pulang pun; satu kali pun; kecuali yang >lazim dianggap padu, misalnya: adapun, andaipun, ataupun, >bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, >sekalipun, sungguhpun, dan walaupun, yang harus ditulis serangkai. > >Maaf kalau kami sendiri yang keliru. > >Wassalam, >P.C. Wattimena Redaksi: Yth. Sdr. P.C. Wattimena, Anda benar. Terima kasih banyak atas koreksi yang Anda berikan. Semoga di lain waktu kami bisa lebih teliti, konsisten dan selektif dalam mengedit. Kami tunggu kritik dan saran lainnya untuk perkembangan pelayanan publikasi e-Penulis dan kemajuan pelayanan literatur Kristen Indonesia pada umumnya. [Dengan dimuatnya surat di atas, maka kiranya dapat dipakai sebagai ralat untuk Kolom Pojok Bahasa di Publikasi e-Penulis Edisi 13 (23-11-2005).] <>------------------------------------------------------------------<> Staf Redaksi : Ary, Hardhono, Puji, dan Endah Berlangganan : Kirim email ke <subscribe-i-kan-penulis(at)xc.org> Berhenti : Kirim email ke <unsubscribe-i-kan-penulis(at)xc.org> Kirim bahan : Kirim email ke <staf-penulis(at)sabda.org> Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/ Situs CWC : http://www.ylsa.org/cwc/ <>------------------------------------------------------------------<> Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Penulis 2006 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati <><-------------------------------oo-------------------------------><>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |