Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/14 |
|
e-Penulis edisi 14 (16-12-2005)
|
|
<><============================><>*<><=============================><> ><><>< e-Penulis ><><>< (Menulis untuk Melayani) Edisi 014/Desember/2005 <><============================><>*<><=============================><> MENULIS KESAKSIAN <><============================><>*<><=============================><> =#= DAFTAR ISI =#= * Dari Redaksi: Menulis Kesaksian * Artikel : Mengapa Kesaksian? * Tips : Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menulis Kesaksian Kristen * Kesaksian : Di Mana Sepatumu? * Pojok Bahasa: Kamus Natal * Seputar CWC : 1. Kesaksian Seputar Natal 2. Tulisan Baru di CWC * Stop Press : Selamat Natal <><============================><>*<><=============================><> =#= DARI REDAKSI =#= Salam damai dalam Kasih Kristus, Di penghujung tahun 2005 ini, selain mempersiapkan diri menyambut Natal dan Tahun Baru, tentu sangat pas jika kita juga memanfaatkan momen ini sebagai masa perenungan. Sebagian orang yang merasa tahun 2005 ini sebagai tahun yang istimewa mungkin juga rindu untuk membagikannya pada orang lain lewat sebuah kesaksian. Ya, kesaksian! Dalam konteks perbincangan secara lisan, hal ini mungkin sudah sering kita lakukan, terutama jika kita baru saja mengalami atau melihat sebuah kejadian yang menarik. Dalam kekristenan, kita juga tahu bahwa kesaksian dapat digunakan sebagai salah satu sarana penginjilan yang efektif. Lalu, bagaimana jika kita ingin menuliskan kesaksian tersebut? Hal-hal apa yang harus kita perhatikan supaya kesaksian yang kita tulis itu berfungsi secara efektif? Kesalahan- kesalahan apa yang masih sering dijumpai dalam penulisan kesaksian? Silakan temukan jawabannya di Kolom Artikel dan Tips kali ini. Di bulan Desember ini, edisi e-Penulis juga ingin mengajak Anda menelusuri kembali makna Natal melalui berbagai kata dan istilah khas Natal. Simak saja "Kamus Natal" dalam sajian Pojok Bahasa kali ini. Akhir kata, semoga Natal kali ini juga dapat menumbuhkan kerinduan Anda untuk menyaksikan kasih Yesus lebih dalam lagi melalui tulisan-tulisan Anda. Selamat Natal dan selamat menulis Kesaksian! Redaksi e-Penulis, (Ary) <><============================><>*<><=============================><> =#= ARTIKEL =#= MENGAPA KESAKSIAN? ================== Breaking News di Metro TV: "Tembak Menembak di Sebuah Villa di Batu, Malang; Seorang yang Diduga Dr. Azahari Dikabarkan Tewas." Tak lama kemudian, stasiun televisi berita itu segera mengadakan hubungan telewicara dengan Dwi, salah seorang penduduk di lokasi kejadian yang dengan cukup detail menceritakan apa yang ia lihat dan rasakan pada waktu kejadian itu terjadi. Mengapa Metro TV lebih memilih menghubungi warga biasa seperti Dwi dan bukannya pengamat intelijen yang tentu lebih mengetahui banyak hal mengenai terorisme dan langkah-langkah detasemen 88 yang memburu Azahari? Banyak dari kita mungkin dengan cepat akan memberi alasan, karena Dwi berada di tempat kejadian dan menyaksikannya secara langsung. Atau bisa juga, karena orang lebih tertarik mendengarkan kisah Dwi yang sederhana dan apa adanya daripada penjelasan seorang pengamat intelijen yang tidak menyaksikan langsung kejadian itu. Pengamat intelijen akan cenderung memaparkan perkiraan kejadian dan teori-teori yang tidak semua orang dapat memahaminya. Kesaksian, dalam beberapa kasus memang dapat mempunyai bobot yang sama atau bahkan lebih daripada kajian-kajian ilmu dan teori ilmiah mengenai suatu hal. Semua orang pada dasarnya dapat memberikan kesaksian, namun satu syarat yang harus dipenuhi yaitu ia harus benar-benar mengalami sendiri kejadian tersebut. Bagaimana dengan kesaksian dalam dunia penulisan? Untuk membawakan kesaksian lisan dan kesaksian tertulis yang baik, nampaknya memang ada beberapa perbedaan yang patut dicermati. Secara teknis, yang utama adalah penekanan unsur-unsurnya. Kesaksian lisan bisa lebih efektif daripada kesaksian tertulis, karena dapat memberikan penekanan pada aspek penampilan dan performa orang yang membawakannya. Dalam hal ini meliputi intonasi suara, gerak tubuh, ekspresi wajah, tatapan mata dan mungkin juga alat bantu visual lainnya. Dalam penyampaian lisan, hal-hal tersebut seringkali sangat mempengaruhi bagaimana penonton/pendengar menangkap atau memaknai pesan yang diberikan. Tapi bagaimanapun, hal terkuat dalam kesaksian lisan adalah jika pembawa kesaksian tersebut adalah saksi mata yang melihat dan mengalami kejadian itu secara langsung. Hal ini agak berbeda dengan kesaksian tertulis. Kesaksian tertulis tidak harus ditulis berdasarkan pengalaman si penulis, bisa jadi itu adalah pengalaman orang lain yang diceritakan pada penulis, yang berupa hasil tanya jawab. Secara teknis, unsur yang perlu ditekankan dalam menulis kesaksian adalah pada cara penggambaran kejadian yang dapat menjadi penguatan kesan yang ingin disampaikan. Penguatan kesan disini lebih berhubungan dengan bagaimana kelihaian penulis dalam mengemas dan menampilkan perasaan yang dirasakan narasumber ketika mengalami satu kejadian. Ingat, tulisan dapat memberi kesempatan pembaca untuk berhenti sewaktu-waktu dan membayangkan kejadian yang diceritakan. Pilihan kata-kata dan penggambaran yang tepat adalah dua aspek yang akan membantu mereka dapat membayangkannya dengan baik. Mengapa orang memakai kesaksian? Alasan utama sudah dikemukakan lewat kasus Dwi di atas, bahwa kesaksian seringkali dipilih karena sifatnya yang lebih "manusiawi". Ini juga terungkap lewat salah satu motto surat kabar "People want to read about people" (orang ingin membaca mengenai orang lain). Dalam hal penginjilan pun (bahkan seperti yang telah Yesus lakukan) sudah umum diketahui bahwa kesaksian atau kisah-kisah mengenai manusia jauh lebih mudah diterima daripada penjelasan doktrin-doktrin yang abstrak. Kapan orang memakai kesaksian? Kesaksian, yang juga banyak digunakan dalam bidang periklanan saat ini, pada dasarnya digunakan saat kita ingin mempromosikan sesuatu. Namun, berbeda dengan promosi lewat khotbah atau pidato, yang menjadi unsur utama dalam promosi lewat kesaksian adalah teknik untuk membuat kisah tersebut dapat dihubungkan dengan satu tujuan menyampaikan kesaksian (misalnya pengenalan akan Yesus). Sebuah kesaksian yang efektif seharusnya dapat menghubungkan pikiran obyek (pembaca/penonton) ke tujuan yang ingin disampaikan. Kesaksian diharapkan dapat menuntun pendengarnya kepada suatu keyakinan yang pada akhirnya kepada satu keputusan (misalnya bertobat dan percaya pada Yesus). Seperti telah disinggung di atas, karena kesaksian bukanlah sekedar cerita yang tidak memiliki tujuan tertentu (dan bahkan tujuan itulah yang paling penting), kesaksian yang baik memiliki beberapa sifat dan persyaratan: 1. Nyata dan subyektif. Kesaksian berisi cerita yang benar-benar terjadi, oleh karenanya harus jujur dan tidak ditambah-tambahi. Namun demikian, fakta yang disampaikan sendiri bersifat subyektif yang artinya disampaikan berdasar interpretasi dan perasaan pribadi narasumber terhadap suatu kejadian. Lewat subyektivitas inilah, kejelian seorang penulis kesaksian ditantang, yakni bagaimana membuat fakta yang dimiliki dapat menjadi kekuatan untuk meyakinkan pembaca. 2. Umum dan manusiawi. Karena target pembaca kesaksian adalah mereka yang belum tahu, maka suatu kesaksian juga harus bersifat umum, membumi dan mudah diterima oleh pembaca. Penggunaan ekspresi serta kata-kata khusus yang tidak diketahui oleh target pembaca, apalagi jika tidak disertai penjelasan, sangat tidak dianjurkan. Unsur kemanusiawian (human interest) juga harus ditonjolkan karena hal inilah yang membuat kesaksian lebih digemari daripada bentuk publikasi lainnya. Sebuah kesaksian yang dimaksudkan sebagai sarana penginjilan namun hanya menceritakan tentang hal baik dalam hidup Anda kini, atau yang melebih-lebihkan seperti sebuah tabloid akan membuat pembaca non- Kristen bosan, tidak respek dan bahkan merasa direndahkan. 3. Mengarahkan namun juga memberi kebebasan. Meski kesaksian dipakai untuk meyakinkan dan membawa pembaca ke suatu keputusan, kita harus ingat bahwa kesaksian disini hanyalah sebuah sarana. Kesaksian tentang Injil bukanlah Injil itu sendiri. Pembaca tidak akan merasa nyaman ketika membaca kesaksian yang menyudutkan atau menghakimi dirinya. Walaupun Anda sekarang sadar bahwa merokok memang sebuah kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan, namun mengatakan "Akhirnya saya sadar bahwa merokok adalah kebiasaan yang bodoh dan sama sekali tidak ada manfaatnya, oleh karenanya saya menghimbau agar semua orang segera berhenti merokok," lagi-lagi hanya akan membuat pembaca merasa dianggap bodoh dan tidak memiliki pilihan. Berikan kebebasan dan ruang bagi pembaca untuk memikirkan cerita Anda. Subyektivitas yang Anda bagikan hendaknya juga memberi ruang bagi subyektivitas orang lain. Tak jarang, lewat kebebasan berinterpretasi ini pula, makna yang didapat seseorang bisa lebih dalam dari yang pernah Anda perkirakan. 4. Menonjolkan satu peristiwa. Kesaksian mempunyai tanggung jawab terhadap tujuan yang diembannya. Karenanya, menjaga cerita untuk tetap di jalurnya adalah penting. Buku mengenai kesaksian seorang bekas tawanan perang mungkin akan memuat sedikit gambaran mengenai latar belakang masa sebelum perang itu berlangsung, tapi tetap saja sebagian besar isinya akan menonjolkan satu bagian dari masa hidupnya yang berkaitan dengan tujuan atau pesan yang ia ingin bagikan. 5. Menampilkan perubahan. Karena kesaksian pada hakekatnya digunakan sebagai sarana tidak langsung untuk mempengaruhi seseorang supaya berubah, maka kesaksian itu sendiri harus menampilkan satu perubahan. Paling tidak, berikan gambaran mengenai apa yang terjadi sebelum dan sesudah mengalami satu kejadian yang membuat Anda menjadi seperti sekarang. Namun, jangan lupa pula untuk tetap berusaha menghubungkan perubahan itu dengan pesan yang sebenarnya ingin Anda sampaikan. Penulis: Ary Cahya Utomo <><============================><>*<><=============================><> =#= TIPS =#= HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENULIS KESAKSIAN KRISTEN =============================================================== Target Pembaca -------------- Akan membantu jika Anda mempunyai gambaran kira-kira mengenai target pembaca Anda. Ingat, membaca bukan kegiatan yang dilakukan secara berkelompok. Anda menulis untuk satu pembaca pada satu waktu, dan bukan sedang berkhotbah. Bayangkan seorang pembaca yang memiliki kebutuhan dan minat sendiri, yang masih kurang atau bahkan tidak memiliki pemahaman apapun mengenai iman kekristenan. Menulislah sesuai dengan tingkatan pembaca itu. Bagaimana Memulai ----------------- Mulailah dengan memberi gambaran mengenai diri Anda -- siapa, apa, dimana, kapan dan mengapa. Jangan langsung mulai dengan pembicaraan tentang Tuhan atau pertobatan Anda. Ciptakan sebuah gambaran yang menarik mengenai hidup dan masalah Anda sebelum bertobat, lalu mulailah menjelaskan tentang sesuatu yang dapat menimbulkan keinginan dan ketertarikan akan hal-hal kekristenan. Perasaan dalam Hati ------------------- Cobalah untuk membagikan bagaimana perasaan dalam hati Anda sebelum bertobat. Pembaca tidak akan dapat menghubungkan dirinya dengan keadaan Anda saat ini. Mereka mungkin tidak akan merasa tertarik dengan kepercayaan Anda tentang hidup kekal atau iman Anda. Sebaliknya mereka akan lebih tertarik dengan apa yang dulu Anda rasakan, serta untuk belajar mengenai jawaban praktis yang dibutuhkan hidup mereka saat ini. Bahkan jika dulu Anda merasa bahwa orang Kristen itu bodoh, sesat, dsb. -- katakan saja -- hal itu mungkin akan membantu mereka mengidentifikasikan dirinya. Kejujuran --------- Jangan menulis kesaksian yang penuh keberhasilan. Jika Anda sampai sekarang masih sering bergumul dengan masalah yang sama, katakanlah! Jujurlah jika Anda masih memiliki masa-masa sulit dalam hidup. Yang terpenting adalah Anda menyatakan dengan jelas mengenai pertolongan- Nya yang nyata dalam masalah tersebut. Jangan merasa bahwa Anda akan mempermalukan Tuhan jika Anda membeberkan pergumulan yang masih Anda hadapi. Agama Lama ---------- Jika sebelumnya Anda memeluk agama lain, cobalah menjelaskan bagaimana agama lama Anda tersebut tidak dapat memuaskan diri Anda sekaligus juga menghormati mereka yang sekarang masih memeluk agama tersebut. Akan lebih baik lagi jika Anda tidak menyebutkan nama agama tersebut jika memang tidak mendesak. Jika Anda sudah memiliki latar belakang Kristen sebelum bertobat, cobalah menjelaskan bagaimana pertobatan itu membawa Anda ke perbedaan dalam memandang sesuatu, tanpa menyebutkan nama gereja Anda sekarang. Hindari Penggunaan Istilah Rohani --------------------------------- Hindari penggunaan kata-kata rohani atau segala sesuatu yang dapat membuat kesaksian Anda terlalu "rohani". Ingatlah bahwa Anda tidak sedang mempromosikan suatu agama, tapi menawarkan sebuah hubungan yang dapat menjawab kebutuhan mereka. Kalimat Langsung ---------------- Usahakan untuk memasukan kalimat-kalimat atau kutipan langsung, karena hal itu lebih terkesan nyata. Satu pertanyaan mungkin muncul, bagaimana kita dapat ingat persis apa yang dikatakan seseorang bertahun-tahun yang lalu? Disini kita perlu memahami bahwa untuk membuat satu cerita efektif, kita perlu memakai cara yang sama seperti layaknya menulis novel -- termasuk memuat kalimat langsung. Lagipula, kutipan langsung, meski tidak sama persis dengan aslinya, mempunyai fakta yang lebih dipercaya dan lebih mudah diterima daripada sebuah kalimat tidak langsung yang menerangkan bahwa seseorang mengatakan sesuatu. Meluruskan Kesalahpahaman ------------------------- Dunia memiliki banyak pemahaman yang salah mengenai orang Kristen yang sebenarnya. Melalui kesaksian, cobalah meluruskan kesalahpahaman tersebut. Jika dulu Anda pun memiliki pemahaman yang salah tersebut, jelaskan dengan hati-hati bagaimana Anda akhirnya mengerti kesalahannya. Tidak selalu Kronologis ----------------------- Kejadian-kejadian dalam cerita kesaksian tidaklah selalu disajikan secara urut. Banyak hal sering menunjukkan bahwa cerita yang disusun secara berurutan kadang malah akan memuat pengalaman-pengalaman yang tidak penting atau tidak berhubungan. Kesaksian pada akhirnya adalah senjata rahasia yang dimiliki gereja dan sumber yang seringkali belum tersentuh. Karenanya, kesaksian yang ditulis dengan baik dan menarik seharusnya selalu ada di buletin, majalah, atau situs Kristen. (t/Ary) Bahan diterjemahkan dan diringkas dari: ==> http://guide.gospelcom.net/ <><============================><>*<><=============================><> =#= KESAKSIAN =#= Berikut kami sajikan sebuah kesaksian Natal, semoga dapat menjadi berkat bagi kita semua. DI MANA SEPATUMU? ================= Orang-orang yang melaporkan tentang orang-orang pendiam yang mereka amati mungkin sebenarnya menceritakan kepada kita tentang saudara mereka sendiri -- atau mungkin juga orang yang tidak mereka kenal. John Williams termasuk orang yang menceritakan orang yang tidak dikenalnya pada suatu sore dalam bus yang dikendarainya di Milwaukee. Kira-kira seminggu sebelum hari Natal, seperti biasanya John menjalankan busnya menuju arah barat di Wisconsin Avenue. Pada halte bus di SMU Marquette, ia menaikkan segerombolan anak laki-laki yang menuju ke bagian belakang bus dengan ramai, mereka bermain-main dan bersenda gurau. Anak-anak, pikir John Williams menggeleng-gelengkan kepalanya. Setelah beberapa halte berikutnya, John berhenti di depan kompleks Rumah Sakit Milwaukee seorang wanita menunggu di sana. Wanita itu kira-kira berumur tiga puluh lima tahun, dan mantel abu-abu kumal yang dipakainya penuh sobekan dari bagian kerah sampai kelimannya. Waktu wanita itu naik, John melihat ia hanya memakai kaos kaki. "Di mana sepatu Anda?" tanya John spontan. "Apakah bus ini menuju pusat kota?" "Kita akan sampai ke sana," jawab John, ia masih memandangi kaki wanita itu, "tetapi sekarang kita bergerak ke arah barat." "Saya tidak keberatan dengan perjalanan yang jauh, asalkan saya tetap hangat." Wanita itu membayar ongkosnya dan duduk di depan. John tidak dapat menahan diri lagi. "Di mana sepatu Anda?" tanyanya. "Anda tidak bisa keluar pada cuaca seperti ini tanpa mengenakan sepatu." Wanita itu duduk lebih tegak di kursinya dan membetulkan letak mantelnya. "Anda tidak perlu khawatir. Tuhan yang baik akan memelihara saya. Ia selalu demikian. Saya mempunyai cukup uang untuk membeli sepatu bagi anak-anak saya. Dan itu yang penting." John tidak dapat mempercayai apa yang dilihatnya. Wanita yang tidak memakai sepatu itu berkata supaya ia tidak perlu khawatir. Tidak lama kemudian, bus itu berhenti di halte ke-124 di Bluemound, anak-anak sekolah tadi turun untuk pindah bus yang akan mengantar mereka pulang ke daerah pinggiran kota. Semua anak turun dari pintu belakang -- kecuali seorang anak. Anak laki-laki ini berjalan pelan- pelan di antara deretan tempat duduk, lalu berhenti di depan wanita itu dan menyerahkan sepatu basketnya yang terbuat dari kulit. "Ini Bu, pakailah." Setelah itu, ia turun dari bus dan berjalan di tengah udara dingin yang suhunya sepuluh derajat, hanya dengan memakai kaos kaki. Dan itulah Natal yang paling tenang yang dilihat John dari orang- orang yang pendiam di seluruh Milwaukee. Bahan diambil dari sumber: Judul Buku : Kisah Nyata Seputar Natal Judul Artikel: Di Mana Sepatumu? Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung Halaman : 199 - 200 <><============================><>*<><=============================><> =#= POJOK BAHASA =#= KAMUS NATAL =========== ADVENT: (Lat. Adventus), kedatangan, yaitu kedatangan Kristus. Minggu-minggu Advent adalah empat hari Minggu sebelum tanggal 25 Desember. Minggu Advent pertama adalah permulaan tahun gerejawi. Mulai dirayakan oleh gereja sekitar abad ke-6. Liturgi masa Advent ditandai dengan lagu-lagu penantian kedatangan Kristus, penyalaan lilin besar berwarna ungu, satu lilin pada Minggu Advent I, dua lilin pada Minggu berikutnya, dan seterusnya; dan penggunaan warna ungu dalam dekorasi gereja. EPIFANI: (Yun. epiphaneia) penyataan, manifestasi. Perayaan gerejawi pada tanggal 6 Januari. Mulai dirayakan pada abad ke-3 sebagai hari raya baptisan Yesus dan/atau hari kelahiran Yesus. Ada gereja yang merayakannya sebagai hari penyataan Kristus kepada segala bangsa atau penampilan orang-orang majus. Gereja-gereja Timur (di Rusia, Yunani dan Eropa Timur) yang sangat mementingkan peristiwa pembaptisan Yesus merayakan epifani secara meriah. GLORIA IN EXCELSIS DEO: (Lat.) kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi; kata-kata awal nyanyian malaikat di Lukas 2:14. JURUSELAMAT: orang yang menyelamatkan, menolong atau membebaskan. Di Perjanjian Lama Allah digambarkan sebagai Juruselamat (mis. Yes. 49:26). Di Perjanjian Baru lebih banyak digunakan untuk menyebut Yesus. Pada hari kelahiran Yesus, malaikat memberitakan, "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud ...." (Luk. 2:11) KAROL: (Lat. Carolare = menyanyi) lagu rohani; mula-mula lagu lebih sederhana dari lagu yang biasa digunakan di gereja. Pada abad ke-19 di Inggris diciptakan banyak karol Natal. Berkarol (Ingg. Carolling) juga berarti bernyanyi secara berkeliling, misalnya di depan rumah atau kamar orang sakit, atau berpindah-pindah dari bangsal ke bangsal rumah sakit. KRISTUS: (Yun. Christos = Yang Diurapi) terjemahan dari kata Ibrani Mesias. Mula-mula sebutan atau gelar, kemudian sesudah kebangkitan Yesus, para murid menggunakan itu sebagai nama bagi Yesus yang dibangkitkan (Gal. 1:6; Ibr. 9:11). Dari nama itu para pengikut-Nya di Antiokhia diejek dengan sebutan "Kristen" sekitar tahun 40 (Kis. 11:26). MAGNICIFAT: (Lat.) memuliakan; mengagungkan; kata pertama dalam pujian Bunda Maria yang terdapat di Lukas 1:46-55, yaitu Magnicifat anima mea Dominum, Jiwaku memuliakan Tuhan. NATAL: kata Latin untuk lahir. Natalitia hari ulang tahun. Mulai abad ke-3 dihubungkan dengan kelahiran Tuhan Yesus. Pada kalender Philocalian tahun 336, 25 Desember disebut sebagai Natus Christus in Betlehem Judeae. Agaknya tanggal ini dipilih untuk mengganti hari raya pemujaan matahari yaitu Natalis Solis Invicti. RAMA: sebuah desa 20 km sebelah utara Betlehem. Ketika mencatat peristiwa pembantaian bayi-bayi di Betlehem, Matius mengutip Yeremia 31:15, "Terdengarlah suara di Rama tangis dan ratap yang amat sedih ...." Bayi-bayi tidak bersalah ini menjadi tumbal pertama dari kedatangan Kristus. SANTA CLAUS: nama sebetulnya Santa Nikolas, uskup di Myra, Turki, pada abad ke-4. Terkenal karena murah hati kepada anak-anak miskin. Hari kelahirannya, 5 Desember, dirayakan di Belanda sebagai pesta anak-anak. Ketika para imigran Belanda menetap di Amerika pada abad ke-16, tradisi perayaan Santa Nikolas dibawa. Namanya diubah menjadi Santa Claus, tampangnya diubah dari uskup kurus bertopi uskup menjadi bapak yang gemuk bertopi kerucut berjumbai. Perayaannya pun dipindahkan ke tanggal 25 Desember, padahal sebenarnya perayaan Santa Nikolas tidak ada hubungannya dengan perayaan Natal. VENI, VENI, EMMANUEL: (Lat.) Datanglah, datanglah, Imanuel; kata- kata pertama dari lagu Minggu Advent dari abad pertengahan seperti yang terdapat di Kidung Jemaat 81. YESUS: (Ibr. Yeshua = Allah adalah keselamatan) pusat atau inti Natal; namun seringkali perhatian orang tertuju kepada hal-hal lain. YUSUF: (Ibr. Yoseph = semoga Allah menambah) ayah Yesus, tukang kayu (Mat. 13:55), tinggal di Nazaret, mengajarkan keterampilan tukang kayu kepada Yesus (Mrk. 6:3). ZAKHARIA: (Allah telah mengingat) ayah Yohanes Pembaptis, awal kisah Natal menurut Lukas; Zakharia menyiapkan Yohanes untuk "berjalan mendahului Tuhan" (Luk. 1:17). Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Selamat Natal Pengarang : Dr. Andar Ismail Penerbit : PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2005 Halaman : 64 - 71 <><============================><>*<><=============================><> =#= SEPUTAR "CHRISTIAN WRITERS` CLUB" (CWC) =#= 1. Kesaksian Seputar Natal -------------------------- Berkaitan dengan Natal kali ini, redaksi mengajak pembaca setia e-Penulis untuk berbagi berkat Natal dengan menulis kesaksian Natal dan mempostingkannya ke Situs CWC (Christian Writers` Club). Anda dapat memposting tulisan Anda melalui menu "Kirim Tulisan" dan menempatkannya pada topik "Kesaksian". Untuk tulisan kesaksian- kesaksian lainnya juga dapat Anda baca pada topik ini. Namun untuk dapat mengirimkan sebuah tulisan, Anda terlebih dahulu harus menjadi anggota CWC. Atau Anda juga bisa mengirimkannya melalui e-mail ke Redaksi e-Penulis untuk selanjutnya akan kami tampilkan di Situs CWC sesuai dengan nama Anda. OK, kami tunggu kesaksian Anda. Mari kita saling memberkati dengan membagikan tulisan kita melalui Situs CWC. ==> http://www.ylsa.org/cwc/ 2. Tulisan Baru di CWC ---------------------- Berikut 5 judul tulisan baru di Situs CWC yang diposting oleh anggota dari tanggal 22 November - 12 Desember 2005. Selamat menyimak dan bagi para anggota CWC, silakan membagikan berkat dengan memberikan komentar-komentar yang membangun kepada para penulisnya. * Mari Menulis Artikel Oleh : Hardhono * Natal, Fajar Pengharapan Baru Oleh : Arie_Saptadji * Mangga yang Nikmat Oleh : Arie_Saptadji * Sebuah Buku berjudul The Lion, The Witch And The Wardrobe Oleh : Hardhono * Pelajaran dari Seekor Ikan Oleh : Davida <><============================><>*<><=============================><> =#= STOP PRESS =#= SELAMAT NATAL DAN TAHUN BARU ============================ Segenap Staf Redaksi Publikasi e-Penulis dengan ini mengucapkan: "Selamat Hari Natal 2005 dan Tahun Baru 2006" Kiranya damai dan sukacita Natal semakin memacu kita untuk menyaksikan kasih Tuhan lewat tulisan. Biarlah segala pengharapan pada tahun yang baru mendatang dapat terwujud dan kita juga menjadi semakin aktif dalam membagi berkat kepada orang lain melalui tulisan-tulisan kita. Pada kesempatan ini, tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih pada semua pelanggan, pengirim surat, dan mereka yang telah mendukung pelayanan kami baik secara langsung atau tidak langsung. Semoga dukungan dan hubungan Anda dengan Publikasi e-Penulis ini dapat terus berlanjut sehingga kami pun dapat terus membenahi diri dalam memberikan pelayanan terbaik bagi Anda semua. Tuhan memberkati! Redaksi e-Penulis, (Ary, Hardhono, Puji, dan Endah) <><============================><>*<><=============================><> Staf Redaksi : Ary, Hardhono, Puji, dan Endah Berlangganan : Kirim email ke <subscribe-i-kan-penulis(at)xc.org> Berhenti : Kirim email ke <unsubscribe-i-kan-penulis(at)xc.org> Kirim bahan : Kirim email ke <staf-penulis(at)sabda.org> Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/ Situs CWC : http://www.ylsa.org/cwc/ <><============================><>*<><=============================><> Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Penulis 2005 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati <><============================><>*<><=============================><>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |