Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/132

e-Penulis edisi 132 (18-4-2013)

Ragam Profesi Penerjemah (II)

__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
                         Edisi 132/Maret/2013
                  Tema: Ragam Profesi Penerjemah (II)
                       
e-Penulis -- Ragam Profesi Penerjemah (II)
Edisi 132/April/2013

DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: PENERJEMAH YANG ANDAL ADALAH PENERJEMAH YANG BERKEMBANG
TIP MENULIS: MENJADI PENERJEMAH PEMULA YANG CERMAT DAN SELAMAT
TOKOH PENULIS: JOHN DRYDEN (1631 -- 1700) PENA MAYA: PROZ.COM
STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS PESTA GURU SEKOLAH MINGGU (GSM)
            PERIODE JULI/AGUSTUS 2013

  DARI REDAKSI: PENERJEMAH YANG ANDAL ADALAH PENERJEMAH YANG BERKEMBANG

Shalom!

Ketika seseorang memutuskan menjadi seorang penerjemah, ia harus mau 
"berjuang" untuk memperluas wawasan dan mengembangkan kemampuan 
menerjemahkannya. Tidak ada penerjemah yang dengan tiba-tiba menjadi 
penerjemah profesional tanpa melewati proses menerjemahkan secara 
bertahap. Khususnya bagi penerjemah pemula, ia harus mau berjuang 
mencari solusi untuk semua kerumitan atau kesulitan yang dihadapi saat 
menerjemahkan, dan mau membuka pikiran menerima hal-hal baru yang 
ditemui saat itu. Selain itu, penerjemah memerlukan kecermatan dalam 
mengerjakan tugas terjemahannya supaya hasil pekerjaannya bisa 
memuaskan penerima. Berikut ini ada delapan tip yang bisa Sahabat 
terapkan, khususnya penerjemah pemula, untuk meningkatkan kemampuan 
menerjemahkan dan memberikan hasil terbaik bagi penerima. Jangan 
lewatkan pula tokoh penulis kritik sastra terkenal, John Dryden, dan 
situs seputar dunia penerjemahan dalam sajian e-Penulis ini. Bacalah 
dengan cermat dan jadilah penerjemah yang berkembang. Tuhan 
memberkati.

Staf redaksi e-Penulis,
Santi T.
< http://pelitaku.sabda.org >


    TIP MENULIS: MENJADI PENERJEMAH PEMULA YANG CERMAT DAN SELAMAT

Meski judul tulisan ini mengandung kata pemula, tidaklah berarti bahwa 
saya sudah senior, apalagi "manula". Dari segi usia, jelas saya masih 
di tiga puluh tahunan awal. Dari segi jam terbang profesi penerjemah, 
bisa dibilang saya masih berada di pertengahan. Tentu, saya menjalani 
proses membangun karier penerjemah dari nol. Pastinya pernah menjadi 
pemula, dan mengalami pahit-getirnya sebagai penerjemah bermodal tekad 
dan semangat, sementara pengetahuan dan wawasan masih malu-malu 
beranjak dari titik nol. Dari hasil perjalanan dari titik nol hingga 
sedikit di atasnya itulah, saya ingin berbagi 8 tip sederhana yang 
akan membantu kita menjadi penerjemah yang lebih cermat dan selamat. 
Cermat dalam arti pekerjaan kita beres, rapi, bagus mutunya. Selamat 
dalam makna pekerjaan yang kita selesaikan itu tidak mengundang 
hujatan dari klien; malah diharapkan mendatangkan pujian dan proyek 
berkelanjutan.

Delapan tip ini berkaitan dengan apa saja yang harus dilakukan seorang 
penerjemah ketika mengerjakan proyek terjemahan hingga mengirimkannya 
kepada klien, baik itu klien sebagai pengguna akhir atau agensi/biro 
terjemahan.

1. Riset peristilahan. Kita adalah penerjemah, bukan pengarang. Teks 
yang kita terjemahkan tentu saja harus mengikuti peristilahan yang 
sudah ada. Dalam hal ini, kita harus membiasakan diri mengubek-ubek 
kamus dan glosarium. Kalau ada pertentangan antara istilah baku dan 
istilah di masyarakat, silakan tanyakan kepada klien, mereka maunya 
yang bagaimana. Kalau kita merasa bisa menebak padanan dari istilah 
asing, jangan malu-malu untuk mengujinya di Google, setidaknya untuk 
melihat apakah istilah tersebut sudah digunakan atau masih asing. 
Kalau punya teman atau kenalan yang menguasai bidang yang kita 
terjemahkan, jangan ragu untuk bertanya.

2. Penyuntingan. Sebaiknya, kita luangkan waktu untuk memeriksa hasil 
terjemahan kita terhadap naskah sumber, usahakan kalimat demi kalimat 
asli. Apakah makna di naskah sumber sudah tersampaikan secara akurat 
pada naskah sasaran?

3. Baca ulang hasil terjemahan. Dalam hal ini, kita perlu memastikan 
apakah kalimat-kalimat di bahasa sasaran sudah memiliki keterbacaan 
yang baik dan terkesan alami? Kalau bahasa sasaran masih terasa kuat 
sebagai naskah terjemahan, berarti kita harus memolesnya lagi.

4. Seragamkan format. Format berkaitan dengan tata letak dan tampilan 
teks atau naskah. Kita harus memastikan agar segala macam format sudah 
sesuai dengan naskah sumber. Jangan lupa memeriksa tabel dan grafik, 
jika ada.

5. Periksa ejaan. Ini bagian yang mutlak harus kita lakukan. Jangan 
sampai kita mengirimkan pekerjaan yang mengandung banyak kesalahan 
ketik. Berbuat salah memang manusiawi, tetapi terlalu banyak kesalahan 
ketik, apalagi jika berulang, menunjukkan bahwa kita adalah manusia 
yang ceroboh, tidak cermat, dan tidak peduli pada mutu pekerjaan kita.

6. Periksa kembali setiap konversi. Ada kalanya kita harus melakukan 
konversi, perubahan satuan. Mungkin berkaitan dengan mata uang, entah 
simbolnya atau nilainya. Terkadang juga menyangkut pengukuran jarak, 
satuan panjang, suhu, dll.. Jangan lupa juga bahwa sering kali kita 
harus mengubah titik menjadi koma, seperti dalam ",3.5 cm" dan ",3,5 
cm".

7. Pengiriman hasil pekerjaan. Jangan mengirimkan hasil terjemahan 
tanpa melalui langkah-langkah di atas. Sebagai orang yang mencari 
nafkah dengan melakukan pekerjaan penerjemahan, tentunya kita ingin 
memberikan kesan yang baik kepada klien. Dalam hal ini, kewajiban kita 
adalah mengirim hasil terjemahan dalam format yang sesuai dan 
pekerjaan dikirim tepat pada waktunya.

8. Minta konfirmasi dari klien. Ini terutama berlaku bagi pengiriman 
pekerjaan melalui e-mail. Jangan lupa untuk meminta konfirmasi 
penerimaan hasil terjemahan dari klien, supaya jelas bahwa pekerjaan 
telah tuntas dan klien telah menerima file kiriman tanpa kendala. 
Seandainya ada kendala, misalnya klien minta file format .doc, tetapi 
kita malah mengirim format .docx, itu bisa segera ketahuan masalahnya 
tanpa harus menunggu berlarut-larut.

Itulah sedikit tip yang berasal dari pengalaman pribadi saya.

Salam sukses untuk para penerjemah Indonesia!

Diambil dan disunting dari:
Nama situs: Mradhi.com
URL situs: http://mradhi.com/terjemahan/8-tips-menjadi-penerjemah-pemula-yang-cermat-dan-selamat.html
Penulis: M. Ramdhan Adhi
Tanggal akses: 8 April 2013


             TOKOH PENULIS: JOHN DRYDEN (1631 -- 1700)

John Dryden lahir di Vicarage of Adwinkle, Northhamptonshire, pada 9 
Agustus 1631. Ia adalah putra dari Erasmus Dryden dan Mary Pickering. 
Kedua orang tuanya adalah pendukung Parlemen berpandangan Puritanisme. 
John Dryden bersekolah di Westminster School sebagai "King`s Scholar" 
(peraih beasiswa kerajaan -red.) dan dibimbing oleh Richard Busby. 
John Dryden adalah seorang murid yang gemar membaca karya-karya 
klasik. Di Westminster, puisi pertama Dryden, sebuah elegi berjudul 
"Upon the Death of Lord Hastings", diterbitkan dalam sebuah buku 
kumpulan puisi berjudul "Lachrymę Musarum" (1649). Pada tahun 1650, 
Dryden mendaftar ke Trinity college di Cambridge dan meraih gelar BA 
pada tahun 1654.

Dryden pindah ke London sekitar tahun 1657, di sanalah untuk pertama 
kalinya, ia menarik perhatian dengan karyanya yang berjudul "Heroic 
Stanzas" (1659) pada saat wafatnya Lord Protector Cromwell. Pada Zaman 
Restorasi yang didorong oleh para Royalis, Dryden menulis puisi 
berjudul "Astraea Redux" (1660) untuk merayakan kembalinya Raja 
Charles II. Untuk upacara naik takhta, Dryden menulis "To His Sacred 
Majesty, A Panegyric" (1661). Pada tahun 1662, Dryden menulis puisi 
berjudul "To My Lord Chancellor Clarendon", dan pada tahun yang sama 
ia terpilih untuk masuk ke dalam Royal Society (sebuah perkumpulan 
bergengsi yang terdiri atas orang-orang yang berpengaruh dalam bidang 
ilmu pengetahuan -red.). Menyusul kebangkitan kaum Royalis, teater-
teater kembali dibuka dan demi memuaskan tuntutan akan hiburan, Dryden 
mulai menulis naskah-naskah drama.

Pada tahun 1663, Dryden menikahi Lady ELizabeth Howard. "A Wild 
Gallant" (1663), drama pertama yang ditulis Dryden dianggap sebagai 
karya yang biasa-biasa saja. Akan tetapi, Dryden terus menulis naskah 
yang lain seperti "The Rival Ladies" (1664) dan "The Indian Queen" 
(1644). Pada tahun 1665, teater-teater di London ditutup karena saat 
itu sedang menyebar wabah penyakit dan istana Raja dipindahkan ke 
Oxford. Di Oxford inilah, Dryden mulai membangun reputasinya sebagai 
penulis drama dengan menulis "The Indian Emperor" pada tahun 1665.

Tahun 1666 merupakan tahun bersejarah bagi Inggris. Pada tahun itu, 
Inggris terlibat perang laut dengan Belanda, selain itu di London juga 
terjadi kebakaran besar (Great Fire of London). Dryden merekam tahun 
yang bersejarah itu dalam sebuah puisi panjang berjudul "Annus 
Mirabilis" (1667). Puisi inilah yang mengukuhkan jabatannya sebagai 
penyair istana (Poet Laureate) menggantikan William D`Avenant pada 
tahun 1668. Pada tahun yang sama, Dryden juga menerima gelar M.A. oleh 
Uskup Tinggi Canterbury. Sebagai seorang anggota dari Royal Society, 
Dryden juga diangkat sebagai Royal Historiographer (penulis sejarah 
kerajaan) pada tahun 1670.

Pada tahun 1668, Dryden mulai memasuki masa keemasan dalam dunia 
kepenulisan kritik sastra maupun naskah drama. Salah satu kritik 
sastranya yang terkenal adalah "Essay of Dramatic Poesy" (1668) yang 
diikuti oleh "A Defence of an Essay" (1668), dan "Essay of Heroic 
Plays" (1672). Drama yang ditulisnya pada masa itu mencakup drama 
komedi "Secret Love" (1667); drama kepahlawanan "Tyrannic Love" 
(1669); drama dua bagian "Conquest of Granada" (1670-71); dan drama 
komedi yang berjudul "Marriage į la Mode" (1672). Pada tahun 1674, 
Dryden mendedikasikan sebuah karya demi menghormati John Milton, yaitu 
sebuah adaptasi musikal atas karya Milton yang berjudul "Paradise 
Lost". Akan tetapi, karya Dryden yang berjudul "The State of 
Innocence" ini tidak pernah dipentaskan. "The Tragedy of Aureng-Zebe" 
(1676) adalah drama karya Dryden dalam bentuk "blank verse". Karya ini 
diikuti oleh karya agungnya "All for Love" (1678) yang terinspirasi 
oleh kisah cinta Mark Anthony dan Cleopatra.

Oleh karena kegagalannya dalam prosa komedi "Limberham" (1678), dalam 
mengadaptasi "Troilus and Cressida" (1679), dan dalam dramanya yang 
berjudul "Spanish Friar" (1681), Dryden mengundurkan diri dari 
kariernya sebagai seorang penulis drama untuk sementara waktu, dan 
mengalihkan perhatiannya pada kepenulisan satir. Karya satir 
politiknya yang berjudul "Monmouth and Shaftesbury, Absalom and 
Achitophel" diterbitkan pada tahun 1681. Karya satirnya ini dianggap 
sebagai salah satu satir terbaik sehingga ia memperoleh perhatian Raja 
Charles II, yang amat senang karena Dryden menyindir kaum Whigs selama 
Exclusion Crisis. Dryden menulis bagian kedua dari satir itu bersama 
Nahum Tate. Selain itu, bersama Tate, ia juga menulis sindiran lainnya 
dengan judul "The Medal" (1682). Karyanya itu memancing serangan balik 
dari pendukung Shaftesbury, salah satu serangan balik itu adalah 
sebuah karya Thomas Shadwell yang berjudul "The Medal of John Bayes". 
Dryden pun kembali menyerang dengan mengolok-olok Shadwell dalam 
sebuah puisi yang berjudul "Mac Flecknoe". Barangkali, puisi ini 
adalah salah satu puisi yang paling menarik sehingga dibajak pada 
tahun 1682, dan secara resmi dicetak pada tahun 1684.

Dryden juga sangat tertarik dengan teologi, hal inilah yang 
mendorongnya menerbitkan "Religio Laici/A Layman`s Faith" pada tahun 
1682. Pada masa itu pula, Dryden menghasilkan puisi-puisi terbaiknya 
seperti sebuah ode berjudul "Threnodia Augustalis" (1685) puisi untuk 
memperingati wafatnya Raja Charles II, "To the Pious Memory ... of 
Mrs. Anne Killigrew" (1686) untuk mengingat seorang pelukis wanita 
yang bunuh diri di sungai Thames dan "A Song for Saint Cecilia`s Day" 
(1687).

Dryden kembali ke dunia teater pada tahun 1691 dengan menulis bagian 
libretto (naskah) bagi opera karya Purcell yang berjudul "King Arthur" 
(1691). Sejak itu, ia mulai menulis drama lagi seperti "Don Sebastian" 
(1690), "Amphitryon" (1690), dan "Cleomenes" (1692). "Love Triumphant" 
(1694), sebuah karya Dryden yang dalam prolognya menyatakan bahwa ini 
adalah karyanya yang terakhir, justru tidak diterima dengan baik. 
Sejak itulah Dryden mulai mengerjakan terjemahan seperti "Perseus and 
Juvenal" (1693) dan karya Virgil yang berjudul "Aenid" (1697). Selain 
itu, Dryden juga menulis lebih banyak puisi, di antaranya adalah puisi 
untuk memperingati Henry Purcell "An Ode, on the death of Mr. Henry 
Purcell" (1696) dan "Alexander`s Feast" (1697), yang kemudian 
terkumpul dalam "Fables Ancient and Modern" (1700), sebuah buku yang 
memuat parafrasa dari karya-karya Ovid, Boccaccio, dan Chaucer.

Dryden meninggal pada 30 April 1700, tak lama setelah penerbitan 
"Fables". Ia dimakamkan di Westminster Abbey. Dryden dikenang sebagai 
seorang penyair dan penulis drama yang andal, seorang penerjemah yang 
unggul, kritikus yang jujur, dan seorang penulis satir yang luar 
biasa, sebab karya-karyanya masih mengundang kekaguman sampai hari 
ini. (t/Yudo)

Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Luminarium.org
Alamat URL: http://www.luminarium.org/eightlit/dryden/drydenbio.htm
Judul asli artikel: John Dryden (1631-1700)
Penulis: Tidak dicantumkan
Tanggal akses: 15 April 2013


                           PENA MAYA: PROZ.COM

Anda seorang penerjemah atau juru bahasa profesional? Atau, Anda masih 
dalam tahap "melirik" dan berusaha menambah informasi tentang profesi 
ini? Mungkin Anda akan tertarik dengan situs Proz.com.

Proz.com adalah situs penerjemahan yang memuat banyak informasi 
tentang dunia penerjemahan. Untuk bergabung, Sahabat hanya perlu 
mendaftar dan membuat profil secara gratis dalam situs ini. Setelah 
itu, Sahabat dapat mengetahui informasi proyek penerjemah yang ada 
dengan mengecek menu "Jelajah pekerjaan penerjemahan".

Proz.com adalah media berkomunitas, artinya ada ribuan juru bahasa 
dari berbagai negara yang tergabung dalam komunitas ini, sehingga 
sahabat bisa saling bertukar informasi atau bertanya jawab dengan 
anggota yang ada. Situs ini juga memiliki dua jenis glosarium yang 
tentunya akan menolong kita menerjemahkan kata, frasa, atau istilah 
sulit. Selain itu, juga disediakan semacam "pendidikan" kepenerjemahan 
yang dilakukan secara online maupun offline. Tunggu apa lagi? 
Berkunjunglah ke Proz.com dan tingkatkan keterampilan penerjemahan 
Sahabat! (Berlin B.)

==> www.proz.com


     STOP PRESS: PEMBUKAAN KELAS PESTA GURU SEKOLAH MINGGU (GSM) 
                    PERIODE JULI/AGUSTUS 2013

Anda guru sekolah minggu? Anda terbeban dalam pelayanan anak? Anda 
ingin terus diperlengkapi dalam melayani di sekolah minggu? Anda rindu 
mengembangkan talenta Anda dalam bidang pelayanan anak untuk kemuliaan 
nama Tuhan?

Yayasan Lembaga SABDA kembali membuka kelas Guru Sekolah Minggu (GSM) 
periode Juli/Agustus 2013 melalui program Pendidikan Studi Teologi 
Awam (PESTA) bagi Anda yang terlibat dan terbeban dalam pelayanan 
anak. Diskusi akan dilakukan melalui milis diskusi (email) dan akan 
berlangsung mulai tanggal 15 Juli -- 23 Agustus 2013.

Daftarkanlah diri Anda sekarang juga ke Admin PESTA di < kusuma(at)in-
christ.net >. Pendaftaran ditutup pada tanggal 10 Juni 2013. Jangan 
lewatkan kesempatan ini karena kelas terbatas hanya untuk 20 orang 
peserta saja. Tidak dipungut biaya!

Untuk melihat materi yang akan dipelajari dalam kelas PESTA GSM ini, 
silakan mengakses URL berikut ini.

==> http://pesta.sabda.org/gsm_sil


Kontak: penulis(at)sabda.org
Redaksi: Yudo, Santi T., dan Berlin B.
Berlangganan: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-penulis/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
        

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org