Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/11

e-Penulis edisi 11 (16-9-2005)

Menulis Resensi


<><============================><>*<><=============================><>
                       ><><>< e-Penulis ><><><
                       (Menulis untuk Melayani)
                       Edisi 011/September/2005
<><============================><>*<><=============================><>
                           MENULIS RESENSI
<><============================><>*<><=============================><>
=#= DAFTAR ISI =#=
    * Dari Redaksi  : Pentingnya Peranan Sebuah Resensi
    * Artikel       : Menulis Resensi
    * Tips          : Langkah-langkah Meresensi Buku
    * Pojok Bahasa  : Kesalahan Ejaan
    * Seputar CWC   : 1. Diskusi Topik e-Penulis!
                      2. Tulisan Baru di CWC
    * Surat Anda    : Inilah Salah Satu Bentuk Pelayanan yang
                      Lebih Nyata

<><============================><>*<><=============================><>
=#= DARI REDAKSI =#=

  Salam Kasih dalam Kristus Yesus,

  Resensi atau ulasan buku adalah artikel kecil (beberapa paragraf)
  yang isinya berupa gambaran sekaligus evaluasi terhadap suatu buku.
  Sebuah resensi dapat menjadi informasi yang bermanfaat bahkan bisa
  menjadi dorongan awal bagi pembaca untuk akhirnya membaca seluruh
  isi buku tersebut. Itu sebabnya ulasan buku/resensi buku sering
  dipakai oleh para penerbit untuk menjadi ajang promosi dalam
  memasarkan buku mereka. Melihat pentingnya peranan sebuah resensi,
  maka persiapan dan pengetahuan yang cukup adalah syarat utama untuk
  dapat menulis sebuah resensi buku dengan baik.

  Sehubungan dengan hal di atas, edisi e-Penulis kali ini akan
  menolong Anda untuk mengetahui seluk beluk dan langkah-langkah dalam
  menulis sebuah resensi. Untuk itu silakan simak sajian Kolom Artikel
  dan Tips. Sedangkan Kolom Pojok Bahasa, Anda akan diajak untuk
  belajar tentang penggunaan tanda baca koma dalam kalimat yang
  seringkali masih digunakan secara tidak tepat karena adanya
  perbedaan konsepsi ejaan. Nah, harapan kami sajian Pojok Bahasa ini
  akan menolong Anda untuk semakin jeli dalam menggunakan tanda baca
  koma.

  Tidak lupa kami informasikan juga tulisan-tulisan baru yang telah
  diposting di Situs CWC. Terima kasih banyak untuk Anda-anda yang
  telah mengirimkan tulisannya. Kami percaya tulisan Anda dapat
  menjadi contoh dan berkat bagi pengunjung Situs CWC.

  Selamat menulis dan melayani! (Ary)

  Tim Redaksi

<><============================><>*<><=============================><>
=#= ARTIKEL =#=

                           MENULIS RESENSI
                           ===============

  Ulasan buku merupakan gambaran sekaligus evaluasi terhadap suatu
  buku. Sebuah ulasan harus berfokus pada tujuan, kandungan, dan
  otoritas buku.

  Pemindaian (Scanning) Halaman Awal Buku
  ---------------------------------------
  Sebelum mulai membaca, perhatikan hal-hal berikut:
  1. Judul -- Apa yang tersirat dari judul buku itu?
  2. Kata Pengantar -- Memberikan informasi penting tentang tujuan
     pengarang menulis buku tersebut dan membantu Anda menakar
     keberhasilan karyanya itu.
  3. Daftar Isi -- Memberi tahu Anda tentang pengorganisasian buku
     tersebut yang akan membantu kita dalam melihat gagasan utama
     pengarang dan bagaimana alur pengembangannya secara kronologis,
     berdasarkan topik, dan sebagainya.

  Bacalah Isinya
  --------------
  Catat kesan-kesan yang Anda dapatkan saat membaca buku yang akan
  Anda ulas, dan perhatikan bagian-bagian yang patut dikutip.
  Pertimbangkan juga pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
  1. Apa bidang kajian dan bagaimana buku itu bisa dikelompokkan ke
     dalamnya? (Jika perlu, gunakan sumber lain agar Anda lebih akrab
     dengan bidang kajian tersebut.)
  2. Dari sudut pandang mana buku itu ditulis?
  3. Bagaimana gaya penulisan si pengarang? Formal atau informal?
     Sesuaikah dengan target pembaca? Jika ini karya fiksi, teknik
     menulis apa yang dipakai pengarang?
  4. Apakah konsepnya didefinisikan secara jelas? Bagaimana penulis
     mengembangkan gagasannya? Bidang apa yang tercakup/tidak tercakup
     di dalamnya? Kenapa demikian? Hal-hal seperti inilah yang akan
     membantu dalam membangun otoritas sebuah buku.
  5. Jika buku tersebut adalah karya fiksi, buat catatan mengenai
     unsur-unsur seperti penokohan, plot, setting, dan bagaimana
     keterkaitan semua unsur tersebut dengan tema buku. Bagaimana cara
     pengarang menggambarkan tokoh-tokohnya? Bagaimana
     pengembangannya? Bagaimana struktur plotnya?
  6. Seberapa akurat informasi dalam buku itu? Bandingkan dengan
     sumber lain, jika perlu.
  7. Jika relevan, buat catatan mengenai format buku, tata letak,
     penjilidan, tipografi, dan lain-lain. Apakah ada peta, ilustrasi?
     Apakah gambar-gambar itu dapat membantu pemahaman pembaca?
  8. Periksa halaman-halaman belakang. Apakah indeksnya akurat? Sumber
     apa yang dipergunakan? primer atau sekunder? Bagaimana
     pemanfaatannya? Catat jika ada kelalaian-kelalaian yang bisa
     mengganggu.
  9. Terakhir, sejauh mana prestasi buku itu? Apakah masih diperlukan
     karya selanjutnya? Bandingkan buku itu dengan buku lain dari
     pengarang yang sama atau berbeda. (Gunakan daftar pustaka.)

  Rujukan kepada Sumber Tambahan
  ------------------------------
  Berusahalah menemukan informasi lebih jauh tentang si pengarang;
  reputasi, kualifikasi, pengaruh, dan informasi apa pun yang relevan
  dengan buku yang sedang Anda ulas dan yang akan membantu dalam
  membangun otoritas si pengarang. Pengetahuan tentang periode
  kesusasteraan dan teori-teori kritik sastra juga sangat berguna bagi
  ulasan Anda. Mintalah saran mengenai sumber yang bisa Anda
  pergunakan kepada orang yang menguasai tema buku itu dan/atau
  pustakawan rujukan.

  Persiapkan Kerangka Tulisan
  ---------------------------
  Sekarang, cermatilah catatan Anda, berusahalah untuk menyatukan
  kesan-kesan Anda menjadi sebuah pernyataan atau tesis yang dapat
  menggambarkan tujuan dari ulasan yang sedang Anda buat. Kemudian,
  buat kerangka argumen yang mendukung tesis Anda. Argumen tersebut
  berguna untuk mengembangkan dan membuat supaya tesis Anda menjadi
  logis.

  Buat Draft Tulisan Resensi
  --------------------------
  Amati kembali catatan Anda. Kemudian, dengan menggunakan kerangka
  tadi sebagai panduan sambil merujuk kepada catatan lain jika perlu,
  mulailah menulis. Ulasan buku Anda harus meliputi:
  1. Informasi Awal -- Kutipan bibliografis lengkap dari buku
     tersebut, yaitu judul lengkap, nama penulis, tempat terbit,
     penerbit, tahun terbit, edisi, jumlah halaman, tambahan khusus
     (peta, gambar/halaman berwarna, dan sebagainya), harga, dan ISBN.
     Contoh:  Rory Maclean
              Under the Dragon
              Travels in a betrayed land
              London: Harper Collins, 1998
              224 hh. ,50
              0 00 257013 0
  2. Pembukaan -- Berusahalah memikat perhatian pembaca dengan kalimat
     pembuka Anda. Pembukaan ini harus menyatakan tesis utama, dan
     menentukan nada ulasan Anda.
  3. Pengembangan -- Kembangkan tesis Anda dengan menggunakan argumen
     pendukung sebagaimana yang tersusun pada kerangka tulisan Anda.
     Gunakan deskripsi, evaluasi, dan jika mungkin penjelasan tentang
     alasan pengarang menulis buku itu. Cantumkan kutipan untuk
     menggambarkan poin-poin penting atau sesuatu yang ganjil.
  4. Kesimpulan -- Apabila tesis Anda telah dikemukakan dengan baik,
     suatu kesimpulan akan mengikuti dengan sendirinya. Kesimpulan ini
     dapat berisi pernyataan terakhir atau sekadar mengulang tesis
     Anda. Jangan mengedepankan hal baru di sini.

  Perbaiki Draft Anda
  -------------------
  1. Beri jeda waktu yang cukup sebelum Anda memeriksa ulang ulasan
     Anda, untuk memberi kesempatan bagi perspektif baru.
  2. Dengan hati-hati bacalah naskah itu secara menyeluruh, periksa
     kejelasan dan pertalian antarbagian.
  3. Perbaiki tata bahasa dan ejaan.
  4. Cek kutipan dan ketepatan referensi catatan kaki.

  Sumber Rujukan
  --------------
  - Drewry, John. Writing Book Reviews. Boston: The Writer, 1974. (REF
    PN98.B7D7 1974)
  - Literary Reviewing. Charlottesville: University Press of Virginia,
    1987. (PN441.L487 191J7 - buku-buku Stauffer Library)
  - Meek, Gerry. How to Write a Book Review. UW Library Reference
    Service Aids 16. (T.t.: t.p., t.t.)
  - Teitelbaum, Harry. How to Write Book Reports. New York: Monarch
    Press, 1975.
  - Thomson, Ashley. "How to Review a Book". Canadian Library Journal
    (Desember 1991): 416-418.
  - Walford, A.J., peny. Reviews and Reviewing: A Guide. Phoenix, AZ:
    Oryx Press, 1986

  Sumber: http://library.queensu.ca/inforef/bookreview/wri.htm

  ----

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku    : Quantum Writing -- Cara Cepat nan Bermanfaat untuk
                  Merangsang Munculnya Potensi Menulis
  Judul Artikel : Menulis Resensi
  Editor        : Hernowo
  Penerbit      : MLC, Bandung, 2003
  Halaman       : 212 - 216


<><============================><>*<><=============================><>
=#= TIPS =#=

                    LANGKAH-LANGKAH MERESENSI BUKU
                    ==============================

  Berikut ini adalah langkah-langkah praktis yang dapat Anda gunakan
  untuk membuat resensi sebuah buku.
  1. Melakukan penjajakan atau pengenalan buku yang diresensi,
     meliputi:
     a. Tema buku yang diresensi, serta deskripsi buku.
     b. Siapa penerbit yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana
        diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format hingga
        harga.
     c. Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi
        dan presentasi buku atau karya apa saja yang ditulis sampai
        alasan mengapa ia menulis buku itu.
     d. Penggolongan/bidang kajian buku itu: ekonomi, teknik, politik,
        pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, sastra,
        atau lainnya.
  2. Membaca buku yang akan diresensi secara menyeluruh, cermat, dan
     teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami dengan
     tepat dan akurat.
  3. Menandai bagian-bagian buku yang memerlukan perhatian khusus dan
     menentukan bagian-bagian yang akan dikutip sebagai data acuan.
  4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
  5. Menentukan sikap atau penilaian terhadap hal-hal berikut ini:
     a. Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antar
        bagian satu dengan lainnya, bagaimana sistematika, dan
        dinamikanya.
     b. Isi pernyataan; bagaimana bobot idenya, seberapa kuat
        analisanya, bagaimana kelengkapan penyajian datanya, dan
        bagaimana kreativitas pemikirannya.
     c. Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan,
        bagaimana penggunaan kalimat dan ketepatan pilihan kata di
        dalamnya, terutama untuk buku-buku ilmiah.
     d. Aspek teknis; bagaimana tata letak, bagaimana tata wajah,
        bagaimana kerapian dan kebersihan, dan kualitas cetakannya
        (apakah ada banyak salah cetak).

     Sebelum melakukan penilaian, alangkah baiknya jika terlebih
     dahulu dibuat semacam garis besar (outline) dari resensi itu.
     Outline ini akan sangat membantu kita ketika menulis.

  6. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar-
     dasar dan kriteria-kriteria yang telah kita tentukan sebelumnya.

  Bahan dikutip dari sumber:
  Judul Buku    : Dasar-dasar Meresensi Buku
  Penulis       : DR. A.M. Slamet Soewandi
  Penerbit      : PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1997
  Halaman       : 6 - 7

<><============================><>*<><=============================><>
=#= POJOK BAHASA =#=

                           KESALAHAN EJAAN
                           ===============

  Di dalam kenyataan penggunaan bahasa masih banyak kesalahan bahasa
  yang disebabkan oleh kesalahan penerapan ejaan, terutama tanda baca.
  Penyebabnya, antara lain ialah adanya perbedaan konsepsi pengertian
  tanda baca di dalam ejaan sebelumnya yaitu tanda baca diartikan
  sebagai tanda bagaimana seharusnya membaca tulisan. Misalnya, tanda
  koma merupakan tempat perhentian sebentar (jeda) dan tanda tanya
  menandakan intonasi naik. Hal seperti itu sekarang tidak seluruhnya
  dapat dipertahankan. Misalnya, antara subjek dan predikat terdapat
  jeda dalam membaca, tetapi tidak digunakan tanda koma jika bukan
  tanda koma yang mengapit keterangan tambahan atau keterangan
  aposisi. Perhatikan contoh (6) dan (7). Disitu terlihat bahwa
  intonasi kalimat tanya tidak semua harus naik. Intonasi kalimat
  tanya hanya akan naik jika kalimat itu tidak didahului oleh kata
  tanya (1-5). Namun, jika didahului kata tanya (apa, siapa,
  bagaimana, mengapa, dan kapan), maka intonasi kalimat tanya tersebut
  tidak naik (bahkan turun). Contoh:
  (1) Engkau sudah lulus?
  (2) Dia tidak ikut ujian?
  (3) Engkau akan bekerja?
  (4) Dia tidak mau bekerja?
  (5) Engkau akan menulis surat permohonan kerja?

  Bandingkan dengan kalimat tanya yang berikut:
  (1a) Apakah engkau sudah lulus?
  (2a) Siapa yang tidak ikut ujian?
  (3a) Bagaimana kalau engkau bekerja saja?
  (4a) Mengapa dia tidak mau bekerja?
  (5a) Kapan engkau akan menulis surat permohonan kerja?

  Di dalam konsep pengertian lama tanda baca berhubungan dengan
  bagaimana melisankan bahasa tulis, sedangkan dalam ejaan sekarang
  tanda baca berhubungan dengan bagaimana memahami tulisan (bagi
  pembaca) atau bagaimana memperjelas isi pikiran (bagi penulis) dalam
  ragam bahasa tulis. Jadi, bagi pembaca, tanda baca berfungsi untuk
  membantu pembaca dalam memahami jalan pemikiran penulis; sedangkan
  bagi penulis, tanda baca berfungsi untuk membantu menjelaskan jalan
  bagi penulis supaya tulisannya (karangannya) dapat dipahami dengan
  mudah oleh pembaca. Misalnya, singkatan yang dipisahkan dengan tanda
  koma dari nama orang adalah singkatan gelar akademik, seperti
  Mustara S.H. Jika tidak dipakai tanda koma (Mustara S.H.) singkatan
  itu diartikan sebagai singkatan nama orang, misalnya, Mustara Hadi.
  Atau, bagian yang diapit tanda koma adalah keterangan tambahan.
  Misalnya, unsur `yang pernah menjuarai All England delapan kali` dan
  `mantan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup` dalam
  contoh berikut adalah keterangan tambahan (6) dan keterangan aposisi
  (7).

  (6) Rudi Hartono, yang pernah menjuarai All England delapan kali,
      menjadi pelatih PBSI.
  (7) Prof. Dr. Emil Salim, mantan Menteri Negara Kependudukan dan
      Lingkungan Hidup, mengatakan bahwa kita harus menjaga
      kelestarian alam.

  Berikut dikemukakan beberapa kesalahan bahasa yang disebabkan oleh
  kesalahan penggunaan tanda baca, khususnya tanda koma.

  1. Tanda Koma di antara Subjek dan Predikat
  -------------------------------------------
  Ada kecenderungan penulis menggunakan tanda koma di antara subjek
  dan predikat kalimat jika nomina subjek mempunyai keterangan yang
  panjang. Penggunaan tanda koma itu tidak benar karena subjek tidak
  dipisahkan oleh tanda koma dari predikat, kecuali pasangan tanda
  koma yang mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi
  sebagaimana dikemukakan pada contoh (6) dan (7). Oleh karana itu,
  penggunaan tanda koma dalam contoh-contoh berikut tidak benar.

   (8) Mahasiswa yang akan mengikuti ujian negara, diharapkan
       mendaftarkan diri di sekretariat.
   (9) Tanah bekas hak guna usaha yang tidak memenuhi persyaratan-
       persyaratan tersebut, akan ditetapkan kemudian pengaturannya.
  (10) Kesediaan negara itu untuk membeli gas alam cair (LNG)
       Indonesia sebesar dua juta ton setiap tahun, tentu merupakan
       suatu penambahan baru yang tidak sedikit artinya dalam
       penerimaan devisa negara.
  (11) Para wajib pajak uang dalam batas waktu yang telah ditentukan
       tidak mengembalikan surat pemberitahuan (SPT), akan dikenai
       sanksi yang berupa denda atau hukuman.

  Unsur kalimat yang mendahului tanda koma dalam keempat contoh itu
  adalah subjek, dan unsur kalimat yang mengiringi tanda koma itu
  (secara berturut-turut `diharapkan, merupakan, akan ditetapkan, dan
  akan dikenai`) adalah predikat. Oleh karena itu, penggunaan tanda
  koma itu tidak benar. Keempat kalimat itu dapat diperbaiki dengan
  menghilangkan tanda koma itu.

  2. Tanda Koma di antara Keterangan dan Subjek
  ---------------------------------------------
  Selain subjek, keterangan kalimat yang panjang dan yang menempati
  posisi awal juga sering dipisahkan oleh tanda koma dari subjek
  kalimat. Padahal, meskipun panjang, keterangan itu bukan anak
  kalimat. Oleh karena itu, pemakaian tanda koma seperti itu juga
  tidak benar, seperti terlihat dalam contoh berikut.

  (12) Dalam suatu pernyataan singkat di kantornya, pengusaha itu
       membantah bekerjasama dengan penyelundup.
  (13) Dalam rangka peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI, kita akan
       mengadakan sayembara mengarang tingkat SMTA.
  (14) Untuk keperluan belanja sehari-hari, mereka masih bergantung
       kepada orangtuanya.
  (15) Dengan kemenangan yang gemilang itu, pemain andalan kita dapat
       memboyong piala kembali ke Tanah Air.

  Unsur kalimat yang mendahului tanda koma itu adalah keterangan yang
  bukan merupakan anak kalimat meskipun panjang. Oleh karena itu,
  tanda koma tersebut dihilangkan, kecuali jika penghilangan tanda
  koma itu akan menimbulkan ketidakjelasan batas antara keterangan dan
  subjek seperti dalam contoh berikut.

  (15) Dalam pemecahan masalah kenakalan anak kita memerlukan data
       dari berbagai pihak, antara lain dari pihak orangtua, sekolah,
       dan masyarakat tempat tinggalnya.

  Kalimat (15) itu dapat menimbulkan salah pengertian karena batas
  keterangan tidak diketahui secara pasti apakah (15a), (15b), atau
  (15c) sebagai berikut:

  (15a) Dalam pemecahan masalah kenakalan // anak kita ...
                      K                         S
  (15b) Dalam pemecahan masalah kenakalan anak // kita ...
                       K                           S
  (15c) Dalam pemecahan masalah kenakalan anak kita // ...

  Oleh karena itu, perlu digunakan tanda koma untuk membatasi unsur
  keterangan itu dari subjek (atau unsur kalimat yang berikutnya)
  seperti (15d) berikut.

  (15d) Dalam pemecahan masalah kenakalan anak, kita memerlukan data
        dari berbagai pihak, antara lain dari pihak orangtua, sekolah,
        dan masyarakat tempat tinggalnya.

  Tanda koma juga digunakan jika keterangan berupa anak kalimat,
  karena anak kalimat yang mendahului induk kalimat dipisahkan dengan
  tanda koma dari induk kalimat meskipun hanya berupa unsur yang
  pendek (16) dan (17). Dan, sekali lagi, tanda koma itu tidak
  digunakan untuk memisahkan keterangan dari subjek kalau keterangan
  itu bukan anak kalimat (18) dan (19) di bawah ini.

  3. Tanda Koma di antara Predikat dan Objek
  ------------------------------------------
  Objek yang berupa anak kalimat juga sering dipisahkan dengan tanda
  koma dari predikat. Pemakaian tanda koma seperti itu juga tidak
  benar karena obyek tidak dipisahkan dengan tanda koma dari predikat.
  Amatilah contoh berikut.

  (16) Tokoh pendidikan uang telah pensiun itu mengatakan, bahwa
       kegiatan anak remaja harus diarahkan pada pertumbuhan
       kreativitas.
  (17) Ibu tidak menceritakan, bagaimana si Kancil keluar dari sumur
       jebakan itu.
  (18) Mereka sedang meneliti, apakah sampah dapat dijadikan komoditas
       ekspor.
  (19) Kami belum mengetahui, kapan penelitian itu akan membuahkan
       hasil.

  Unsur kalimat yang mengiringi tanda koma itu, yang didahului oleh
  konjungsi ((16) `bahwa` dan kata tanya (17) `bagaimana` (70)
  `apakah`, keempat kalimat tanya itu dihilangkan, sebagaimana
  dikemukakan di atas di antara obyek dan predikat tidak digunakan
  tanda koma, kecuali tanda koma yang mengapit keterangan yang berupa
  anak kalimat (20-21) atau tanda koma yang memisahkan kutipan dari
  predikat induk kalimat (22-23).

  (20) Pejabat itu menegaskan, ketika menjawab pertanyaan wartawan,
       bahwa kenaikan harga sembilan bahan pokok akan ditekan
       serendah-rendahnya.
  (21) Seorang pedagang mengatakan, sambil melayani pelanggannya,
       bahwa naiknya harga barang-barang sudah dari agennya.
  (22) Pedagang yang lain mengatakan, "Kenaikan harga barang memang
       bukan dari kami."
  (23) Dia menjelaskan, "Sejak dua hari yang lalu pihak agen sudah
       menaikkan harga."

  Tanda koma dalam kedua contoh pertama (20-21) mengapit keterangan
  yang disisipkan di antara predikat dan obyek. Jadi, tanda koma dalam
  kedua kalimat itu bukan pemisah obyek dari predikat, melainkan
  sebagai pengapit anak kalimat keterangan. Oleh karena itu, pemakaian
  tanda koma itu benar. Di dalam kedua kalimat terakhir (22-23) tanda
  koma digunakan untuk memisahkan kutipan langsung dari induk kalimat.
  Penggunaan tanda koma itu juga benar. Penggunaan tanda koma tidak
  dibenarkan jika obyek kalimat itu bukan kutipan langsung, seperti
  dalam contoh berikut.

  (24) Tokoh tiga zaman itu menegaskan, perkembangan teknologi melaju
       terlalu cepat dalam dua dasawarsa terakhir ini.
  (25) Dokter itu mengatakan, perkawinan usia muda membawa akibat pada
       keturunan.

  Ada orang kaya yang beranggapan bahwa tanda koma itu sebagai
  pengganti konjungsi `bahwa` yang mengawali anak kalimat obyek.
  Namun, hal itu menimbulkan pertanyaan apakah anak kalimat itu
  merupakan kutipan langsung. Jika kutipan langsung, tentunya anak
  kalimat ditulis dengan diapit tanda petik (24a) dan (25a)di bawah
  ini. Jika bukan kutipan langsung, anak kalimat itu perlu diawali
  `bahwa` dan tanda koma dihilangkan (25b). Jadi, penggunaan tanda
  koma, sebagai pengganti konjungsi `bahwa`, dalam kedua contoh itu
  tidak benar, yang benar adalah yang berikut.

  (24a) Tokoh tiga zaman itu menegaskan, "Perkembangan teknologi
        melaju terlalu cepat dalam dua dasawarsa terakhir ini."
  (24b) Tokoh tiga zaman itu menegaskan bahwa perkembangan teknologi
        melaju terlalu cepat dalam dua dasawarsa terakhir ini.
  (25a) Dokter itu mengatakan, "Perkawinan usia muda membawa akibat
        pada keturunan."
  (25b) Dokter itu mengatakan bahwa perkawinan usia muda membawa
        akibat pada keturunan.

  Bahan dikutip dari sumber:
  Judul Buku      : Berbahasa Indonesia dengan Benar
  Judul Artikel   : Kesalahan Diksi
  Penulis         : Dendy Sugono
  Penerbit        : Puspa Swara, Jakarta, 2002
  Halaman         : 201 - 205

<><============================><>*<><=============================><>
=#= SEPUTAR "CHRISTIAN WRITERS` CLUB" (CWC) =#=

  1. Diskusi Topik e-Penulis!
  ---------------------------
  Selain menjadi sarana untuk menerbitkan tulisan para anggotanya,
  Situs CWC juga menyediakan fasilitas forum diskusi sebagai sarana
  berinteraksi antar anggota dengan topik seputar dunia penulisan.
  Forum diskusi di Situs CWC terbagi menjadi 3 kategori utama dan di
  dalam setiap kategori masih terdapat beberapa sub-kategori. Keempat
  kategori tersebut ialah:

  a. Publikasi e-Penulis
     Melalui kategori ini, Anda dapat mendiskusikan berbagai topik
     yang diangkat oleh redaksi e-Penulis, termasuk jika Anda memiliki
     pertanyaan atau masukan untuk e-Penulis.

  b. Ayo Menulis!
     Pada bagian ini, Anda dapat berdiskusi tentang berbagai hal
     seputar tulis-menulis, bagaimana cara menulis, cara mengirimkan
     artikel ke media massa, atau berbagai tips seputar kegiatan
     penulisan.

  c. Umum
     Nah, bagi Anda yang ingin mendiskusikan hal-hal di luar dunia
     tulis-menulis, silakan posting bahan diskusi Anda di kategori
     ini.

  Untuk dapat berdiskusi, Anda harus terlebih dahulu terdaftar dan
  login sebagai anggota Situs CWC. Jangan kuatir, proses
  pendaftarannya mudah, gratis, dan terbuka untuk siapa saja yang
  ingin berlatih menulis.

  OK, kami tunggu postingan Anda, anggota e-Penulis, di Forum Diskusi
  Situs CWC, di alamat:
  ==>  http://www.ylsa.org/cwc/

  2. Tulisan Baru di CWC
  ----------------------
  Berikut ini judul tulisan baru di Situs CWC yang telah diposting
  oleh para anggota selama bulan Agustus 2005. Selamat menyimak dan
  bagi para anggota CWC, silakan membagikan berkat dengan memberi
  komentar-komentar membangun untuk para penulisnya.

  * Bayang Lain
    Oleh : spsinambela

  * Belajar Dari Cat
    Oleh : Ina

  * Belajar Dari Bawang
    Oleh : Ina

  * Renungan Keluarga: Kegagalan Keluarga Nuh
    Oleh : gsm

  * Renungan Keluarga: Kegagalan Keluarga Adam
    Oleh : gsm

  * Renungan Keluarga: Bapa Sebagai Raja
    Oleh : gsm

  * Renungan Keluarga: Bapa Sebagai Nabi
    Oleh : gsm

  * Renungan Keluarga: Bapa Sebagai Imam
    Oleh : gsm

  * Renungan Keluarga: Keluarga dan Alkitab
    Oleh : gsm

  * Renungan Keluarga: Berkat Tertinggi
    Oleh : gsm

  * Catatan Pinggir Pembaca "The Da Vinci Code"
    Oleh : Purnawan_Krist

  * Ironis, Tragis ... Sampai Meringis
    Oleh : chris

  Untuk membaca, memberi tanggapan (khusus anggota), atau mengirimkan
  tulisan ke rekan Anda, silakan mengarahkan browser Anda ke:
  ==>  http://www.ylsa.org/cwc/

<><============================><>*<><=============================><>
=#= SURAT ANDA =#=

  Dari: tagor saragih <gorsakolabadis@>
  >Terima kasih.......Tuhan memberkati para staf
  >e-penulis. Inilah salah satu bentuk pelayanan yang
  >lebih nyata. Berbagi pengetahuan, informasi dll Semoga
  >saya lebih giat lagi membuat tulisan yang akan
  >memberikan manfaat kepada orang lain. Jadi paradigma
  >rekan saya (dulu) bahwa melayani dalam Tuhan itu
  >adalah mampu berbicara menyampaikan firman Tuhan
  >kepada orang lain yang menjadi seseorang/orang banyak
  >itu menjadi berubah. Ternyata melalui forward ini
  >orang sudah dan akan berubah, termasuk saya (cara,
  >gaya penulisannya) GBU e-Penulis

  Redaksi:
  Dear Tagor Saragih,
  Terima kasih untuk email Anda yang membuat kami semakin semangat
  melayani Tuhan melalui e-Penulis ini. Kami berharap e-Penulis dapat
  terus dipakai Tuhan untuk memberikan bekal keterampilan pembaca
  untuk melayani Tuhan di bidang tulis menulis. Kami juga ingin
  menyemangati Anda untuk terus menulis. Dan, jangan lupa dikirimkan
  ke kami untuk menjadi berkat bagi rekan-rekan yang lain. Tuhan
  memberkati!

<><============================><>*<><=============================><>
Staf Redaksi       : Tesa, Krist, Hardhono, dan Puji
Alamat Berlangganan: <subscribe-i-kan-penulis(at)xc.org>
Alamat Berhenti    : <unsubscribe-i-kan-penulis(at)xc.org>
Alamat Kirim Bahan : <staf-penulis(at)sabda.org>
Arsip e-Penulis    : http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/
<><============================><>*<><=============================><>
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA.
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN.
                     Copyright(c) e-Penulis 2005
                  YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/
                    http://www.sabda.org/katalog/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
                 No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
<><============================><>*<><=============================><>

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org