Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/112

e-Penulis edisi 112 (21-6-2012)

Menulis Literatur Kristen untuk Anak (II)

__________________e-Penulis (Menulis untuk Melayani)__________________
                          Edisi 112/Juni/2012
            Tema: Menulis Literatur Kristen untuk Anak (II)

DAFTAR ISI
DARI REDAKSI: MENOLONG ANAK BERTUMBUH MELALUI TULISAN
TIP MENULIS: MENULIS RENUNGAN ALKITAB SEHARI-HARI BAGI ANAK
TOKOH PENULIS: SIMONETTA CARR
PENA MAYA: TULISAN UNTUK ANAK DAN KELUARGA KRISTEN
STOP PRESS: 40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA

          DARI REDAKSI: MENOLONG ANAK BERTUMBUH MELALUI TULISAN

Shalom,

Salah satu jenis tulisan untuk anak Kristen adalah renungan Alkitab
sehari-hari. Melalui renungan-renungan tersebut, penulis dapat
menyampaikan kebenaran Alkitab yang dapat dicerna dengan mudah oleh
anak. Dengan itu diharapkan anak dapat bertumbuh secara rohani dan
mengaplikasikan firman Tuhan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Namun, tidak semua penulis tahu bagaimana cara untuk mulai menulis
renungan Alkitab sehari-hari untuk anak. Untuk memulainya, kami
mengajak Sahabat Penulis menyimak kolom Tip Menulis dalam e-Penulis
112 ini. Dapatkan wawasan baru yang dapat memberikan ide kepada Anda
tentang bagaimana menulis renungan Alkitab untuk anak.

Jangan lewatkan pula informasi mengenai tokoh Simonetta Carr dan situs
Christianchildrensauthor.com, yang dapat memberikan inspirasi ketika
melayani Tuhan dalam bidang menulis. Selamat menyimak.

Redaksi Tamu e-Penulis,
Davida Welni Dana
< http://pelitaku.sabda.org >

"Ajarlah seorang anak cara hidup yang patut baginya, maka sampai masa
tuanya ia akan hidup demikian." (Amsal 22:6 BIS)

       TIP MENULIS: MENULIS RENUNGAN ALKITAB SEHARI-HARI BAGI ANAK

Menulis bacaan renungan bagi anak semudah belajar A-B-C: "Aim"
(Tujuan), "Begin" (Mulai), dan "Compile" (Susun).

Sebagai makanan sehari-hari bagi jiwa anak-anak, sebuah bacaan
renungan Kristen merupakan sebentuk karya literatur, yang memuat
anekdot-anekdot serta pengajaran Alkitab yang dirancang untuk dibaca
anak setiap hari. Renungan merupakan alat belajar anak untuk
mempelajari berbagai prinsip relevan yang diambil dari prinsip-prinsip
Alkitab. Sebuah bacaan renungan untuk anak mendorong latihan kemampuan
membaca, menanamkan kebajikan demi kepentingan pribadi dan
psikososial, serta mengembangkan disiplin pribadi.

Untuk menulis renungan Alkitab bagi anak-anak, penulis hanya perlu
mengikuti tiga langkah pengingat "A-B-C" yang sederhana:

1. Menetapkan Hasil Pembelajaran sebagai Tujuan dari Tulisan Renungan
Anda ("Aim")

"Tujuan" adalah sebuah kata yang sederhana. Usaha menulis ini perlu
dimulai dengan satu tujuan yang sangat sederhana. Seorang penulis
harus memulai tugasnya dengan menetapkan kesederhanaan ketika ia
menulis untuk anak-anak. Para penulis kadang kesulitan menulis untuk
anak karena berbagai tujuan atau alasan yang sangat rumit. Pada bagian
ini, seharusnya seorang penulis cukup menanyakan satu pertanyaan ini
segera setelah ia siap menulis: sasaran apa yang ingin dicapai?
Mendorong atau mencegah? Jika Anda memilih untuk "mendorong", Anda
akan menulis tentang kebajikan atau tindakan untuk mendorong anak
melakukan kebajikan itu. Memilih "mencegah" berarti Anda ingin
mengoreksi perilaku, persepsi, atau kebiasaan yang salah. Ini menjadi
bagian pertama dari tujuan mengajar. Bagian ini murni bersifat
konseptual dan perlu diperluas ke dalam bentuk tindakan. Jangan
tenggelamkan tujuan yang ingin dicapai dengan berbagai konsep yang
berat.

Sebagai contoh, seorang penulis mungkin memilih mendorong anak untuk
"berterima kasih" atau mencegah mereka melakukan "sikap yang tidak
sopan". Kedua hal itu masih merupakan konsep yang membutuhkan
tindakan. Seorang penulis harus mampu membedakan antara konsep dan
tindakan. Konsep adalah gagasan yang tak berwujud. Tindakan adalah
peristiwa yang berwujud. Tujuan pengajaran haruslah berupa sebuah
tindakan yang diambil dari sebuah konsep. Dari contoh di atas,
"berterima kasih kepada orang tua" adalah konsep yang perlu memiliki
tindakan. Suatu tujuan yang lengkap akan tampak seperti berikut ini.

Konsep: Menyampaikan terima kasih pada orang tua.
Tindakan: Mengucapkan terima kasih kepada orang tua setelah
mengucapkan selamat malam.

Konsep: mencegah sikap yang tidak menghormati orang tua.
Tindakan: Mengatakan "tolong" saat meminta sesuatu dari orang tua.

2. Mulailah dengan Sebuah Kerangka Tulisan dalam Pikiran Anda, Saat
Menulis Renungan untuk Anak-Anak ("Begin")

Bagian isi renungan terdiri dari elemen-elemen berikut: sebuah ayat
Alkitab singkat, anekdot, dorongan, dan contoh tindakan.

a. Cara Menggunakan Ayat Alkitab

Sebuah ayat Alkitab mengendalikan ide dari sebuah renungan. Ayat
Alkitab biasanya diletakkan di atas dan memiliki dua bagian: Isi dari
ayat yang dibahas; referensi ayat tersebut. Cara terbaik untuk
menolong anak-anak mengingat sebuah ayat adalah dengan mengapit isi
ayat dengan referensi ayat yang ditulis identik. Misalnya: 1
Tesalonika 5:18 -- "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah
yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." -- 1
Tesalonika 5:18

b. Cara Menggunakan Anekdot

Sebuah anekdot mengikuti ayat yang dibahas. Kelebihan anekdot ialah
dapat dengan segera menempatkan prinsip yang ingin disampaikan ke
dalam wilayah yang relevan. Sebuah anekdot biasanya berupa cerita
singkat yang memperkenalkan tujuan dari renungan tersebut. Jika si
penulis sedang menulis renungan bagi anak-anak dengan "dorongan" yang
disebutkan di atas dan 1 Tesalonika 5:18 adalah ayatnya, maka
anekdotnya mungkin akan seperti ini:

Sementara menunggu ibunya menjemput di sekolah, seorang anak kelas
satu bernama Johnny mendengar kabar dari satpam sekolah bahwa ibunya
mengalami pusing saat mengemudi dan harus berhenti. "Nak," kata satpam
itu, "itulah sebabnya ibumu terlambat menjemput." Semua orang dewasa
di sekolah telah pulang, bahkan para guru juga sudah pulang.
Sebenarnya, belum semuanya pulang. Masih ada si satpam dan penjaga
gedung. Fred, si penjaga gedung, mengendarai sepeda motornya dan
menemui ibunya Jhonny untuk menolongnya. Beberapa menit kemudian,
mobil ibunya sudah parkir di depan sekolah untuk menjemput Jhonny. Ibu
Jhonny bersandar di jok belakang dalam keadaan baik-baik saja dan Fred
yang mengemudikan mobil itu. Ibu Jhonny memberi tahu Johnny bahwa Fred
akan mengantar mereka pulang dan bahwa dia baik-baik saja. Sesampainya
di rumah, Ibu Johnny tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih
kepada Fred. Itulah pertama kalinya Johnny mengerti apa yang dimaksud
dengan berterima kasih.

c. Cara Menggunakan Dorongan

Dorongan mengikuti sebuah anekdot. Dorongan adalah pemberian nasihat
atau semangat yang tulus, yang dikembangkan dari anekdot di atas. Dari
anekdot tadi, penulis mungkin ingin mendorong para pembaca bahwa
mereka harus berterima kasih kepada seseorang yang menolong mereka,
sehingga seseorang akan merasa nyaman dengan apa yang dilakukannya.

d. Cara Menggunakan Contoh Tindakan

Setelah memberikan dorongan, penulis harus menciptakan contoh
tindakan. Suatu contoh tindakan merupakan sebuah tindakan kasat mata
yang diambil dari konsep sebelumnya. Karena contoh tindakan itu sudah
dimasukkan ke dalam tujuan, maka sesi ini seharusnya tidak akan kacau.
Kadang-kadang, menjelaskan seluk-beluk contoh tindakan untuk membantu
pembaca adalah baik.

3. Menyusun Seluruh Tulisan Renungan untuk Anak ("Compile")

Sistem penyimpanan tulisan renungan yang baik akan menutup seluruh
proses penulisan. Beberapa penulis memasang tulisan renungan mereka di
blog, sementara beberapa berkas tulisan mereka tetap disimpan di
komputer. Beberapa penulis lain mungkin akan menuliskan renungan
mereka dalam jurnal. Singkatnya, metode apa pun yang digunakan,
seorang penulis harus memastikan bahwa ia akan dapat mengakses berkas
tulisannya dengan mudah.

Menciptakan Sistem Menulis Renungan untuk Anak

Akan lebih baik jika pada saat menulis untuk anak, kita dibimbing oleh
suatu sistem tertentu -- khususnya ketika menulis sesuatu yang
memiliki nilai rohani bagi mereka. Seorang anak dapat dengan mudah
terbebani oleh begitu banyak data dan konsep. Panduan sederhana ini
memberi penulis sistem tiga poin yang membantu (penyusunan) komposisi
renungan untuk anak. (tBerlin)

Diterjemahkan dan disunting dari:
Nama situs: Protestantism @Suite101
Alamat URL: http://suite101.com/article/paris-hilton-as-emperor-a187001
Judul asli artikel: Writing Christian Devotionals for Kids --
Composing and Compiling Daily Bible Meditations for Children
Penulis: John Phillip Pesebre
Tanggal akses: 25 Mei 2012

                    TOKOH PENULIS: SIMONETTA CARR
                     Ditulis oleh: Yosua S. Yudo

Biografi adalah sebuah tulisan yang mengulas perjalanan hidup seorang
tokoh penting; dari hari kelahirannya, karya-karyanya bagi masyarakat,
hingga akhir hayat sang tokoh. Hari ini banyak kita jumpai buku-buku
semacam itu, yang tidak hanya ditujukan kepada pembaca dewasa, tetapi
juga kepada anak-anak. Tujuannya adalah agar anak-anak dapat mengenal
dan mengambil pelajaran dari kisah hidup tokoh penting tersebut.
Pertanyaannya, dari semua buku biografi untuk anak yang beredar saat
ini (bahkan yang diterbitkan penerbit Kristen sekalipun), berapa
banyak yang memperkenalkan tokoh-tokoh gereja kepada anak-anak?

Salah seorang penulis yang mengerti betul betapa pentingnya pengenalan
anak-anak terhadap tokoh-tokoh gereja adalah Simonetta Carr. Ia lahir
dan dibesarkan di Italia dalam keluarga Katolik Roma. Sejak kecil, ia
memiliki kerinduan untuk hidup saleh. Tidak hanya itu, ia bahkan
bercita-cita menjadi orang suci (saint)! Dalam sebuah wawancara, ia
menceritakan bahwa ia bahkan membeli buku-buku untuk mencari tahu
bagaimana untuk menjadi orang suci. Tetapi, setelah ia membaca sebuah
buku tentang orang-orang suci, ia mempelajari bahwa kebanyakan wanita
yang diangkat oleh gereja menjadi orang suci adalah mereka yang
mengalami penderitaan (diperkosa atau dibunuh), dan hal itu membuatnya
kehilangan keinginan tersebut. Sejak kecil, Simonetta Carr juga
mendisiplin dirinya untuk mengingat, bahkan mencatat setiap dosa yang
dilakukannya, agar ia tidak lupa pada saat pengakuan dosa.
Kedisiplinan itu didorong oleh ketakutannya terhadap neraka.

Ketika berumur 18 tahun, ia bertemu dengan seorang penginjil wanita
dari Amerika, yang mengajarnya mengenai keselamatan di dalam Kristus
dan juga memberinya Injil Yohanes. Meskipun penginjil wanita tersebut
menjelaskan tentang keselamatan di dalam Kristus, tetapi ia tidak
mengarahkan Simonetta untuk bergereja di gereja tertentu, sehingga
untuk beberapa tahun ia terombang-ambing dalam kebingungan mengenai
hal-hal rohani. Pada tahun 1999, pada saat itu Simonetta merasakan
pentingnya keanggotaan dalam sebuah gereja dan beribadah setiap
minggunya di gereja yang menekankan pemaparan firman Allah dan
mengadakan sakramen pada tiap minggunya. Atas anugerah Allah, ia
akhirnya bergereja di "Reformed confessional". Kebingungan yang
dihadapinya mengenai hal-hal rohani ketika remaja, menumbuhkan hasrat
Simonetta untuk mengajarkan teologi ortodoks yang benar kepada anak-anak.

Kejadian yang mendorongnya untuk menulis biografi tokoh-tokoh gereja
untuk anak-anak adalah ketika ia merasa kesulitan dalam menemukan
bahan-bahan tentang biografi serta sejarah gereja untuk dimasukkan ke
dalam kurikulum pelajaran sejarah anak-anaknya (ia sendiri mengajar
kedelapan anaknya di rumah). Simonetta menyadari bahwa sementara
begitu banyak buku biografi untuk anak yang membahas kehidupan
tokoh-tokoh terkenal seperti presiden, atlet, musisi, dan ilmuwan
terkenal, hanya sedikit buku-buku biografi mengenai tokoh-tokoh
gereja. Berbekal kesadaran tersebut serta kerinduan untuk menulis
sebuah buku yang informatif, menekankan pemeliharaan Tuhan terhadap
gereja serta doktrin-doktrin mengenai diri-Nya selama berabad-abad,
sekaligus dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi yang merangsang
imajinasi dan foto-foto untuk menolong anak-anak dalam menyadari fakta
dalam biografi itu, Simonetta mulai melangkah.

Hal pertama yang dilakukannya untuk mewujudkan kerinduannya itu adalah
menghubungi seorang pemuda di gerejanya, seorang lulusan bidang
sejarah gereja, dan memintanya untuk bergabung. Namun orang tersebut
tidak memberi tanggapan yang baik, sekalipun Simonetta telah membuat
contoh buku dari idenya. Namun demikian, Simonetta tidak patah arang
atas tanggapan negatif tersebut. Seorang sahabatnya bahkan memberinya
semangat dan berkata kepadanya bahwa ia bisa mewujudkan impiannya itu
tanpa bantuan pemuda itu.

Tokoh gereja yang pertama kali dibahasnya dalam seri "Christian
Biographies for Young Readers"-nya adalah John Calvin. Tokoh itu
dipilihnya karena saat itu adalah saat-saat menjelang peringatan ulang
tahun John Calvin yang ke-500. Alasan kedua adalah karena ia ingin
menyajikan biografi tokoh-tokoh itu dalam suatu urutan waktu, dari
perkembangan gereja di abad ke-2 dan selanjutnya, sehingga ia bisa
menunjukkan pula tantangan-tantangan yang dihadapi oleh setiap tokoh
dalam zaman mereka masing-masing. Ia ingin agar anak-anak tidak hanya
mengetahui fakta-fakta saja, melainkan terlibat dalam emosi yang
disajikan dalam buku-bukunya itu. Tokoh-tokoh berikutnya yang dibahas
dalam seri itu adalah Agustinus dari Hippo, John Owen, dan Athanasius.

Dalam mengerjakan buku-bukunya, Simonetta tidak bekerja sendirian. Di
bukunya yang pertama, "John Calvin", ia mengakui bahwa anak-anaknya
memiliki peran yang sangat besar. Mereka memberinya banyak masukan
yang berharga, koreksi-koreksi, mereka bahkan membantunya dalam
merencanakan ilustrasi dan foto-foto yang mendukung buku tersebut.
Karena itulah, Simonetta menganggap bahwa buku itu tidak ditulis oleh
dirinya sendiri, melainkan bersama-sama dengan kedelapan anaknya.
Simonetta juga bekerja sama dengan ilustrator-ilustrator andal untuk
menangani ilustrasi dalam buku-bukunya seperti Emanuele Taglieti, Wes
Lowe, dan yang terakhir Matt Abraxas.

Kini Simonetta Carr telah menghasilkan lima buku biografi tokoh gereja
untuk anak-anak, tiga di antaranya bahkan sudah diterjemahkan serta
diterbitkan di Indonesia. Ia kini sedang menggarap bukunya yang
terbaru. Simonetta Carr berharap bahwa buku-buku ini tidak hanya
menjadi bacaan semata, melainkan juga menjadi alat untuk
memperkenalkan tokoh-tokoh gereja Tuhan kepada anak-anak sejak masa
muda mereka.

Sumber bacaan:
1. "An Interview with Christian Biographer and Author, Simonetta Carr
    PLUS a Special Book Giveaway!" Dalam http://www.christinalangella.com
2. "Interview with Simonetta Carr on her series Christian Biographies
    for Young Readers". Dalam http://heritagebooktalk.org
3. "Interview with Simonetta Carr on John Calvin".
    Dalam http://heritagebooktalk.org
4. "Interview with Simonetta Carr".
    Dalam http://www.christianbooknotes.com
5. "Simonetta Carr". Dalam http://www.linkedin.com

          PENA MAYA: TULISAN UNTUK ANAK DAN KELUARGA KRISTEN

Saatnya Anda menambah wawasan seputar penulis Kristen manca, khususnya
mereka yang berfokus pada anak. Situs Christianchildrensauthor.com
akan sangat menolong Anda untuk melihat lebih jelas kebutuhan anak,
khususnya untuk pertumbuhan kerohanian mereka. Situs yang memunyai
semboyan "Reaching children and their families with God`s love"
(Menjangkau anak dan keluarga mereka dengan Kasih Tuhan) ini,
menyediakan tulisan-tulisan berkualitas yang terbagi dalam beberapa
kategori, di antaranya "Bible", "Devotions", "Just For Kids",
"Parenting", dll..

Ada dua belas penulis Kristen anak yang terlibat dalam pelayanan di
situs berbahasa Inggris ini. Para penulis tersebut adalah Ava
Pennington, Beth Bence R., Carol Wedeven, Cheryl Malandrinos, Crystal
Bowman, Dawn Aldrich, Diane Stortz, Holly Skelton, Janice D. Green,
Linda McQuinn C., Lindsay Bonilla, dan Melissa Staehli. Masing-masing
penulis memberikan karya tulisan mereka, yang disusun berdasarkan
jadwal dan kategori yang sudah ditentukan. Jadi jangan khawatir, situs
ini akan selalu diupdate dan memunyai tulisan-tulisan terbaru setiap
hari. Penasaran? Kunjungi saja link di bawah ini dan bersiaplah untuk
mendapatkan tulisan-tulisan menarik yang memberkati anak dan keluarga
Anda! (STL)

==> http://christianchildrensauthors.com/
Tanggal akses: 28 Mei 2012

            STOP PRESS: 40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA

Apakah Anda terbeban untuk menanam lutut Anda bagi bangsa-bangsa yang
belum mengenal Kristus? Kami mengajak Anda meluangkan waktu sejenak
untuk berdoa bagi saudara-saudara kita, khususnya mereka yang akan
melaksanakan ibadah puasa.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2012 ini kita akan kembali
bersatu hati berdoa selama bulan puasa. Jika Anda rindu untuk turut
ambil bagian berdoa bagi bangsa, kami akan mengirimkan pokok-pokok doa
dalam versi e-mail untuk menjadi pokok doa kita bersama. Untuk
berlangganan, silakan kirimkan e-mail ke:
< subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org >

Bagi Anda yang ingin agar teman-teman Anda pun bisa ikut berdoa dengan
memakai bahan pokok doa ini, silakan kirimkan alamat e-mail mereka ke
alamat e-mail redaksi di: < doa(at)sabda.org >

Marilah kita bersama berpuasa dan berdoa untuk Indonesia, agar tangan
Tuhan yang penuh kuasa menolong dan menggugah hati nurani para
pemimpin bangsa ini untuk bertekad dan bersatu mengeluarkan bangsa ini
dari kemelut berbagai masalah yang berkepanjangan. Selamat menjadi
"penggerak doa" di mana pun Anda berada dan biarlah karya Tuhan
terjadi di antara umat-Nya, khususnya bangsa Indonesia. Selamat
berdoa.

Kontak: < penulis(at)sabda.org >
Redaksi: Yosua Setyo Yudo dan Novita Yuniarti
Kontributor: Santi Titik Lestari dan Davida Welni Dana
(c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org/ >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/penulis >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-penulis(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org