Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/113

e-Penulis edisi 113 (5-7-2012)

Menulis Literatur Kristen untuk Remaja (I)

__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
                          Edisi 113/Juli/2012
            Tema: Menulis Literatur Kristen untuk Remaja (I)

DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: TANGGUNG JAWAB PENULIS KRISTEN BAGI REMAJA DAN PEMUDA
ARTIKEL: MENULIS UNTUK PEMBACA REMAJA/PEMUDA
POJOK BAHASA: AMPERSAND (TANDA "&")
STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM KELAS DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK)!

                      DARI REDAKSI: TANGGUNG JAWAB
                  PENULIS KRISTEN BAGI REMAJA DAN PEMUDA

Shalom!

Masa remaja adalah saat yang kritis dalam kehidupan semua orang. Pada
masa itulah seseorang mulai berubah secara fisik dan mental. Secara
fisik, seorang remaja laki-laki akan semakin terbentuk massa ototnya,
suaranya akan berubah menjadi semakin berat, dan yang perempuan akan
mulai mengalami siklus menstruasi dan lain sebagainya. Di balik itu
semua, pikiran mereka juga berkembang. Seorang remaja mulai dapat
memikirkan hal-hal yang bersifat abstrak dan menjadi individu-individu
yang idealis; mereka mulai mempertanyakan peraturan-peraturan di
rumah, mempertanyakan otoritas, dan mempertanyakan apa yang selama ini
diajarkan kepada mereka. Selain itu, mereka juga ingin tahu lebih
banyak mengenai hal-hal yang menarik perhatian mereka, mereka mungkin
juga akan mencoba hal-hal yang baru (entah hal yang baik seperti ikut
dalam kegiatan bakti sosial atau melayani di gereja, maupun yang buruk
seperti merokok dan mencoba minuman keras). Dalam tahap ini, remaja
juga mulai mengenal kekuatan kolektivitas, maka tak heran jika
anak-anak remaja suka sekali berkumpul dengan teman-temannya.

Suka atau tidak, para penulis Kristen juga memiliki tanggung jawab
kepada para generasi muda ini. Apa yang sudah dipercayakan kepada kita
sebagai penulis (atau yang sedang belajar menulis) harus bisa kita
pakai untuk menolong para remaja dan pemuda di sekitar kita untuk
melewati masa-masa yang membingungkan itu. Caranya tentu berbeda dari
cara kita melayani pembaca anak-anak, tetapi tetap ada cara untuk
dapat menarik perhatian para remaja kepada tulisan-tulisan kita. Di
edisi ini, e-Penulis menghadirkan artikel tentang apa saja yang harus
diperhatikan ketika menulis untuk pembaca remaja dan pemuda. Kiranya
Sahabat e-Penulis dapat semakin diperlengkapi untuk berbagi berkat
melalui tulisan Sahabat kepada remaja dan pemuda Indonesia. Selamat
membaca, Tuhan Yesus memberkati!

Pemimpin Redaksi e-Penulis,
Yosua Setyo Yudo
< yudo(at)in-christ.net >
< http://pelitaku.sabda.org >

              ARTIKEL: MENULIS UNTUK PEMBACA REMAJA/PEMUDA
                  Diringkas oleh: Santi Titik Lestari

Banyak orang dewasa beranggapan, menulis untuk anak-anak dan pemuda
itu mudah. Beberapa penulis yang belum mahir menulis untuk orang
dewasa, mencoba menulis untuk anak-anak. Mereka pun menemukan bahwa
anggapan di atas itu salah. Anak yang sedang bertumbuh (belum menjadi
dewasa), bukanlah seorang dewasa yang lebih kecil fisik dan jiwanya.
Ia merupakan manusia yang lengkap, punya keinginan-keinginan khusus
yang sangat berbeda dengan keinginan orang dewasa. Agar dapat menulis
dengan baik untuk para pembaca belia, berusahalah untuk mengamati
aktivitas mereka, meluangkan waktu untuk ada dalam komunitasnya, dan
bertemanlah dengan mereka. Hal ini akan membantu Anda mempelajari
keinginan dan kepentingan-kepentingan khusus mereka. Anda pun dapat
membaca secara intensif buku-buku terbaik yang pernah ditulis untuk
para pembaca belia.

Buku dapat menolong pertumbuhan diri. Sebuah buku yang baik dapat
memberi dorongan keberanian, perasaan aman, rasa memiliki, dan
pengetahuan yang benar atau salah. Sementara anak tumbuh semakin
besar, buku-buku membantu mereka memenuhi keinginan dan impian-
impiannya. Oleh karena itu, diperlukan penulis yang dapat menulis bagi
para pembaca belia.

Bagaimana kita bisa menulis untuk remaja/pemuda?

Anak-Anak yang Lebih Tua

Anak-anak yang lebih tua tidak suka dipanggil anak-anak. Mereka tumbuh
cepat dan menunjukkan tanda-tanda kedewasaan. Mereka ingin bebas, tapi
tetap menghargai wewenang orang yang lebih tua dan mau dibimbing serta
diberi tahu. Anak laki-laki biasanya memberontak terhadap segala yang
berhubungan dengan kebersihan, penampilan, pakaian, atau anak-anak
perempuan. Sebaliknya, anak-anak perempuan semakin membanggakan
penampilan mereka.

Walau lingkup perhatian mereka lebih luas daripada anak-anak yang
lebih muda, mereka tetap saja mudah bosan. Kalau ada sesuatu yang
tidak betul-betul menarik, mereka tidak akan memusatkan diri pada hal
itu. Sebaliknya, mereka sering mau bekerja berjam-jam untuk sebuah
proyek yang mereka pilih sendiri.

Segalanya menarik bagi kelompok anak ini. Seorang anak laki-laki lebih
tertarik pada ilmu pengetahuan, alam semesta, dan sejarah, namun ia
juga menyukai berbagai objek lainnya. Biasanya ia menjadi kolektor.
Kantongnya selalu penuh benda-benda, batu-batuan, tutup botol,
kelereng, dan sepotong kawat. Inilah masa ketika anak-anak laki-laki
maupun perempuan ingin bisa melakukan sesuatu yang baru. Di beberapa
bagian dunia, buku-buku mengenai "Bagaimana Caranya" merupakan buku
yang paling populer untuk kelompok umur ini.

Anak-anak ini juga mulai tertarik pada negara-negara selain negara
mereka, maka buku-buku tentang masyarakat di berbagai tempat di dunia
selalu ingin mereka baca. Artikel dan cerita-cerita yang menarik dapat
menyajikan begitu banyak informasi kepada mereka, sehingga tanpa sadar
mereka sudah mempelajari sesuatu yang baru. Cerita-cerita petualangan,
riwayat hidup, dan legenda membantu perkembangan mereka untuk menjadi
pria-pria dan wanita-wanita terkemuka.

Walaupun bentuk cerita untuk kelompok umur ini masih agak sederhana,
tapi pengarangnya lebih bebas untuk mengembangkan sebuah plot yang
menarik. Cerita-cerita untuk majalah berkisar antara 1.500 sampai
2.000 kata; artikel mungkin agak lebih pendek.

Remaja

Tidak ada remaja yang menjadi dewasa dalam satu hari tertentu. Waktu
untuk mencapai kedewasaan bergantung pada berbagai faktor budaya.
Setiap remaja berbeda dalam perkembangan fisik, emosi, dan rasa
sosialnya. Kematangan umur dicapai lebih dini di satu negara dibanding
di negara lainnya. Banyak remaja memikul tanggung jawab orang dewasa
di umur tiga belas atau empat belas tahun.

Di kebanyakan negara, masa remaja ditandai oleh perkembangan jasmani
dan rohani yang amat cepat. Banyak di antara mereka yang sangat
idealis dan tak kenal lelah. Tetapi sebagian besar dari anak-anak ini
memerlukan dan merindukan dukungan orang lain.

Remaja putra menyukai fiksi dan nonfiksi tentang ilmu pengetahuan,
fotografi, olahraga, dan masalah-masalah dunia. Remaja putri menyukai
subjek yang sama, tetapi lebih tertarik lagi pada cerita-cerita yang
menunjukkan bagaimana gadis-gadis lainnya mengatasi masalah yang sama
dengan yang mereka hadapi. Bagaimana membuat diri populer dan
mengatasi rasa rendah diri merupakan topik yang menarik bagi pembaca
remaja.

Remaja putra maupun putri sama-sama menyukai cerita kejuruan dan
misteri. Mereka juga menyukai humor. Seorang pria yang terjatuh atau
seorang gadis yang selalu salah omong, pasti memperoleh simpati
mereka. Ketika menertawakan kesalahan orang lain, mereka menyadari
kekurangan diri mereka sendiri.

Jika Anda menulis untuk kelompok umur ini, Anda memperoleh kesempatan
yang indah untuk menyajikan tantangan-tantangan. Remaja membutuhkan
prinsip-prinsip dan tujuan-tujuan hidup yang berguna. Berilah
bimbingan, jangan berkhotbah. Kemaslah pernyataan Anda dalam
gerak-tindak dan percakapan tokoh-tokoh cerita. Jika Anda
melakukannya dengan sempurna, para pembaca tak akan menyadari bahwa
mereka sedang belajar.

Penulisan Nonfiksi

Dalam dunia yang terus berubah ini, anak-anak dan pemuda membutuhkan
fakta dan informasi. Sebagian besar pengetahuan baru ini diperoleh
lewat bacaan. Seorang penulis yang mahir menyadari bahwa cara terbaik
untuk mendidik pemuda adalah dengan memberi mereka materi untuk
dipikirkan. Ia mengambil satu masalah yang sulit ditangani oleh
mereka, memikirkannya, menganalisis dari berbagai sudut pandang,
menyederhanakan idenya, dan menuangkannya dalam beberapa kalimat
pendek yang jelas. Dengan menggunakan banyak ilustrasi, ia berusaha
membuat idenya menarik perhatian.

Penulis menempatkan fakta-fakta dalam urutan yang logis dan membentuk
apa yang telah diketahui pembaca sebelumnya. Ia berusaha menantang dan
memuaskan rasa ingin tahu mereka.

Menilai Cerita yang Anda Buat

1. Sudahkah cerita ini mengandung sesuatu yang umum bagi pengalaman hidup pembacanya?
2. Akankah pembaca memahami cerita ini?
3. Akankah cerita ini membangkitkan keingintahuan dan mengusik simpati pembaca?
4. Apakah tokoh-tokohnya terasa hidup?
5. Akankah para pembaca menyukai tokoh-tokoh ini seolah-olah mereka manusia biasa? Mengapa?
6. Apakah percakapannya terasa wajar?
7. Apakah percakapan itu dapat mengungkapkan karakter tokoh-tokoh yang berbicara?
8. Apakah percakapan itu membantu mendorong gerak-tindak dari cerita atau menghalanginya?
9. Sudahkah kata-kata yang digunakan menjelaskan wajah, bunyi, rasa atau bau dengan baik?
10. Bagaimana cerita ini membantu perkembangan jiwa pembaca?
11. Apakah masalah yang dihadapi tokoh utama benar-benar perlu dipecahkan? Mengapa?
12. Apa halangan yang merintangi usaha tokoh utama? Apakah halangan itu cukup serius?
13. Bagaimana tokoh utama menyelesaikan masalahnya? Apakah caranya tepat? Mengapa?
14. Apakah alinea pembukanya langsung memikat pembaca dan membuat pembaca ingin terus membaca?
15. Di mana klimaksnya? Bagaimana tokoh utama menyelesaikan masalahnya?
16. Sudahkah akhir cerita terkait dengan pembukaan? Apakah akhir cerita merupakan akibat dari sesuatu yang terjadi sebelumnya?
17. Apakah ceritanya membuat penasaran?
18. Apakah perpindahan antarkalimat, alinea, dan adegan, sudah lancar dan mengalir?
19. Hal penting apa yang harus diketahui oleh pembaca?

Diringkas dari:
Judul asli buku: Write the Vission
Judul buku terjemahan: Menjadi Penulis: Membina Jemaat yang Menulis
Judul asli artikel: Menulis untuk Anak-Anak dan Pemuda
Penulis: Marion van Horne
Penerjemah: Putu Laxman S. Pendit
Penerbit: PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 2007
Halaman: 49 -- 54

                    POJOK BAHASA: AMPERSAND (TANDA "&")

Kawan baik saya, Tony Rudyansjah, pada Juni lalu menerbitkan bukunya
"Alam, Kebudayaan & Yang Ilahi". Buku itu menelusuri ihwal teori-teori
sosial dan budaya dari masa klasik sampai modern. Sebagai perangkat
ilmu, berbagai teori itu terus-menerus dikembangkan para ahli sehingga
melahirkan turunan, pencabangan, dan pengingkaran terhadap teori
induknya. Kata pengantar dan kutipan pendapat teman sejawat Tony di
Program Pascasarjana Antropologi Universitas Indonesia, memperlihatkan
arti penting buku itu sehingga tak perlu ditambah-tambah lagi di sini.

Kolom ini hanya ingin mempertanyakan soal kecil: Tepatkah penggunaan
lambang ampersand (tanda "&") sebagai unsur judul? Faktanya, sejumlah
buku memasang /&/ pada judulnya, semisal "Language, Culture & Society"
tulisan Zdenek Salzmann. Buku-buku terbitan asing berpola sama dalam
pemakaian /&/ sebagai unsur judul yakni hanya pada kulit depan;
sedangkan pada halaman judul (bagian dalam), lambang /&/ diganti
dengan kata "and". Pertimbangannya, mungkin, kulit depan biasanya
dipandang sekilas oleh pembaca sehingga aspek artistik, termasuk
pemanfaatan /&/ dirasa penting. Sementara itu, halaman judul haruslah
terbaca utuh, karena itu dijauhkan dari lambang.

Pemasangan lambang /&/ pada judul buku terbitan Indonesia, asli
ataupun terjemahan, termasuk milik Tony, umumnya konsisten di kulit
depan dan halaman judul. Buku Taufik Abdullah, "Nasionalisme &
Sejarah", memakai lambang ampersand itu pada judul luar-dalam. Kitab
John Hartley, "Communication, Cultural and Media Studies: Key
Concepts", cuma diterjemahkan anak judulnya, "Konsep Kunci"; sementara
judul pokoknya tetap berbahasa Inggris, tetapi kata "and" dibelokkan
jadi /&/ oleh penerjemah atau penerbit.

Jadi, penggunaan /&/ sebagai unsur judul tulisan memang tidak
dilarang, namun juga tidak ditemukan anjuran untuk memakainya.
Peneliti senior LIPI, Mien Rifai, dalam "Pegangan Gaya Penulisan,
Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia" hanya menyarankan
menghindari singkatan atau akronim dalam penulisan judul, kecuali yang
telah dikenal benar oleh pembaca. Demikian pula, nama Latin makhluk
yang umum dan tidak diragukan identitasnya (seperti kedelai, kopi,
kelapa sawit, jagung) tak perlu dicantumkan dalam judul.

Tidak banyak ditemukan keterangan tentang penggunaan ampersand secara
rinci. Dalam "Pedoman Umum Pembentukan Istilah" yang diterbitkan Pusat
Bahasa, lambang /&/ itu didaftar sebagai tanda usaha "dagang" semata;
bisa diperluas termasuk jasa. Banyak di antara kita paham bahwa
lambang /&/ berarti "dan" atau "et" dalam bahasa Latin seperti terbaca
pada nama perusahaan. Contoh: Geo Wehry & Co, pabrik bir dan makanan
terkenal pada masa kolonial; atau Allen & Unwin, penerbit ternama dari
Australia. Bisa juga digunakan nama diri kolektif seperti Franky &
Jane, kakak-beradik penyanyi lagu balada Indonesia itu.

Demi kelancaran dan kejelasan pembacaan, judul karya humaniora,
termasuk sastra, sebaiknya bersih dari lambang.

Bayangkan anehnya jika novel Ismail Marahimin, "Dan Perang pun Usai",
diganti jadi "& Perang pun Usai". Untung pula, "The Old Man and the
Sea" [karya] Ernest Hemingway tidak disulih jadi ... "Tua & Laut".
[KOMPAS, 2 Sep 2011]

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Rubrik Bahasa
Alamat URL: http://rubrikbahasa.wordpress.com/2011/09/02/ampersand/
Penulis: Kasijanto Sastrodinomo
Tanggal akses: 15 Juni 2012

                      STOP PRESS: BERGABUNGLAH DALAM
                   KELAS DASAR-DASAR IMAN KRISTEN (DIK)!

Yayasan Lembaga SABDA melalui program PESTA (Pendidikan Elektronik
Studi Teologia Awam) < http://pesta.org > kembali membuka kelas
Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) untuk periode Sep/Okt 2012. Jika Anda
mendaftarkan diri untuk mengikuti kelas ini, maka Anda akan mendapat
modul pelajaran seputar pokok-pokok penting dasar iman Kristen,
seperti Penciptaan, Manusia, Dosa, Keselamatan, dan Hidup Baru dalam
Kristus. Setelah menyelesaikan seluruh tugas tertulis dalam modul,
Anda akan masuk menjadi peserta kelas diskusi untuk belajar bersama
rekan-rekan yang lain seputar dasar iman Kristen.

Segeralah mendaftar karena kelas diskusi akan dimulai pada 18
September 2012. Cara mendaftarkan diri sangat mudah. Anda tinggal
mengirimkan permohonan mengikuti kelas DIK Sep/Okt 2012 ke Admin PESTA
di alamat email < kusuma(at)in-christ.net >

Jika Anda ingin mendapatkan modul DIK secara online, silakan akses di:
===> < http://pesta.sabda.org/dik_sil >

Kontak: < penulis(at)sabda.org >
Redaksi: Yosua Setyo Yudo dan Novita Yuniarti
Kontributor: Santi Titik Lestari dan Berlian Sri Marmadi
Tim editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/penulis >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org