Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/136 |
|
e-Penulis edisi 136 (21-6-2013)
|
|
__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________ Edisi 136/Juni/2013 Tema: Historiografi(II) e-Penulis -- Historiografi (II) Edisi 136/Juni/2013 DAFTAR ISI DARI REDAKSI: MEREKAM MASA LALU, MENGUBAH MASA DEPAN TIP MENULIS: PROSEDUR SINGKAT PENYUSUNAN HISTORIOGRAFI TOKOH PENULIS: BARTOLOMÉ DE LAS CASAS PENA MAYA: DUNIAESAI.COM DARI REDAKSI: MEREKAM MASA LALU, MENGUBAH MASA DEPAN Shalom! Mencatat sejarah bukanlah sesuatu yang mudah, perlu kemampuan analisis yang jernih dan hati yang bersih agar tak menyeleweng dan memelintir fakta demi kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu. Untuk itulah, pada edisi ini e- Penulis menghadirkan tip tentang bagaimana seharusnya kita mencatat sebuah sejarah. Dengan demikian, kita bisa merekam masa lalu dengan baik untuk dapat mengubah masa depan. Dalam kolom Tokoh Penulis, redaksi menghadirkan sosok seorang biarawan, pejuang hak asasi manusia, sekaligus penulis yang dengan gigih mempertahankan kebenaran melalui karyanya. Kiranya apa yang kami sajikan pada edisi ini dapat menjadi berkat bagi Pembaca sekalian. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati. Pemimpin Redaksi e-Penulis, Yudo < Yudo(at)in-christ.net > < http://pelitaku.sabda.org > TIP MENULIS: PROSEDUR SINGKAT PENYUSUNAN HISTORIOGRAFI Charles Tilly (1929 -- 2008) adalah sejarawan sosial dan sosiolog ternama asal Amerika. Beliau berkhidmat pada beragam institusi, di antaranya adalah Harvard University, University of Columbia, dan Institute for Social and Economic Research and Policy. Karya-karyanya lebih banyak mengkaji perkembangan sosial politik bangsa Eropa pada periode abad 17 dan 18. Ulasannya tentang State Formation, Gerakan Sosial, Collective Action, dan Sosiologi Kota, banyak menjadi acuan para sosiolog dan sejarawan hingga hari ini. Tulisan berikut ini merupakan kerangka prosedur singkat dalam penulisan proses sejarah atau historiografi. Prosedur ini dapat menjadi acuan bagi pihak yang awam atau tidak pernah mendapatkan pengajaran dan bimbingan penulisan sejarah. Pihak lain, seperti sejarawan dan sosiolog juga memerlukan kerangka berpikir semacam ini sebelum menuliskan sebuah karya. 1. Berhati-hatilah dalam mendefinisikan fenomena yang akan dideskripsikan dan dijelaskan. Pertimbangkan, sejauh apa definisi Anda menyiratkan batasan-batasan historis? Bagaimana nantinya Anda mengenali satu kejadian ketika Anda melihatnya? 2. Jika memungkinkan, ujilah paling tidak tiga kejadian dari fenomena itu untuk membuat beberapa perbandingan. Kemudian, apakah kesimpulan dari perbandingan itu dapat bertahan untuk menyimpulkan kejadian-kejadian yang baru. 3. Renungkanlah, kapan dan di mana fenomena itu terjadi. Dalam konteks waktu dan tempat apakah fenomena itu terjadi? Pertanyaan-pertanyaan itu akan memulai proses identifikasi waktu dan tempat lain yang saat fenomena yang sama terjadi secara berbeda, dengan intensitas yang bervariasi, atau berbeda sama sekali. 4. Pelajari uraian-uraian dan keterangan yang relevan mengenai waktu dan tempat yang ditawarkan oleh sejarawan lain tentang fenomena tersebut, terutama pada aspek mana mereka saling berbantah atau dengan otoritas karya sejarah yang terbit sebelumnya. Melihat lekat pada bukti macam apa yang mereka gunakan, bagaimana mereka menggunakan bukti, dan bagaimana mereka membangun karya mereka. 5. Selesaikan teori Anda sendiri, terutama teori yang teruji mengenai bagaimana sumber didapat dari kejadian nyata, bagaimana ahli sejarah mengidentifikasi, memilih, dan menyajikan sumber itu, dan bagaimana ahli sejarah sampai kepada klaim tersebut. Pertanyaan tentang gaya, ontologi, strategi dalam menjelaskan, dan mekanisme yang menolong untuk memperjelas pilihan pada sosiologi historis juga akan menolong menetapkan bagaimana ahli sejarah melakukan pekerjaan mereka. 6. Nyatakan dengan tegas bagaimana analisis Anda sendiri dibangun dari telaah mendalam atas fenomena di atas, tingkatkan analisis Anda pada saat itu, atau bedakanlah karya Anda dari penulisan historis terbaik yang pernah Anda temukan pada materi pokok yang sama. Sekali lagi, pertanyaan sekitar gaya, ontologi, strategi eksplanasi, dan mekanisme harus disajikan sebagai penolong. 7. Khususnya, putuskan apakah pekerjaan Anda telah setara dengan seorang kritikus sejarah sosial dalam mengidentifikasi pola, bidang lanjutan, analisis proses, atau beberapa kombinasi terbaik yang tergambar dari gaya itu. 8. Ketika Anda telah mempunyai keputusan itu dengan jelas di kepala, lakukan telaah ulang beberapa pekerjaan kelas satu pada cara Anda memilih gaya, menajamkan ontologi, strategi eksplanasi, mekanisme, sumber, metode, pengukuran, observasi dari tiap unit, dan konstruksi dari argumen. Nyatakan dengan jelas, apa yang memengaruhi koreksi Anda sendiri untuk sama atau beda dari pekerjaan kelas satu lainnya itu. 9. Pada satu atau dua kalimat, nyatakan argumen utama yang akan Anda buat di sekitar fenomena. Kemudian, menyatakan dari mana Anda memperoleh argumen, dan mengapa. 10. Pada satu atau dua kalimat lain, ringkaskan bagaimana Anda akan menentukan bahwa argumen tersebut adalah benar. 11. Pilih versi Anda sendiri dari duabelas nada gubahan -- seperangkat konsistensi, ketentuan efektif untuk pengumpulan data dan untuk meneliti bukti - - dan berdisiplinlah dengan itu! 12. Kumpulkan satu contoh kecil dari materi historis yang relevan, uji versi miniatur dari analisis Anda, tuliskan, kemudian kritiklah sebagaimana Anda mengkritik karya orang lain. Setelah itu, perbaiki rencana Anda agar sesuai. Ulangi pernyataan hingga susunan kalimat yang berulang-ulang berikutnya tidak menghasilkan perubahan besar dari rencana. 13. Selesaikan investigasi Anda dan tuliskan laporan hasilnya. 14. Kenali bahwa Anda akan segera menghadapi empat macam kritik, yakni: a. Dari ahli sejarah yang mengaku paling paham soal waktu, tempat, sumber, dan atau gejala sosial dibandingkan Anda. b. Dari advokat pada argumen Anda yang secara implisit telah atau dengan tegas ditolaknya. c. Dari ahli analisis yang lebih suka gaya lain, ontologi, strategi eksplanasi, mekanisme, sumber, dan cara lainnya, dibandingkan dengan gaya dan cara yang telah Anda pilih. d. Dari diri Anda sendiri pada kemungkinan adanya celah, ketidakselarasan, ketidakpastian, dan pernyataan yang dilebih-lebihkan pada uraian analisis. 15. Sebisa mungkin, tulislah dengan jelas bahwa apa yang sebenarnya ingin Anda katakan, akan dilahirkan oleh keempat kritikus tersebut dengan lebih baik daripada oleh seorang kritikus saja, termasuk Anda. 16. Kalau Anda sedang mencoba untuk memengaruhi bagaimana orang lain menyelesaikan penelitian mereka sendiri dan memberi suara dengan menulis nama sosiologi historis, luangkan lebih banyak waktu pada aktivitas diskusi dan debat. 17. Di samping itu, pisahkan, laksanakan, dan laporkan hasil kajian Anda. a. Dengan jelas menghubungkan pertanyaan penting di ilmu sosial dan sejarah. b. Wujudkan prosedur yang dapat ditiru dan diperluas. c. Analisislah suatu bukti yang tersedia dan dapat terjadi berulang kali di banyak waktu dan tempat lainnya. d. Siapkan satu atau dua tahun (sebagai bagian upaya serius dari satu peneliti terlatih), hingga kemudian pantas disajikan sebagai artikel, tesis master, dan disertasi doktoral. e. Bersegeralah dalam menuntut substansi, pengembangan, sangkalan, atau pengembangan lanjutan. Saat saya mulai memutar kunci kontak untuk menjalankan motor, awalnya saya mendengar suara gradak-gruduk yang sumbang semacam hasil campuran dari lagu nina bobo dan paduan suara gereja. Tetapi itu wajar, teruslah ulangi dan perbaiki lagi karya Anda. Ini soal jam terbang! Diambil dan disunting dari: Nama situs: Kalampencerahan.blogspot.com Alamat URL: http://kalampencerahan.blogspot.com/2008/01/bagaimana-saya-bekerja-oleh-charles.html Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 17 Juni 2013 TOKOH PENULIS: BARTOLOMÉ DE LAS CASAS Bartolomé de las Casas adalah seorang biarawan Dominika, penulis, dan seorang pendukung kebijakan untuk memperlakukan penduduk asli Amerika dengan manusiawi. Ia adalah salah satu figur religius terpenting pada abad ke-16 di Kerajaan Spanyol. Sementara Spanyol berusaha untuk mengembangkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan masyarakat penduduk Dunia Baru, Las Casa menghabiskan tahun- tahun hidupnya untuk membongkar penyiksaan yang dialami oleh penduduk pribumi di bawah sistem encomienda (hak yang diberikan kepada koloni Spanyol di Amerika untuk menuntut upeti dan kerja paksa dari penduduk pribumi/Indian -Red.). Las Casas juga mendedikasikan waktunya untuk meyakinkan penguasa Spanyol bahwa misinya dalam menyebarkan iman Kristen di antara penduduk pribumi tidak harus merampas kebebasan, kedaulatan, dan hak milik mereka. Pada tahun-tahun pertamanya, Las Casas tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan menjadi seorang pejuang yang gigih bagi hak asasi masyarakat pribumi. Ia lahir di Seville, di masa keemasan zaman eksplorasi Spanyol. Ayahnya, Pedro de Las Casas, pernah berlayar bersama Christopher Colombus dalam ekspedisinya yang kedua ke Dunia Baru. Meskipun ayahnya kembali ke Spanyol hanya dengan sedikit emas, ia membawa harta karun berupa kisah-kisah tentang tempat-tempat dan masyarakat yang ditemuinya di sana. Ketika berumur 18 tahun, Las Casas berlayar ke Kepulauan Karibia bersama 2.500 orang pria dan wanita yang berencana menetap di sana. Di Hispaniola (sekarang Haiti dan Republik Dominika), Las Casas disukai oleh gubernur daerah itu sehingga tak lama kemudian, sang gubernur memberi pemuda ini sebidang tanah dan 100 pekerja pribumi. Beberapa tahun kemudian, Las Casas kembali ke Spanyol dan melakukan perjalanan ke Italia. Di sanalah, pada tahun 1507, ia ditahbiskan mejadi pendeta. Lima tahun kemudian, saat ia menjabat sebagai pendeta bagi sebuah kelompok ekspedisi Spanyol, ia tiba di Kuba. Setelah menyaksikan sendiri pembantaian terhadap penduduk pribumi oleh pasukan Spanyol pada tahun 1514, ia meninggalkan segala harta kekayaannya dan mulai berkhotbah melawan penindasan yang kejam, yang dialami oleh masyarakat pribumi di koloni-koloni Spanyol. Ia pun mengabdikan seluruh hidupnya untuk mengangkat penderitaan mereka dan membawa mereka masuk ke dalam kekristenan dengan cara yang penuh kasih, tulisnya tentang hal itu, "Segala sesuatu yang dilakukan terhadap orang-orang Indian di Hindia bagian ini adalah tidak adil dan sewenang-wenang." Selama beberapa tahun, Las Casas berusaha menciptakan sebuah koloni komunitas petani yang terdiri dari orang-orang Spanyol dan penduduk pribumi Amerika (sekarang, koloni itu adalah negara Venezuela). Akan tetapi, usahanya itu tidak berhasil karena selalu dirusak oleh para pengacau yang menimbulkan kekerasan terhadap orang-orang pribumi. Setelah itu, Las Casas kembali lagi ke Spanyol dan memusatkan semua tulisannya pada usahanya dalam memperjuangkan hak-hak penduduk pribumi. Argumen-argumennya turut memengaruhi Hukum Baru yang dibuat pada tahun 1542. Hukum itu melarang perbudakan terhadap penduduk asli dan melindungi mereka dari kekerasan di tempat kerja. Selain itu, hukum ini juga menjanjikan penghapusan sistem encomienda. Namun demikian, pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana mengikutsertakan penduduk pribumi dalam hukum kolonial dan sistem hukum Spanyol terus-menerus menjadi topik yang kontroversial. Hal itu timbul karena adanya kekuasan yang besar, yang berkonspirasi melawan ide-ide yang dimunculkan oleh Las Casas. Pada tahun 1550, atas permintaan Raja Charles V, Las Casas turut berpartisipasi dalam debat yang mengangkat topik tentang perlakuan terhadap masyarakat pribumi. Lawan debat Las Casas saat itu adalah Juan Ginés de Sepúlveda, seorang ahli pikir terkemuka Spanyol yang menjadi anggota Dewan Kota Valladolid. Tujuan debat itu adalah untuk membahas kapasitas intelektual dan religius penduduk pribumi, topik yang berkaitan erat dengan persoalan yang lebih besar tentang hak orang- orang Spanyol untuk memerangi mereka, menguasai mereka, dan mengambil segala sesuatu yang menjadi hak milik mereka. Sepúlveda berpendapat bahwa orang-orang Indian adalah "budak alami" (paham Aristoteles yang menyatakan bahwa ada bangsa- bangsa tertentu yang secara alami atau oleh karena memiliki kapasitas rasional yang lebih rendah, yang dilahirkan untuk dikuasai oleh bangsa lain) sehingga wajar jika mereka dijadikan budak atau pelayan. Argumen Sepúlveda itu disukai oleh para penduduk koloni dan para tuan tanah yang diuntungkan oleh sistem tersebut. Sebaliknya, para anggota kerajaan dan Gereja Katolik cenderung memihak Las Casas, salah satu penyebabnya adalah karena mereka ingin mengurangi kekuasaan yang dimiliki oleh para tuan tanah itu. Debat yang berlangsung selama lima hari itu, akhirnya dinyatakan seri oleh para juri dan tidak menghasilkan jalan keluar yang nyata terhadap perlakuan penduduk pribumi. Namun, ide-ide Las Casas tetap memengaruhi Hukum Baru yang dibuat pada tahun 1542 itu dan betul-betul membantu dalam penghapusan sistem encomienda. Setelah debat itu, Las Casas kembali menulis dan menghabiskan sisa hidupnya untuk memperjuangkan hak-hak penduduk pribumi Amerika. Dan, secara sengaja, ia juga ikut membantu mengobarkan propaganda melawan Spanyol yang dikenal sebagai "Legenda Hitam" dengan catatan sejarah yang ditulisnya yang berjudul "Short Account of the Destruction of the Indies" (1552). Catatan yang mengungkap keserakahan dan brutalisme Spanyol di Dunia Baru itu sering dipakai oleh musuh- musuh Kerajaan Spanyol untuk membuktikan kekejaman pemerintahan Spanyol. Para sejarawan dari Inggris, Perancis, Belanda, dan negara-negara lain tidak hanya memakai catatan itu untuk menjatuhkan Spanyol, tetapi juga untuk memajukan kepentingan negara-negara mereka di Dunia Baru. Diterjemahkan dan disunting dari: Nama situs: PBS.org Alamat URL: http://www.pbs.org/kcet/when-worlds-collide/people/bartolome-de-las-casas.html Judul asli artikel: Bartolomé de las Casas Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 18 Juni 2013 PENA MAYA: DUNIAESAI.COM Anda suka menulis esai? Atau ingin tahu lebih jauh tentang dunia penulisan esai? Yuk, kunjungi situs duniaesai.com! Sebelum Anda memutuskan untuk menjelajahi situs ini, Anda harus meluangkan banyak waktu untuk bisa benar-benar menikmati isinya. Situs ini mempunyai banyak tulisan esai yang berfokus pada bidang yang berbeda-beda, seperti sejarah, ekonomi, politik, gender, komunikasi, lingkungan, filsafat, antropologi, psikologi, hukum, arkeologi, dll.. Selain menyajikan tulisan esai, situs ini juga menyediakan Panduan Dasar Menulis Esai yang bisa Anda pelajari dan terapkan. Jika Anda penasaran dengan dunia penulisan esai, silakan berkunjung ke situs duniaesai.com dan siapkan diri Anda untuk menerima banyak hal baru dalam dunia esai ini. Jadi, bagaimana keputusan Anda? (Santi T.) ==> http://www.duniaesai.com/ Kontak: penulis(at)sabda.org Redaksi: Yudo, Santi T., dan Berlin B. Berlangganan: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org Arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |