Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-leadership/196

e-Leadership edisi 196 (17-1-2017)

Pemimpin Kristen di Era Digital (I)

Pemimpin Kristen di Era Digital (I) -- Edisi 196/Januari 2017
 
Pemimpin Kristen di Era Digital (I)
Edisi 196, 17 Januari 2017
 
e-Leadership

Salam Kasih,

Pemimpin Kristen memiliki tanggung jawab yang besar, baik dalam memproduksi pemimpin-pemimpin baru yang berkarakter Kristus maupun dalam mengembangkan/meningkatkan keterampilan orang-orang yang dipimpinnya. Khusus dalam hal mengembangkan keterampilan orang-orang yang dipimpinnya, pemimpin Kristen pun dituntut untuk mengembangkan dirinya juga supaya bisa terus mentransfer hal-hal yang diperlukan demi diri sendiri, orang-orang yang dipimpin, dan tempat di mana ia melayani. Bahkan, di era digital ini pun, setiap pemimpin Kristen harus diperlengkapi, baik secara keterampilan maupun kerohanian, untuk menyelesaikan tugas menuai ladang di abad ke-21 ini. Dalam edisi perdana e-Leadership pada tahun 2017 ini, kami menyajikan sebuah artikel yang bisa menolong kita semua memikirkan hal-hal baik yang harus pemimpin Kristen lakukan untuk bisa memimpin dengan baik di era digital ini.

Tak lupa, segenap Redaksi e-Leadership mengucapkan "Selamat tahun baru 2017". Kiranya pada tahun ini, makin banyak orang diberkati dengan publikasi e-Leadership. Kami berdoa supaya publikasi ini makin berdampak luas bagi perkembangan kepemimpinan Kristen di Indonesia.

Santi T.

Pemimpin Redaksi e-Leadership,
Santi T.

 
"Sebab, Aku telah memberikan contoh kepadamu supaya kamu juga melakukan seperti yang Aku lakukan kepadamu." (Yohanes 13:15, AYT)
 

ARTIKEL Karakteristik Pemimpin yang Berhasil dalam Abad Ke-21

Para pemimpin di abad ke-21 perlu menjadi berbeda dalam berbagai aspek sebagaimana mereka memimpin tentara Allah menuju abad tersebut. Mereka perlu menjadi berbeda di dalam banyak hal dari para pemimpin Kristen yang telah pergi sebelumnya. Dalam sejarah, pemimpin Kristen yang telah pergi mendahului kita telah membuat banyak kesalahan sewaktu mereka memimpin tentara Allah. Dan, karena jangka waktu yang tersisa untuk kita sebagai pemimpin sebelum Yesus kembali adalah begitu singkat, maka kita tidak boleh mengulangi kesalahan-kesalahan mereka. Namun, kita harus melangkah maju dengan diperlengkapi pengetahuan tentang apa yang akan berhasil dan yang tidak akan berhasil sewaktu kita memimpin dan melatih para pemimpin untuk tuaian jiwa di abad ke-21.

Saya percaya bahwa pemimpin gereja yang berhasil di abad ke-21 harus mencapai keahlian yang berbeda dari para pemimpin yang terdahulu. Sebab, keahlian yang berbeda akan dibutuhkan oleh mereka untuk diperlihatkan kepada perubahan perkembangan teknologi dan juga bagi gejala-gejala perubahan penduduk. Beberapa dari Anda mungkin tertarik dengan apa yang saya maksudkan secara tepat ketika saya menggunakan istilah perkembangan-perkembangan teknologi dan gejala-gejala perubahan penduduk serta bagaimana kedua hal ini memengaruhi kemampuan dari kepemimpinan. Dalam penjelasan yang berikutnya, saya akan mencoba untuk menyatakan pikiran-pikiran saya dalam sebuah cara yang sistematis terhadap pokok persoalan ini dalam kepemimpinan abad ke-21, yang mana kesimpulannya telah saya capai bukan saja dengan melakukan observasi, tetapi juga dengan melakukan penelitian pada gejala-gejala perubahan penduduk dalam dunia, dan juga dengan melakukan pengajaran dan belajar dari sejarah gereja serta keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin dalam berbagai periode dalam sejarah gereja.

Sebuah Pandangan pada Gereja Elektronik

Beberapa tahun yang lalu, satu dari topik pembicaraan favorit di antara para pemimpin gereja adalah mengenai gereja elektronik. Walaupun topik itu sendiri kelihatannya mereda, tetapi kenyataan dari gereja yang paling berhasil hari ini adalah merupakan bukti dari gejala elektronik. Sebelum kita teruskan, tentu saja kita harus mendefinisikan istilah gereja elektronik. Untuk kepentingan komunikasi, kami akan mendefinisikan gereja elektronik sebagai gereja yang menggunakan peralatan dasar elektronik secara tetap, tetapi tidak terbatas juga dengan menggunakan komputer yang mempunyai kemampuan untuk membantu perpustakaan dan fasilitas riset lainnya, video kamera dari tingkat komersial, mikrofon tanpa kawat (wireless), sound sistem terpadu, peralatan rekam, dan paling tidak satu siaran radio atau televisi untuk pelayanan "outreach".

Apakah Kebutuhan dari Sebuah Gereja Elektronik?

Dalam perubahan masyarakat yang cepat pada masa kini, ada gejala yang nyata untuk menggunakan alat-alat elektronik yang mengagumkan dan merasa lebih nyaman dengan berada di sekeliling tempat di mana alat-alat tersebut dipergunakan. Jadi, jika gereja ingin menjangkau masyarakat pada masa kini secara sukses, maka kita harus memenuhinya dengan Injil di mana orang-orang berada, yakni dalam daerah peralatan elektronik. Gereja dalam abad ke-21 harus menggunakan arti komunikasi yang digunakan saat ini oleh masyarakat, oleh karenanya peralatan elektronik tersebut di atas harus dipergunakan untuk menyampaikan berita Injil kepada massa.

Mengubah Gejala Kependudukan

Para pemimpin yang berhasil dalam abad ke-21 adalah mereka yang menggunakan peralatan elektronik untuk tetap mengikuti gejala perubahan penduduk. Izinkan saya untuk memberikan beberapa statistik di sini sehingga Anda dapat melihat bahwa mengetahui gejala kependudukan dapat membantu Anda untuk menjangkau orang banyak secara efektif. Dengan menggunakan data laporan kependudukan dari United Nation 1994, saya menyebutkan perubahan-perubahan ini dalam gejala kependudukan.

  • Dalam tahun 1985, 75% dari penduduk dunia berumur di atas 35 tahun.
  • Dalam tahun 1999, 48% dari penduduk dunia akan berumur 25 tahun.
  • Dalam tahun 2007, 52% dari penduduk dunia akan berumur di bawah 18 tahun.

Seorang dapat melihat dengan mudah bahwa ladang tuaian di abad ke-21 adalah ladang dari mereka yang berusia belasan tahun, dan gereja yang merencanakan pelayanan outreach mereka untuk menjangkau kaum muda ini akan menjadi gereja yang menuai tuaian jiwa terbesar dalam abad ke-21.

Jangan Melupakan Karunia-Karunia Rohani

Terlihat dari sebagian besar dunia saat ini bahwa Roh Kudus mengunjungi Gereja Yesus, seolah-olah hendak mengatakan, "Hei, jangan lupakan saya, sayalah yang mengurapi dan melengkapi Anda untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses." Para pemimpin yang sukses di abad ke-21 adalah seorang yang telah menerima kenyataan dan kebutuhan untuk memiliki dan menggunakan semua yang Roh Kudus berikan.

Pada masa lalu, terlalu banyak pemimpin Kristen bergantung hanya kepada lingkungan pengetahuan dan kemampuan saja, dan banyak dari mereka mencapai suatu tingkat keberhasilan. Akan tetapi, untuk menjadi pemimpin Kristen yang dapat dipakai oleh Allah, kita harus belajar untuk menjadi seorang Kristen supernatural. Seorang hanya dapat menjadi seorang pemimpin Kristen supernatural ketika hal yang supernatural tidak saja tinggal di dalam diri orang tersebut, tetapi juga mengizinkan kemampuan supernatural untuk memimpin dan menuntun dalam kepemimpinan mereka di gereja. Kita sebagai pemimpin harus belajar untuk menjalani hidup dalam supernatural sebagaimana dalam hal natural.

Sejarah gereja menyatakan kepada kita bahwa ketika pemimpin Kristen berhenti bergantung pada hal supernatural untuk menyelesaikan tugas yang telah Allah berikan pada mereka, maka mereka mulai melihat tugas-tugas tersebut sebagai sesuatu yang mustahil untuk diselesaikan. Dan, pada kenyataannya, hal-hal tersebut tak mungkin diselesaikan hanya dengan memperoleh kemampuan yang didapat dari kampus sekolah Alkitab dan mengikuti kursus-kursus kepemimpinan.

Pemimpin yang sukses di abad ke-21 harus diperlengkapi, baik secara natural maupun supernatural, untuk menyelesaikan tugas menuai ladang, kemudian menerima seluruh dari hal supernatural yang didapat karena ketika hal yang natural dan yang supernatural bekerja bersama, maka hal ini akan mengakibatkan ledakan kekuatan bagi Allah.

Tujuan dari Gereja

Tujuan kekal dari gereja ialah pemuliaan dan penebusan semua orang percaya. Kita sebagai pemimpin Kristen jangan pernah kehilangan arah dari kebenaran ini, dan apa pun juga yang kita lakukan di abad ke-21 harus berkisar pada penyampaian kebenaran pada dunia yang sangat membutuhkan sebuah cahaya yang bersinar di dalam kegelapan.

Download Audio

Diambil dari:
Judul majalah : Harvest International Theological Seminary (HITS), Edisi I, Tahun II
Penulis artikel : Eric Pittser
Halaman : 6 -- 7
 

KUTIPAN

If you would convince a man that he does wrong, do right. But do not care to convince him. Men will believe what they see. Let them see. -Henry David Thoreau (Jika Anda hendak meyakinkan seseorang bahwa yang dia lakukan salah, lakukanlah yang benar. Namun, jangan repot-repot untuk meyakinkan dia. Orang-orang akan percaya pada apa yang mereka lihat. Biarkan mereka melihat. - Red.)
 

INSPIRASI ANCAMAN DARI LUAR DAN DALAM

Serangan terhadap jalannya pembangunan tembok Yerusalem seakan tiada habisnya. Melihat ejekan tidak berhasil mematahkan semangat bangsa Yehuda, Sanbalat, dan sekutunya merencanakan serangan dengan kekerasan fisik secara langsung (Nehemia 4:11). Belum sepenuhnya ancaman dari luar ini dapat ditangani, datang juga ancaman dari dalam. Perasaan manusia cenderung naik-turun seperti gelombang laut, begitu pula emosi para pembangun tembok. Dari bekerja penuh semangat, tiba-tiba muncul sikap lesu dan malas karena puing sangat banyak, sedangkan tenaga yang tersedia sangat terbatas. Menyingkirkan yang lama agar terbuka jalan untuk yang baru bukan suatu tantangan yang enteng. Bagaimana Nehemia mengatasi ancaman dari dua arah ini?

Strategi Nehemia sejalan dengan nasihat Tuhan Yesus "berjaga-jaga dan berdoalah" (Matius 26:41). Nehemia memakai akal pemberian Tuhan untuk menyusun strategi pertahanan kota (Nehemia 4:13). Ia memberi semangat kepada para pembangun tembok yang terancam jiwa dan hasil keringatnya dengan mengajak mereka mengandalkan Tuhan yang Mahabesar dan Mahadahsyat (Nehemia 4:14). Nehemia juga selalu mengimani pertolongan Tuhan "Allah telah menggagalkan rencana musuh". Meskipun lawan sudah mundur, ia tetap waspada dan berjaga-jaga dengan tetap mengatur penjagaan dan kesiapan berperang sambil tetap bekerja (Nehemia 4:16-18). Nehemia menyadari betapa pentingnya komunikasi antara para pekerja agar mereka dapat saling mendukung (Nehemia 4:18-20). Sejauh manakah kita memanfaatkan kecanggihan teknologi telekomunikasi sebagai sarana untuk mendukung sesama kita yang sedang bergumul? Nehemia tidak hanya sebagai pengatur, namun juga sebagai pelaku pekerjaan itu. Ia turut bekerja keras dan berkorban (Nehemia 4:23). Kesediaan seorang pemimpin untuk turut merasakan penderitaan bawahannya akan menjadi sumber semangat yang tak akan habis bagi orang-orang yang bekerja dengannya.

Renungkan: Ancaman bagi pelayanan, pekerjaan, ataupun kehidupan kita, yang datang dari luar maupun dari dalam tidak akan pernah dapat kita hindari. Dengan prinsip berjaga dan berdoa, kita pasti dapat mengatasi setiap ancaman yang sudah maupun yang akan timbul. Sekalipun kemenangan telah diraih, kita tetap perlu terus merencanakan tindakan-tindakan untuk menangkal serangan-serangan yang akan muncul.

Bacaan: Nehemia 4:10-23

Diambil dari:
Nama situs : SABDA.org
Alamat URL : http://sabda.org/publikasi/e-sh/2000/11/16
Penulis renungan : Tidak dicantumkan
Tanggal akses : 4 Oktober 2016
 
Stop Press! SITUS C3I

Dalam dunia yang penuh dengan aneka pergumulan dan beban hidup yang berat, konseling Kristen menjadi salah satu rupa panggilan Allah bagi mereka yang rindu untuk melayani sesama. Tidak hanya untuk mewartakan kasih dan penghiburan Allah, konseling Kristen menjadi cara untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan aneka persoalan hidup melalui terang firman Tuhan.

Situs C3I

Jika Anda merupakan konselor profesional maupun konselor awam, Anda dapat mengeksplorasi secara mendalam bahan-bahan seputar pelayanan konseling Kristen, baik berupa materi konseling, artikel, tip, studi kasus, maupun informasi-informasi lainnya melalui situs C3I (Christian Counseling Center Indonesia). Bersama situs C3I, Anda dapat ikut mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan untuk melayani dan mendukung sesama yang membutuhkan.

Berkunjunglah ke situs C3I di: http://c3i.sabda.org

Mari bersama-sama mewartakan kasih dan pemeliharaan Tuhan kepada pribadi-pribadi yang membutuhkan-Nya!

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi e-Leadership.
leadership@sabda.org
e-Leadership
@sabdaleadership
Redaksi: Santi T., Aji, dan Ariel
Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2017 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org