Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/130

e-Penulis edisi 130 (21-3-2013)

Kritik Sastra (II)

__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
                         Edisi 130/Maret/2013
                       Tema: Kritik Sastra (II)


e-Penulis -- Kritik Sastra (II)
Edisi 130/Maret/2013

DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: KRITIK SASTRA: SEBUAH METODE EKSTRAKSI IDE
TIP MENULIS: BAGAIMANA MELAKUKAN KRITIK TERHADAP KARYA SASTRA
TOKOH PENULIS: KEHIDUPAN JOHN MILTON (1608 -- 1674)
PENA MAYA: MEDIASASTRA.COM

DARI REDAKSI: KRITIK SASTRA: SEBUAH METODE EKSTRAKSI IDE

Shalom!

Ide merupakan buah pikiran manusia yang bersifat abstrak. Karena itu, 
dibutuhkan media untuk mewujudkan ide tersebut agar dapat "disalurkan" 
dan diterapkan. Salah satu media yang digunakan untuk mewujudkan ide 
adalah sastra. Meski ide dalam suatu karya sastra dapat ditangkap 
secara berbeda oleh pembaca yang berbeda, kemampuan menangkap ide itu 
sendiri membutuhkan "kemampuan khusus" yang perlu dipelajari. 
Misalnya, seseorang mungkin memahami jalan cerita sebuah cerpen atau 
novel, namun belum tentu ia mengerti gagasan yang hendak disampaikan 
penulisnya melalui jalan cerita tersebut. Di sinilah, peran "kemampuan 
khusus" itu diperlukan. Dalam dunia sastra, kemampuan ini merupakan 
bagian dari fungsi suatu istilah yang disebut dengan kritik sastra.

Pembaca yang memiliki latar belakang sastra memang relatif lebih baik 
dalam melakukan kritik sastra. Namun, pembaca awam pun dapat melakukan 
kritik sastra untuk menarik ide dari karya sastra yang dibaca. 
Penasaran seperti apa caranya? Simaklah kolom Tip Menulis yang kali 
ini menyajikan tip untuk melakukan kritik sastra. Guna menambah 
wawasan dalam dunia sastra, Sahabat e-Penulis bisa mengunjungi situs 
yang kami ulas dalam kolom Pena Maya. Juga, jangan lewatkan biografi 
John Milton dalam kolom Tokoh Penulis. Selamat membaca!

Staf Redaksi e-Penulis,
Berlin B.
< http://pelitaku.sabda.org >


   TIP MENULIS: BAGAIMANA MELAKUKAN KRITIK TERHADAP KARYA SASTRA
                      Diringkas oleh: Yudo

Kritik sastra biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mempelajari 
sastra. Akan tetapi, siapa pun dapat belajar melakukan kritik sastra 
dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini:

1. Membaca karya yang akan dikritik. Pertama-tama, perhatikan judul 
   karya sastra itu. Biasanya, judul sebuah karya sudah mewakili isi 
   karya itu. Bacalah kalimat yang tidak Anda mengerti berulang kali, 
   sampai Anda benar-benar memahaminya.

2. Mendalami komponen-komponen karya sastra tersebut:

   a. Plot: Sebuah plot atau jalan cerita dapat bersifat abstrak, 
      psikologis, atau berupa jalinan peristiwa yang terjadi secara 
      beruntun.

   b. Setting: Cari tahu mengapa pemilihan setting oleh penulis 
      memengaruhi tema dan nuansa karya sastra itu.

   c. Tokoh: Bedakan antara tokoh utama dengan tokoh-tokoh 
      pendukungnya. Kenali peran mereka dalam cerita itu. Perhatikan 
      secara khusus bagaimana tokoh utama berubah, halangan apa yang 
      harus dihadapinya, dll..

   d. Perkembangan konflik, klimaks, dan resolusi: Elemen-elemen ini 
      merupakan bagian dari plot, tetapi harus diteliti secara 
      terpisah. Sebab, penempatan setiap elemen ini dalam jalan cerita 
      turut memengaruhi kesuksesan penulis dalam mengutarakan maksud 
      karyanya itu.
   
   e. Tema: Cari tahu apa yang sebenarnya ingin diungkapkan penulis 
      melalui karyanya ini, dan apa yang dinyatakan oleh karya itu 
      tentang sifat manusia.
   
   f. Sudut pandang: Tempatkan diri Anda sebagai pembawa cerita, lalu 
      tentukan bagaimana pemilihan sudut pandang itu memberi 
      sumbangsih terhadap tujuan yang diemban karya sastra tersebut.

3. Bangunlah penafsiran terhadap karya itu dari data yang ditemukan. 
   Bagaimana pendapat Anda mengenai arti yang ingin disampaikan oleh 
   penulis dan sejauh mana penulis itu mengungkapkannya?

4. Rangkumlah penafsiran Anda dengan pernyataan yang singkat; tujuan 
   kritik Anda adalah untuk mendukung pernyataan Anda.

5. Buktikan penafsiran Anda. Gunakan contoh-contoh dari teks literatur 
   dan dokumen-dokumen di luar karya itu untuk mendukung pernyataan 
   Anda:

   a. Temukan pola dalam penulisan karya sastra yang mendukung 
      pernyataan Anda. Kutiplah pengulangan kejadian-kejadian maupun 
      metafora dari karya tersebut.
   
   b. Singkapkan simbol-simbol yang Anda temukan dalam karya sastra 
      yang Anda teliti dan jelaskan mengapa simbol-simbol itu 
      mendukung penafsiran Anda.
   
   c. Sertakan kutipan dari bagian-bagian karya sastra itu ke dalam 
      kritik Anda, sebagai bukti atas penafsiran Anda.
   
   d. Gunakan argumen pendukung dari kritik sastra yang lain.

Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs: WikiHow
Alamat URL: http://www.wikihow.com/Critique-Literature
Penulis : --
Tanggal akses: 20 Maret 2013


        TOKOH PENULIS: KEHIDUPAN JOHN MILTON (1608 -- 1674)
                      Diringkas oleh: Yudo

John Milton lahir pada 9 Desember 1608 di London dari pasangan John 
dan Sara Milton. Keuangan keluarganya yang memadai memungkinkan Milton 
mempelajari berbagai bahasa asing. Awalnya, ia belajar dengan 
dibimbing oleh seorang tutor di rumahnya, kemudian ia meneruskan 
pelajaran itu di Sekolah St. Paul ketika berumur 12 tahun.

Pada tahun 1625, Milton meneruskan pendidikannya di Christ`s College, 
Cambridge. Milton adalah siswa yang kritis, karena itulah, setahun 
kemudian Milton mendapat hukuman berupa penangguhan masa pembelajaran 
akibat berselisih dengan tutornya, William Chapel. Pada masa hukuman 
itu, ia kembali ke London dan ikut dalam sebuah pagelaran drama. Di 
tempat itulah, kemungkinan besar, pertama kalinya ia merasakan 
ketertarikan terhadap puisi. Ketika ia kembali ke Cambridge, Milton 
diajar oleh tutor yang baru, Nathaniel Tovey. Di sana, pada 25 
Desember 1629, ia menggubah "On the Morning of Christ`s Nativity".

Pada tahun 1632, Milton meraih gelar M.A. dengan predikat cum laude. 
Di tahun yang sama, ia juga menerbitkan puisinya yang berjudul "On 
Shakespeare". Pada masa itulah "L`Allegro" dan "Il Penseroso" juga 
diterbitkan. "Comus", sebuah masque (hiburan para bangsawan yang 
melibatkan unsur drama dan pesta topeng, pen.), yang ditulis oleh 
Milton, dipertunjukkan di Istana Ludlow pada tahun 1637. Pada bulan 
April 1637 ibunya meninggal dan dimakamkan di Horton, dan hanya 
beberapa bulan kemudian, sahabat Milton yang bernama Edward King tewas 
tenggelam. Pada bulan November, Milton menggubah "Lycidas", sebuah 
elegi berdasarkan kenangan terhadap sahabatnya itu.

Pada musim semi 1638, Milton melakukan perjalanan berkeliling Eropa. 
Ketika singgah di Paris, Milton bertemu dengan Hugo Grotius, sarjana 
yang terkenal itu. Milton tiba di Florence pada musim gugur dan sempat 
bertemu dengan Galileo Galilei yang sedang berada dalam tahanan rumah. 
Di Roma, Milton menjadi tamu bagi Kardinal Barberini, kemenakan Sri 
Paus. Milton bertemu dengan Giovanni Batista, sorang penulis biografi 
bagi Torquato Tasso di Napoli, dan untuk menghormatinya, ia menulis 
sebuah puisi dalam Bahasa Latin yang berjudul "Mansus". Dalam 
perjalanan ke Jenewa untuk bertemu seorang teolog Calvinis bernama 
Giovanni Diodati, Milton mendapat kabar bahwa Charles Diodati, seorang 
sahabat karibnya, meninggal di London. Perjalanan Milton mengelilingi 
Eropa terhenti ketika terdengar rumor bahwa akan terjadi perang di 
Inggris. Oleh karena itu, ia segera kembali ke Inggris pada bulan Juli 
1639. Tak lama setelah itu, Milton menulis "Epitaphium Damonis", 
sebuah puisi berbahasa Latin untuk mengenang Charles, sahabat masa 
kecilnya itu.

Sejak saat itu, Milton menetap di London. Setelah Raja Charles I 
menyerbu Skotlandia pada tahun 1639 dan Long Parliament terbentuk pada 
tahun 1640, Milton mulai menulis pamflet-pamflet bernuansa politis dan 
religius. Pamfletnya yang menentang bentuk gereja episkopal, "Of 
Reformation, Animadversions, and Of Prelatical Episcopacy", 
diterbitkan pada tahun 1641 dan "The Reason for Church Government" 
diterbitkan pada bulan Februari 1642.

Pada musim semi 1642, Milton menikahi Mary Powel. Saat itu ia berumur 
34 tahun sementara Mary masih berumur 17 tahun. Pernikahan mereka 
tidak berjalan dengan baik, Mary bahkan meninggalkannya dengan alasan 
mengunjungi sanak saudaranya, namun tak kunjung kembali. Masalah 
mereka semakin rumit saat keluarga Powell mendukung Raja Inggris dalam 
perang sipil yang pecah pada bulan Agustus tahun itu. Masalahnya 
pernikahannya itu mendorong Milton menulis apa yang disebutnya sebagai 
"traktat perceraian", yaitu traktat-traktat yang membahas tentang 
perceraian berdasarkan ketidaksesuaian kehendak antara kedua pihak. 
Pada tahun 1643, Milton menerbitkan "Doctrine and Discipline of 
Divorce" (jilid kedua dari traktat ini lebih panjang dan diterbitkan 
pada tahun 1644). Pada tahun yang sama, Milton juga menerbitkan 
karyanya yang berjudul "The Judgement of Martin Bucer Concerning 
Divorce".

Tulisan-tulisan Milton mengenai perceraian itu menimbulkan kegemparan 
di antara anggota parlemen, rohaniwan, maupun masyarakat umum sehingga 
mereka menjulukinya "Milton Si Pencerai". Stationers Company (penerbit 
terbesar di London saat itu) bahkan berusaha melakukan sensor terhadap 
karya Milton yang lain, "Aeropagitica", sebuah naskah orasi yang 
mendukung kebebasan pers, pada akhir tahun 1644. Milton juga menulis 
sebuah risalah mengenai pendidikan, yang di dalamnya ia menetapkan 
penerapan pendidikan dasar yang kokoh bagi generasi muda Inggris. Pada 
tahun 1645, Milton menerbitkan "Tetrachordon" dan "Colasterion", serta 
mendaftarkan karyanya yang berjudul "Poems of Mr. John Milton" dalam 
Bahasa Inggris dan Latin.

Milton dan Mary rujuk kembali sejak anak pertama mereka lahir pada 
tahun 1646. Saat itu, seluruh keluarga Powell tinggal bersama Milton, 
menyusul pengusiran para pendukung Royalis dari Oxford. Pada tahun 
1647, Milton harus menyaksikan kematian ayah dan mertuanya. Akhirnya, 
keluarga Powell meninggalkan tempat Milton, dan ini membuat keluarga 
Milton dapat pindah ke sebuah tempat di High Holborn. Di sanalah anak 
kedua mereka, Mary, lahir pada tahun 1648.

Kemungkinan besar, Milton hadir saat Raja Charles I dieksekusi pada 
tanggal 30 Januari 1649. Karya Milton, "Tenure of Kings dan 
Magistrates", yang membahas tentang hak-hak negara untuk menghukum 
mati pemimpinnya yang bersalah, diterbitkan dua minggu setelah 
eksekusi itu. Pemerintahan perserikatan menunjuk Milton sebagai 
Secretary for Foreign Tongues pada bulan Maret. Tugas pertamanya 
adalah menulis sanggahan atas biografi Charles I yang berjudul "Royal 
Image". Setelah menerbitkan "Articles of Peace", Milton menerbitkan 
"Eikonoklastes" pada bulan Oktober 1649.

Pada tahun 1650, Dewan Negara Bagian memberi perintah agar Milton 
menulis tanggapan atas tulisan Salmasius yang berjudul "Defense of 
Kingship", sebuah kecaman dari Benua Eropa terhadap tindakan Inggris. 
Tanggapan yang berjudul "Defensio pro populo Anglicano" itu 
diterbitkan pada bulan Februari 1651.

Tahun 1652 adalah tahun yang kelam bagi Milton. Ia mulai kehilangan 
penglihatannya pada bulan Februari, dan hal ini mendorongnya untuk 
menggubah sebuah soneta berjudul "When I Consider How My Light is 
Spent". Pada Mei 1652, Mary melahirkan seorang anak perempuan bagi 
Milton, namun istrinya itu meninggal beberapa hari kemudian. Pada 
bulan yang sama, John, putranya yang saat itu baru berumur satu tahun, 
juga meninggal.

Pada tahun 1654, Milton menerbitkan "Defensio Secunda", sebuah 
tanggapan atas karya Pierre du Moulin "Clamor of the Kings Blood". 
Dalam menghasilkan karya ini, Milton mendiktekan kata-katanya kepada 
Andrew Marvell, juru tulisnya. Pada tahun 1655, "Defense of Himself" 
diterbitkan. Pada tahun 1656, Milton menikahi Katherine Woodcock, 
namun kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama sebab setelah 
melahirkan seorang putri bagi Milton pada akhir tahun 1657, Katherine 
dan bayinya meninggal di awal tahun 1658. Kepedihannya akan hal itu 
dituangkannya ke dalam sebuah soneta yang berjudul "Metought I saw my 
late espousèd saint".

Sejak Lord Protector Oliver Cromwell meninggal dunia pada Oktober 
1658, Perserikatan Inggris Raya mulai goyah. Namun, pada awal 1659, 
Milton menerbitkan "A Treatise of Civil Power" dan "Ready and Easy Way 
to Establish a Free Commonwealth". Propagandanya ini membuat Milton 
harus bersembunyi dari para pendukung Raja Charles II. Pada bulan Juni 
1659, baik "Defensio pro populo" maupun "Eikonoklastes" dibakar di 
depan umum. Tak lama setelah itu, pada awal musim gugur, Milton 
dijebloskan ke penjara, tetapi ia dibebaskan sebelum Hari Natal atas 
perintah parlemen. Pada 30 Mei 1660, Charles II dinobatkan sebagai 
Raja Inggris.

Sekalipun ditentang anak-anaknya, Milton menikahi Elizabeth Mishull 
pada tahun 1663. Sejak saat itulah, waktunya digunakan untuk mengajar 
dan menyelesaikan karya terbesarnya, "Paradise Lost". Di antara karya-
karya agung yang pernah ditulis oleh sastrawan Inggris, karyanya ini 
memiliki nilai lebih mengingat kebutaan yang dialaminya. Untuk 
menciptakan karya ini, Milton menggubah bait demi bait puisi itu dalam 
ingatannya dan kemudian mendiktekan puisi itu kepada juru tulisnya 
pada keesokan paginya. Akhirnya, "Paradise Lost" diterbitkan pada 
tahun 1667 dalam sepuluh jilid. Karya ini diterbitkan ulang pada tahun 
1668 dengan halaman judul yang baru dan material tambahan. Karya 
Milton ini langsung memukau banyak orang; bahkan John Dryden 
dikabarkan pernah berkata, "Pria ini tidak hanya memukau kita, tetapi 
juga para sastrawan sebelum dirinya."

Pada musim panas 1674, edisi kedua dari "Paradise Lost" diterbitkan 
dalam dua belas jilid. Milton meninggal pada bulan November di tahun 
itu dan dimakamkan di Gereja St. Giles, Cripplegate. Pemakamannya 
"tidak hanya dihadiri oleh teman-teman terdekatnya di London, tetapi 
juga masyarakat umum yang mengenalnya". Monumen untuk mengenang Milton 
kini berdiri di Sudut Para Penyair di westminster Abbey. (t/yudo)

Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs: Luminarium
Alamat URL: http://www.luminarium.org/sevenlit/milton/miltonbio.htm
Penulis: Anniina Jokinen
Tanggal akses: 19 Maret 2013


                    PENA MAYA: MEDIASASTRA.COM

Jika Anda suka kesusastraan, luangkan waktu Anda untuk menjelajah 
situs mediasastra.com. Situs ini menyajikan banyak informasi seputar 
kesusastraan, terutama teori sastra dan pendekatan sastra yang 
digunakan untuk melakukan kritik sastra. Selain itu, acara-acara 
sastra yang dilaksanakan di Indonesia juga bisa Anda temukan dalam 
kalender kegiatan yang dicantumkan di situs ini. Jadi, bisa dipastikan 
bahwa Anda tidak akan ketinggalan untuk mengikuti acara-acara seperti 
bedah novel, cerpen, puisi, bahkan pentas-pentas sastra lainnya.

Yang lebih menarik, dengan menjadi anggota komunitas situs ini, Anda 
bisa berinteraksi, mengirim tulisan, sekaligus membaca karya anggota 
yang lain. Situs yang menyenangkan, bukan? Cari tahu lebih banyak 
tentang situs ini yuk! (Santi T.)

==> http://mediasastra.com/


Kontak: penulis(at)sabda.org
Redaksi: Yudo, Santi T., dan Berlin B.
Berlangganan: subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org
Arsip: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org