Tulisan/Karya Apologetika (I)
|
e-Penulis -- Edisi 191, 6 Juli 2017
|
DARI REDAKSI
Pikiran Memengaruhi Perbuatan
Pikiran kita akan menentukan perbuatan atau tingkah laku kita. Bahkan, pikiran kita memengaruhi respons kita terhadap Alkitab. Sebagai penulis Kristen, kita harus berpikir dengan bijaksana karena segala sesuatu yang kita pikirkan mengandung konsekuensi, yang dihasilkan dari perbuatan atau tingkah laku kita.
Edisi e-Penulis bulan Juli dan Agustus menyajikan bahan seputar karya/tulisan apologetika. Kami berharap melalui edisi ini, kita dapat belajar untuk mengolah pikiran-pikiran kita, termasuk dengan menulis sehingga segala sesuatu yang akan kita hasilkan bisa berdampak baik dan memberkati banyak orang. Selain itu, informasi terkini mengenai padanan kata millenial dalam bahasa Indonesia dan hal-hal yang mendasarinya juga bisa Sahabat temukan dalam kolom Pojok Bahasa. Sajian ini ditutup dengan sebuah resensi buku karya Andar Ismail yang akan menginspirasi dan memotivasi Sahabat untuk membaca bukunya. Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati.
|
ARTIKEL
Ide-Ide Mengandung Konsekuensi
Petrus memerintahkan orang-orang Kristen untuk mengetahui dan menggunakan apologetika: "Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu" (1 Petrus 3:15). Ketaatan pada tuntunan yang diinspirasikan oleh Roh Kudus ini membutuhkan pemikiran. Salah satu pemberian Allah yang terbesar kepada umat manusia ialah pemikiran atau akal budi manusia kapasitas kita untuk berpikir dan mengomunikasikan ide-ide. Berpikirlah yang mendorong hidup. Ide-ide kita mengandung konsekuensi-konsekuensi dalam kehidupan kita ataupun orang lain. Rasul Paulus menyadari bahwa ide-ide dapat merevolusi kehidupan kita: "Berubahlah oleh pembaharuan budimu" (Roma 12:2).
Alkitab menghubungkan pikiran dengan perbuatan. Konsekuensi dihasilkan dari tingkah laku atau perbuatan-perbuatan, tetapi semuanya itu bertumbuh dalam pikiran kita. Pilihan-pilihan dan perbuatan-perbuatan tidak langsung keluar ke dunia dari suatu kevakuman. Semuanya itu bermula dari ide-ide dalam pikiran. Yesus mengatakan bahwa tingkah laku-tingkah laku yang buruk berasal dari dalam: "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat" (Matius 15:19).
Ide-ide menghadirkan konsekuensi yang dapat kita lihat dalam dunia nyata. Seseorang yang percaya bahwa gravitasi tidak berdampak kepada dirinya, mungkin akan melompat dari sebuah gedung. Seseorang yang percaya bahwa kendaraan yang bergerak tidak dapat menabraknya, mungkin maju menghadang mobil itu. Beberapa orang yang mengikuti pemimpin sekte aliran sesat seperti Jim Jones, melakukan bunuh diri. Sisi positifnya, ide-ide dari dunia biokimia membawa kesembuhan atas berbagai penyakit. Ide-ide tentang pembuatan dan penjualan barang-barang menghasilkan pekerjaan. Ide-ide tentang Allah menuntun kepada penyembahan.
Ide-ide membentuk sejarah. Teori evolusi dari Charles Darwin bukan hanya memengaruhi ilmu biologi, melainkan juga ilmu-ilmu sosial. Filsafat nihilistis Friedrich Nietzsche meletakkan sebagian dasar rezim Nazi. Perbandingan kedua sisi Tembok Berlin sebelum tembok itu diruntuhkan menyatakan konsekuensi dari ide-ide ekonomi Karl Marx dan kapitalisme. Ide tentang Allah yang sempurna dalam Injil memiliki pengaruh yang terbesar kepada keseluruhannya, serta membentuk sejarah dan kekekalan.
Ide kita mengenai Allah memiliki konsekuensi terbesar bagi kehidupan kita. A.W. Tozer mengatakan, "Apa yang masuk ke dalam pikiran kita ketika kita berpikir mengenai Allah ialah yang terpenting mengenai kita." Ide-ide mengenai Allah dimulai dari sebuah gaya kosmis yang tidak berpribadi, seorang pengawas yang jahat, atau seorang Santa Klaus kosmis, hingga Allah yang pengasih. Setiap ide teologis itu mengarahkan ke jalan hidup yang berbeda, memengaruhi segala sesuatu, termasuk pemikiran yang kita pikirkan, pilihan-pilihan yang kita putuskan, dan tindakan-tindakan yang kita tempuh.
Apa yang kita percayai mengenai Alkitab, memengaruhi kehidupan kita sehari-hari dengan sangat dalam. Orang-orang yang percaya bahwa Allah yang menulis Alkitab akan menata dirinya dengan kitab itu. Mereka yang menganggap bahwa kitab ini hanyalah sekumpulan saran-saran moral yang tidak mengikat, atau menganggapnya tidak masuk akal, akan mencari bimbingan ke tempat-tempat lain.
Firman Allah menuliskan daftar hal yang harus kita pikirkan dan dipengaruhi olehnya: "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu" (Filipi 4:8). Ide-ide itu akan menghasilkan konsekuensi-konsekuensi yang baik, sama seperti ide-ide buruk menghasilkan konsekuensi-konsekuensi yang buruk. Akan tetapi, marilah kita tidak lagi menganggap bahwa ide-ide tidak memiliki konsekuensi apa pun.
Audio Ide-Ide Mengandung Konsekuensi
Diambil dari: |
Judul asli buku |
: |
5 Minute Apologist |
Judul buku terjemahan |
: |
5 Menit Apologetika |
Judul bab |
: |
Pemikiran |
Judul asli artikel |
: |
Ide-ide Mengandung Konsekuensi (Ide-ide) |
Penulis |
: |
Dr. Rick Cornish |
Penerjemah |
: |
Handy Hermanto |
Penerbit |
: |
Pionir Jaya |
Tanggal akses |
: |
22-24 |
|
POJOK BAHASA
Selamat Datang Generasi Langgas
Yoris Sebastian, Dilla Amran, dan Youth Lab. melalui buku mereka Generasi Langgas: Millenials Indonesia, memperkenalkan istilah pengganti millenial. Generasi ini merupakan generasi Y, yang lahir pada rentang tahun 1980-an hingga 2000. Generasi millenial dikaitkan dengan bonus demografi yang ramai diperbincangkan. Bonus demografi terjadi ketika usia produktif melebihi usia tidak produktif. Berdasarkan data Bappenas, pada tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia mencapai 255 juta jiwa. Dari jumlah itu, 84 juta di antaranya (33%) termasuk generasi Y. Jumlah ini merupakan 50% dari jumlah penduduk usia produktif (16 -- 64 tahun).
Kamus Besar Bahasa Indonesia belum memasukkan entri millenial. Nah, untuk mengganti istilah itu diperkenalkanlah istilah "langgas". KBBI mendefinisikan kata langgas sebagai berikut:
lang.gas ⇒ a tidak terikat kepada sesuatu atau kepada seseorang; bebas.
Secara umum, memang generasi Y itu memiliki karakter bebas, tidak mau terikat kepada sesuatu atau seseorang. Jadi, selamat datang Generasi Langgas.
Diambil dari: |
Judul majalah |
: |
Intisari, Mei 2017 |
Penulis artikel |
: |
Yds |
Halaman |
: |
175 |
|
RESENSI BUKU
Selamat Menabur
|
Judul buku
:
Selamat Menabur
Judul asli
:
Selamat Menabur
Penulis/Penyusun
:
Andar Ismail
Penerbit
:
PT BPK Gunung Mulia, Jl. Kwitang 22-23, Jakarta 10420
Ukuran buku
:
14,5 x 21 cm
|
Buku Selamat Menabur karya Andar Ismail berisi 33 renungan bertema didik-mendidik. Karena berupa renungan, pembahasan setiap topik dilakukan secara ringkas dan padat. Buku ini tergolong bacaan ringan, tetapi isinya bernas. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti/dicerna dan enak dibaca. Bahasan dalam buku ini menekankan bahwa hubungan kita dengan orang lain pada dasarnya adalah didik-mendidik, baik itu di rumah, di sekolah, di gereja, maupun di masyarakat. Pendidik kita yang utama adalah Allah sendiri. Allah bukan hanya mendidik kita lewat Firman-Nya, melainkan juga sudah melakukannya sehingga kita bisa meneladani-Nya.
Buku ini cocok dibaca oleh remaja hingga orang lanjut usia, lebih-lebih orang tua, guru, pendeta, guru sekolah minggu (GSM), dan semua pendidik lainnya. Beberapa cerita yang diangkat dalam buku ini, antara lain Sekolah Minggu oleh Robert Raikes, Kebaikan Anak yang Hilang -- karena selama ini kita hanya melihat kesalahan anak itu dalam cerita, Dampak Sebuah Teladan -- sering kali banyak orang berkata, "Turutilah ajaranku, turutilah nasihatku, turutilah perintahku, turutilah khotbahku", tetapi jarang orang berkata, "Turutilah teladanku," dan Belajar Menjadi Bijaksana -- menjelaskan apa itu bijaksana, apakah kita bisa menjadi bijak, bagaimana caranya, dll.. Masih banyak renungan menarik lainnya dalam buku ini, silakan Anda baca.
Peresensi: Elly
|
|
ALKITAB YANG TERBUKA DALAM APLIKASI ANDROID |
Puji Tuhan! Masyarakat Kristen Indonesia semakin diberkati dengan adanya versi Alkitab yang baru, yaitu Alkitab Yang Terbuka (AYT). AYT memiliki sifat "SETIA, JELAS, dan RELEVAN":
- SETIA pada bahasa aslinya (Ibrani + Yunani), pada sejarah terjemahan Alkitab Indonesia dan Inggris, dan pada bahasa Indonesia modern.
- JELAS, karena AYT mudah dibaca, dimengerti, dan didengarkan.
- RELEVAN dengan format digital, multimedia, dan sosial media.
Berbagai fitur dalam app AYT dapat membantu Anda untuk belajar firman Tuhan, seperti fitur Pop Up "Catatan Kaki/Ayat" yang memberikan catatan atau penjelasan tambahan untuk istilah atau lambang dalam konteks yang dibaca. Tujuannya adalah untuk membuka pengertian dan pemahaman pembaca mengenai kata/istilah yang sulit dimengerti. Sekarang, AYT sudah tersedia dalam aplikasi Android. Selain App AYT yang hanya memuat teks, ada pula App AYT yang disertai dengan ilustrasi (gambar), yaitu App AYT Bergambar. Kedua app ini sudah dapat diunduh melalui Google Play maupun situs Android SABDA. Bergabunglah dalam komunitas di Facebook AYT maupun Twitter AYT untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan proyek AYT ini. Dukung dan doakanlah!
Unduh App AYT: https://play.google.com/store/apps/details?id=co.ayt
Unduh App AYT Bergambar: https://play.google.com/store/apps/details?id=co.ayt.bergambar
Komunitas Terbuka AYT:
|
|