Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/146

e-Penulis edisi 146 (21-11-2013)

Menulis Memoar (II)

__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
                       Edisi 146/November/2013                           
                      Tema: Menulis Memoar (II)

e-Penulis -- Menulis Memoar (II)
Edisi 146/November/2013

DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: BERANILAH MENULIS MEMOAR!
TIP MENULIS: DUA BELAS TIP MENULIS MEMOAR
TOKOH PENULIS: ROSIHAN ANWAR
PENA MAYA: ENSIKLOPEDIA TOKOH (PROFIL SINGKAT ORANG TERKENAL)

             DARI REDAKSI: BERANILAH MENULIS MEMOAR!

Shalom,

Dalam kehidupan ini, ternyata ada banyak kesempatan untuk membuat hidup kita 
menjadi lebih "berwarna". Memang, hampir setiap orang menjalani hari-harinya 
dengan berbagai aktivitas dan kegiatan rutin lainnya. Akan tetapi, pernahkah 
terlintas dalam pikiran Anda untuk membuat kehidupan Anda menjadi lebih 
"berwarna" dengan menuliskannya menjadi sebuah memoar? Beberapa orang mungkin 
menemukan kesulitan dalam menulis memoar tentang dirinya sendiri atau bahkan 
menulis memoar tentang orang lain sehingga proses penulisan memoar terhenti di 
"tengah jalan". Dengan membaca edisi e-Penulis kali ini, kami berharap Anda 
tidak akan lagi berhenti di "tengah jalan", tetapi dapat terus berkreativitas 
menuliskan fakta-fakta yang ada menjadi sebuah memoar yang menarik. Penasaran 
bagaimana caranya? Simaklah sajian kami dengan saksama dan praktikkanlah! 
Selamat menulis memoar.

Staf Redaksi e-Penulis,
Santi T.
< http://pelitaku.sabda.org >


             TIP MENULIS: DUA BELAS TIP MENULIS MEMOAR

Menulis sebuah memoar dapat menjadi suatu kegiatan yang menantang karena setiap 
hari Anda akan dituntut untuk menggali tambang memori Anda, dan menggunakan 
memori-memori tersebut untuk menciptakan sebuah latar kisah yang artistik.

Mungkin, Anda sudah mempelajari dasar-dasar penulisan memoar dan 
mempraktikkannya. Anda sudah mulai menulis, tetapi dalam beberapa hari, usaha 
itu tampaknya mustahil diselesaikan.

Agar tetap berada dalam jalur, di bawah ini ada dua belas tip yang dapat 
menolong Anda dalam menulis memoar.

1. Berbaik hatilah kepada diri Anda sendiri.

Anda tidak dapat mengingat beberapa hal yang sebenarnya ingin Anda ingat. 
Sebaliknya, Anda dapat terus mengingat hal-hal yang tidak ingin Anda ingat. Itu 
adalah hal yang wajar. Hidup Anda memang selalu mengalami naik turun, selalu 
diisi oleh keberhasilan dan kegagalan. Pengalaman hidup akan membuat Anda 
merasakan kegembiraan dan kepedihan, dan kedua hal itulah yang dapat membuat 
Anda menulis memoar yang baik.

Sebenarnya, menulis memoar sama saja dengan mengatakan kebenaran mengenai hidup 
Anda, khususnya dalam hal merekam peristiwa-peristiwa penting di dalamnya. 
Karena itulah, saat Anda menulis memoar, berbaik hatilah kepada diri Anda 
sendiri.

2. Sadarilah bahwa memori adalah sesuatu yang tidak terduga.

Anda tidak akan pernah tahu kapan memori Anda akan muncul. Anda mungkin dapat 
mengingat detail-detail yang aneh -- seperti bau di dapur nenek Anda -- tetapi 
tidak dapat mengingat fakta-fakta penting lainnya -- seperti nama gadis nenek 
Anda. Sekali lagi, itu adalah hal yang wajar. Jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan itu mungkin saja datang melalui mimpi, percakapan, foto, atau surat-
surat. Tetaplah percaya bahwa pada akhirnya, memori yang tepat akan muncul juga.

3. Orang yang jahat dapat menjadi orang yang baik.

Jika Anda menulis tentang seseorang yang pernah menyakiti Anda, cobalah untuk 
menemukan kebaikan di dalam dirinya. Kualitas apa yang dapat Anda temukan dalam 
pribadinya? Mengapa ia bertindak seperti yang pernah ia lakukan terhadap Anda? 
Semakin Anda dapat memunculkan pemahaman, bahkan belas kasihan Anda terhadap 
"orang jahat" itu, memoar Anda akan semakin menarik.

4. Tetaplah menulis.

Mungkin Anda tidak tahu apa yang harus Anda katakan dalam memoar Anda, tulislah 
perasaan itu. Anda mungkin juga tidak dapat mengingat setiap detail dalam 
ingatan Anda, tuliskan hal itu. Mungkin Anda berpikir bahwa apa yang Anda tulis 
itu terlihat bodoh, tulislah isi pikiran Anda itu. Jangan berhenti, usahakanlah 
agar pena Anda terus bergerak; berusahalah agar Anda terus mengetik kata-kata 
itu di komputer Anda. Teruslah menulis karena pada suatu saat, kata-kata yang 
Anda inginkan akan mengalir dengan sendirinya.

5. Anda tidak harus menulis sendiri.

Dalam menulis memoar, Anda dapat menggunakan perekam digital, perangkat lunak di 
komputer, ataupun video untuk merekam kisah Anda.

Anda juga dapat menyewa seorang "ghostwriter" untuk mewawancara serta menuliskan 
memoar Anda. Banyak orang -- termasuk politikus, pebisnis, selebriti, bahkan 
orang-orang kebanyakan -- menggunakan jasa "ghostwriter". Menulis sebuah memoar 
tidak harus menjadi sesuatu yang begitu sulit.

6. Lakukanlah sedikit demi sedikit.

Anda membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memiliki pengalaman hidup yang Anda 
miliki saat ini. Karena itu, Anda tidak mungkin menuliskan semua itu dalam 
beberapa hari atau minggu, bukan?

Akan tetapi, jika Anda menuliskannya sedikit demi sedikit setiap hari, Anda akan 
memiliki sebuah tulisan yang sudah siap Anda bagikan setelah beberapa minggu 
atau bulan. Sama seperti tokoh kura-kura dalam cerita fabel yang akhirnya 
mencapai garis finis, begitu pula Anda nantinya.

Dengan melakukannya sedikit demi sedikit, Anda akan menyelesaikan penulisan 
memoar Anda. Dengan melakukannya sedikit demi sedikit, Anda akan menggapai 
impian Anda.

7. Tutuplah mulut sang kritikus dalam diri Anda.

Kadang-kadang, Anda harus menutup mulut Anda, lebih tepatnya mulut kritikus 
dalam diri Anda. Kritikus itu akan selalu berkata, "Tulisan ini salah," "Mungkin 
aku mengawalinya dengan tidak benar," "Aku tidak cukup baik untuk melakukan 
ini," "Aku tidak tahu bagaimana melakukannya," "Aku lapar," "Aku harus menyapu 
lantai ...."

Mulai sekarang, biarkan setiap kata-kata itu meluncur deras. Tulislah apa yang 
ada dalam benak, hati, dan memori Anda. Bebaskan kreativitas Anda!

Nanti, Anda akan mempunyai waktu yang banyak untuk mengkritik -- ketika Anda 
menyunting tulisan Anda. Namun, untuk saat ini, Anda harus membuat kritikus 
dalam diri Anda itu tetap diam.

8. Anda dapat mengubah segala sesuatunya nanti.

Jangan khawatir Anda akan menyinggung orang lain dan mendapat tuntutan di 
kemudian hari. Jangan khawatir jika segala sesuatunya berjalan tidak sesuai 
keinginan Anda, Anda masih bisa memperbaiki penamaan, tanggal, waktu, tempat, 
detail-detail, bahkan cerita itu sendiri dengan menghubungi pengacara, agen 
literatur, atau penerbit.

Ketika Anda sedang menulis, satu-satunya tujuan Anda adalah menuliskan semua 
yang ada dalam pikiran Anda.

9. Kebenaran emosional lebih penting daripada kebenaran faktual.

"Kapan ia lahir, pukul 02.00 atau pukul 04.00 dini hari?" "Siapa nama penjual 
bunga itu?" "Dari negara mana tetangga saya berasal?" Semua ini adalah detail-
detail yang ingin Anda ketahui ketika Anda sedang menulis memoar, tetapi jika 
Anda tidak dapat mengingatnya, itu tidak apa-apa.

Yang lebih penting dari fakta-fakta tersebut adalah bagaimana perasaan Anda 
ketika putra Anda lahir? Seberapa senang hati Anda ketika menerima bunga dari si 
dia? Apa yang Anda rasakan ketika tetangga Anda mengantar makanan pada suatu 
hari Natal, ketika Anda baru saja dipecat dari pekerjaan Anda dan tidak punya 
uang untuk membeli makanan?

Ya, detail-detail fakta memang memberi warna pada sebuah kisah, tetapi jiwa dari 
kisah itu sendiri terkandung dalam emosi-emosi yang tersirat di dalamnya.

10. Aktivitas menulis yang baik selalu melibatkan penulisan ulang.

Aktivitas penulisan mana pun selalu dimulai dengan hasil yang tidak sempurna. 
Karena itu, selalu ada penulisan ulang. Berilah diri Anda waktu dan tempat untuk 
menulis ulang materi Anda, sampai Anda mendapatkan hasil yang betul-betul 
mengekspresikan kehidupan, suara hati, dan kebijaksanaan yang Anda miliki.

11. Carilah dukungan.

Carilah guru menulis, pembimbing, rekan sesama penulis, atau seorang 
"ghostwriter" untuk menolong Anda. Seorang pembimbing dapat mendorong dan 
memberi Anda saran, terutama ketika Anda tidak yakin bagaimana menyelesaikan 
tulisan Anda. Yang lebih penting lagi, seorang pembimbing dapat menolong Anda 
untuk tetap dapat fokus pada impian Anda.

12. Pertahankan visi Anda.

Ketika Anda sedang berkecil hati, ingatlah mengapa Anda melakukan hal ini. 
Apakah untuk meninggalkan warisan? Untuk membagikan kebijaksanaan yang Anda 
miliki?

Bayangkanlah betapa senangnya atau tersentuhnya orang yang membaca memoar Anda. 
Bayangkan bahwa kisah hidup Anda akan membuat perubahan dalam diri mereka. 
Pikirkanlah betapa puasnya Anda ketika menyelesaikan memoar itu.

Pertahankan visi Anda untuk menyelesaikan memoar yang Anda tulis. (t/Yudo)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Author Bridge Media
Alamat URL: http://www.ghostwriter-needed.com/tips-on-writing-memoirs.html
Judul asli artikel: 12 Tips on Writing Memoirs
Penulis: Tim Penulis
Tanggal akses: 31 Oktober 2013


                     TOKOH PENULIS: ROSIHAN ANWAR

Rosihan Anwar (1922 -- 2011) adalah wartawan senior, juga sejarawan dan 
sastrawan yang produktif. Ia telah menulis puluhan buku dan ratusan tulisan di 
berbagai media utama di Indonesia dan di beberapa penerbitan asing. Bahkan, 
menjelang akhir hayatnya, ia masih menyiapkan memoar kehidupan cintanya dengan 
sang istri yang lebih dahulu meninggal dunia, dengan judul yang sudah disiapkan 
"Belahan Jiwa, Memoar Rosihan Anwar dengan Siti Zuraida".

Rosihan Anwar lahir di Kubang Nan Duo, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, pada 10 
Mei 1922 dan meninggal di Jakarta pada 14 April 2011. Anak keempat dari sepuluh 
bersaudara putra Anwar Maharaja Sutan, seorang demang di Padang, Sumatera Barat, 
ini menyelesaikan sekolah rakyat (HIS) dan SMP (MULO) di Padang. Ia kemudian 
melanjutkan pendidikannya ke AMS di Yogyakarta sampai tahun 1942. Dari sana, 
Rosihan mengikuti berbagai workshop di dalam dan luar negeri, termasuk di Yale 
University dan School of Journalism di Columbia University, New York, Amerika 
Serikat.

Rosihan memulai karier jurnalistiknya sebagai reporter Asia Raya di masa 
pendudukan Jepang tahun 1943 hingga menjadi pemimpin redaksi Siasat (1947 --
1957) dan Pedoman (1948 -- 1961). Selama 6 tahun, sejak 1968, ia menjabat Ketua 
Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Bersama Usmar Ismail, pada 1950, ia 
mendirikan Perusahaan Film Nasional (Perfini). Dalam film pertamanya, "Darah dan 
Doa", ia sekaligus menjadi figuran. Dilanjutkan sebagai produser film "Terimalah 
Laguku". Sejak akhir 1981, aktivitasnya di film adalah mempromosikan film 
Indonesia di luar negeri, dan tetap menjadi kritikus film sampai akhir hayatnya.

Pada tahun 2007, Rosihan Anwar dan Herawati Diah, yang ikut mendirikan Persatuan 
Wartawan Indonesia (PWI) di Surakarta pada 1946, mendapat penghargaan "Life Time 
Achievement" atau `Prestasi Sepanjang Hayat` dari PWI Pusat.

Pada 9 Februari 2010, komunitas Hari Pers Nasional (HPN) yang terdiri atas 
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Dewan Pers, Serikat Penerbit Surat Kabar 
(SPS), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Serikat Grafika Pers (SGP), 
Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional (PRSSNI), Persatuan Perusahaan Periklanan 
Indonesia (PPPI), Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), dan Asosiasi 
Televisi Lokal Indonesia (ATVLI) sepakat menganugerahkan Spirit Jurnalisme 
kepada Rosihan Anwar.

Di masa perjuangan, Rosihan pernah disekap oleh penjajah Belanda di Bukitduri, 
Jakarta Selatan. Kemudian, di masa Presiden Soekarno, koran miliknya "Pedoman" 
pada 1961 ditutup oleh rezim saat itu. Namun, di masa peralihan pemerintah Orde 
Baru, Rosihan mendapat anugerah sebagai wartawan sejak sebelum Revolusi 
Indonesia dengan mendapatkan anugerah Bintang Mahaputra III, bersama tokoh pers 
Jakob Oetama. Sayangnya, kurang dari setahun setelah itu, pemerintah kembali 
menutup "Pedoman", yaitu pada tahun 1974.

Tulisan-tulisan Rosihan Anwar bertemakan jurnalistik, agama, sejarah, novel, dan 
politik, hingga tulisan yang menyangkut kisah perjalanan serta kisah hidup 
orang-orang yang pernah dikenal atau dikaguminya. Di antaranya, berjudul "India 
dari Dekat" (1954), "Dapat Panggilan Nabi Ibrahim" (1959), "Islam dan Anda" 
(1962), "Novel Raja Kecil" (1967), "Ihwal Jurnalistik" (1974), "Kisah-Kisah 
Zaman Revolusi" (1975), "Profil Wartawan Indonesia" (1977), "Kisah-Kisah Jakarta 
Setelah Proklamasi" (1977), "Jakarta Menjelang Clash ke-1" (1978), "Sukarno, 
Tentara, PKI: Segitiga Kekuasaan Sebelum Prahara Politik 1961 -- 1965" (1981), 
"Menulis Dalam Air", "Sebuah Autobiografi" (1983), "Musim Berganti" (1985), 
"Perkisahan Nusa" (1986), "Singa dan Banteng: Sejarah Hubungan Belanda-Indonesia 
1945 -- 1950" (1997), "Sejarah Kecil `Petite Histoire` Indonesia" (2004), dan 
masih banyak lagi.

S. Tasrif, S.H. menjuluki Rosihan Anwar sebagai "A footnote of history" (sebuah 
catatan kaki dalam sejarah). Pada masa tuanya, setiap pagi Rosihan berjalan 40 
menit. Ia juga tidak bisa melepaskan kebiasaannya menghisap cerutu bermerek 
Schimmel Penning, "Saya isap lima batang satu hari," katanya. "Pagi, siang, 
waktu minum teh di sore hari, malam dan ketika menjelang tidur." Ia menikah 
dengan Siti Zuraidah Binti Moh. Sanawi dan dikaruniai tiga orang anak.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Biografi (Ensiklopedia Tokoh)
Alamat URL: http://biografinya.blogspot.com/2011/05/rosihan-anwar.html
Judul asli artikel: Rosihan Anwar
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 31 Oktober 2013


       PENA MAYA: ENSIKLOPEDIA TOKOH (PROFIL SINGKAT ORANG TERKENAL)

Jika selama ini Anda mengalami kesulitan untuk mengetahui biografi tokoh-tokoh 
terkenal di Indonesia, termasuk penulis terkenal, kami sudah menemukan solusinya 
untuk Anda. Situs Biografi (Ensiklopedia Tokoh) akan menjawab semua kesulitan 
Anda selama ini. Situs ini menyajikan profil tokoh-tokoh terkenal di Indonesia 
dalam berbagai bidang, antara lain Penulis, Pahlawan, Akademisi, Budayawan, 
Filosof, Ilmuwan, Komponis, Leksikograf, Pencipta Lagu, Penemu, dll.. Selain 
profil tokoh, Anda juga akan mendapatkan wawasan tambahan seputar karya-karya 
yang mereka hasilkan. Penasaran? Kunjungilah situs Biografi (Ensiklopedia Tokoh) 
dan temukan wawasan baru di dalamnya. (Santi T.)

==> biografinya.blogspot.com


Kontak: penulis(at)sabda.org
Redaksi: Yudo, Santi T., dan Berlin B.
Berlangganan: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-penulis/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org