Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-penulis/10 |
|
e-Penulis edisi 10 (18-8-2005)
|
|
<><============================><>*<><=============================><> ><><>< e-Penulis ><><>< (Menulis untuk Melayani) Edisi 010/Agustus/2005 <><============================><>*<><=============================><> MENULIS FIKSI <><============================><>*<><=============================><> =#= DAFTAR ISI =#= * Dari Redaksi : Menulis Cerita Fiksi * Artikel : Hal-hal yang Dibutuhkan dalam Menulis Fiksi * Fiksi : Habis Hujan Terbitlah Pelangi * Pojok Bahasa : Bahasa Lokal Kita yang Direndahkan * Seputar CWC : 1. Tulisan Fiksi 2. Tulisan Baru di CWC * Stop Press : STT Bandung Literature and Biblical Studies * Surat Anda : Minta Dikirimi Terus Petunjuk tentang Penulisan <><============================><>*<><=============================><> =#= DARI REDAKSI =#= Salam Kasih dalam Kristus Yesus, Jika Anda pergi ke toko buku, maka Anda akan menemukan banyak sekali buku cerita dan novel dari berbagai tema dan dari berbagai penulis. Cerita fiksi merupakan salah satu bentuk tulisan yang digemari oleh masyarakat pada umumnya. Melalui cerita fiksi, para pembaca tidak hanya bisa merasa terhibur, tapi juga bisa belajar, terutama tentang masalah hidup, bahkan tentang kehidupan itu sendiri, karena dalam cerita fiksi biasanya terkandung pesan yang bermanfaat. Bagi Anda yang sedang belajar menulis cerita fiksi, sajian kami di edisi ini akan menolong Anda untuk belajar bagaimana memulai membuat cerita fiksi; bagaimana membangun dan membuat struktur cerita yang baik. Langsung saja simak Kolom Artikel. Kami juga sajikan sebuah cerita fiksi yang diambil dari Situs CWC yang berjudul "Habis Hujan Terbitlah Pelangi". Jika Anda ingin menikmati cerita-cerita fiksi yang lain, silakan simak informasi dari Kolom Seputar CWC. Nah, bagi Anda yang sudah pernah menulis cerita fiksi, tapi belum berani memberikannya ke media umum. Silakan mengirimkannya ke Redaksi, siapa tahu akan dimuat. Jadi, selamat menulis cerita fiksi! (Har) Tim Redaksi <><============================><>*<><=============================><> =#= ARTIKEL =#= HAL-HAL YANG DIBUTUHKAN DALAM MENULIS FIKSI =========================================== (Charles Clerc - Creative Center) Petunjuk berikut ini akan membantu Anda dalam menulis cerita yang lebih mengalir dan jelas. Juga membantu Anda mendapatkan inspirasi dan menulis dengan lebih cepat. MENULISKAN ADEGAN Bagian ini hanya Anda gunakan untuk menulis, menulis, dan menulis! Tulis apa pun yang Anda inginkan untuk ditulis. Jika Anda telah mempunyai gambaran alur ceritanya, itu lebih baik, tapi kalau belum juga tidak menjadi masalah. Tetaplah menuliskan adegan-adegan secara terpisah, meski mungkin tidak ada kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Percayalah pada imajinasi Anda dalam menciptakan sebuah alur yang menarik dan setelah itu, Anda akan mempunyai bahan mentah yang cukup banyak untuk dikembangkan. Beberapa adegan mungkin bisa dipasang di dalam cerita walau beberapa mungkin tidak. Namun, menulis dengan kemauan akan membuat ide-ide baru muncul dan dengan begitu, jalan cerita yang Anda buat akan perlahan terbentuk dan berkembang sampai Anda bisa menentukan garis besar jalan ceritanya. Apabila inspirasi Anda macet, duduklah dan biarkan pikiran Anda melayang. Pilih situasi yang mendukung, berkhayallah! Bayangkan tentang orang-orang, tempat-tempat, dialog-dialog, aksi-reaksi, dan sebagainya. Jangan terburu-buru memberi penilaian pada tulisan atau ide-ide Anda pada tahap ini. Dan, jika Anda mengetiknya langsung di komputer, matikan monitor Anda dan mengetiklah. Beberapa adegan, ide, kata, dan kalimat mungkin akan tampak kacau, namun Anda masih bisa memperbaikinya nanti. Yang terpenting pada tahap ini adalah menciptakan materi-materi mentah sebanyak-banyaknya. Jumlah yang banyak akan membuat Anda bersemangat dan pikiran Anda tidak akan disibukkan dengan mengedit tulisan, membaca ulang, dan mengkritisi diri sendiri. Setelah selesai dengan draft pertama, aturlah sedemikian rupa supaya bahan-bahan itu tidak berantakan. Pada saat melakukan hal ini, barangkali Anda akan bingung dengan urutan dan catatan-catatan yang telah dibuat, terutama jika Anda menuliskan tulisan panjang seperti novel. Mula-mula berilah nama untuk setiap adegan dan simpan di bagian Struktur Cerita. Urutan nomor adegan, bab, dan klimaks bisa dinamai nanti pada tahap pembangunan cerita. Terkadang saat inspirasi tidak kunjung datang, gunakan saja cara lama: "brainstorming" (membuat coretan kasar)! Tulis sebuah kata, lalu kata lain dan yang lain lagi. Jangan batasi diri Anda! Tuliskan kata apa saja yang muncul di benak Anda, dapat dimulai dengan kata yang berhubungan dengan setting/lokasi, atau karakterisasi dan ide-ide lain yang akan muncul sehingga akhirnya membuat gambaran tentang sebuah adegan. Sekali lagi, jangan batasi diri Anda! Beberapa adegan pada awalnya mungkin terlihat tidak cocok antara satu dengan yang lainnya, dan yang lain bahkan sepertinya bertentangan dengan akhir cerita, semua itu akan memberi ide-ide yang lebih segar untuk isi, alur, setting, dan karakter cerita. MEMBANGUN CERITA Membangun cerita berarti membuat urutan adegan dan kurang lebih sama dengan membuat garis besar jalan cerita untuk plot/alur cerita yang akan Anda buat. Anda mungkin telah mempunyai 15-50 adegan, atau bahkan lebih lagi, saat Anda telah memutuskan untuk menentukan garis cerita dan membuat garis besar jalan ceritanya. Tulis kembali daftar nama adegan yang telah Anda buat sampai Anda merasa sudah cocok. Masukkan juga nama adegan yang belum Anda tulis namun penting sebagai penghubung antaradegan yang telah ada. Mulailah memikirkan juga bagaimana mengelompokkan daftar nama adegan ke dalam bab-bab. Memikirkan hal ini juga bisa membantu Anda dalam membangun garis cerita. Di tahap inilah Anda perlahan membangun garis besar cerita Anda. Saat Anda melakukan hal ini, carilah unsur- unsur kunci dalam cerita yang dapat memberi kesan dramatis. Berikut hanyalah contoh klasik dan tentu saja hanyalah sebuah pilihan. Anda tentu mempunyai cara Anda sendiri. Jangan lupa, jika sebuah daftar bahan hanya akan membatasi kemungkinan yang akan Anda dapat nanti, sementara cerita yang hebat dan inovatif seringkali muncul bersama dengan ide-ide baru. Inilah beberapa cara yang biasa dilakukan orang. Pisahkan karakter-karakter Anda dan beri mereka peran cerita. Tentukan mana tokoh utama dan sang protagonis. Seringkali, meski tidak selalu, mereka adalah orang yang sama. Misalnya, sebuah cerita adalah cerita berdasarkan cara pandang seorang tokoh, maka dia adalah si tokoh utama. Namun sang protagonis bisa jadi adalah orang lain, atau tokoh di sekitar si tokoh utama yang lebih banyak berperan dalam cerita sehubungan dengan tujuan dan pengembangan tema cerita. Saat Anda menentukan urutan dan mengatur kembali adegan dalam tahap adegan, berikan sela yakni beberapa lembar atau baris kosong antaradegan untuk adegan-adegan penghubung yang masih perlu ditambahkan. Ketika semua itu telah selesai, Anda kini dapat menuliskan draft pertama dari adegan-adegan tersebut. STRUKTUR CERITA Karakterisasi Adegan -------------------- Ketika Anda telah mempunyai urutan adegan, lebih lanjut Anda dapat menentukan struktur cerita. Untuk ini, daftar adegan yang telah Anda buat dapat membantu menentukan karakterisasi adegan lebih lanjut: Intensitas dan Mood. Mulailah memberi rating nilai atas suasana untuk setiap adegan. Anda dapat menilainya berdasar hal-hal/kejadian yang terjadi pada setiap adegan, atau berdasarkan menarik tidaknya suatu adegan bagi pembacanya. Beri penilaian antara 1 untuk yang terendah sampai 5 untuk yang tertinggi di daftar adegan Anda untuk menyeimbangkan dramatisasi cerita Anda dan menentukan di mana harus mempertajam alur untuk membuat pembaca tetap tertarik. Anda dapat juga menentukan mood per adegan, 5 macam mood yang dapat Anda pakai, antara lain: romantis, komikal, santai, tegang, dan mengancam. Namun sekali lagi, Anda dapat memberi tambahan lain di luar itu. Ingatlah bahwa mood dan suasana kadang akan berjalan beriringan, walau tidak selalu. Adegan romantis dan komikal bisa jadi berlangsung keras sementara adegan kebencian bisa jadi berjalan dengan lembut. Adegan seperti itu bisa jadi sulit, mengekspresikan sesuatu tanpa benar-benar menimbulkan suasana seperti itu. Mengkualifikasikan adegan-adegan tersebut dengan mood dan suasana dapat membantu memberi inspirasi alur yang lebih dramatis dalam adegan yang telah ada. Karakterisasi Cerita -------------------- Pada bagian ini Anda akan dapat menentukan beberapa hal yang merupakan unsur-unsur umum dalam cerita: 1. Tema ------- Cerita seringkali ditentukan oleh tema. Pertentangan antara kebaikan dan kejahatan, pertumbuhan, kedewasaan, cinta, kebebasan, kematian dan lainnya. Di sini Anda diharap menentukan tema umum cerita Anda. Tiap saat Anda merujuk ke bagian Struktur Cerita setelah Anda melengkapi draft akhir adegan Anda nantinya, bagian ini akan mengingatkan Anda untuk memikirkan tentang unsur-unsur baru yang mungkin cocok dengan tema baru yang mungkin akan datang. 2. Tujuan --------- Sekarang protagonis Anda harus ditentukan tujuannya. Gambarkan di sini dan secara singkat pula jelaskan apakah karakter tersebut dapat mencapai tujuannya atau tidak. Tujuan adalah unsur yang bagus dalam menentukan hubungan antarkarakter. Ingatlah, bagaimanapun juga sebuah cerita bukanlah tentang mengejar sebuah tujuan yang spesifik. 3. Penyelesaian --------------- Kadangakala kekuatan dari sebuah cerita adalah penyelesaian yang menarik. Jika cerita Anda berakhir dengan "kejutan". Tahap ini akan membantu Anda dalam memasukkannya ke dalam cerita. Catatan: Banyak cerita memberi sang protagonis sebuah tujuan, tapi ada juga yang tidak. Beberapa cerita berakhir dengan penyelesaian yang tidak pernah disangka-sangka sebelumnya. Kadang ada yang memakai keduanya. PENGEMBANGAN KARAKTER Dalam rangka membangun potensi yang maksimum, kini Anda perlu menuliskan hal-hal berikut ini: 1. Biografi Karakter -------------------- Menjelaskan secara singkat latar belakang, kepribadian, hubungan si tokoh dengan beberapa tokoh/karakter kunci lain yang berperan di dalamnya. Tuliskan sebanyak-banyaknya, namun jangan lupa memberi nomor untuk tiap-tiap halaman demi memudahkan Anda menengoknya lagi nanti. Menuliskan ini akan membantu Anda menemukan apa yang dimiliki oleh tiap-tiap karakter dalam satu tempat. Pergunakan bagian ini untuk mengembangkan beberapa aspek lain dari mereka. Juga, berikan keterangan spesifik mengenai tempat/lokasi di mana para karakter itu berada di dalam cerita baik karakter utama, protagonis, protagonis pendukung, antagonis, antagonis pendukung, komikal (karakter yang membawa suasana komikal setelah adegan yang menegangkan) dan yang lainnya. Beberapa karakter dapat berada di dua tempat. Mereka bisa karakter yang mana saja. Setelah itu, jelaskan secara singkat peran tiap karakter dalam cerita. Bagaimana mereka bisa mendukung sang protagonis atau antagonis? Bagaimana sang protagonis berhasil (atau gagal) mencapai tujuannya (jika ada). Jelaskan kepribadian si tokoh komikal (comic character) dan beri mereka peran yang sesuai. Berikan kata-kata singkat bagaimana tokoh/karakter tersebut berkembang atau menurun, apa yang ia pelajari atau lupakan, apa yang ia dapat atau lepaskan. 2. Atribut Karakter ------------------- Ketika Anda telah menulis cukup banyak adegan, Anda, paling tidak telah mempunyai gambaran tentang karakter yang tepat. Gunakan bagian ini untuk menjelaskan lebih jauh tentang mereka dan ide-ide bagaimana mereka dapat berkembang ke arah lebih lanjut. Atribut/ perlengkapan di sini bisa jadi adalah secara fisik, emosi, intelektual, dan sosial. Atribut secara psikologis tidak dituliskan karena hal tersebut akan dapat ditemukan di bagian emosi. Selanjutnya, tuliskan juga mengenai kemampuan atau pengetahuan yang akan didapat atau dikembangkan si tokoh dalam cerita. Tulis juga mengenai apa yang disukai atau yang tidak disukai oleh si tokoh. Ini adalah aspek penting dalam pengembangan karakter supaya pembaca dapat mengenali karakter tersebut sebagai manusia dengan segala kebutuhan, kelemahan, dan lainnya. Tiap hal mempunyai beberapa atribut yang dapat Anda pilih atau hilangkan. Anda dapat menambahkan yang lain lagi, namun saya tidak menganjurkan daftar atribut yang terlalu panjang. Anda dapat membaginya per adegan atau per karakter. Tak perlu terlalu lama berkutat di bagian ini sehingga malah membuat Anda terbebani. Pilih beberapa atribut saja yang paling tepat sehingga nantinya akan dapat memberi inspirasi baru supaya karakter yang Anda bangun akan menjadi lebih berharga. Daftar atribut yang pertama sebaiknya singkat saja, daftar itu akan dimasukkan di bagian karakter. Kemudian di dalam setiap adegan, Anda tinggal menambah atau mengurangi atribut yang telah ada berdasar pengembangan karakter di tiap adegan, tandailah kemajuan atau kemunduran yang dialami si tokoh di tiap adegan. Berikan juga perhatian pada perlengkapan atau apa yang dikenakan si karakter. Dalam beberapa adegan, mungkin saja dia memakai pakaian yang berbeda atau menemukan sesuatu yang menarik. 3. Deskripsi Tempat ------------------- Buatlah suatu "objek" yang paling penting bagi karakter Anda. Yang saya maksud adalah sesuatu yang bersifat fisik: barang, perabotan, bau, mood, lingkungan, cahaya, suara, dan sebagainya. Segala sesuatu yang dapat Anda hubungkan secara emosional pada satu atau lebih karakter. Hal tersebut dapat memberikan sumbangan besar untuk menguatkan identitas suatu karakter di dalam cerita. Dalam sebuah cerita, Anda dapat memberikan deskripsi suatu tempat yang berbeda-beda pada banyak adegan. Usahakan jangan membuat satu adegan yang penuh dengan deskripsi tempat, namun lebih baik Anda lakukan seturut dengan alur cerita. Hal itu supaya saat tiba waktunya Anda menulis ulang adegan-adegan, Anda akan dapat menentukan aspek mana dari tiap penggambaran itu yang cocok dengan adegan-adegannya. 4. Hubungan antara Tempat dan Karakter -------------------------------------- Untuk memperkuat identitas sebuah karakter, hubungan emosional antara sang tokoh dengan tempat-tempat dalam cerita sangatlah penting, dalam hal ini adalah demi menguatkan imajinasi pembaca yang muncul atas penggambaran setiap tempat dalam cerita. Beberapa hubungan tercipta melalui sinergi untuk memperkuat kesan cerita Anda terhadap para pembaca. Ikatan-ikatan yang dapat dikembangkan itu antara lain, ingatan dan benda-benda. Ingatan dapat dikembangkan saat si tokoh kembali setelah lama menghilang. Hal-hal itu juga dapat digunakan dalam memperkuat dampak akibat perginya si tokoh, baik karena menghilang maupun meninggal dunia, atau sebab-sebab lain seperti pernikahan dan lainnya. Keberadaan atau kemunculan kembali sebuah ingatan juga dapat digunakan sebagai salah satu alat yang mendasari berkembangnya sebuah hubungan antarkarakter/tokoh dalam cerita. Ingatan/memori bisa berfokus pada sebuah benda/objek. Tentukanlah benda/objek apa dan bagaimana benda/objek itu dapat menjadi sesuatu yang diingat oleh karakter yang ditentukan, juga bagaimana ingatan objek bisa meliputi bukan hanya benda secara fisik namun juga sifat sebuah tempat seperti bau, cahaya, suhu, dan sebagainya atau bahkan kombinasi dari semuanya. KESIMPULAN Anda kini telah mempunyai semua unsur untuk membangun sebuah cerita yang lengkap dan hebat seperti halnya seorang tukang kayu yang akan membangun sebuah rumah. Gabungkan bahan-bahan mentah yang diperlukan untuk menulis sebuah adegan. Selanjutnya taruh dasarnya dengan menggunakan apa yang Anda tulis di bagian Struktur Cerita. Kembangkan karakter dan setting sejalan dengan isi. Gabungkan semuanya dengan menulis ulang tiap adegan guna menyesuaikan semuanya dengan garis cerita, masukkan juga semua unsur yang ada di tahap pengembangan. Menulis cerita adalah proyek yang mendebarkan. Rencanakan hal itu sesuai ambisi Anda, hormatilah jadwal yang Anda buat. Itulah guna panduan ini! Ini akan membantu Anda untuk tetap bersemangat dan pantang menyerah dalam melaksanakan proyek tersebut. Meski semuanya bisa tidak berjalan sebagaimana direncanakan, perencanaan tetaplah cara terbaik untuk memastikan semua berjalan baik. Bekerjalah dengan dasar yang tetap, kadang bisa beberapa menit kadang bisa berjam-jam. Mengerjakan proyek ini sekitar 5 menit per hari akan membawa Anda lebih jauh dan bahkan lebih cepat dari yang Anda bayangkan. Yang penting, buat ini sebagai pengalaman yang menyenangkan dalam setiap langkahnya. (t/Ary) Bahan diterjemahkan dan diringkas dari sumber: ==> http://www.2-0.biz/products/fictionkit.pdf <><============================><>*<><=============================><> =#= FIKSI =#= Berikut ini kami sajikan cerita fiksi yang kami ambil dari Situs CWC. Selamat Menyimak! HABIS HUJAN TERBITLAH PELANGI ============================= (Dikirim oleh: pakdokter) "Paman!" panggilku. Tak ada sahutan. Pria yang kupanggil sepertinya tidak mengetahui kehadiranku. Aku berdiri di sebelahnya. Kudengar helaan nafasnya. Dia memandang ke langit yang mendung, kemudian dialihkan pandangannya ke arah tumpukan puing bangunan. Aku melihat pak Turi mengeluarkan beberapa foto dari saku celananya. Dia menoleh ke arahku sebentar. Terlihat matanya mulai berkaca-kaca. "Ini anakku yang paling kecil," melas pak Turi dengan mengusap foto anaknya. "Berapa anggota keluarga Paman yang belum ditemukan?" tanyaku prihatin. "Mereka semua telah hilang..., habis...," jawabnya dengan putus asa. Dia mengeluarkan selembar kertas berisi daftar nama keluarganya yang hilang. "Ini Maman, anakku yang tertua. Udin, yang kedua. Hasan ketiga dan Berlina... dia baru delapan belas bulan...," pak Turi tak dapat melanjutkan kata-katanya. Berlina adalah bayi perempuan yang sudah tujuh tahun diidam-idamkan oleh pak Turi dan istrinya. Kini hasil penantiannya itu telah hilang. Pak Turi mengusap air matanya yang meleleh di pipi dengan sarungnya. Dengan langkah tertatih disebabkan oleh kakinya yang luka dijahit dua hari yang lalu, pak Turi melangkah ke arah puing bangunan untuk mencari tempat duduk. Mentari mulai menerobos awan gelap. Pagi yang cerah ini seharusnya menjadi suasana yang ceria, tetapi tidaklah demikian bagi ribuan penduduk di sekitar tempat ini. Kemarin malam hujan turun dengan tak hentinya seperti menambah penderitaan para korban gempa bumi yang tinggal di tenda-tenda. "Mengapa Allah menghukum kami?" tanya pak Turi pada diri sendiri dengan sengungukkan. Aku pun menghampiri dan duduk di sebelahnya. "Paman..., bencana alam dapat terjadi di mana saja. Ia tidak memilih di Aceh atau di Jawa. Semua orang dapat mengalaminya. Paman tidak sendirian, banyak orang yang mengalami musibah, bahkan mereka mengalami musibah yang lebih parah dari keadaan Paman sekarang," jawabku untuk mencoba menguatkannya. Dia melirikku tajam. "Musibah apa yang lebih parah lagi, jika semua anggota keluargamu telah hilang semua?" tanyanya dengan suara parau. "Kamu tidak mengalaminya, maka kamu tidak tahu bagaimana rasanya jika semua anggota keluargamu hilang," kata pak Turi dengan memukul dadanya sendiri. Aku menghela nafas. "Saya mengerti Paman, kalau saya yang mengalami, mungkin perasaan saya akan sama seperti Paman." Aku menengadah dan melihat pelangi melintasi langit yang mulai membiru. "Seperti pelangi di atas langit itu Paman. Setelah hujan, baru akan tampak pelangi. Sebagai seorang yang beragama, setelah kejadian ini kita tidak boleh terus meratapi nasib kita, Paman. Kita tidak boleh menyerah. Kita harus dapat bangkit. Melakukan apa yang dapat kita lakukan. Saya percaya Tuhan akan melihat ketaatan kita." Aku beranjak mengajak pak Turi kembali ke camp pengungsi yang tidak begitu jauh jaraknya dari tempat kami berada. Aku mengambil pisau yang hendak dipakai pak Turi untuk mengiris nadi tangannya dan membuang jauh-jauh di antara puing bangunan. Beberapa perawat menyongsong pak Turi untuk dibawa kembali ke ruang kesehatan. Mentari semakin kuat menyorotkan sinarnya di antara awan mendung dan tampak pesona angkasa yang berwarna-warni. Habis hujan terbitlah pelangi. Bahan diambil dan diedit dari sumber: ==> http://www.ylsa.org/cwc/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=109 <><============================><>*<><=============================><> =#= POJOK BAHASA =#= BAHASA LOKAL KITA YANG DIRENDAHKAN ================================== Dirjen Ditjen Bina Produksi Departemen pernah menembuskan sepucuk surat kepada Kepala Lembaga Bahasa Indonesia. Isinya berhubungan dengan penggunaan istilah "lokal" (yang dinilai bercitra kurang positif atau inferior) untuk memaknai produk buah-buahan hasil kebun Tanah Air sendiri. Ia menyarankan, apabila kita tidak bisa menemukan suatu kata lain untuk membedakan buah produk Indonesia dengan buah impor, maka lebih baik tidak perlu memberi identitas apa pun di belakang penyebutan nama buah produk Indonesia. Katakan saja jeruk kalau itu jeruk, tak perlu menambahinya dengan kata "lokal". Ditambahkan lagi, taruhlah kita berada di Jakarta, maka menjadi kurang tepat apabila mangga probolinggo diberi label "mangga lokal", sebab makna kata lokal adalah "setempat; atau khusus dari/bagi suatu tempat". Penggunaan kata lokal di sini selain bercitra rendah juga salah karena mangga tersebut bukan hasil sebuah kebun di kawasan Menteng. Pemaknaan mangga lokal barulah tepat jika mangga probolinggo dijual di Kota Probolinggo. Buah pikiran Bapak Dirjen ada sisi benarnya. Produk buah-buahan tertentu hasil kebun kita memang ada yang kurang bagus jika dibandingkan dengan produk impor. Janganlah buah-buahan kita yang sudah enggak `pede` itu diberi ciri yang semakin mempermalukannya. Akan tetapi, alih-alih lekas-lekas mengenyahkan cap "lokal" yang sekaligus akan menghilangkan segala identitas (baik dan buruk), maka mari kita mengkaji lagi sejenak masalah ini. Kemungkinan besar memang kata "lokal" sengaja dipakai untuk membedakan produk dalam negeri dari produk buah impor. Dengan strategi ini, adakalanya pedagang mampu menjual buah impor dengan lebih tinggi. Namun, pada era global seperti sekarang, beberapa komoditi buah impor harganya ternyata sudah bisa lebih murah pula daripada buah lokal! Tampaknya, pada akhirnya konsumen pasti kembali kepada penilaian yang rasional terhadap mutu dan penampilan buah- buahan itu sendiri dan tak terlalu terpengaruh oleh label yang menyatakan impor atau lokal. Jika kata lokal tetap harus dicarikan penggantinya, maka salah satu usul yang dapat disampaikan pada kesempatan ini adalah dengan mempergunakan kata yang menunjukkan tempat asal buah tersebut. Daripada mengatakan jambu lokal, maka sebutlah -- umpamanya -- jambu cianjur (untuk jambu yang datang dari Cianjur). Kalau konsumen tetap memilih jambu bangkok, maka barangkali dia memang mau makan jambu bangkok saja! Lihatlah bagaimana penjual duku dengan percaya diri menyebut barang dagangannya sebagai duku palembang, tanpa peduli dari mana asal-usul buah itu. Lalu, salak mana yang mampu menyaingi salak bali atau salak pondoh? Apabila masyarakat kita memang maniak barang impor, bahasa tidak bisa mengubah apa-apa. Apel malang bisa saja diaku apel australia oleh penjual buah di pasar becek. Tentu, agar laku dengan harga lebih mahal. Rekayasa bahasa tak dapat menyembuhkan masyarakat yang sakit maniak. Apa boleh buat, Pak Dirjen ... Atau, kita perlu coba angkat kata "nasional" menggantikan "lokal guna menggempur kata "impor" itu? Bahan dikutip dari sumber: Judul Majalah : Intisari Edisi Juni 2005 Judul Artikel : Bahasa Lokal Kita yang Direndahkan Penulis : Lie Charlie Halaman : 168 - 169 <><============================><>*<><=============================><> =#= SEPUTAR "CHRISTIAN WRITERS` CLUB" (CWC) =#= 1. Tulisan Fiksi ---------------- Berikut ini beberapa judul cerita fiksi yang dapat Anda baca di Situs CWC: * Burung Gagak Tuhan Oleh : Davida * Kado Kejutan Oleh : Arie_Saptaji * Huta Ginjang Oleh : spsinambela Selain yang sudah kami sebutkan di atas, masih ada kiriman cerita- cerita fiksi lain yang dapat Anda nikmati dengan berkunjung langsung ke Situs CWC. Nah, silakan membaca dan memberikan komentarnya. ==> http://www.ylsa.org/cwc/ Selain itu, bila Anda memiliki tulisan fiksi, jangan ragu-ragu untuk mengirimkannya ke Situs CWC untuk menjadi berkat bagi para pengunjung lain. 2. Tulisan Baru di CWC ---------------------- Berikut 11 judul tulisan baru di Situs CWC yang diposting oleh anggota selama Juli 2005. Selamat menyimak dan bagi para anggota CWC, silakan membagikan berkat dengan memberikan komentar-komentar yang membangun kepada para penulisnya. * Renungan Keluarga : Mezbah Keluarga Oleh : gsm * Renungan Keluarga : Pengakuan Seorang Bapa Oleh : gsm * Burung Gagak Tuhan Oleh : Davida * Be Your Self Oleh : nathan * Dua Jalur Hukuman Mati Oleh : Arie_Saptaji * Renungan Keluarga : Kegagalan Keluarga Abraham Oleh : gsm * Renungan Keluarga : Kegagalan Keluarga Ishak Oleh : gsm * C.S. Lewis: Sarjana, Penulis, dan Pembela Iman Oleh : Arie_Saptaji * Abraham Kuyper, Kesaksian Kristen yang Kita Butuhkan Oleh : spsinambela * Renungan Keluarga : Membesarkan Anak Oleh : gsm * Renungan Keluarga : Peran Orang Tua Oleh : gsm * Renungan Keluarga : Peran Seorang Anak Oleh : gsm <><============================><>*<><=============================><> =#= STOP PRESS =#= STT Bandung Literature and Biblical Studies (STT BLBS) ====================================================== STT BLBS mempunyai dua Jurusan, yaitu Kepenulisan dan Media Massa. Dengan komposisi kredit: 120 SKS mata kuliah sesuai anjuran DEPAG dan 40 SKS mata kuliah penjurusan, yaitu Kepenulisan atau Media Massa. - VISI STT BLBS: Mengembangkan kemampuan literatur biblika agar Injil semakin efektif diberitakan melalui literatur. - MISI STT BLBS: (1) Mengembangkan anak-anak Tuhan sebagai saksi Kristus melalui literatur: mass media; (2) Mengembangkan anak-anak Tuhan sebagai seorang penulis yang biblika; (3) Mengembangkan anak-anak Tuhan sebagai speaker literatur yang biblika. STT BLBS menyelenggarakan Program S.Th. dan D-3. Penerimaan mahasiswa setiap semester. STT BLBS MENYEDIAKAN/MENGUSAHAKAN BEASISWA BAGI CALON MAHASISWA YANG KESULITAN BIAYA. Bagi yang berminat, silakan menghubungi: <sttblbs(at)yahoo.com> Sumber: ==> http://www.sabda.org/publikasi/misi/2005/31/ <><============================><>*<><=============================><> =#= SURAT ANDA =#= Dari: hananto <roti5ikan2(at)> >Terima kasih terus kami minta petunjuknya cara penulisan. >Kami juga baru menyiapkan TESIS Misiologi S-2, >artikel ini sangat membantu. Redaksi: Ytk. Hananto, Kami akan terus mengirimkan e-Penulis ke mailbox Anda sebulan sekali. Harapan kami, semoga e-Penulis senantiasa menjadi berkat bagi Anda dan pelanggan semua. Kami doakan supaya TESIS Anda bisa segera selesai. Tuhan memberkati! <><============================><>*<><=============================><> Staf Redaksi: Tesa, Ary, Hardhono, dan Puji Berlangganan: Kirim email ke <subscribe-i-kan-penulis(at)xc.org> Berhenti : Kirim email ke <unsubscribe-i-kan-penulis(at)xc.org> Kirim bahan : Kirim email ke <staf-penulis(at)sabda.org> Arsip e-Penulis: http://www.sabda.org/publikasi/e-penulis/ <><============================><>*<><=============================><> Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA. Didistribusikan melalui sistem network I-KAN. Copyright(c) e-Penulis 2005 YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa/ http://www.sabda.org/katalog/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati <><============================><>*<><=============================><>
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |