Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/202

e-Leadership edisi 202 (18-7-2017)

Mengenali Penyebab Kegagalan Pemimpin (I)

Mengenali Penyebab Kegagalan Pemimpin (I) -- Edisi 202/Juli 2017
 
Mengenali Penyebab Kegagalan Pemimpin (I)
Edisi 202, 18 Juli 2017
 
e-Leadership

Salam kasih,

Pemimpin Kristen harus memiliki kredibilitas. Bukan hanya kemampuannya untuk memimpin, melainkan sikap atau etikanya juga harus bisa dipertanggungjawabkan dan dipercaya oleh orang-orang yang dipimpinnya. Kredibilitas seorang pemimpin akan memengaruhi keberhasilan atau kegagalan kepemimpinannya. Mungkinkah kita bisa mengenali tanda-tanda tertentu dari kepemimpinan yang gagal? Dalam e-Leadership edisi ini, kita akan belajar mengenai enam tanda peringatan tentang kepemimpinan yang gagal. Kami berharap dengan mempelajari hal ini, kita bisa turut ambil bagian untuk menolong, menentukan, dan mengarahkan kepemimpinan yang memiliki tanda-tanda peringatan ini ke arah yang benar. Kiranya sajian kami kali ini semakin memperluas wawasan dan memperlengkapi pelayanan Anda. Selamat membaca. Tuhan Yesus memberkati.

Santi T.

Pemimpin Redaksi e-Leadership,
Santi T.

 
"Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak." (Amsal 24:6)
 

ARTIKEL Enam Tanda Peringatan tentang Kepemimpinan yang Gagal

Gereja-gereja lokal kami (dan perusahaan-perusahaan publik dan besar lainnya) hancur di bawah bimbingan pemimpin yang mampu dengan etika yang dipertanyakan. Pada masa lalu, kita telah menyaksikan kejatuhan publik para pemimpin dari hampir setiap arena masyarakat. Pada suatu hari, mereka berada di atas orang lain; hari berikutnya, rasa malu dan hujatan dijatuhkan bertubi-tubi kepada mereka.

Meski kemarahan kita terhadap para pemimpin yang hina dapat dibenarkan, kita gagal untuk menyadari betapa cepat "mereka" menjadi "kita". Jarak antara pemimpin yang dikasihi dan kegagalan yang hina lebih pendek daripada yang kita kira. Para pemimpin yang jatuh tidak pernah berniat untuk mengorbankan integritas mereka, meninggalkan perilaku etis, atau mengeksploitasi orang-orang yang dipimpinnya. Namun, itu terjadi! Kegagalan mereka seharusnya memperingatkan kita. Mark Sanborn, dalam artikelnya "Mengapa Pemimpin Gagal", memberi kita enam tanda peringatan tentang kepemimpinan yang gagal untuk kita perhatikan.

Tanda peringatan 1: Pergeseran Fokus

Pemimpin biasanya dibedakan oleh kemampuan mereka untuk "berpikir besar". Namun, ketika fokus mereka bergeser, pemikiran mereka menyusut. Sering kali, para pemimpin hanya melupakan apa yang penting. Mereka mengatur yang mikro, terjebak dalam hal-hal kecil, dan menyerah kepada perfeksionisme dalam keputusan sepele yang lebih baik diserahkan kepada orang lain. Yang bahkan lebih tidak kentara adalah obsesi "melakukan" daripada "menjadi". Pengaruh terbesar seorang pemimpin mengalir dari visi batin dan integritas, tetapi adalah mungkin bagi seorang pemimpin untuk menjadi tergila-gila dengan aksi dan, dalam prosesnya, kehilangan kontak dengan perkembangan karakter yang paling penting. Lebih sibuk tidak selalu lebih baik. Apa fokus utama Anda sekarang? Jika Anda tidak bisa menuliskannya di bagian belakang kartu nama Anda, kepemimpinan Anda mengalami kurangnya kejelasan.

Tanda peringatan 2: Komunikasi yang Buruk

Kurangnya fokus mengalihkan orientasi seorang pemimpin dan membuat komunikasi menjadi buruk. Para pengikut tidak mungkin memahami maksud pemimpin ketika pemimpin itu sendiri bahkan tidak yakin dengan apa yang dimaksudkannya! Kadang-kadang, para pemimpin menipu diri mereka sendiri dengan mengira bahwa pengikut yang berkomitmen dapat merasakan tujuan mereka dan melaksanakan keinginan mereka tanpa diberi tahu. Ketika kesalahpahaman muncul, manajer menyalahkan orang-orang mereka karena kurangnya usaha (atau komitmen) daripada mengakui kelalaian komunikasi mereka sendiri. "Katakanlah apa yang Anda maksud, dan bersungguh-sungguhlah dengan apa yang Anda katakan" adalah nasihat abadi, tetapi harus didahului dengan mengetahui apa yang Anda maksud! Kejelasan tujuan adalah titik awal untuk semua komunikasi yang efektif.

Tanda peringatan 3: Keengganan Mengambil Risiko

Kemenangan pada masa lalu menciptakan tekanan bagi para pemimpin: "Apakah saya mampu mempertahankan kinerja yang luar biasa?" Semakin lama seorang pemimpin berhasil, akan semakin besar hambatan mereka untuk menerima risiko kegagalannya. Ketika didorong oleh rasa takut akan kegagalan, pemimpin tidak dapat mengambil risiko yang wajar. Mereka membatasi diri pada jalur-jalur yang sudah dicoba dan terbukti. Upaya inovasi -- kunci awal keberhasilan -- berkurang dan akhirnya menghilang. Mana yang lebih penting menurut Anda: perjalanan atau tujuan? Apakah Anda masih mengambil risiko yang wajar? Kepemimpinan yang bijaksana menghindari risiko sembrono, tetapi juga bukan lumpuh oleh ketakutan.

Tanda peringatan 4: Tergelincir Etika

Kredibilitas seorang pemimpin tergantung pada dua kualitas: apa yang dia lakukan (kompetensi) dan siapa dia (karakter). Kekurangan pada salah satunya menyebabkan masalah integritas. Prinsip tertinggi dari kepemimpinan adalah integritas. Ketika kompromi etis dirasionalkan karena diperlukan untuk "kebaikan yang lebih besar", pemimpin ada di lereng licin kegagalan. Terlalu sering dan banyak, pemimpin melihat pengikut mereka sebagai pion, sekadar alat untuk mencapai tujuan. Akibatnya, mereka mencampur manipulasi dengan kepemimpinan. Pemimpin seperti itu akan cepat kehilangan rasa hormat. Untuk menyelamatkan muka, mereka berhenti menjadi orang "yang bisa merasakan atau memahami" dan menjadi orang "yang mau menyenangkan orang lain", menggunakan popularitas untuk meringankan rasa bersalah dari kemurtadan integritas. Adakah area konflik antara apa yang Anda yakini dan bagaimana Anda berperilaku?

Tanda peringatan 5: Manajemen Diri yang Buruk

Jika seorang pemimpin tidak memperhatikan dirinya, tidak ada orang lain yang akan melakukannya. Kecuali seorang pemimpin diberkati dengan perseptif pengikut yang tidak biasa, tak seorang pun akan menangkap tanda-tanda kelelahan dan stres. Pemimpin diandalkan untuk menghasilkan, tetapi mereka bukan pahlawan super dengan energi yang tak terbatas. Meski kepemimpinan itu menyegarkan, kepemimpinan juga melelahkan. Seperti manusia fana lainnya, para pemimpin rentan terhadap perasaan kering, depresi, dan kehilangan motivasi. Mereka yang mengabaikan kebutuhan fisik, psikologis, emosional, atau rohani mereka, mengarah menuju bencana. Sediakan waktu untuk penyegaran dan pengisian. Jaga diri Anda. Merawat diri sendiri tidaklah egois; itu penting untuk kebaikan orang-orang yang Anda pimpin.

Tanda peringatan 6: Kehilangan Cinta

Pemimpin akan menghadapi bencana yang akan datang ketika mereka meninggalkan cinta mereka yang semula. Kerja keras kepemimpinan harus memuaskan dan menyenangkan. Namun, ketika terpisah dari mimpi mereka, pemimpin mungkin mendapati bahwa tanggung jawab kepemimpinan membuat frustrasi dan sia-sia. Untuk tetap termotivasi, pemimpin harus tetap berpegang pada apa yang mereka sukai dan menemukan kembali apa yang memaksa mereka untuk menerima jubah kepemimpinan pada awalnya. Untuk memastikan bahwa Anda tetap berada di jalur mengikuti cinta pertama Anda, seringlah bertanya kepada diri sendiri dengan tiga pertanyaan ini: Mengapa saya awalnya mengejar kepemimpinan? Apakah alasan tersebut telah berubah? Apakah saya masih ingin memimpin?

Tanda-tanda peringatan dalam hidup -- dari lampu merah hingga label-label/tanda-tanda yang melekat -- dimaksudkan untuk kebaikan kita. Hal-hal itu melindungi kita dari bencana, dan adalah hal yang bodoh jika mengabaikannya. Jangan takut untuk melihat diri Anda sendiri dengan jujur. (t/Jing-Jing)

Audio Enam Tanda Peringatan

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Church Leaders
Alamat situs : http://www.churchleaders.com/pastors/pastor-articles/145943-6-reasons-why-church-leaders-fail.html
Judul asli artikel : 6 Warning Signs of Leadership Failure
Penulis artikel : Gary Foster
Tanggal akses : 16 September 2016
 

KUTIPAN

"If a team is to reach its potential, each player must be willing to subordinate his personal goals to the good of the team."— Bud Wilkinson —
(Bila sebuah tim ingin mencapai potensinya, setiap anggotanya harus bersedia meletakkan tujuan-tujuan pribadinya di bawah kebaikan timnya.) — Bud Wilkinson —
 

INSPIRASI Memandang Positif Kesulitan yang Ada

Salah satu kalimat yang menarik perhatian saya tentang kepemimpinan ialah bahwa "setiap pemimpin akan menghadapi banyak kesulitan". Pernyataan ini memancing bermacam-macam reaksi untuk menentukan sikap dalam mengelola satu pekerjaan. Kesulitan selalu menyajikan alternatif baru bagi tiap pemimpin, yakni "maju" atau "mundur".

Maju tidaknya seorang pemimpin tergantung pada bagaimana ia memandang situasi itu agar dari kesulitan yang datang, menghasilkan perkara-perkara yang baru.

Memandang positif kesulitan yang ada.

Seseorang yang berpandangan luas tidak terlalu sulit menganalisis suatu perkara dengan positif. Umumnya, kesulitan yang timbul itu memungkinkan seorang pemimpin mulai membuat sejarah baru dalam kepemimpinannya.

Sisi lain dari setiap kesulitan ialah bahwa kesulitan dapat membawa kita kepada ketidakmampuan, yang akhirnya frustrasi. Akan tetapi, pemimpin yang sesungguhnya ialah yang senantiasa melihat kesulitan sebagai kesempatan untuk menemukan perkara yang baru dalam membuat satu sejarah, sedangkan pemimpin yang melihat kesulitan sebagai "satu kesulitan" ialah pemimpin yang pesimis. Alkitab (wahyu Allah) memberikan banyak janji indah yang sangat tepat untuk tiap pemimpin, antara lain: "Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu. Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata." (2 Kor. 4:7-13)

Seorang pendeta yang dipakai Tuhan dalam kebangunan rohani di Inggris telah mengalami suatu kemenangan yang besar melalui ayat 13 di atas. Inilah firman Tuhan yang membuat dia bergairah terus selama melayani Tuhan untuk memberitakan Injil Yesus Kristus. Itulah John Wesley: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata." Bagian wahyu Allah yang dikutip di atas mengemukakan satu kesaksian menarik yang sangat perlu bagi kepemimpinan, yakni "bahwa beriman kepada Yesus Kristus merupakan kekuatan yang luar biasa untuk mengatasi setiap kesulitan dan menghadapi setiap masalah". Mau tidak mau, setiap pemimpin harus masuk ke dalam dilema ini. Oleh sebab itu, pandangan yang positif sangat menolong untuk menembusi rahasia-rahasia yang mahal yang terdapat dalam kesulitan yang ada.

Diambil dari:
Judul buku : Manajemen dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah
Judul bab : Beberapa Sikap Praktis yang Perlu
Judul asli artikel : Memandang Positif Kesulitan yang Ada
Penulis : Dr. P. Octavianus
Penerbit : Gandum Mas
Halaman : 181-182
 
Stop Press! STOP PRESS: PELAYANAN LITERATUR SANGAT PENTING! DAPATKAN BAHANNYA SECARA GRATIS!

Publikasi e-Reformed

Pelayanan literatur sangat penting! Pelayanan literatur berperan penting untuk pemberitaan firman Tuhan dan menuliskan apa yang baik, bermanfaat, dan berguna bagi kehidupan umat Allah. Publikasi e-Penulis hadir untuk mendukung pelayanan literatur Kristen di Indonesia. Dapatkan artikel, tip, resensi buku, pojok bahasa, tokoh penulis, dll. melalui publikasi ini, yang dikirim secara gratis ke email Anda setiap Kamis minggu pertama. Ayo, kembangkan potensi Anda di bidang literatur dengan berlangganan publikasi ini, caranya kirim email kosong ke < subscribe-i-kan-penulis@hub.xc.org >. Kiranya gairah Anda untuk terlibat dalam pelayanan literatur Kristen semakin berkobar sehingga memberi dampak bagi gereja, persekutuan, dan masyarakat Kristen Indonesia.

Jangan lupa, perluas wawasan Anda dan temukan relasi nyata dengan sesama penulis di komunitas e-Penulis!

e-Penulis
@sabdapenulis
 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Leadership.
leadership@sabda.org
e-Leadership
@sabdaleadership
Redaksi: Santi T., Aji, dan Ariel
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org